makalah alat tangkap drive in nets

advertisement
MAKALAH ALAT TANGKAP DRIVE IN NETS
Disusun oleh:
Gigih Aji Winata
26010211140081
Yuliana Khasanah
26010215120010
Selvia Marantika
26010215120030
Amalina Kirana Putri
26010215140058
Muhammad Yasin Fadlilah
26010215130080
Kiky Erlinda Namaskara
26010215140102
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik penangkapan ikan ialah teknik atau cara-cara mempergunakan alat
penangkapan ikan. Menangkap ikan membutuhkan peralatan dan teknik yang tepat
untuk menangkap ikan, baik yang masih traditional maupun yang menggunakan
teknologi moderen. Sedangkan yang dimaksud dengan alat penangkapan ikan adalah
segala macam alat yang di pergunakan dalam proses penangkapan ikan termasuk
kapal, alat tangkap dan alat bantu penangkapan. Dengan peralatan dan teknik
penangkapan yang tepat akan dapat menangkap ikan dengan hasil yang baik. Untuk
mempermudah pengenalan dan mempelajari beberapa jenis alat penangkap ikan ini,
para ahli perikanan membagi atas beberapa golongan ditinjau dari :
1.
Bahan pembuat alat penangkapan ikan
2.
Cara penangkapan
3.
Hasil tangkapan
4.
Daerah penangkapan
Banyak alat tangkap yang digunakan dalam dunia perikanan. Menurut A. V.
Brandt, alat tangkap dibagi ke dalam 15 klasifikasi yaitu fishing without gear, fishing
with wounding gear, fishing by stupefying, line fishing, fishing with traps, fishing
with bags with fixed mounth, fishing with dragged gear, seining, fishing with
surrounding net, fishing with drive in methods, fishing with life nets, fishing with
falling gear, fishing with gill net, fishing eith tagle net.
Fishing with drive in methods yaitu penangkapan yang dalam operasinya alat
tangkap ditenggelamkan kemudian didorong dan dikendalikan. Contohnya adalah
seser (untuk menangkap nener), sudu (menangkap udang) dan muroami (pukat
karang). Ada contoh dari alat tangkap dengan metode drive-in net yaitu gill net, scoop
net, scare lines dan gib.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu contoh alat tangkap drive in nets adalah muroami. Muroami
termasuk dalam drive-in net yang menangkap ikan dengan menggiring ikan ke dalam
alat tangkap. Pukat ikan karang (muro-ami) adalah suatu alat penangkapan yang
dibuat dari jaring, yang terdiri dari sayap dan kantong yang dalam pengoperasiannya
dilakukan penggiringan ikan-ikan yang akan ditangkap agar masuk ke bagian kantong
yang telah dipasang terlebih dahulu (Amiruddin, 2014).
1. Kontruksi
Kontruksi muroami terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
a. Bagian jaring
Terdiri dari kaki panjang, kaki pendek, dan kantong (dengan ukuran
kantong cukup besar dan dapat memuat 3 ton ikan).
b. Pelampung
Terdiri dari pelampung-pelampung kecil yang berada pada tali ris atas
dari kaki, yang merupakan pelampung tetap. Juga terdapat pelampung dari
bola gelas dan bambu yang biasanya hanya digunakan pada saat oprasi
penangkapan.
c. Pemberat
Terdapat pada bagian bawah kaki (ris bawah) dan bagain bawah mulut
kantong (bibir bawah) yang terbuat dari batu. Pada waktu jaring digunakan,
pada bagian depan kaki masih dilengkapi jangkar. (Subani 1989 dan Gunarso
1985).
Parameter utama dalam alat ini adalah terdapat kantang tempat ikan
tertangkap. Semakin besar kantong maka akan semakin banyak ikan yang dihasilkan
dalam penangkapan.
gambar 1: Alat tangkap muroami
gambar 2: Konstruksi jaring muroami
2. Operasi Penangkapan
Drive-in net merupakan alat tangkap aktif, merupakan kesalahan jika
menganggap bahwa alat tangkap aktif adalah alat tangkap yang pengoperasian hanya
dengan cara bergerak atau diderek karena dikategorikan alat tangkap itu aktif atau
pasif yaitu dilihat dari cara bagaimana ikan terjerat secara sukarela dengan ikan atau
target yang menghampiri alat tangkap atau secara tidak sukarela yaitu dengan cara
digiring (Brandt A.V, 1984). Drive-in net merupakan alat tangkap yang
pengoperasian nya dengan cara digiring, yaitu contoh nya muroami. Alasan
penggunakan alat tangkap dengan metode drive-in net adalah karena hasil yang
didapat lebih banyak dan tidak perlu meluangkan waktu lama. Pengoperasian dengan
teknik drive-in net ini bisa dilakukan dengan banyak cara yaitu:
a. Mengetahui dan dapat memperkirakan adanya kawanan ikan yang dilakukan
oleh beberapa nelayan dengan cara menyelam dengan menggunakan kacamata
air.
b. Mengetahui keadaan arus air antara lain kemungkinan adanya arus atas dan
bawah serta mengenai kekuatan arus. Kekuatan arus skala sedang adalah yang
paling baik untuk pemasangan atau penanaman jaring.
c. Pemasangan jaring dilakukan demikian rupa sehingga membentuk huruf V
atau lingkaran dan letak ujung depan kaki yang pendek harus berada di tempat
dangkal dimana karang berada, sedangkan ujung kaki panjang diletakkan
ditempat dalam.
d. Penggiringan segera dilakukan setelah pemasangan kantong yaitu dengan
mengambil tempat anatara ¼-1/3 dari bagian ujung kaki yang belakang.
