ragam bahasa penawaran pedagang asongan di pantai pangandaran

advertisement
Jurnal Pesona, Volume 3 No. 1, Januari 2017 Hlm. 66-73
ISSN Cetak : 2356 - 2080
ISSN Online : 2356 - 2072
RAGAM BAHASA PENAWARAN PEDAGANG ASONGAN
DI PANTAI PANGANDARAN
Desti Fatin Fauziyyah
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Pasundan
[email protected]
Abstract
This study was conducted to assess various languages trader deals in Pangandaran
Beach in terms of perspektik sociolinguistics. The aim of research to find out the deals
utterances used by hawkers at Pangandaran Beach, knowing offers a variety of
language used by hawkers at Pangandaran Beach, and knowing use of vocabulary
that deals used by hawkers at Pangandaran Beach. This study used a qualitative
approach. The method used in this research is descriptive and analytical. The data
used in this research is data in the form of a variety of language associated with
language diversity offers Pangandaran beach hawkers. The results of the study deals
buying and selling a variety of language, which is rarely done because of language
preservation demands an understanding of the other person.
Keywords: language diversity, merchant, sociolinguistic
semua orang yang berada di sebuah
1. PENDAHULUAN
Bahasa mempunyai peranan yang
budaya yang diwariskan atau orang lain
sangat penting bagi kehidupan manusia.
telah mempelajari sistem budaya tersebut
Dengan bahasa, akan terjalin interaksi
untuk berkomunikasi atau berinteraksi.
antara sesama manusia, baik dalam
Bahasa pada dasarnya merupakan sesuatu
bidang ekonomi, sosial, politik, dll.
yang khas dimiliki manusia (Aminuddin,
Interaksi akan terjalin ketika manusia
2003: 17). Bahasa itu bukan sesuatu yang
berkomunikasi dengan bahasa yang saling
monolitik, yang tunggal; jadi bahasa mesti
dimengerti, sehingga terjadi proses saling
mengandung
mendukung pada pembicaraan. Bahasa
2010: 17).
keragaman.
(Sumarsono,
adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan
Oleh sebab itu, manusia lahir dari
oleh alat ucap manusia secara sadar
budaya yang berbeda-beda yang membuat
(Kusno Budi Santoso, 1990:1).
bahasa menjadi bagian dari kebudayaan
Menurut
Finocchiaro
dalam
manusia, misalnya bahasa daerah (bahasa
Mulyono 2004:34) mengatakan bahwa
ibu). Hal tersebut yang melatarbelakangi
bahasa adalah sebuah sistem lambang
bahasa menjadi bervariasi. Selain itu,
bunyi yang arbitrer yang memungkinkan
variasi bahasa juga dapat terjadi karena
Received 18 October 2016, Published 30 Januari 2017
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Pesona : Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra
Ragam Bahasa Penawaran Pedagang Asongan …
adanya kegiatan interaksi sosial manusia
Berdasarkan hal itu lahir variasi bahasa di
yang berbeda.
kalangan pedagang yang dimaksudkan
Mata pencaharian manusia yang
berbeda-beda juga menyebabkan bahasa
untuk memengaruhi pembeli agar terjadi
penawaran.
menjadi bervariasi. Misalnya, bahasa
Latar belakang suku bangsa, daerah,
yang digunakan oleh pedagang, pejabat,
sosial, dan produk yang didagangkan juga
polisi, pendidik, dan dokter. Mulai dari
memengaruhi pedagang dalam aktivitas
segi
berbahasa
leksikon
penyampaian
maupun
saat
menawarkan
barang
penggunaan
dagangannya kepada pembeli. Oleh sebab
bahasanya berbeda. Bahkan dalam suatu
itu, untuk memahaminya penulis harus
profesi yang sama pun terkadang terjadi
mengkajinya
variasi bahasa yang berbeda. Variasi
Dalam
bahasa yang berbeda ini dipengaruhi oleh
dipandang
penutur bahasa itu sendiri yang bertindak
melainkan sebagai tingkah laku sosial
sebagai
atau disebut
yang dipakai dalam komunikasi. Ragam
idiolek. Misalnya, warna suara, pemilihan
bahasa penawaran pedagang, misalnya
kata, gaya bahasa, susunan kalimat dan
pedagang asongan di Pantai Pangandaran
ekspresi.
akan menjadi sesuatu hal yang menarik
suatu
maupun
fungsi
individu
Hal ini juga terjadi pada profesi
pedagang.
