Evaluasi Rencana Pengembangan Pangkalan - E

advertisement
Vol.14.No.1.Th.2007
Evaluasi Rencana Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Soreang
Evaluasi Rencana Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Soreang
Ditinjau dari Aspek Teknis dan Biologis di Kota Parepare Sulawesi Selatan
Danial*
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Muslim Indonesia, Makassar
Email: [email protected]
ABSTRACT
Background: One of fish landing place in South Sulawesi is located in Pare-pare which has significantly developed
during 2000-2004, both from volume or fisherman boat. In order to those increasing activities, some facilities have not
proper any longer and need an expanse.
Result: The fish landing place Soreang need to be extended, its only 10 m length. Meanwhile for 80 – 110 unit fishing
bout, the harbor need at least 35,5 m. The facilities in Soreng still good for serving and utilizing the fishermen. The
fishing boat in landing still under 3-7 GT and fish catching result was about 10 ton. Based on the analysis from
biological aspect, a fisheries production at fish landing place Soreang was less than 1 at IRNP (Indeks Relatif Nilai
Produksi), and its mean the production was not good for a trading.
Key word: Fish landing place, facilities, catching result
The Evaluation of fish landing place development planning in Soreang from technical and biological points of
view.
Latar Belakang: Salah satu tempat pendaratan ikan yang ada di Sulawesi Selatan adalah di Kota Pare-pare yang
mengalami peningkatan, perkembangan dari tahun 2000-2004 yang cukup pesat. Perkembangan terjadi baik dari segi
volume armada atau kapal perikanan yang melakukan bongkar muat di dermaga, sehingga beberapa fasilitas pangkalan
pendaratan ikan sudah tidak mampu menampung kegiatan atau aktivitas perikanan yang ada. Melihat kondisi tersebut,
perlu untuk diadakan penelitian mengenai evaluasi pengembangan fasilitas pangkalan pendaratan ikan Kota Parepare
guna menunjang kegiatan nelayan yang ada di daerah Sulawesi Selatan untuk masa yang akan datang dan secara khusus
di Kota Parepare.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pangkalan pendaratan ikan perlu dikembangkan, karena hanya memiliki
panjang dermaga 10 m. Untuk menampung 80-110 kapal penangkap ikan dibutuhkan penambahan dermaga sepanjang
35,5m. Fasilitas yang ada di Soreang masih menunjang dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan sesuai dengan fungsinya.
Kapal yang didaratkan masih dibawah 3-7 GT dan jumlah hasil tangkapan yang didaratkan berkisar 10 ton. Berdasarkan
hasil analisis aspek biologis, maka produksi perikanan yang didaratkan di PPI Soreang lebih kecil dari 1 pada IRNP,
berarti produksi mempunyai kualitas perdagangan kurang baik.
Kata kunci : Pangkalan Pendaratan Ikan, Fasilitas, Hasil tangkap
* Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Muslim Indonesia, Makassar
93
Danial
PENDAHULUAN
Pembangunan prasarana pelabuhan sangat
mutlak diperlukan dan menurut UU No. 9 Tahun
1985 dinyatakan bahwa pemerintah berkewajiban
membangun prasarana perikanan (Sekretariat
Kabinet RI, 1985 dalam Danial, 1998).
Khususnya untuk perikanan tangkap, prasarana
tersebut antara lain berbentuk Pelabuhan
Perikanan yang berfungsi sebagai satu lingkungan
kerja. Pelabuhan perikanan mempunyai peranan
penting dalam mendukung peningkatan produksi
perikanan, memperlancar arus lalu-lintas kapal
perikanan,
mendorong
pertumbuhan
perekonomian masyarakat perikanan, pelaksanaan
dan pengendalian sumber daya ikan, dan
mempercepat pelayanan terhadap seluruh kegiatan
di bidang usaha perikanan (Permen Kelautan dan
Perikanan,2006).
