BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia yang memikirkan cara menjalani kehidupan ini untuk mempertahankan
hidup manusia yang mengembangkan tugas dari Sang Khalik (Amir : 2010 ).
Menuru UU Sisdiknas No 20 tahun 2003, pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta dididk agar menjadi manusia yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang teori-teori
maupun rumus yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam, dalam hal ini fisika
kepada siswa guna meningkatkan prestasi belajar mereka.
Ketermpilan dalam kaitannya dengan peserta didik adalah hal yang
mendasar yang ada pada diri tiap individu namun perlu untuk di kembangkan
salah satu cara untuk mengembangkan ketermpilan itu ialah melalui kegiatan
pembelajaran dan guru sebagai fasilitator perlu melihat kebutuhan dari materi
yang di ajarkan sehingga keterampilan-keterampilan itu dapat di wujudkan
sebagai integrasi dalam pembelajaran.
(Druxes
1986)
menyatakan
bahwa
sains-fisika
menguraikan
dan
menganalisis struktur dan peristiwa-peristiwa dalam alam, teknik, dan dunia di
sekeliling kita. Dalam belajar sains-fisika akan di temukan aturan-aturan atau
hukum-hukum dalam alam, Seperti yang kita ketahui bahwa. Pembelajaran di
Pada prakteknya di sekolah pembelajaran yang ada masih bersifat tradisional.
Dalam pembelajaran tradisional untuk mengajar di sekolah, waktu di kelas
kebanyakan di habiskan dengan cerama guru. Sedangakn siswa hanya menonton
dan mendengarkan. Sedangkan ketermpilan proses sains-disika kurang di
perhatikan. Berdasarkan hasil wawancara lebih lanjut dengan guru fisika di
peroleh nilai rata-rata mata pelajaran fisika belum tuntas, sedangkan standar yang
di tetapkan oleh sekolah adalah 59. Nilai ini menunjukan bahwa hasil belajar
siswa masih di bawa KKM dan perlu di tingkatkan.
Oelh karena itu diperlukan suatu pembelajaran yang lebih moderen dan
berpusat pada siswa, pembelajaran yang baik adalah jika dalam proses
pembelajaran guru dapat memfasilitasi siswa dengan berbagai bahan ajar yang
inovatf agar bisa memacu semangat siswa dalam mengikuti pelajaran yang di
sampaikan oleh guru salah satunya adalah bahan ajar model ( maket ).
Bahan ajar model ( maket) merupakan salah satu alternatif pembelajaran
yang tepat bagi peserta didik karena bahan ajar model ( maket) membantu peserta
didik untuk menambah informasi tentang konsep yang di pelajarai melalui
kegiatan belajar secara sistematis ( Suyitno, 1997). Model ( maket ) juga
merupakan media dan bagian dari perencanaan pembelajaran yang dapat di
gunakan dalam pembelajaran secara eksperimen. Menurut Joseph Mbulu, 2001
metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa
melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang di pelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode
eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu
objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek
keadaan. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu
kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri,
membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang di
alaminya itu.pengunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari
dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Melatih siswa untuk berpikir
yang ilmiah (scientific thinking ). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti
kebenaran dari teori sesuatu yang sedang di pelajarinya.
Bagi peserta didik, dengan adanya meodel atau maket, maka mereka dapat
belajar dengan lebih mudah. Mereka dapat mengamati objek atau benda secara
langsung. Penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh pendidikpun dapat di
cerna secara langsung oleh mereka dengan membandingkan model yang mereka
amati atau buat sendiri.
Dari permasalahan diatas peneliti menduga bahwa tinggi dan rendahnya
hasil belajar siswa disebapkan oleh bagaiman kreatifitas guru mengajar didepan
kelas sehingga siswa dapat lebih trampil dan ledih bisa mengembangkan potensi
yang ada dalam diri siswa, sehingga siswapun tidak akan kesulitan dalam
mengerjakan soal-soal. Ini berarti secara tidak langsung hali belajar siswapun
akan baik.