Untuk
pembeli,
para
dengan
sosiolinguistik.
sosiolinguistik
sebagai
bahasa
alat
tidak
komunikasi,
untuk dikaji. Peneliti akan menganalisis
menarik
perhatian
ragam bahasa menggunakan teori Hymes
pedagang
biasanya
(1972) yang tercakup dalam akronim
menggunakan bahasa yang berbeda-beda,
SPEAKING. Kepanjangan SPEAKING
unik, dan menarik perhatian. Mereka
adalah
menggunakan pilihan kata, gaya bahasa,
participants (peserta tutur), ends (hasil),
dan ekspresi yang berbeda.
act sequences (urutan tindak), key (cara),
Bagi pedagang, bahasa merupakan
alat komunikasi yang sangat esensial.
setting
atau
scene
(latar),
Instrumentalities (sarana), norms (norma),
dan genre (jenis).
Agar sebuah pembicaraan yang akan
Berdasakan latar belakang di atas,
dilakukan berhasil dengan baik. Pedagang
maka
perlu terlebih dahulu memikirkan isi atau
penelitian ini adalah perlu diadakan kajian
maksud
seorang
untuk ragam bahasa penawaran pedagang
pedagang yang baik harus mengerti benar
di Pantai Pangandaran dengan tujuan
tentang
penelitian
pembicaraan
seni
menjual
maka
yang
tepat.
identifikasi
untuk
masalah
mengetahui
dalam
tuturan
67
Desti Fatin Fauziyyah …
penawaran yang digunakan oleh pedagang
status suatu gejala yang ada, yaitu
asongan
keadaan gejala menurut apa adanya pada
di
Pantai
Pangandaran.
Mengetahui ragam bahasa penawaran
saat
yang digunakan oleh pedagang asongan di
Arikunto: 2005).
Pantai
Pangandaran.
Mengetahui
penelitian
Data
dilakukan
yang
(Suharsimi
digunakan
dalam
pemakaian kosakata penawaran yang
penelitian ini adalah data yang berupa
digunakan oleh pedagang asongan di
ragam bahasa yang berhubungan dengan
Pantai Pangandaran .
ragam
bahasa
penawaran
pedagang
asongan di Pantai Pangandaran. Sumber
2. METODE PENELITIAN
Penelitian
pendekatan
ini
data yang digunakan berupa data bahasa
menggunakan
kualitatif.
Pendekatan
kualitatif adalah suatu proses penelitian
dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi
yang
menyelidiki
suatu
fenomena sosial dan masalah manusia.
Pada pendekatan ini, peneliti membuat
suatu gambaran kompleks, meneliti katakata, laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi pada
situasi yang alami (Creswell, 1998:15).
Metode
yang digunakan
dalam
penelitian ini adalah deskriptif analitik.
Deskriptif analitik adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen)
perbandingan,
tanpa
atau
membuat
menghubungkan
antara variabel satu dengan variabel yang
lain (Sugiyono: 2003). Pendapat lain
mengatakan bahwa, penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai
lisan penawaran pedagang asongan di
Pantai Pangandaran. Penentuan sumber
data
dilakukan
dengan
mempertimbangkan kualitas data yang
diharapkan
sesuai
dengan
tujuan
penelitian. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah alat
perekam yang digunakan untuk merekam
bahasa lisan partisipan pada situasi non
formal yang berupa tuturan penawaran
pedagang asongan di Pantai Pangandaran
dan catatan lapangan digunakan untuk
mencatat
konteks
penelitian
tuturan.