Pemerintah
telah
membangun
atau
merealisasikan 108 buah pelabuhan perikanan dan
190 pangkalan pendaratan ikan yang dibiayai dari
APBN dan 393 pangkalan pendaratan ikan dari
APBD, yang penyebarannya 67 % berada di
kawasan barat Indonesia dan 33 % berada di
Kawasan
Timur
Indonesia
(Departemen
Perikanan dan Kelautan, 2004).
Sulawesi Selatan dengan luas wilayah
62.482.54 km2, memiliki garis pantau sepanjang
kurang lebih 1940 km, dimana sepanjang pantai
tesebut terdapat nelayan sebanyak 228.532 jiwa
yang melakukan aktifitas pengelolaan sumberdaya
perikanan. Produksi perikanan Sulawesi Selatan
sebesar 381.048,1 ton, dimana 263.267 ton
dihasilkan dari penangkapan di laut. Di samping
itu tingkat pendapatan nelayan masih sangat
rendah yaitu 1.396.800 ton per tahun, hal ini
disebabkan karena lokasi daerah penangkapan
ikan yang tidak menetap serta kegiatan
penangkapan terkosentrasi di daerah pantai (Dinas
Perikanan Sul-Sel, 2004).
Salah satu tempat pendaratan ikan yang ada
di Sulawesi Selatan adalah di Kota Pare-pare yang
mengalami peningkatan, perkembangan dari tahun
2000-2004 yang cukup pesat baik dari segi
volume armada atau kapal perikanan yang
melakukan bongkar muat di dermaga, sehingga
beberapa fasilitas pangkalan pendaratan ikan
sudah tidak mampu menampung kegiatan atau
aktivitas perikanan yang ada (Dinas Perikanan
Parepare, 2004). Melihat kondisi tersebut, perlu
94
Jurnal Protein
untuk diadakan penelitian mengenai evaluasi
pengembangan fasilitas pangkalan pendaratan
ikan Kota Parepare guna menunjang kegiatan
nelayan yang ada di daerah Sulawesi Selatan
untuk masa yang akan datang dan secara khusus
di Kota Parepare.
Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
aspek teknis dan aspek
biologis pangkalan
pendaratan ikan (PPI) Soreang di Kota Parepare
Sulawesi Selatan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan informasi bagi pemerintah daerah untuk
pengambilan kebijakan dalam pembangunan
bidang perikanan di Kota Parepare sebagai bagian
dari pembangunan nasional.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Keadaan Umum Daerah Penelitian
Kota Parepare adalah salah satu
Kota/Kab di
Propinsi Sulawesi Selatan
mempunyai batas dan wilayah yaitu :
1 Sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Pinrang
2 Sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Sidrap.
3 Sebelah Selatan Kabupaten Barru.
4 Sebelah Barat berbatasan dengan selat
Makassar.
Wilayah ini secara Administratif terdiri dari 3
Kecamatan yang meliputi 27 kelurahan
dengan luas wilayah 99,33 km2. Banyaknya
Desa/Kelurahan di Kota ParePare.
Kota Parepare terletak antara 3o 57’ 39”
o
– 4 04’ 49” LS dan 119o 36’ 24” – 119o 43’ 40”
BT. Daerah ini terletak pada daerah pantai
yang memiliki potensi perikanan yang cukup
besar dan mempunyai peluang untuk
pengembangan pengolahan hasil usaha
penangkapan ikan laut, lebih dari itu
merupakan
sentra
perdagangan
hasil
perikanan utamanya yang berasal dari
Kabupaten Pinrang dan baru.
Penduduk di Kota Parepare berdasarkan
hasil pendaftaran pemilih dan pendataan
penduduk
berkelanjutan
tahun
2004.