Muroami umumnya dioperasikan satu hari atau one day fishing. Satu unit
penangkapan muroami rata-rata melakukan 2-3 kali setting dalam satu hari
penangkapan. Muroami biasanya berangkat sekitar pukul 6-7 pagi, satu jam setelah
pemberangkatan penyelam mengamati daerah penangkapan dimana muroami akan
dioprasikan. Setelah mendaptkan lokasi, kapal yang memuat jaring dan palkah mulai
menempatkan jangkar, kemudian para penyelam memasang jaring pelari dan jaring
kantong pada kedalaman sekitar 5 hingga 35 m. Proses ini memakan waktu sekitar 40
menit. Faktor yang cukup penting dalam pengoprasian muroami adalah arus yang
membantu jaring kantong dapat terbuka secara sempurna. Penyelam naik kekapal
yang memuat kompresor hookah setelah pemasangan jaring selesai dan bersiap
melakukan penyelaman tahap kedua. Tahap ini termasuk di dalamnya adalah proses
penggiringan. Lama waktu penggiringan sangat bervariasi antara 10-40 menit, pada
selang kedalamanya 5-35 m. Interval waktu antara penyelaman cukup pendek, sekitar
10 menit. Penyelam mengangkat jaring kantong ke permukaan secepat mungkin,
setelah ikan digiring kedalam jaring kantong. Kemudian penyelam kembali masuk
kedalam perairan.
Contoh dari alat tangkap dengan metode drive-in net tidak hanya muroami
tetapi gill net, scoop net, scare lines dan gib. Tipe-tipe, metode dan desain alat
tangkap tradisional dan modern yaitu gill nets, cast nets, hook and line, entangling
nets, pukat, lift nets dan perangkap merupakan alat tangkap yang bisa dijadikan
dengan metode drive-in nets (Kingdom dan Kwen, 2009)
3. Fish Target (Target Penangkapan)
Ikan yang menjadi sasaran penangkapan muro-ami yaitu famili Caseodidae
(ekor kuning dan pisang-pisang) yang merupakan kelompok ikan karang yang dapat
dieksploitasi secara besar-besaran karena membentuk kelompok yang relatif besar
(Komisi Stok Nasional,1998 dalam Iskandar, 2009)
Setiap set dari penggunaan muro-ami, menghabiskan waktu sekitar 1 jam, dan
dapat menghasilkan tangkapan ±3,8 kg man-h- , serupa dengan drive-in-net berskala
kecil yang digunakan di Papua New Guinea. Hasil tangkapan dari drive-in-net dan
beach seine umumnya yaitu spesies/ikan karang dan ikan pelagis kecil, dengan
surgeonfish sebagai mayoritas tangkapan. (Corpusz et. al., 1985); Dalzell et. al.,
1990)
Spesies karang utama yang mampu ditangkap oleh drive-in-nets yaitu
surgeonfishes, parrotfishes, mullets (Mugilidae) and rabbitfishes (Siganidae).
4. Fishing Ground (Daerah Penangkapan)
Muorami merupakan alat tangkap yang dioperasikan di daerah terumbu
karang. Alat tangkap ini hanya tersebar di Kepuluan Seribu, Kepuluan Spermonde,
Kepulauan Sapekan, dan Lombok. (Iskandar, 2009).
Daerah penangkapan ikan bagi alat tangkap muroami adalah perairan karang
pada kedalaman antara 10-25 m atau biasa disebut “karang dalam” yang terletak
dasar lautnya tidak terlalu miring. Berdasarkan penelitian Marnane et al (2004).
Jaring muroami dipasang di sekitar terumbu karang dengan kedalaman sekitar 1020m dan penyelam memulai
penggiringan pada kisaran kedalaman 5-35m.
Pengoperasian muroami pada kedalaman tersebut berkaitan dengan habitat ikan ekor
kuning yang umumnya tersebar pada kedalaman 0-40m.
gambar 3: fish target dan fishing ground
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, S. 2014. Jaringan Sosial Pemasaran pada Komunitas Nelayan
Tradisional Banten. Jurnal Komunitas. 6 (1): 109
Brandt A.V. 1984. Fish Catching Methods of The World. England: Fishing New
Book Ltd.
Iskandar, Mokhammad Dahri. 2009. Konstruksi Alat Tangkap Muroami dan Metode
Pengoperasiannya di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Jurnal Mangrove
dan Pesisir. 10 (1) : 29-37
Kingdom T. dan K.Kwen. 2009. Survey of Fishing Gear and Methods in the Lower
Taylor Creek Area, Bayelsa State, Nigeria. World Journal of Fish and Marine
Sciences. 1(4): 313-319
Polunin, N.V.C. and C.M. Roberts. 1996. Reef Fisheries. London: Chapman and
Hall, Fish and Fisheries. (20)
Raspati, Ribka Puji. 2008. Pengkajian Hasil Tangkapan Muroami Di Kepualuan
Seribu [Skripsi].
Download