Asal Muasal Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ; [email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, Manager: Yonata Bastian, Ludwig Noya, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of Seventh-day Adventists Pelajaran Ke Lima 26 JANUARI—1 PEBRUARI 2013 Penciptaan Dan Moralitas “Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: ‘Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati’” (Kej. 2:16, 17) 1 | SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia. Diterjemahkan oleh: Ezra Ibrahim. Asal Muasal Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ; [email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, Manager: Yonata Bastian, Ludwig Noya, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of Seventh-day Adventists Sabat 26 JANUARI Pendahuluan 1 Kor. 3:5 Masih Diserang Baru-baru ini saya membaca di satu surat kabar lokal bahwa sebuah kelompok militan di Somalia telah memberlakukan larangan terhadap Sambusa, makanan kecil populer yang diisi dengan daging cincang, sayuran, atau biji-bijian. Larangan tersebut benar-benar aneh di negara yang dilanda perang dan kelaparan ini, tetapi yang lebih membingungkan lagi adalah dugaan bahwa para pendukung Islam mungkin menghubungkan makanan ringan berbentuk segitiga dengan simbol Kristen yang bertolak belakang dengan agama mereka. Termasuk dalam asal-muasal kita adalah seperangkat norma-norma yang membentuk kehidupan kita di bumi. Konflik atas keyakinan agama sering melibatkan makanan, pakaian, atau gaya hidup secara keseluruhan. Namun, sebagai orang Kristen kita percaya bahwa kita semua berasal dari satu Tuhan yang menciptakan kita menurut gambar rupa-Nya. Yang membuat kita unik dari semua yang lain bahwa Tuhan menciptakan, dan sebagai satu-satunya makhluk yang diciptakan menurut gambar rupa-Nya, kita berhutang nyawa kepada-Nya. Bahkan orang-orang dengan berbagai macam keyakinan tentang Tuhan dan asalmuasal kita harus menemukan kebenaran bahwa kita semua berasal dari satu Sumber dimana kita harus berhutang kesetiaan total. Minggu ini kita akan membahas pentingnya untuk percaya bahwa ada Allah yang menciptakan kita dan bahwa hidup kita berarti. Kita juga akan mendalami bagaimana kita semua bergantung pada Allah yang luar biasa ini. Termasuk dalam asal-muasal kita adalah seperangkat norma-norma yang membentuk kehidupan kita di bumi. Moralitas adalah sistem perilaku berdasarkan norma ini. Sistem ini juga mengatur keputusan kita sehari-hari. Allah yang menciptakan kita telah memberikan pedoman ini sehingga kita tidak akan salah dalam proses mengambil keputusan. Orang-orang sering mengatakan mereka bisa melihat Allah tercermin dalam bentuk fisik seperti pada bintang-bintang, gunung-gunung, danau-danau, atau di hutan. Tetapi dapatkah mereka melihat Allah tercermin dalam keputusan yang diambil umatnya dan dalam tingkah laku mereka? Minggu ini kita juga akan belajar mengenai ketergantungan kita pada-Nya, bagaimana Dia membuat kita menurut gambar dan rupa-Nya, dan bagaimana kita dapat menerapkan moralitas dan pertanggung-jawaban dalam kehidupan kita sehari-hari. Felix Otieno, Homa Bay County, Kenya 2 | SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia. Diterjemahkan oleh: Ezra Ibrahim. Asal Muasal Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ; [email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, Manager: Yonata Bastian, Ludwig Noya, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of Seventh-day Adventists Minggu 27 JANUARI Logos Hak Pemberian Allah Kej. 1:26–28; Maz. 95:6, 7; Mat. 25:31–46; Kisah 17:16–31; Fil. 2:1–8 Hak Memiliki (Mazmur 95:6, 7; 100) Beberapa negara memiliki kebebasan beragama. Lainnya masih tidak menikmati hak ini. Dalam Alkitab, adalah jelas