PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN NOMOR: 7 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. 3. bahwa dalam rangka upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat nelayan/petani ikan di Sulawesi Selatan, maka diperlukan usaha untuk meningkatkan pembinaan dan bimbingan terhadap peningkatan produksi, pengolahan dan pemasaran ikan perlu diintensifkan; bahwa Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) pada hakekatnya merupakan prasarana ekonomi perikanan yang dibangun dengan maksud untuk memperlancar kegiatan produksi, pengolahan dan pemasaran ikan serta merupakan pusat pengembangan masyarakat perikanan; bahwa untuk maksud tersebut di atas, maka dipandang perlu adanya pengaturan Pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Sulawesi Selatan dengan suatu Peraturan Daerah. Undang-Undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1288); Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2102) juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2687); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3502); Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1957 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Pusat Di Lapangan Perikanan Laut, Kehutanan dan Karet Rakyat Kepada Daerah Swatantra Tingkat I (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1490); Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373); Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1990 tentang Usaha Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3408); Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1984 tentang Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD); Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Kesehatan Nomor 31/Kpts/Um/I/75 tentang Pembinaan Mutu Hasil Perikanan; Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan; Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 613/Kpts/KU.440/9/91 tentang Ketentuan Imbalan Jasa Penggunaan Fasilitas, Jasa dan Barang yang Dihasilkan Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Khususnya Pelabuhan Perikanan Pantai; Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 1980 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 1987 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN TENTANG PENGELOLAAN PANGKALAN PENDAPATAN IKAN (PPI) DI SULAWESI SELATAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dirnaksud dengan: a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; b. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; c. Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil adalah Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil Propinsi Sulawesi Selatan; d. Dinas Perikanan adalah Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat 1 Sulawesi Selatan; e. Pemerintah Daerah Tingkat II adalah Pemerintah Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tingkat II Sulawesi Selatan; f. Bupati/Kotamadya adalah Bupati/Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II di Propinsi Daerah/Tingkat I Sulawesi Selatan; g. Dinas Perikanan Tingkat II adalah Dinas Perikanan Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan; h. Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan; i. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Perikanan Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang -undangan yang berlaku; j. Organisasi adalah Koperasi Perikanan/Koperasi Unit Desa (KUD) yang bergerak di bidang usaha perikanan; k. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat berlabuh atau bertambatnya kapala perikanan guna mendaratkan ikan, memuat perbekalan kapal dan awak kapal, sebagai pusat kegiatan produksi, pengolahan, pemasaran ikan dan pembinaan masyarakat perikanan; l. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah tempat para penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan dengan cara lelang; m. Pelelangan Ikan adalah proses penjualan ikan dihadapan umum dengan cara penawaran bertingkat; n. Penyelenggaraan Pelelangan Ikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pelelangan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI); o. Retribusi adalah pungutan atas jasa dan penggunaan sarana PPI yang telah disediakan oleh Pemerintah. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud Pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah untuk: a. Menciptakan iklim usaha yang sehat di bidang produksi, pengolahan dan pemasaran ikan; b. Memudahkan pembinaan dan pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan; Pasal 3 Tujuan Pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah untuk: a. Meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani ikan; b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. BAB III PENGADAAN, LOKASI DAN PENGELOLA PANGKALAN PENDAPATAN IKAN (PPI) Pasal 4 Setiap Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia yang akan memperjualbelikan hasil tangkapan dan budidaya ikan diwajibkan didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Pasal 5 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Sulawesi Selatan diadakan oleh Pemerintah Pusat yang kemudian diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah. Pasal 6 Lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Sulawesi Selatan ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah. Pasal 7 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 Peraturan Daerah ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Pasal 8 (1) Terhadap sarana yang ada dalam ruang lingkup Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dapat digunakan oleh setiap orang atau badan hukum sesuai ketentuan yang (2) (3) berlaku. Ikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 Peraturan Daerah in'i, harus diperjualbelikan secara lelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Tata cara pengelolaan sarana Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah. Pasal 9 (1) (2) Organisasi yang dipandang mampu untuk menyelenggarakan pelelangan ikan ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah. Apabila dalam Daerah tersebut belum ada organisasi yang dipandang mampu, sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, maka penye1enggaraan pelelangan ikan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). BAB IV RETRIBUSI Pasal 10 Setiap orang atau badan hukum yang menggunakan sarana Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dikenakan Retribusi. Pasal 11 Obyek dan besarnya retribusi dimaksud dalam pasal 10 Peraturan Daerah ini, adalah sebagai berikut : a. Uang tambat dan labuh : 1. Tambat Tarif pokok harian tambat bagi kapal yang berukuran panjang 10 meter atau lebih dan atau tonase 5 GT atau lebih dikenakan uang tambat Rp. 200,- per 1/4 etmal (6 jam) per meter panjang kapal; 2. Labuh a). Tarif pokok labuh bagi kapal sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a pasal ini per etmal (24 jam); sebesar Rp. 50,- per isi kotor kapal (IGT : 2,835 M3) per lamanya kapal di pelabuhan; b). Bagi kapal-kapal yang menetap berlabuh dipelabuhan selaku langganan, dikenakan tarif labuh 50 % dari jumlah tarif selama sebulan. b. Penjualan Es, Air Bersih dan Bahan Bakar Minyak (BBM): 1. Penjualan Es per balok sesuai dengan harga pasar tambah biaya eksploitasi dan penyusutan 15 %. 2. Penjualan Air Bersih a). Yang berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM) sesuai dengan harga pasar tambah biaya eksploitasi 10%. b). Air Sumur Bor per liter sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) (Solar, Olie, Bensin) disesuaikan harga Jasa c. Fasilitas PPI : 1. Jasa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 5% per harga lelang; 2. Sewa bakul/keranjang volume 30 kg 1 (satu) buah Rp. 150,3. Sewa Coldroom per etmal/kg : a. Udang Rp. 50,b. Ikan Rp. 25,d. Sewa Bangunan/Tanah : 1. Bangunan sementara per m2 per bulan Rp. 500,2. Bangunan semi permanen per m2 per bulan Rp. 1.000,3. Bangunan permanen per m2 per bulan Rp. 1.500,4. Tanah untuk penjemuran jaring dan ikan per m2 per etmal Rp. 25,5. Ruangan terbuka yang tidak beratap per m2 per etmal Rp. 25,6.Ruangan terbuka yang beratap per m2 per etmal Rp. 250,7.Tempat penumpukan barang ruangan terbuka beratap per m2 per etmal Rp. 350,e.Sewa Listrik : 1.Sesuai tarif PLN ditambah biaya Eksploitasi Rp. 10,2. Dari generator disesuaikan dengan biaya eksploitasi dan eksploirasi generator ditambah 10%. f. Pelayanan bengkel Ditentukan berdasarkan penggantian onderdil/suku cadang ditambah biaya perbaikan ditambah 10%. g. Pas Masuk PPI : 1. Untuk umum 1 orang 1 kali masuk Rp. 100.2. Kendaraan sepeda/becak Rp. 100,3. Kendaraan sepeda motor Rp. 200,4. Kendaraan mobil Rp. 500,5. Bagi yang menggunakan pas langganan dibayar per bulan 80 % dari tarif harian. Pasal 12 Pemungutan retribusi atas penggunaan sarana Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Aparat Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan Jasa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang penyelenggaraannya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 13 (1) (2) Seluruh hasil penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 Peraturan Daerah ini oleh Aparat dan atau Petugas Pemungut disetor ke Bendaharawan Khusus penerima Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) setiap hari. Bendaharawan Khusus Penerima Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) menyetor seluruh hasil penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ke Kas Pemerintah Daerah Tingkat II setempat selambat-lambatnya 1 x 24 jam seterimanya pungutan retribusi dengan menyampaikan bukti penerimaan, dan tembusan disampaikan kepada Dinas Pendapatan Daerah. Pasal 14 Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) melaporkan basil penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 Peraturan Daerah ini kepada Kepala Dinas Perikanan Daerah Tingkat II setempat setiap bulan, dengan tembusan kepada : a. Kepala Dinas Perikanan; b. Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II setempat; c. Kepala Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II setempat; d. Kepala Dinas Pendapatan Daerah. Pasal 15 (1) (2) (3) Retribusi yang diperoleh atas penggunaan sarana (Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 Peraturan Daerah ini yang dilakukan oleh Aparat Pemungut Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dimaksud dalam pasal 12 Peraturan Daerah ini digunakan untuk : a.Kontribusi kepada Pemerintah Daerah : 40 %. b.Kontribusi kepada Pemerintah Daerah Tingkat II : 60 %. Retribusi yang diperoleh atas jasa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 Peraturan Daerah ini digunakan untuk : a.Kontribusi kepada Pemerintah Daerah : 30 % b.Kontribusi kepada Pemerintah Daerah Tingkat II : 70 % Kontribusi retribusi dimaksud ayat (1) dan (2) pasal ini digunakan untuk : a. Pemerintah Daerah 1). Biaya rehabilitasi PPI : 75 % 2). Biaya pembinaan dan pengawasan PPI : 25 % b. Pemerintah Daerah Tingkat II 1). Dana Kesejahteraan Sosial Nelayan 2). Biaya Operasional PPI 3). 4). 5). Biaya Pemeliharaan PPI Biaya Pembinaan dan Pengawasan PPI Biaya pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan sarana penunjang PPI Pasal 16 (1) (2) Kepada Aparat pemungut dan Instansi terkait lainnya yang menunjang pendapatan daerah, diberikan uang perangsang 5 % (lima persen) dari hasil pungutan yang disetor ke Kas Daerah. Pembagian uang perangsang sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah. Pasal 17 (1) (2) Penggunaan kontribusi dimaksud dalam pasal 15 ayat (3) huruf a dibebankan pada Anggaran Pepdapatan dan Belanja (APBD) Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dan huruf b dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II. Pencairan penggunaan kontribusi dimaksud ayat (1) pasal ini dilaksanakan atas usul Dinas Perikanan kepada Gubernur Kepala Daerah dan Dinas Perikanan Daerah Tingkat II kepada Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah yang bersangkutan. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 18 Pembinaan dan Pengawasan Operasional pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dilaksanakan oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kepala Dinas Perikanan Daerah Tingkat II setempat secara bersama-sama dan atau sendiri-sendiri. Pasal 19 Kegiatan pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dilaporkan setiap bulan dan tembusan disampaikan kepada instansi terkait. BAB VII LARANGAN Pasal 20 Ikan yang ternyata mengandung racun dan atau busuk menurut pengamatan petugas yang berwewenang sehingga tidak layak untuk dimakan, tidak diizinkan masuk ke Wilayah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan ikan tersebut segera dimusnahkan. Pasal 21 (1) (2) Aparat Pengelola Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) tidak diperkenankan ikut serta menawar dalam pelelangan ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelanggaran terhadap keterttuan ayat (1) pasal ini akan diambil tindakan sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 22 (1) (2) Barang siapa melanggar ketentuan dimaksud dalam pasal 4, pasal 8 ayat (2) dan pasal 20 Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah). Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB IX KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 23 Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan pemerintah daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 24 (1) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, maka pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pasal 23 Peraturan Daerah ini, berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu, ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seorang; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan tenaga ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik Polisi Negara Republik Indonesia bahwa tidak terdapat cukup bukti (2) (3) atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik Polisi Negara Republik Indonesia memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a.Pemeriksaan perkara b.Pemasukan rumah c.Penyitaan benda d.Pemeriksaan surat e.Pemeriksaan saksi f.Pemeriksaan tempat kejadian. Penyidik Pegawai Negeri Sipil mengirimkan hasil penyidikan dimaksud ayat (2) pasal ini kepada penuntut umum melalui penyidik Polisi Republik Indonesia atau penyidik khusus. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 (1) (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan/peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku lagi. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal 26 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN Ketua, Cap/ttd H. ALIM BACHRIE Ditetapkan di Ujung Pandang Pada tanggal 4 Juli 1996 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN, Cap/ttd H. Z. B. PALAGUNA DISAHKAN OLEH : Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan Nomor 523.53-926 Tanggal 19 Nopember 1996 DIUNDANGKAN: Dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 13 Tanggal3 Desember 1996 Seri B Nomor 3 (Tambahan Lembaran Daerah Nomor 135) SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH, ttd Drs. HAKAMUDDIN DJAMAL Pangkat : Pembina Utama Madya NIP : 010 056 311 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN NOMOR: 7 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DI SULAWESI SELATAN I. PENJELASAN UMUM Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1957 tentang Penyerahan Sebagian dari urusan Pemerintah Pusat di Lapangan Perikanan Laut, Kehutanan dan Karet Rakyat kepada Daerah Swatantra Tingkat I, pasal 3 pada pokoknya menegaskan bahwa Pemerintah Daerah berhak mengadakan peraturan mengenai perikanan laut yang dilakukan oleh Warga Negara Indonesia dalam wilayahnya. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) pada hakekatnya merupakan prasarana ekonomi perikanan yang dibangun dengan maksud untuk memperlancar kegiatan produksi, pengolahan dan pemasaran ikan serta merupakan pusat pengembangan masyarakat perikanan. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dengan mengingat pentingnya usaha peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat nelayan I petani ikan, maka dipandang perlu melakukan langkah pembinaan dan pengaturan pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Sulawesi Selatan. Dengan terseienggaranya pembinaan dan pengaturan dimaksud, maka dapat pula dilakukan peningkatan pendapatan asli Daerah dalam rangka mewujudkan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab dengan cara pengenaan retribusi Daerah terhadap penggunaan sarana Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagai suatu jasa usaha dan jasa Milik Daerah dari Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 5 Februari 1985 Nomor 977/527/PUOD perihal Pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1984. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 : Yang dimaksud ikan adalah semua jenis ikan termasuk biota per air an lainnya, adalah : 1) Pisces (ikan bersirip); 2) Crustacea (udang, ranjungan, kepiting dan sebangsanya); 3) Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan sebangsanya); 4) Coelenterata (ubur -ubur dan sebangsanya); 5) Echinodermata (teripang, buill babi dan sebangsanya); 6) Amphibia (kodok dan sebangsanya); 7) Reptilia (buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air dan sebangsanya); 8) Mamalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya); 9) Algae ( rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air); 10) Biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut di atas. Pasal 5 : Cukup jelas Pasal 6 : Cukup jelas Pasal 7 : Cukup jelas Pasal 8 : Cukup jelas Pasal 9 : ayat (1): ayat (2) : Pasal 10 : Apabila acta Organisasi yang dipandang mampu menyelenggarakan pelelangan ikan dan lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) termasuk wilayah kerjanya, maka Organisasi dimaksud dapat ditunjuk dan ditetapkan selaku penyelenggara pelelangan ikan dengan Sural Keputusan Gubernur Kepala Daerah setelah memperoleh bahan pertimbangan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil, serta Kepala Dinas Perikanan. Cukup jelas Cukup jelas Pasal 11 : a. b. Retribusi dimaksud adalah pungutan yang dilakukan terhadap pengguna dan atau pemakai jasa sarana Pangkalan pendaratan Ikan (PPI). yang dimaksud dengan 1/4 etmal, adalah 6 jam periode pertama (jam pertama sampai jam keenam) sedangkan 1/4 etmal berikutnya adalah enam jam periode ke dua (jam ketujuh sampai jam kedua belas) daD seterusnya: Pasal 12 : Cukup jelas Pasal 13 : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas Pasal 15 ayat (3) : a. b. Pembinaan dan Pengawasan PPI dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II bersama dengan organisasi profesi nelayan Dana kesejahteraan sosial nelayan terdiri dari tabungan dana asuransi, dana paceklik, dana kesehatan dan dana sosial lainnya. Pasal 16 : Cukup jelas Pasal 17 : Cukup jelas Pasal 18 : Cukup jelas Pasal 19 : Cukup jelas Pasal 20 : Untuk mencegah bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat konsumen dilakukan oleh Inspektor (pengawas motu ikan). Pasal 21 : ayat (1) : ayat (2) : Termasuk Petugas Organisasi menyelenggarakan pelelangan ikan. Cukup jelas. Pasal 22 : Cukup jelas. Pasal 23 Pasal 24 : : Cukup jelas. Cukup jelas. Pasal 25 : Cukup jelas. yang Pasal 26 : Cukup jelas.