Standar Pengelolaan

advertisement
Standar Pengelolaan Pendidikan
pada
SPM Pendidikan Provinsi Lampung
Materi Sosialisasi SPM
Kepada
Kepala TK, SD, SMP, SMA, SMK, SLB
Di Provinsi Lampung
1
DASAR HUKUM
• Pemendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan
• Pemendiknas No. 50 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Pemerintah Daerah
• Perda Provinsi dan Perda Kota tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan
2
STANDAR PENGELOLAAN TK
A. ASPEK-ASPEK PENGELOLAAN TK
Prinsip Pengelolaan:
1. Program dikelola secara partisipatoris.
2. TK agar menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.
3
2. Bentuk Layanan:
a. Daya Tampung
Jumlah peserta didik per rombel mak 25 orang.
b. Persyaratan Peserta Didik
Kelompok A usia 4 - 5 tahun; dan
Kelompok B usia 5 - 6 tahun
c. Pakaian Siswa
Dapat diadakan pakaian seragam dalam
pelaksanaannya ditentukan oleh TK bersama
Komite TK.
4
3. Perencanaan Pengelolaan:
a. Ada visi, misi, dan tujuan lembaga, & diembangkannya menjadi program kegiatan nyata dalam
pengelolaan dan peningkatan kualitas TK
b. Visi, misi, dan tujuan lembaga dijadikan cita-cita
& upaya bersama untuk memberikan inspirasi,
motivasi dan kekuatan pada semua, dirumuskan
bersama dengan komite TK.
c. Program harus memiliki izin sesuai dengan jenis
penyelenggara program
5
4. Pelaksanaan Pengelolaan
a.
b.
c.
d.
Melaksanakan program yang telah ditetapkan;
Memonitor dan mengevaluasi program;
Melaporkan kemajuan kepada pihak terkait;
Pengambilan keputusan akademik dilakukan oleh
rapat dewan pendidik, dipimpin oleh kepala TK;
e. Pengambilan keputusan non akademik dilakukan
oleh komite TK yang dihadiri oleh kepala TK;
f. Rapat dewan pendidik dan komite TK dilaksanakan
atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang
berorientasi pada peningkatan mutu TK.
6
4. Pelaksanaan Pengelolaan
g. Pengelolaan administrasi kegiatan meliputi:
• Data anak dan perkembangannya;
• Data lembaga; dan
• Administrasi keuangan dan program.
h. Pengelolaan sumber belajar dan media meliputi pengadaan, pemanfaatan dan perawatan:
• Alat bermain;
• Media pembelajaran; dan Sumber belajar
lainnya.
7
5. Pengawasan dan Evaluasi
– Lembaga memiliki mekanisme untuk melakukan pengawasan dan evaluasi program
minimal satu kali dalam satu semester.
8
B. PERAN SERTA MASYARAKAT
1. Peranserta masy diperlukan untuk
peningkatan mutu pelayanan pendidikan agar
dapat meme-nuhi SPM dan peningkatan mutu
dapat dicapai.
2. Di setiap TK dapat dibentuk organisasi seperti
Badan Peranserta Masyarakat, Komite TK atau
organisasi lain
9
PEDOMAN PENGELOLAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kurikulum dan silabus;
Kalender pendidikan lengkap;
Aktivitas secara rinci selama satu tahun;
Struktur organisasi;
Pembagian tugas di antara pendidik;
Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
Peraturan yang harus dipatuhi oleh semua warga TK;
Tata tertib, minimal untuk: pendidik/tendik, peserta
didik, dan penggunaan serta pemeliharaan sarpras.
10
PENGAWASAN
1. Pengawasan dan pengendalian mutu dg
pengawas internal dan eksternal secara
transparan dg prinsip akuntabilitas publik.
2. Pengawasan proses pendidikan melalui
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan,
& pengambilan langkah tindak lanjut.
3. Pengawasan dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan oleh Dinas Pendidikan
dan unsur lain yang terkait.