Penduduk Kota Parepare pada tahun awal
2005 berjumlah 118.226 jiwa yang terbesar di
3 kecamatan dan 21 kelurahan, dengan jumlah
Vol.14.No.1.Th.2007
Evaluasi Rencana Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Soreang
penduduk terbesar yaitu bacukiki dengan
jumlah 45.414 jiwa. Secara keseluruhan
jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dari penduduk laki-laki yang tercermin dalam
angka rasio jenis kelamin (Badan Pusat
Statistik Parepare, 2004).
Penduduk usia kerja didefinisikan
sebagai yang berumur 10 ke atas. Penduduk
usia kerja terdiri dari angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja, mereka yang berasal
dalam angkatan kerja adalah penduduk yang
bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan
sedangkan angkatan kerja adalah mereka yang
masih bersekolah, mengurus rumah tangga
atau melakukan kegiatan lainnya.
Dilihat dari lapangan usaha sebagian
besar penduduk Kota Parepare bekerja di
sektor perdagangan dan jasa berjumlah sekitar
30,34% dari jumlah penduduk yang bekerja.
Sektor lainya yang menyerap tenaga kerja
cukup besar adalah sektor jasa, komunikasi
dan angkutan. Berdasarkan data pada stasiun
klimatologi rata-rata temperatur di Kota
Parepare sepanjang tahun 2004 sekitar 28,50C,
dengan suhu minimum 25,60C dan suhu
maximum31,50C.
2. Kondisi PPI Soreang
Pangkalan pendaratan ikan
PPI) Soreang terletak di Kecamatan
Soreang Kota Parepare. Pengadaan sarana
PPI atas program bersama Dinas Perikanan
Kota Parepare melalui proyek pengembangan
dan pembangunan sarana/prasarana perikanan
yang dananya dari APBD dan APBN, ( Dinas
Perikanan dan Kelautan, 2004).
Fasilitas sarana PPI Soreang yang
dibangun dapat dilihat pada (Tabel 3) yang
sangat menunjang aktifitas sebuah pangkalan
pendaratan ikan seperti pembongkaran hasil
tangkapan dan juga pemanfaatan untuk
kegiatan mengisi bahan perbekalan untuk
keperluan
operasi
penangkapan
ikan.
Beberapa fasilitas pokok seperti dermaga
telah dimiliki oleh PPI Soreang. Disamping
itu juga terdapat fasilitas fungsional antara
lain gedung pelelangan, air pam, toko,
fasilitas BBM, gedung penyimpanan es,
pelataran parkir dan tempat pertemuan
nelayan.
Keadaan fisik fasilitas di PPI Soreang
pada umumnya baik dan dimanfaatkan
nelayan sesuai fungsinya. Jika terjadi
kerusakan yang sifatnya ringan atau berat
mendapat bantuan dana dari anggaran daerah
setempat
sebagai
pemakai
sarana.
Tabel 3. Fasilitas yang digunakan di PPI Soreang.
No
Jenis Fasilitas
Satuan
1.
Dermaga
10 m
2.
TPI
85 m
3.
Gedung Penyimpanan Es
9m
4.
Tower Air Tawar
16 m
5.
Tangkai Air
5000 ltr
7.
Listrik
6000 Watt
8.
Kios BBM
80 m
9.
Toilet Umum/WC
8m
10. Pelataran Parkir
120 m
11. TPN
140 m
12. Pagar
15 m
3. Unit Penangkapan Ikan
Nelayan merupakan bagian dari unit
penangkapan ikan yang sangat memegang
peranan penting dalam mengoperasikan suatu
alat tangkap ikan karena keberhasilan suatu
operasi penangkapan ikan sangat ditentukan
oleh keahlian nelayan.
Unit penangkapan ikan terdiri dari 3
(tiga) komponen yaitu kapal perikanan, alat
Keadaan
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
tangkap, dan nelayan. Penangkapan ikan
tersebut dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan dengan melihat adanya jumlah
nelayan yang mendarat di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) soreang berkisar 80110 unit.