bahwa manusia hanya memiliki satu pencipta, Allah yang Mahakuasa. Karena Allah kekal adanya (Yohanes 8:35), kita memiliki setiap alasan untuk berserah dalam kemahakuasaan-Nya, yakin bahwa kita bergantung pada Sumber ilahi yang sempurna dan tidak pernah berubah (Mal. 3:6). Seperti domba-domba di bawah perlindungannya, kita perlu bergantung pada-Nya dalam hal kebijaksanaan dan kehidupan. Bisakah kita berjalan dalam jejak Kristus di abad kedua puluh satu? Sebagai makhluk Tuhan, adalah hak kita untuk menyembah dan memuja Pencipta kita. Saat kita menolak hak ini, baik karena pilihan kita sendiri atau dengan pilihan orang lain, kita berhenti mengembalikan kepada Tuhan sesuatu yang menjadi milik-Nya. Dalam kasihnya yang luar biasa, Ia memberikan kita kebebasan untuk memilih atau menolak Dia. Jika kita menerima ketentuan untuk keselamatan yang telah Ia lakukan melalui Yesus Kristus, kita akan memiliki sukacita dalam kehidupan ini dan yang selanjutnya. Wakil Tuhan(Kejadian 1:26–28; 9:6) Allah menciptakan kita menurut gambar rupa-Nya. Manusia adalah puncak dari ciptaan-Nya. Dengan demikian, Ia menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden untuk “beranak cucu, bertambah banyak, dan memenuhi bumi, dan menaklukkannya, dan menguasai ikan-ikan di laut, dan atas burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di atas bumi”(Kejadian 1:28). Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah wakil Allah di bumi ini. Dia memberi kita kemampuan untuk menjadi sahabat-Nya. Untuk tujuan ini, kita diberikan pertanggung-jawaban mengurus ciptaan-Nya yang lain. Sumber daya alam yang diciptakan Tuhan, seperti ikan, binatang, burung, dan tanaman adalah milik kita untuk dirawat tanpa mengganggu keseimbangan ekologis dari wilayah geografis di mana kita tinggal. Allah adalah pencipta yang ajaib, dan untuk memastikan bahwa hasil ciptaanNya dirawat dengan baik, Dia menciptakan manusia dan memberikan pertanggung-jawaban atas segala hal. Satu hal yang perlu diingat tentang menjadi wakil Allah adalah bahwa seluruh umat manusia berasal dari seorang pria dan seorang wanita. Kita semua keturunan dari orang tua pertama-tama ini. Oleh karena itu, kita semua adalah saudara dan saudari dan tidak boleh menaruh perasaan sakit hati terhadap satu sama lain. Tuhan memberi kita kemampuan untuk beranak cucu, memenuhi bumi, dan mengurusnya, hal ini berarti kita harus juga mengurus satu sama lain, dengan demikian menghidupkan kasih Allah terhadap satu sama lain (1 Yohanes 4:7, 8). 3 | SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia. Diterjemahkan oleh: Ezra Ibrahim. Asal Muasal Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ; [email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, Manager: Yonata Bastian, Ludwig Noya, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of Seventh-day Adventists Dalam Jejak Kristus (Filipi 2:1–8) Bisakah kita berjalan dalam jejak Kristus di abad kedua puluh satu? Pertanyaan ini mengganggu pikiran orang muda saat ini. Namun, Firman Tuhan sangatlah jelas. Kristus dan Bapa memiliki sifat yang sama. Oleh karena itu, jika kita ingin meniru sifat Sang Pencipta, kita harus mencarinya di dalam kehidupan Yesus. Alkitab meng-instruksikan kita untuk mengasihi musuh kita (Matius 5:44). Dengan pikiran manusia kita mungkin berpikir bahwa ini adalah mustahil. Pencipta kita, bagaimanapun juga, mengasihi semua orang. Kristus meneguhkan kasih Allah ketika Dia datang untuk tinggal bersama manusia berdosa, ketika Ia berjalan dijalan yang sama bersama manusia dan makan makanan yang sama dengan mereka. Dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang baik (Lukas 10:2537), Alkitab menggambarkan konsep kasih tak terbatas yang merupakan sifat dari Pencipta kita. Tuhan