11
STANDAR PENGELOLAAN SD
A. PERENCANAAN PROGRAM
Setiap SD agar merumuskan dan menetapkan
visi, misi, dan tujuan sekolah
12
B. RENCANA KERJA SEKOLAH
1. Sekolah membuat RKS dg ketentuan-ketentuan sbb:
a. RKS jangka menengah menggambarkan tujuan yang
akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun
b. RKS tahunan yang dinyatakan dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dilaksanakan
berdasarkan rencana jangka menengah.
2. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah
a. Disetujui rapat dewan pendidik
b. Dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca
c. Rencana kerja empat tahun disetujui komite sekolah
13
C. PELAKSANAN RENCANA KERJA
1. Pedoman Sekolah
a. Sekolah membuat dan memiliki pedoman
b. Perumusan pedoman sekolah
c. Pedoman pengelolaan sekolah meliputi: KTSP, kalender
pend; struktur organisasi sekolah, pembagian tugas guru,
dan tendik, peraturan akademik, tata tertib sekolah, kode
etik sekolah, biaya operasional sek;
d. Pedoman sekolah berfungsi sbg petunjuk pelaksanaan
operasional
e. Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan
f. Pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan
dievaluasi setiap akhir tahun,
14
2. Struktur Organisasi Sekolah
a. Struktur organisasi sekolah berisi tentang
sistem penyelenggaraan dan administrasi
yang diuraikan secara jelas dan transparan.
b. Semua pimpinan, pendidik, dan tenaga
kependidikan mempunyai uraian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab yang jelas
c. Pedoman yang mengatur tentang struktur
organisasi sekolah
15
3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah
a. Kegiatan sekolah, agar: dilaksanakan berdasarkan
rencana kerja tahunan
b. Pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak sesuai dg
rencana yg sudah ditetapkan, perlu mendapat
persetujuan rapat dewan pendidik dan komite sekolah.
c. Kepala sekolah mempertanggung-jawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang akademik pd rapat dewan
penddk & bidang non-akademik pd rapat komite sek.
16
4. Bidang Kesiswaan
a. Sekolah menyusun dan menetapkan
petunjuk pelaksanaan operasional mengenai
proses penerimaan peserta didik
b. Penerimaan peserta didik sekolah agar
dilakukan: secara objektif, transparan dan
akuntabel
c. Sekolah agar: memberikan layanan konseling
kepada peserta didik, melaksanakan kegiatan
ekstra dan kokurikuler
17
5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
a. Pelaksanaan KTSP
b. Kepala Sekolah bertanggungjawab atas
tersusunnya KTSP;
c. Setiap guru bertanggungjawab menyusun
silabus setiap mata pelajaran yang diampunya
d. Dalam penyusunan silabus, guru dapat
bekerjasama dengan KKG atau MGMP
e. Penyusunan KTSP dikoordinasi, disupervisi, dan
difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota
18
6. Program Pembelajaran
a. Sekolah menjamin mutu kegiatan
pembelajaran
b. Kegiatan pembelajaran didasarkan pada SKL,
SI, dan peraturan pelaksanaannya, serta
Standar Proses dan Standar Penilaian.
c. Mutu pembelajaran di sekolah dikembangkan
d. Setiap guru bertanggungjawab terhadap
mutu perencanaan kegiatan pembelajaran
19
D. PERANSERTA MASYARAKAT
• Peranserta masyarakat diperlukan dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan
pendidikan agar kondisi sekolah dapat
memenuhi standar minimal dan peningkatan
mutu pendidikan dapat dicapai.
20
E. PERSONALIA SEKOLAH
Susunan Personalia SD terdiri atas:
• kepala sekolah;
• pegawai atau petugas tata usaha dan penjaga
sekolah;
• kelompok jabatan fungsional guru;
• unit perpustakaan; dan
• badan peranserta masyarakat atau komite SD.