kualitatif,
Dalam
para
ahli
mengemukakan pendapatnya bahwa yang
menjadi
instrumen
penelitian
adalah
peneliti itu sendiri, atau dengan bantuan
orang
lain
pengumpul
yang
data
merupakan
utama
(Guba
alat
dan
Lincoln, 1981 dalam Moleong, 1995). Hal
ini dikarenakan peneliti dalam penelitian
kualitatif dipandang sebagai pencari tahu
alami dalam pengumpulan data. Peneliti
68
Ragam Bahasa Penawaran Pedagang Asongan …
sebagai instrumen, ada beberapa prasyarat
mentranskrip data hasil rekaman. Setelah
yang
penulis memperoleh data bentuk lingual
harus
diperhatikan,
yaitu:
(1)
peneliti ada jarak dengan objek terteliti,
ragam
(2) tetap objektif, (3) berorientasi pada
asongan
tujuan penelitian, (4) tetap setia pada data
langkah selanjutnya ialah mentranskrip
penelitian, dan (5) menyelesaikan sesuai
data sesuai dengan apa yang didapat dari
dengan disiplin ilmu serta paradigma.
hasil teknik rekam dan wawancara.
Dalam penelitian ini pengumpulan
bahasa
penawaran
Pantai
Data
pedagang
Pangandaran,
yang
telah
maka
ditranskrip
data dilakukan dengan cara observasi,
selanjutnya
teknik
dan
identifikasi adalah menganalisis bahasa
wawancara tidak berstruktur terhadap
penawaran yang diucapkan pedagang
responden. Pada observasi ini, peneliti
asongan dalam menawarkan dagangannya
akan turun langsung ke lapangan untuk
untuk
mencari data. Peneliti melakukan kontak
tersebut.
rekam,
teknik
catat,
langsung dengan para pedagang. Peneliti
diidentifikasi.
mendapatkan
Proses
makna
kosakata
Dari hasil identifikasi, kemudian
akan melakukan observasi di Pantai
data
Pangandaran. Teknik rekam dilakukan
diklasifikasikan.
untuk memperoleh data, berupa ragam
berdasarkan
bahasa tutur pedagang asongan di Pantai
karakteristik, dan penggunaan kosakata
Pangandaran dengan menggunakan alat
berdasarkan teori SPEAKING menurut
rekam. Teknik catat dilakukan untuk
Dell Hymes.
mencatat tuturan yang diucapkan oleh
identifikasi, dan klasifikasi kemudian
penutur untuk mendapatkan data berupa
dianalisis dengan menggunakan kartu
kosakata. Wawancara yang dilakukan,
data. Hasil data yang diperoleh menjawab
yaitu
dari
wawancara
tidak
berstruktur.
Peneliti memberikan pertanyaan kepada
yang
telah
bentuk
rumusan
ditemukan
Klasifikasi
data
lingual,
makna,
Data hasil transkripsi,
masalah
pada
bagian
analisis data.
responden dalam situasi yang santai
sehingga responden tidak kaku dalam
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan data. Setelah melakukan
Bagi pedagang, bahasa merupakan
observasi, teknik rekam, teknik catat, dan
alat komunikasi yang sangat esensial agar
wawancara, peneliti menganalisis data-
sebuah pembicaraan yang akan dilakukan
data tersebut.
yang
berhasil dengan baik. Pedagang perlu
dilakukan dalam menganalisis data, yaitu
terlebih dahulu memikirkan isi atau
Langkah-langkah
69
Desti Fatin Fauziyyah …
maksud pembicaraan. Seorang pedagang
pelafalannya sering kali digoyangkan
yang baik harus mengerti benar tentang
nada di akhir kalimat. Begitu juga dialek
seni menjual yang tepat. Berdasarkan hal
jawa tegal dan jawa solo, sangat terlihat
itu akan lahir variasi bahasa di kalangan
jelas saat melakukan penawaran dan
pedagang
kedua kelompok tersebut dapat saling
yang
dimaksudkan
mempengaruhi
dan
untuk
memberikan
pertimbangan pada pembeli agar terjadi
penawaran.
Latar belakang sosial,suku bangsa,
daerah, dan produk yang didagangkan
juga
mempengaruhi
pedagang
dalam
aktivitas berbahasa saat menawarkan
barang dagangannya kepada pembeli.
memahami.
Tabel 1
Transkripsi 1 Percakapan Penawaran
Pedagang Asongan Cenderamata di
Pesisir Pantai Pangandaran
Pedagang
(J)
Pembeli
(B)
J
Oleh sebab itu, untuk memahaminya
penulis
harus
sosiolinguistik.
mengkajinya
Dalam
dengan
sosiolinguistik
bahasa tidak dipandang sebagai alat
komunikasi, melainkan sebagai tingkah
laku sosial (social behavior) yang dipakai
dalam komunikasi.