ingin kita berbuat baik, berbelas-kasihan, dan penuh cinta-kasih kepada semua orang yang kita temui, seperti yang Dia lakukan. Ketika kita melakukan itu, kita terikat sebagai sebuah keluarga dalam Kristus. Menghadapi Penghakiman (Matius 25:25:31–46; Kisah 17:16–31) Kita berbicara tentang hari penghakiman ketika Tuhan akan membuka buku surgawi untuk mengungkapkan sejarah kehidupan kita. Di balik pikiran kita, kita tahu betul bagaimana kita menghabiskan hari-hari kehidupan kita. Tuhan ingin kita untuk mengenaliNya dalam segala situasi dalam hidup kita dalam senang atau susah. Kebanyakan orang akan merasa sulit untuk memuji Tuhan dalam keadaan sulit. Namun, Allah mengamati setiap langkah jalan kita saat kita menjalani hidup kita. Kriteria penghakiman melibatkan bagaimana kita menjalani prinsip-prinsip moralitas dan pertanggung-jawaban Tuhan. Dengan kata lain, cara kita hidup berdampingan bersama sesama manusia dalam setiap dan segala situasi sanggatlah berarti dalam kehidupan kita sebagai umat Kristen. Apakah kita menaruh simpati terhadap orang-orang yang sakit, lapar, tak bertempat tinggal, yang berada di penjara, dan orang-orang yang hidupnya telah hancur akibat perang? Apa yang kita lakukan terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan sehingga mereka akan melihat Kristus di dalam diri kita? Kita akan bertanggung jawab terhadap semua yang kita lakukan dengan kehidupan kita. Maka itu kita perlu mempertimbangkan dengan hati-hati tindakan dan perkataan kita yang menentukan apa dan siapa yang orang-orang lihat ketika mereka mengamati Kita. TANGGAPAN 1. Pikirkan cara-cara tertentu di mana kita dapat menanggapi kebutuhan orang lain sehingga mereka akan melihat Kristus di dalam diri kita. 2. Tuhan menciptakan kita untuk menyembah dan melayani Dia. Jadi mengapa bahwa beberapa warga dunia masih tidak menikmati hak ini? 3. Sampai sejauh mana kita harus merawat alam ciptaan Tuhan? Seline Khavetsa, Nairobi, Kenya 4 | SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia. Diterjemahkan oleh: Ezra Ibrahim. Asal Muasal Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ; [email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, Manager: Yonata Bastian, Ludwig Noya, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of Seventh-day Adventists Senin 28 JANUARI Kesaksian Suatu Rupa Yesus Ulangan 10:17–19 Allah menciptakan kita menurut gambar rupa-Nya sehingga kita bisa menjadi wakil-Nya di bumi. Allah mengasihi kita dan rindu untuk lebih dekat dengan kita daripada orang tua duniawi terhadap keturunannya. Pada saat yang sama, Ia ingin agar kita mengasihi sesama manusia dan menaruh belas-kasihan terhadap satu sama lain dalam masa baik dan buruk. Kristus “menemukan kita hampir mati, dan Dia mengambil tempat Kita.” “Dalam cerita orang Samaria yang baik, Kristus menggambarkan sifat agama yang benar. Dia menunjukkan bahwa agama itu tidak terdiri dari sistem, keyakinan, atau ritual, tetapi dalam perwujudannya adalah perbuatan yang penuh kasih, dalam berbuat kebaikan terbesar kepada orang lain, dalam perbuatan baik yang tulus”1 “Para malaikat surga memandang penderitaan keluarga Allah di bumi, dan para malaikat itu siap bekerja sama dengan manusia dalam mengurangi penindasan dan penderitaan itu. Allah dalam perlindungan-Nya telah mengutus imam dan orang Lewi melewati jalan di mana para penderita berbaring, agar mereka dapat melihat kebutuhan ini dalam belas kasihannya dan memberikan pertolongan”2. Namun, para imam and orang Lewi tersebut memilih untuk tidak melakukan perintah Tuhan. Pada sebaliknya, Orang-orang Samaria, “tidak mempertanyakan apakah orang asing itu adalah seorang Yahudi atau seorang kafir. Jika seorang Yahudi, orang Samaria juga tahu bahwa, dalam kondisi mereka yang