21
STANDAR PENGELOLAAN SMP
A. PESERTA DIDIK
1. Daya Tampung Siswa
Jumlah siswa dalam satu kelas/rombongan belajar di SMP minimal 24
orang dan maksimal 36 orang, dan daya tampung siswa dalam 1
sekolah maksimum 27 kelas (1080 orang), atau menyesuaikan dengan
tipe sekolah sebagai berikut:
Tipe A, jumlah rombongan belajar 27 kelas (maksimal 972 siswa);
Tipe A1, jumlah rombongan belajar 24 kelas (maksimal 864 siswa);
Tipe A2, jumlah rombongan belajar 21 kelas (maksimal 756 siswa);
Tipe B, jumlah rombongan belajar 18 kelas (maksimal 648 siswa);
Tipe B1, jumlah rombongan belajar 15 kelas (maksimal 540 siswa);
Tipe B2, jumlah rombongan belajar 12 kelas (maksimal 432 siswa);
Tipe C, jumlah rombongan belajar 9 kelas (maksimal 324 siswa);
Tipe C1, jumlah rombongan belajar 6 kelas (maksimal 216 siswa); dan
Tipe C2, jumlah rombongan belajar 3 kelas (maksimal 108 siswa).
22
2. Persyaratan sebagai Siswa
Untuk dapat diterima sebagai siswa SMP, seorang
calon siswa SMP harus:
a. Memiliki ijazah SD/MI atau Surat Keterangan
lain yang sederajat;
b. Berusia minimal 12 tahun, dan maksimal 18
tahun; dan
c. Lulus seleksi jika daya tampung sekolah
terbatas.
23
3. Pakaian Siswa
• Dalam mengikuti kegiatan belajar, siswa pada
prinsipnya memakai seragam. Pakaian seragam siswa
SMP secara nasional (putih–biru), batik, dan seragam
Pramuka, dipakai 2 hari berturut-turut, mulai hari
Senin sampai Sabtu.
• Sekolah dalam menetapkan pakaian seragam
hendaknya melalui musyawarah sekurang-kurangnya
melibatkan kepala sekolah, wakil kesiswaan, guru, OSIS,
dan Komite Sekolah, dengan mempertimbangkan
kondisi dan situasi ekonomi orang tua peserta didik,
etika dan estetika, serta pemenuhan ajaran agama dan
budaya.
24
4. Unit Kegiatan Siswa
Pada intinya sekolah perlu menyediakan fasilitas untuk
mendorong berdirinya organisasi unit kegiatan siswa dalam
rangka menumbuhkan bakat dan minat dalam membangun
iklim demokrasi, misalnya:
a. Kegiatan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah);
b. Kegiatan PMR (Palang Merah Remaja);
c. Kegiatan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah);
d. Kegiatan Pramuka;
e. Kegiatan Paskibra;
f. Kegiatan latihan kepemimpinan;
g. Kegiatan pesantren kilat/kegiatan keagamaan;
h. Klub berbagai cabang olahraga; dan
i. Klub berbagai cabang seni.
25
B. PERANSERTA MASYARAKAT
• Peranserta masyarakat diperlukan agar kondisi
sekolah dapat memenuhi sekurang-kurangnya
mencapai standar pelayanan minimal dan
atau standar nasional pendidikan, agar
mampu berupaya untuk melakukan
peningkatan mutu pendidikan.
• Pada setiap sekolah wajib membentuk
organisasi seperti Badan Peranserta Masyarakat atau Komite Sekolah atau organisasi
lainnya
26
Fungsi Komite Sekolah
1. Membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan
di sekolah;
2. Memelihara, meningkatkan dan mengembangkan
sekolah; dan
3. Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi
penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
4. Memediasi sekolah dengan masyarakat, pemerintah,
dan instansi lain yang diperlukan.
27
C. MANAJEMEN SEKOLAH
1. Setiap SMP menerapkan manajemen peningkatan
mutu berbasis sekolah (MPMBS).
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap sekolah
diharuskan:
a. merumuskan visi, misi dan target mutu
b. merencanakan program kegiatan sekolah
c. melaksanakan program yang ditetapkan
d. memonitor dan mengevaluasi program
e. merumuskan target mutu baru
f. melaporkan kemajuan yang dicapai kepada
orangtua masyarakat, dan pemerintah (stakeholders
pendidikan).