Ragam bahasa yang terdapat pada
bahasa penawaran pedagang di Pantai
Pangandaran merupakan peristiwa tutur
B
J
B
J
B
J
Oleh-oleh na neng geulis?
(Oleh-olehnya cantik?)
Apa bu?
Ada pigura, ada gelang, ada
kalung.
Sok Neng, sawios hijina
sabelas rebuan, hoyong
dibungkus tiasa.
(Tidak apa-apa satunya
sebelas
ribu,
mau
dibungkus boleh)
Ini pas bu sebelas ribu?
Ya
Tidak bisa kurang lagi?
Seribunya untuk jajan ibu
neng.
Masa ibu jajan juga?
Iya harus ada lebihnya
seribu rupiah.
yang di dalamnya terdapat unsur kata
bahasa
Pada ekstrak percakapan di atas, ada
Indonesia, Jawa, dan Sunda. Akan tetapi,
dua peserta percakapan. Satu pedagang
dalam berkomunikasi untuk menjajakan
(J), dan satu pembeli (B). Awalnya (J)
dagangan
bahasa
menggunakan bahasa Sunda oleh-olehnya
penawaran terjadi alih kode dan campur
neng geulis. Di sini pedagang/pedagang
kode. Penggunaan dialek para pedagang
menggunakan gaya penawaran memuji,
khususnya yang bersuku Sunda dan Jawa.
membuat hati pembeli bahagia. Saat
Dialek sunda ciamis dan tasik sedikit
pembeli (B) menawar, pedagang (J)
berbeda, ciamis lebih halus dan tasik
dengan cepat memberikan alasan yang
yang
dominan
sering
berasal
kali
dari
dalam
70
Ragam Bahasa Penawaran Pedagang Asongan …
menyangkut sosialnya seribunya untuk
Biasanya
pedagang
asongan
jajan ibu, Neng sehingga ada timbal balik
menawarkan dengan kaat-kata sapaan
dari pembeli (B) yang membuat suasana
yang
menjadi lebih akrab dan menumbuhkan
bawahnya. Untuk menawarkan kepada
kekhasan dalam bahasa penawaran agar
yang terlihat seusianya atau di atasnya,
harga tidak diturunkan lagi. Alih kode
mereka menggunakan kata Ibu atau
pada mulanya pedagang menggunakan
Bapak.
bahasa Sunda karena melihat pembeli
penggunaan
berwajah Sunda namun pembeli terus
dapat terlihat.
mempertahankan
bahasa
lebih
muda
kepada
Sehingga
bahasa
yang
faktor
berdasarkan
di
sosial
usia
Indonesia,
Data kekhasan yang mencerminkan
sehingga pedagang pun sempat beberapa
faktor sosial penggunanya dari segi
kali
pendidikan, pekerjaan, dan status sosial
menggunakan
dalam
bahasa
menjawab
Indonesia
pertanyaan
dan
sangat terlihat jelas dalam transkrip data
pernyataan pedagang. Campur kode (code
mixing): peristiwa ini terjadi dalam
domain
percakapan
ketika
pedagang
Tabel 3
B
J
menawarkan dagangannya. Pada awalnya
menawarkan dengan bahasa Sunda, tetapi
kemudian beralih ke bahasa Indonesia
yang dicampur dengan beberapa kosa kata
dalam bahasa Sunda.
B
Dari kekhasan data bahasa tersebut
dapat
mencerminkan
faktor
sosial
J
Ooo, tapi ibu pinter ya bahasa
Sundanya.
Udah lama neng di sini, lima
tahun, walau bahasa Sundanya
medok gini, kan kalau di rumah
pakai bahasa Jawa sama suami
dan anak, kalau ngobrol di luar
kadang bahasa Sunda, kadang
Jawa, seinginnya aja.
Wah, hebat ya Bu, bisa banyak
bahasa.
Hebat apa neng, kalau hebat mah
ga ngasong kerjanya.
penggunanya, baik dari segi usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, maupun
Inisial J yang berarti pedagang dan inisial
status
yang
B yang berarti pembeli. Dari kata kalau
mencerminkan faktor sosial penggunanya
hebat mah ga ngasong kerjanya terlihat
dari segi usia
ada rasa rendah diri dalam pendidikan,
sosial.