Perahu/kapal yang ada di Kota Parepare
mempunyai 3 kategori yaitu perahu tanpa
motor adalah penangkapan ikan yang tidak
95
Danial
Jurnal Protein
menggunakan tenaga penggerak dari mesin
dan hanya menggunakan layar, motor tempel
adalah armada penangkapan ikan yang
menggunakan tenaga penggerak motor tempel
(out board) dan kapal motor adalah armada
penangkapan ikan yang menggunakan tenaga
penggerak motor dalam (in board).
Tabel 4. Jumlah Alat Tangkap Ikan Menurut Kec dan Jenis di Kota Parepare Tahun 2004
Kecamatan
Bacukiki
Ujung
Soreang
Pole
and line
2
Gillnet
J.I.H
2
1
1
J.I.T
102
26
55
PS
17
-
Total
Payang Sero
7
5
Lain-lain
Jumlah
82
25
109
224
25
170
446
Sumber : BPS dalam angka tahun 2004
Ket : J.I.H dan J.I.T (jaring insang hanyut dan tetap)
4. Daerah Penangkapan Ikan
Daerah penangkapan ikan (fishing
ground) sangat penting diketahui oleh nelayan
sebelum melakukan operasi penangkapan
ikan, hal ini bertujuan agar operasi
penangkapan ikan dapat berjalan dengan
efektif. Pengetahuan daerah penagkapan ikan
dapat meliputi kelimpahan stok, sifat fisik
lingkungan perairan, serta distribusi jenis
ikan. Penentuan daerah penangkapan ikan
yang dilakukan oleh nelayan umumnya
berdasarkan hasil tangkapan sebelumnya, hal
ini pada trip sebelumnya nelayan akan
memperoleh hasil tangkapan yang banyak
maka pada trip selanjutnya nelayan akan
kembali kedaerah penangkapan yang sama.
Umumnya nelayan yang ada di Kota
Parepare memiliki daerah yang hampir sama,
yaitu perairan pantai Selat Makassar, perairan
Barru, Pangkep dan Pinrang serta di sekitar
teluk Parepare namun tempat pendaratan ikan
yang berbeda-beda ini tergantung dari harga
ikan di PPI atau dari tempat pada masingmasing nelayan.
Nelayan
melakukam
aktifitas
penangkapan dengan menggunakan perahu
tanpa motor biasanya daerah penangkapan
yang dituju hanya sekitar perairan pantai
dengan jarak 1-3 mil, nelayan yang
menggunanakan perahu yang dilengkapi
mesin penggerak (motor tempel) daerah
penangkapannya sekitar 3-5 mil dan nelayan
yang menggunakan kapal motor biasanya
daerah penangkapannya sekitar 6-10 mil atau
tergantung di mana nelayan melakukan
operasi penangkapan.
96
5. Pengelolaan PPI Soreang
Pangkalan pendaratan ikan beserta
dengan prasarananya pada hakekatnya
dibangun sebagai prasarana ekonomi dengan
tugas pokok adalah memberikan pelayanan
dan kemudahan kepada para pemakai
khususnya nelayan. Sesuai dengan fungsi dan
peranan PPI maka pihak pengelola PPI
dituntut selain mampu mengoptimalkan
pengelolaan terhadap fasilitas yang tersedia
untuk kepentingan kelangsungan kegiatan
perikanan juga harus mampu menyesuaikan
kapasitas fasilitas yang ada dengan
perkembangan produksi perikanan, dengan
jasa dan pelayanan yang diberikan PPI
diharapkan terjadi peningkatan berbagai segi
usaha kegiatan perikanan, baik yang
dilakukan oleh para nelayan maupun
pengelolaan ikan.