28
lanjutan
3. Segala keputusan dan kebijakan sekolah
ditetapkan melalui musyawarah antar warga
sekolah dengan persetujuan komite sekolah.
4. Setiap SMP harus memiliki pedoman yang
mengatur tentang:
a. kurikulum satuan pendidikan (KSP)
b. kalender pendidikan
c. struktur organisasi sekolah
d. pembagian tugas guru dan TU
e. tata tertib sekolah
f. kode etik hubungan antar warga sekolah
g. biaya operasional sekolah
29
lanjutan
5. Setiap sekolah harus memiliki “Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS)”
6. RPS disusun sekurang-kurangnya untuk jangka
waktu 4 tahun
7. Sekolah wajib membuat program kerja
tahunan atau rencana operasional sekolah
(Renop)
8. Untuk mengawasi tercapainya program, maka
dilakukan kontrol
9. Penilaian sekolah
30
D. PERSONALIA
• Susunan Personalia SMP minimal terdiri atas:
1. Kepala Sekolah
2. Wakil Kepala Sekolah
3. Urusan Tata Usaha Sekolah
4. Unit Laboratorium
5. Unit Perpustakaan
6. Dewan Guru
31
STANDAR PENGELOLAAN SMA
A. POLA MANAJEMEN
Pengelolaan SMA dilakukan dengan menerapkan
manajemen berbasis sekolah (MBS). setiap SMA agar dapat:
1. merumuskan visi dan misi yang jelas serta terarah
2. merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
3. menyusun rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS);
4. mensosialisasikan seluruh program
5. melaksanakan program
6. melaksanakan monitoring dan evaluasi
7. menyusun laporan dan mengevaluasi
8. merumuskan program baru
9. pengambilan keputusan berdasarkan hasil musyawarah
10. memiliki struktur organisasi
32
C. PENANGGUNG JAWAB
1. Pengelolaan SMA dipimpin oleh kepala sekolah
2. Kepala SMA dalam melaksanakan tugasnya
dibantu minimal oleh tiga wakil kepala sekolah
3. Pengambilan keputusan dibidang akademik
dilakukan oleh rapat dewan guru yang dipimpin
oleh kepala SMA
4. Pengambilan keputusan dibidang non akademik
dilakukan oleh komite sekolah melalui
musyawarah yang dihadiri oleh kepala SMA.
5. Rapat dewan guru dan komite sekolah
dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah
mufakat yang berorientasi pada peningkatan
mutu SMA.
33
D. PEDOMAN PENGELOLAAN
1. Umum
Setiap satuan unit SMA harus memiliki:
a. Kurikulum dan silabus yang jelas.
b. Kalender pendidikan
c. Struktur organisasi yang lengkap
d. Pedoman yang mengatur tentang pembagian
tugas
e. Peraturan akademik yang jelas
f. Tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik, serta penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana
34
lanjutan
g. Pedoman tentang kode etik hubungan antara sesama
warga dan hubungan antar warga sekolah dengan
masyarakat.
h. Biaya operasional sekolah yang memadai.
i. Seluruh pedoman tersebut di atas diputuskan oleh
rapat dewan guru dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah,
kecuali pedoman tentang struktur organisasi,
pembagian tugas, tata tertib, dan biaya operasional.
j. Pedoman yang mengatur tentang struktur organisasi
dan biaya operasional diputuskan memalui rapat
perwakilan sekolah bersama Komite Sekolah dengan
berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah.
k. Pedoman yang mengatur tentang pembagian tugas
tenaga kependidikan diputuskan oleh Kepala Sekolah.