Data
kekhasan
Tabel 2
Pedagang
Pembeli
Jambal
roti,
Neng,
Kaseup?
Sabaraha eta, Bu?
pekerjaan, status sosial serta pekerjaan
ngasong yang sedang dijalani.
Pemertahanan bahasa dalam lingkup
sosial biasanya kurang
dipertahankan.
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari
71
Desti Fatin Fauziyyah …
petikan
percakapan
dengan
para
4. SIMPULAN
pedagang, sebagai berikut:
Dari hasil analisis dan pembahasan
Tabel 4
Pedagang
terdapat beberapa simpulan yang dapat
Udah lama neng di sini,
lima tahun, walau bahasa
Sundanya medok gini,
kan kalau di rumah pakai
bahasa Jawa sama suami
dan anak, kalau ngobrol
di luar kadang bahasa
Sunda, kadang Jawa,
seinginnya aja.
Wah, hebat ya Bu, bisa
banyak bahasa.
Pembeli
Dapat
dikatakan
bila
dalam
penawaran jual beli pemertahanan bahasa
dirumuskan seperti berikut: (1) Tuturan
yang
digunakan
dalam
penawaran
pedagang asongan di Pantai Pangandaran
adalah tutran informal sehingga dapat
lebih
santai
menjajakan
dalam
barang
bersosialisasi
asongannya.
(2)
Ragam bahasa yang sering digunakan
dalam penawaran pedagang asongan di
Pantai Pangandaran adalah ragam bahasa
Indonesia, Sunda, dan Jawa. (3) Alih kode
tuntutan
dan campur kode serta interferensi terjadi
pemahaman dari lawan bicara, sedangkan
bila percakapan penawaran terjadi antar
dalam keluarga ada pemertahanan bahasa
pedagang dan pembeli. Bila bertemu
yang digunakan misalnya bahasa Jawa
dengan
dengan cara digunakan di dalam lingkup
menggunakan bahasa Indonesia, tetapi
keluarga. Berdasarkan data tersebut kita
bila bertemu dengan penutur etnis yang
dapat mengetahui adanya alih kode yang
sama, kode beralih ke bahasa Sunda atau
terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu alih
Jawa. Namun, pedagang lebih cepat
kode
melakukan alih kode dan campur kode
jarang
dilakukan
karena
situasional
dan
alih
metaforikal.
Yang
terjadi
percakapan
antar
pembeli
kode
dalam
dan
pedagang/pedagang penawaran asongan
di Pantai Pangandaran ini adalah alih
penutur
beda
etnis,
mereka
mengikuti bahasa yang digunakan oleh
pembeli
agar
sepemahaman
dalam
menjalin komunikasi.
kode Situasional, yaitu alih kode untuk
mencapai tujuan sesaat sesuai dengan
setting sosial percakapan, dalam hal ini
tujuannya adalah berjual beli dengan
5. DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2003. Semantik: Pengantar
Studi tentang Makna. Bandung:
Penerbit Sinar Baru.
setting di pesisir Pantai Pangandaran
dengan
formalitas
situasi
informal.
semakin
Tingkat
menurun
bila
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry
and Research Design. Sage
Publications, Inc: California.
pedagang bertemu dengan pelanggan.
72
Ragam Bahasa Penawaran Pedagang Asongan …
Hymes, D. 1972. Models of the
Interactions of Language and Social
Life. Dalam Jhon J. G. dan Dell
Hymes
(Ed.),
Direction
in
Sociolinguitics (hlm. 35-71). New
York: Holt, Ricehart and Winstton
Inc.
Iyo Mulyono. 2004. Dasar-Dasar Belajar
Bahasa. Bandung: Universitas
pendidikan Indonesia.
Kusno Budi Santoso. 1990. Problematika
Bahasa
Indonesia.
Bandung:
Angkasa.
Moleong, L. J. 1995. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2005. Prosedur
Penelitian:
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta:
PT Asdi
Mahasatya.
Sumarsono.
2010.
Sosiolinguistik.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
73
Download