Secara umum tugas dari kepala PPI
adalah
mengatur
dan
mengkoordinir
kelancaran-kelancaran pekerjaan di PPI dan
kegiatan lain dilingkungan PPI dalam
menjalankan tugasnya, kepala PPI di bantu
oleh seksi administrasi, seksi retribusi, seksi
penyuluhan dan seksi sarana. Pihak PPI
Parepare tidak seluruhnya memberikan jasa
pelayanan pasilitas yang dibutuhkan oleh para
nelayan, ada jasa-jasa pelayanan lain dimana
pengelolaannya dilakukan oleh pihak koperasi
dengan adanya koperasi ini maka kebutuhan
nelayan
untuk
melakukan
operasi
penangkapan ikan cukup berjalan lancar,
karena kebutuhan nelayan selalu siap dilokasi
kapan saja.
Vol.14.No.1.Th.2007
Evaluasi Rencana Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Soreang
Jenis usaha yang dilakukan koperasi
dalam membantu nelayan yaitu usaha simpan
pinjam, pertokoan dan peralatan perikanan,
menjual bahan bakar, penjualan es, air pam
dan pengelolaan sarana PPI seperti keranjang
dan cool box.
6. Aktivitas di Pangkalan Pendaratan Ikan
Soreang
 Pendaratan Ikan
Pengelolaan pendaratan ikan di
Soreang dilihat dari produksi. Ikan hasil
tangkapan yang didaratkan setiap harinya
sebesar 10 ton. PPI soreang pada tahun
2000-2004 dapat dilihat bahwa produksi
yang di hasilkan dari tahun ketahun selalu
mengalami peningkatan yang dapat
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen yang ada di Kota Parepare.
Hasil tangkapan para nelayan yang
ada di PPI Soreang perlu ditingkatkan
lagi, peningkatan produksi karena seiring
dengan
meningkatnya
armada
penangkapan ikan yang mendaratkan hasil
tangkapannya di PPI Soreang. Di samping
itu juga dipengaruhi oleh meningkatnya
jumlah alat tangkap yang dipakai.
Untuk mengetahui rata-rata hasil
tangkapan yang didaratkan setiap harinya
dapat dihitung dengan cara membagi
jumlah hasil tangkapan dalam setahun
dengan jumlah hari kegiatan pelelangan
dalam setahun yang telah dikurangi
dengan jumlah hari yang tanpa adanya
kegiatan pelelangan ikan di PPI karena
tidak ada aktivitas pada hari-hari tertentu
seperti hari raya, serta kondisi laut yang
tidak memungkinkan atau karena sedang
musim paceklik, sehingga nelayan tidak
melakukan aktifitas penangkapan
 Pemasaran Hasil Tangkapan
Kegiatan
yang
tidak
kalah
pentingnya dan merupakan salah satu
fungsi pangkalan pendaratan ikan adalah
pemasaran hasil produksi, pemasaran
hasil produksi secara umum meliputi
kegiatan yang berhubungan dengan
penjualan dan pendistribusian. Pangkalan
pendaratan ikan menjadi tempat awal
suatu kegiatan mata rantai perdagangan
produksi prikanan laut baik segar maupun
olahan.
Pemasaran hasil produksi nelayan
di PPI Soreang melalui tempat pelelangan
ikan dilakukan satu kali dalam sehari
yaitu pada pukul 5.30 WIT sampai 11.00
siang. Sistem pelelangan yang digunakan
adalah sistim terbuka, dengan cara ikan
yang didaratkan di PPI langsung di
masukan ke tempat pelelangan kemudian
di jual kepada pedagang dan sebagian di
jual ke pasar atau konsumen.
Pedagang
Besar
Nelayan
TPI
Kolektor
Pasar
Pedagang
Bakul
Gambar 1. Mekanisme Pemasaran Produksi Perikanan di PPI Soreang.
 Analisis Pengembangan PPI Soreang
Pangkalan pendaratan ikan untuk
mendukung berbagai kegiatan yang ada
didalamnya harus dilengkapi berbagai
fasilitas yang tersedia, agar berbagai
kegiatan yang ada di PPI tersebut dapat
berjalan lancar. Keberadaan fasilitas di
PPI Soreang perlu diperhatikan karena
hal ini dapat mempengaruhi kegiatan
perikanan yang terdapat didalamnya.