35
lanjutan
l. SMA dikelola berpedoman kepada RKT yang merupakan
penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah
yang meliputi masa 4 (empat) tahun.
m. Rencana kerja sebagaimana dimaksud di atas meliputi:
1) Jenis dan bentuk-bentuk kegiatan;
2) Sumber pendanaan kegiatan;
3) kalender pendidikan meliputi jadwal pembelajaran,
ulangan, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur;
4) jadwal penyusunan kurikulum untuk tahun ajaran
berikutnya;
5) mata pelajaran yang ditawarkan pada tahun berikutnya;
6) penugasan pendidik pada mata pelajaran dan kegiatan
lainnya;
36
lanjutan
7) buku teks mata pelajaran yang dipakai pada
masing-masing mata pelajaran;
8) jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pembelajaran;
9) pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal
bahan habis dipakai;
10) jadwal rapat dewan guru, rapat konsultasi
dengan orangtua murid, dan dengan komite
sekolah;
11) rencana anggaran pendapatan dan belanja
sekolah (RAPBS);
37
lanjutan
12)jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja
untuk satu tahun terakhir;
13) pengelolaan SMA dilaksanakan secara efisien, efektif,
dan akuntabel;
14) pelaksanaan pengelolaan yang tidak sesuai dengan
rencana kerja tahunan harus mendapat persetujuan
komite sekolah; dan
15) pelaksanaan pengelolaan dipertanggungjawabkan
oleh kepala sekolah kepada rapat komite sekolah.
n. Rencana kerja harus disetujui dewan guru setelah
memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah.
38
2. Penjaminan Mutu & Pengelolaan Peserta Didik
a. Mutu Sekolah
Mutu suatu SMA terlihat dari hasil akreditasi sekolah
yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN).
b. Daya Tampung
Agar dapat dilakukan pembelajaran secara efektif dan
efisien, satu SMA tidak boleh mengelola peserta didik
lebih dari 27 rombongan belajar, karena harus
disesuaikan dengan tipe sekolah. Daya tampung satu
SMA harus berpedoman kepada tipe sekolah yang
bersangkutan, yaitu sebagai berikut:
39
tipe sekolah dan daya tampung
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
sekolah tipe A daya tampung maksimal 27 kelas.
sekolah tipe A1 daya tampung maksimal 24 kelas.
sekolah tipe A2 daya tampung maksimal 21 kelas.
sekolah tipe B daya tampung maksimal 18 kelas.
sekolah tipe B1 daya tampung maksimal 15 kelas.
sekolah tipe B2 daya tampung maksimal 12 kelas.
sekolah tipe C daya tampung maksimal 9 kelas.
sekolah tipe C1 daya tampung maksimal 6 kelas.
sekolah tipe C2 daya tampung maksimal 3 kelas.
c. Jumlah peserta didik dalam satu kelas/rombongan
belajar maksimal 36 orang.
40
lanjutan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Kegiatan OSIS (organisasi siswa intra sekolah).
Kegiatan PMR (palang merah remaja).
Kegiatan UKS (usaha kesehatan sekolah).
Kegiatan Pramuka (praja muda karana).
Kegiatan Paskibra (pasukan pengibar berdera).
Kegiatan latihan kepemimpinan.
Kegiatan pesantren kilat atau kegiatan
keagamaan lainnya.
8) Klub berbagai cabang olahraga.
9) Klub berbagai cabang seni.
41
3. Pengelolaan Pemberdayaan Masyarakat
a. Setiap SMA harus memiliki organisasi kemasyarakatan
seperti Komite Sekolah, yang berfungsi sebagai
adviser, supporting, controlling, dan mediator.
b. Pengambilan keputusan dibidang akademik dilakukan
oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala
sekolah.
c. Pengambilan keputusan di bidang non akademik
dilakukan oleh komite sekolah yang dihadiri oleh
kepala sekolah.
d. Rapat dewan guru dan komite sekolah dilaksanakan
atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang
berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
42
4. Pengawasan
a. Pengawasan meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil
pengawasan.
b. Pemantauan dilakukan oleh kepala sekolah
dan komite sekolah atau lembaga
independen secara teratur dan
berkesinambungan untuk menilai efisiensi,
efektivitas, dan akuntabilitas.
43
SELESAI,
MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH
44
Download