Berdasarkan uaraian latar belakang diatas, maka Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang bejudul : “ Penerapan Pendekatan Model ( Maket)
untuk
Meningkatkan
Keterampilan
Bereksperimen
pada
Konsep
Kinematika Gerak Siswa Kelas X SMA N 1 Salahutu “.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang penelitian
angkat dari penelitian ini adalah : Apakah penerapan pendekatan model ( maket)
dapat meningkatkan keterampilan bereksperimen pada konsep kinematika gerak
kelas X SMA N 1 Salahutu
1.3 Tujuan Penelitian
adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yakni : untuk
mengetahui penerapan pendekatan model ( maket) dalam meningkatkan
keterampilan bereksperimen pada konsep kinematika gerak kelas X SMA N 1
Salahutu
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
3. Bagi sekolah
4. Bagi peneliti
1.5 Penjelasan Istilah
a. Model ( Maket) adalah : menyederhanakan objek atau benda yang terlalu
sulit, terlalu besar, terlalu jarang, terlalu jauh, terlalu kecil, atau terlalu
mahal jika di hadirkan dikelas secara langsung dalam bentuk aslinya.
b. Keterampilan bereksperimen adalah : cara menyajikan, diman siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikannya sendiri
sesuatu yang dipelajari.
c. Gerak lurus merupakan salah satu materi dalam fisika, gerak lurus adalah
gerak suatu benda pada lintasannya berupa gerak lurus.gerak lurus terbagi
menjadi dua yaitu : gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB).
BAB II
TINJAUWAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualiatas dan kuantitas
tingkah laku seperti percakapan, rengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya (Hakim, 2002).
2.2 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Gagne (dalam purwanto, 1990) hasil belajar merupakan kapabilitas
setelah seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Timbulnya kapabilitas tersebut dari beberapa faktor antara lain:
a. Stimulasi yang berasal dari lingkungan.
b. Proses kognitif dilakukan oleh orang yang belajar
Bloom ( 1979 : 101 ) mendefinisikan hasil belajar sebagai hasil perubahan
tingkah laku, meliputi tiga ranah yakni :
1. Ranah kognitif
2. Rana afektif
3. Ranah psikomotor
2.3 Tujuan Bereksperimen dalam Fisika
Ari damar (2001: 3). Tujuan dari eksperimen adalah menyelesaikan suatu
permasalahan atau pembuktian suatu hipotesis yang ada pada tingkat SMA/MA
ini. Eksperimen fisika diharapkan pada suatu pembuktian dan pemahaman dari
konsep, hukum, atau teori yang suda ada. Hal ini sesuai dengan materi yang
dipelajari pada tingkat SMA/MA, yaitu konsep-konsep, hukum-hukum, dan teoriteori fisika yang sudah ditemukan
Teknik eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulankeunggulan yaitu :
b. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, karena hal itulah yang sangat
diharapkan dalam dunia pendidikan modern. Dimana siswa lebih
banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
c. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh
ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta
keterampilan dalam menggunakan alat percobaan.
d. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori,
sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa
yang tidak masuk akal.
2.4 Memahami Fungsi, Tujuan dan Kegunaan Model ( Maket )
Model atau maket sebagai bahan ajar, jika disiapkan dan dibuat secara baik,
maka akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi proses pembelajaran. Oleh
karena itu, model yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya dibuat
oleh pendidik atau para peserta didik. Sebab, model atau maket dapat memberikan
makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengungkapkan
bahwa dengan melihat dan berinteraksi dengan benda aslinya,ysng berarti dapat
dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah mempelajarinya. (ditjen
dikdasmenkum,2004). Hal ini juga sebenarnya tidak terlepas dari manfaat besar
yang bisa ditimbulkan oleh bahan ajar ini bagi proses pembelajaran, yaitu
menciptakan pembelajaran yang bermakna dan mengesankan.
2.4.1. Tujuan Dan Fungsi Model (Maket)
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat kita pahami bahwa penggunaan
model sebagai bahan ajar memiliki beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut:
a.
Memberikan pengalaman nyata kepada pesrta didik terhadap suatu
objek atau benda, meskipun hanya dalam bentuk tiruannya
b.