Pangkalan
pendaratan
ikan
Soreang, apabila dilihat dari produksi dan
jumlah armada penangkapan yang
mendarat, memiliki peluang untuk dapat
97
Danial
Jurnal Protein
dikembangkan lagi. Fasilitasnya yang ada
hendaknya
mampu
mengimbangi
peningkatan produksi dan pertambahan
jumlah armada penangkapan.
 Kolam Pelabuhan.
Pangkalan pendaratan ikan Soreang
tidak memiliki batas kolam Pelabuhan
Perikanan
secara
khusus
untuk
menampung kapal. Areal perairan yang
biasa digunakan untuk menampung kapal
yang datang melakukan kegiatan dan
untuk beristirahat adalah alur pelabuhan.
Pangkalan Pendaratan Ikan soreang
adalah termasuk pelabuhan dalam, karena
pelabuhan ini letaknya tidak berhadapan
langsung dengan perairan bebas, hal ini
sesuai dengan klasifikasi pelabuhan
perikanan dan pangkalan pendaratan ikan
yang di kemukakan oleh Direktorat
Jenderal Perikanan (1981).
Gambar 2. Kolam Pelabuhan PPI Soreang
Luas kolam pelabuhan ± 100 m2
melebihi panjang dermaga sedangkan
lebar berkisar 300 m2 (Mengikuti jalur
dermaga pelabuhan Ferry) dengan
demikian kolam pelabuhan untuk PPI
Soreang adalah areal perairan seluas
300.000 m². Umumnya kapal-kapal yang
98
berlabuh mempunyai panjang maksimal
5-7 m2 dan lebar 40-70 cm.
Untuk mengetahui daya tampung
dari kolam pelabuhan seluas 300. 000 m²,
di PPI Soreang sesuai data dilapangan
jumlah kapal perikanan yang melakukan
bongkar muat berkisar 80-110 unit dari
berbagai ukuran beserta jumlah setiap
Vol.14.No.1.Th.2007
Evaluasi Rencana Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Soreang
jenis kapal maka dapat diketahui luas
sebenarnya. Hasil perhitungan luas kolam
pelabuhan adalah 442,6 m2 dan masih
dapat menampung seluruh kapal yang ada
di sana..
 Kedalaman Perairan
Kedalaman kolam perairan pada
suatu pelabuhan perikanan juga sangat
menentukan keamanan kapal dalam
berlabuh khususnya pada saat permukaan
air terendah. Kedalaman perairan ini
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
draft kapal besar dengan muatan penuh,
tinggi gelombang maximum dalam kolam
pelabuhan (H max = 50 cm), tinggi
ayunan kapal yang berlayar (S = 10-30
cm) dan clearance sebagai pengamanan
antara lunas kapal dan dasar perairan
antara 25-100 cm (Elfandi,1995).
PPI Soreang memiliki kedalaman
perairan sekitar 1-1,5 m pada saat surut
terendah sedangkan pada pasang tertinggi
berkisar 2-3 m dan draf kapal terbesar
yang berlabuh adalah 1 m (d). Dari hasil
perhitungan
kedalaman
perairan
didapatkan sebesar 300 cm, jadi kondisi
kedalaman perairan masih cukup dalam,
belum membutuhkan adanya pengerukan
kolam pelabuhan.
 Dermaga
Dilihat dari posisinya, jenis
dermaga yang ada di PPI Parepare
termasuk tipe dermaga yang bentuknya
seperti hurup T yang berhadapan
langsung dengan hempasan gelombang.