Memudahkan penjelasan tentang suatu objek atau benda dengan
menunjukan tiruan benda aslinya
2.4.2. Kegunaan Model (Maket)
secara umum, kegunaan model dalam kegiatan pembelajaran dibedakan
menjadi dua, yaitu kegunaan bagi peserta didik dan kegunaan bagi pendidik.
a. Kegunaan Bagi Peserta Didik
b. Kegunaan Bagi Pendidik
2.5 Ruang Lingkup Materi
2.5.1. Pengertian Gerak
Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuannya. Benda
di katakan bergerak jika kedudukan benda itu berubah terhadap benda lain yang
dijadikan titik acuan.
Berdasarkan keadaannya, gerak benda dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.
Gerak nyata
Gerak nyata adalah gerak benda yang sesunguhnya. Contoh: orang
berjalan, kuda berlari,kelereng menggelinding.
b.
Gerak semu
Gerak semu adalah keadaan dimana suatu benda terlihat bergerak,
padahal sebenarnya diam. Contoh : matahari yang terlihat bergerak dari
timur ke barat.padahal sebenarnya matahari diam.
Berdasarkan lintasannya, gerak dapat dibagi menjadi :
1. Gerak lurus
Gerak lurus dapat di bedakan menjadi 2 berdasarkan kecepatannya, yaitu :
a.
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus dengan kecepatan
tetap. Contoh : gerak paskibra yang sedang berbaris
b.
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus yang
memiliki perubahan kecepatan yang tetap setiap selang waktu tertentu.
Contoh : gerak sepeda menuruni bukit.
2. Gerak prabola
Gerak prabola adalah gerak yang lintasannya berupa garis lengkung setengah
lingkaran (prabola). Contoh : gerak bola basket yang dilempar masuk
keranjang.
3. Gerak melingkar
Gerak melingkar adalah gerak yang lintasannya berupa lingkaran. Contoh :
gerak jarum jam.
2.5.2. Kinematika Gerak Lurus
Kinematika gerak lurus adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang
gerak dan perubahan gerak suatu benda tanpa meninjau penyebabnya. Benda di
katakan bergerak jika benda tersebut mengalami perubahan kedudukan terhadap
suatu titik acuan.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,
penelitian deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (best, 1982
: 119) yaitu dengan meningkatkan keterampilan bereksperimen melalui penerapan
pendekatan model (maket) pada materi kinematika gerak
1.2 Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan setelah proposal ini selesai diseminarkan
2. Tempat Penelitian
Adapun tempat penelitian yang akan di gunakan peneliti adalah SMA
Negeri 1 Salahutu
1.3 Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X SMA
Negeri
1 Salahutu yang terdiri dari 3 kelas yakni X1, X2, X3 yang
berjumlah 87 orang
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 yang diambil dengan
teknik random sampling (pengambilan secara acak) dengan cara diundi
sehingga kelas yang terpilih akan menjadi sampel penelitian
1.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
a. Tes awal : untuk mengetahui kemampuan awal siswa
b. Tes akhir : untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses
pembelajaran
2. Lembaran observasi
a. Untuk siswa : lembar pengamatan afektif dan lembar pengamatan
Psikomotor
untuk
mengukur
kemampuan
siswa
saat
proses
pembelajaran berlangsung
b. Untuk guru : penggunaan Modul dalam proses pembelajaran
1.5 Variable Penelitian
Variabel dari penelitian ini adalah variabel tunggal yakni hasil belajar fisika
siswa kelas X SMA Negeri 1 Salahutu dengan menggunakan Modul eksperimen.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
1. sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1
Salahutu dan guru serta lingkungan yang mendukung pelaksanaan
kegiatan pembelajaran
2. Jenis data
a.
Lembar penilaian afektif yaitu penilaian terhadap sikap siswa
b. Lembar penilaian psikomotor yaitu penilaian terhadap keterampilan
siswa
c. Tes akhir dilakukan setelah proses belajar berlangsung
1.7 Teknik Analisis Data
Analisis hasil belajar siswa di gunakan yaitu analisis deskriptif yang
digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dengan menggunakan
klasifikasi nilai sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )Mata Pelajaran Fisika
No
Interval nilai
Klasifikasi
1
>60
Tuntas
2
< 60
Tidak Tuntas
( KKM SMA Negeri 1 Salahutu : 2013 )
Nilai siswa di peroleh dengan kriteria penilaian
Nilai yang di capai =
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
= x 100% ( Sudijono : 1996 :7)
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
Download