Dermaga ini dengan panjang 10 m2 dan
lebar 3 m2. dari panjang dermaga yang
tersedia, dibanding dengan jumlah armada
80-110 unit yang melakukan bongkar
muat, maka panjang tersebut belum
mencapai sehingga kegiatan merapat
didermaga dilakukan secara bergantian
dimana kapal yang selesai melakukan
bongkar muatan dan langsung menuju ke
tempat peristirahatan untuk berlabuh, dari
hasil analisis didapatkan panjang dermaga
mencapai 45,3 m2 (Lampiran 1) untuk
menapung seluruh armada panangkapan
yang ada maka dibutuhkan penambahan
panjang dermaga 35,3 m2.
Kapal-kapal yang membongkar
muat hasil tangkapannya di dermaga tidak
seluruhnya berderet dengan rapi sehingga
jarak antara kapal kadang-kadang tidak
tertentu, bahkan ada yang bersinggungan.
Secara umum arah kapal ini di tempatkan
tegak lurus dengan dermaga, ukuran
horizontal untuk posisi seperti ini yang
dihitung adalah lebar kapal diambil jarak
rata-rata antara kapal perikanan yang
biasa merapat di PPI soreang. Jumlah ikan
yang didaratkan 10 ton dalam sehari, jika
jumlah pendaratan armada tiap harinya
rata-rata 110 kapal. Tiap kapal rata-rata
mempunyai waktu merapat di dermaga
sekitar 3 jam.
 Gedung Pelelangan
Fasilitas fungsional yang sangat
penting di pangkalan pendaratan ikan
adalah gedung pelelangan ikan. Gedung
pelelangan yang baik harus dilengkapi
dengan saluran air mengalir untuk
menampung kotoran air yang mengalir
dari pembersihan ikan, lantai harus dibuat
miring
agar
air
kotoran
tidak
menggenang.
Luas
gedung
yang
digunakan untuk pelelangan dapat
disesuaikan dengan kapasitas produksi
yang dihasilkan setiap harinya.
Di PPI Soreang memiliki gedung
tempat pelelangan yang tersedia seluas 85
m2, luasan ini masih cukup dibandingkan
hasil analisis yang didapat 31,2 m2
(Lampiran 3) berarti luas sebenarnya
masih cukup tersedia untuk menampung
hasil tangkapan yang mendarata di PPI
soreang adalah 10 ton/hari.
99
Danial
Jurnal Protein
Gambar 3. Dermaga yang dipakai untuk pendaratan ikan
yang didapatkan secara periodik oleh
dinas perikanan dan kelautan Kota
Parepare dengan melihat perbandingan
hasil tangkapan PPI Soreang dengan hasil
tangkapan
tingkat
propinsi/nasional
selama lima tahun terakhir didapatkan
nilai rata-rata IRNP = 0,56 dan nilai
tersebut menunjukan bahwa produksi
hasil perikanan yang didaratkan pada PPI
Soreang memiliki kualitas perdagangan
kurang baik.
 Aspek Biologi
Analisis untuk produksi perikanan
yang didaratkan pada PPI Soreang dapat
dilihat melalui perkembangan Indeks
Relatif Nilai Produksi (IRNP) Indeks ini
dapat mengembangkan nilai relatif
produksi pada PPI terhadap nilai produksi
tingkat produksi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data statistik hasil
tangkapan dan jumlah unit alat tangkap
35
30
29,7
25
20
18,7
15
19
20,4
20,8
21,3
20,5
21,1
12,8
10
5
0
2000
2001
2002
Tahun
100
%Volume
% Nilai hasil tangkapan
15,1
2003
2004
Danial
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jurnal Protein
Adapun
faktor-faktor
yang
mempengaruhi nilai IRNP hasil perikanan
bergantung pada berbagai variabel yaitu :
Tipe spesies hasil tangkapan, dari data
yang didapatkan dilapangan hasil
perikanan yang dididaratkan di PPI
Soreang lebih kecil dibandingkan dengan
potensi perikanan Parepare sangat tinggi,
maka untuk mendapatkan nilai produksi
yang tinggi alat tangkap harus
ditambahkan.
Cara penangkapan, alat tangkap yang
digunakan oleh nelayan untuk menangkap
sangat berpariasi dan daerah penangkapan
yang dituju untuk menagkap tergantung
dari nelayan serta memilih daerah yang
memiliki banyak ikan.
Tipe pemasaran, ikan yang didaratkan
masih disekitar Pare-pare
Letak Fishing ground ke daerah
konsumen, jarak sangat berbeda-beda
karena alat tangkap yang menangkap
berkisar 3-10 mil.
Tipe konsumen, ikan yang dikonsumsi
tergantung selerah konsumen untuk
membeli karena selrah tiddak semuanya
sama.
Jumlah hasil tangkapan, ikan yang
didaratkan di PPI Soreang berkisar 10 ton
karena alat tangkap yang didaratkan 110
unit dibandingkan dengan potensi
Parepare yang sangat besar.
Penanganan hasil tangkapan, penanganan
hasil tangkapan yang didaratkan masih
sangat sederhana langsung pada TPI dan
dibeli oleh pedagang ikan untuk dijual
kepada konsumen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasar hasil penelitian, maka dibuatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengembangan PPI soreang perlu dilakukan,
dengan melihat panjang dermaga yang
tersedia hanya 10 m. Sedangkan untuk
menampung 80-110 unit kapal maka, dermaga
perlu ditambahkan sesuai hasil analisi sekitar
35,3 m.
100
2. Fasilitas yang ada di Soreang masih
menunjang dan dapat dimanfaatkan oleh
nelayan sesuai dengan fungsinya.
3. Kapal yang didaratkan masih dibawah 3-7 GT
dan jumlah hasil tangkapan yang didaratkan
berkisar 10 ton.
4. Berdasarkan hasil analisis aspek biologis,
maka produksi perikanan yang didaratkan di
PPI Soreang lebih kecil dari 1 pada IRNP,
berarti
produksi
mempunyai
kualitas
perdagangan kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik,
2004 Laporan
Tahunan Dalam Angka. BPS Parepare. 12 Hal
2. Danial, 1998. Studi Tentang Kapasitas
Pelabuhan Perikanan dan Kemungkinan
Pengembangannya di Kota Madya Ujung
Pandang Propinsi Sulawesi Selatan. IPB.
Bogor. 72 Hal (Tesis)
3. Danial, 2003. Optimalisasi Pembangunan
Pelabuhan Perikanan di Kawasan Timur
Indonesia. Jurnal Ilmiah Prospek. Kopertis
Wilayah IX Sulawesi. 147-151 Hal
4. Departeman Perikanan dan Kelautan, 2004.
Pengembangan
Prasarana
Perikanan.
Jakarta. 269 hal.
5. Dinas Perikanan Kota Parepare, 2004.
Perikanan Parepare Propinsi Sulawesi
Selatan Dalam Anggka. 41 hal.
6. Direktorat Jenderal Perikanan, 1981. Standar
Rencana Induk Pokok Desain untuk
Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan
Pendaratan Ikan. PT. Incomb. Jakarta.
7. Direktorat
Jenderal
Perikanan,
1994.
Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana
Pelabuhan Perikanan. 49 hal.
8. Elfandi,. S. K,. 1995. Administrasi Pelabuhan
Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan.
Departemen Pertanian. Jakarta. 72 hal.
9. Kramadibrata,
S. 1985. Perencanaan
Pelabuhan. Ganeca Exact Bandung. Bandung
47 hal.
Danial
10. Sekretariat kabinet RI, 1985. Undang-Undang
Republik Indonesia, Nomor 9 Tahun 1985
Tentang Perikanan. Lembaga Negara
1985/46, Jakarta. 35 hal.
Jurnal Protein
11. Yano, T. and M. Noda. 1970. The Planning
Of Market Halls in Fishing Port. FAO. 8
pages
102
Download