terbalik, orang itu akan meludahi wajahnya, dan melewatinya dengan penghinaan. Tapi dia tidak ragu-ragu dalam hal ini. . . . adalah cukup baginya dihadapannya berbaring seseorang yang membutuhkan pertolongan dan sedang menderita”3 Ini adalah contoh yang seharusnya kita tiru. Berjalan dalam jejak Kristus menuntut agar kita mengikuti teladan kasih, kemurahan hati, dan kasih sayang-Nya setiap saat. “Dalam cerita orang Samaria yang baik, Yesus memberikan gambaran tentang diri-Nya dan misi-Nya. Manusia telah ditipu, babak-belur, dirampok, dan dihancurkan oleh Setan, dan di terlantarkan sampai binasa, tetapi Juruselamat merasa iba pada kondisi kita yang tidak berdaya. Dia meninggalkan kemuliaan-Nya dan datang untuk menyelamatkan kita. Dia menemukan kita hampir mati, dan Dia mengambil tempat Kita. Ia menyembuhkan luka-luka kita. Dia menyelubungi kita dengan jubah kebenaran. Ia memberikan tempat perlindungan keselamatan, dan membuat ketetapan bagi kita dengan biaya sendiri. Ia mati untuk menebus kita. ”4 TANGGAPAN 1. Apakah tiga sifat orang Samaria yang baik yang anda butuhkan untuk diterapkan dalam kehidupan anda dalam meniru teladan Kristus? 2. Di sekitar tempat tinggal anda, bagaimana anda bisa menunjukkan kepada “imam dan orang Lewi” agar mengikuti contoh orang Samaria yang baik? ____________ 1. The Desire of Ages, p. 497. 2. Ibid., p. 500. 3. Ibid., p. 503. 4. Ibid., p. 503, 504. Silas Onyango, Nairobi, Kenya 5 | SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia. Diterjemahkan oleh: Ezra Ibrahim. Asal Muasal Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ; [email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, Manager: Yonata Bastian, Ludwig Noya, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of Seventh-day Adventists Selasa 29 JANUARI Bukti Pengkhotbah. 12:14 Mempraktekan Pertanggung Jawaban Moral Pertanggung-jawaban moral membantu kita untuk menilai alasan Kita. “Perlu ada cara untuk membedakan hal yang baik dari yang buruk. Contohnya, standar moral mungkin menentukan bahwa bersikap baik terhadap anak-anak adalah baik, tetapi menyiksa mereka untuk bersenang-senang adalah buruk. Jika standarnya adalah benar-benar subyektif, maka orang bisa percaya apa saja dan setiap orang akan dibenarkan dalam melakukan hal yang benar di mata mereka sendiri. Bahkan ‘standar bersosialisasi’ hanya didasarkan pada pendapat orang. Jadi kita perlu standar yang berlaku terlepas dari pendapat perorangan ataupun kelompok tertentu”*. Pertanggung-jawaban moral memiliki pahala tersendiri Standar itu adalah Alkitab, yang telah Allah berikan kepada kita sebagai alat penilaian universal yang dapat digunakan yang untuk memeriksa pikiran dan perilaku kita. Standar Alkitab berlaku untuk semua orang, tanpa pandang bulu atau perasaan takut, dalam semua situasi kehidupan. Sebagai contoh, kita tahu bahwa kita dapat menggunakan hak kita untuk membuat keputusan moral yang bebas. Tapi kita juga tahu bahwa kita diharapkan bertanggung jawab dalam setiap pikiran yang kita miliki dan setiap tindakan yang kita lakukan. Itulah sebabnya pada Hari Penghakiman, Allah telah menunjukkan seorang Manusia yang akan duduk di atas takhta surgawi untuk menjatuhkan penghakiman atas semua orang. Manusia itu adalah Yesus Kristus. Itulah sebabnya kita diwajibkan sebagai orang Kristen untuk melakukan hal yang benar menurut Alkitab. Melakukan hal itu tidak akan melanggar hak pemberian-Tuhan kepada setiap masing-masing manusia. Kita berutang kewajiban ini kepada Allah, walaupun hal itu bertentangan dengan kepentingan diri kita. Pertanggung-jawaban moral memiliki pahala tersendiri. Bagi orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip-Nya melalui kehadiran Roh KudusNya, kehidupannya tidak berakhir di sini. Sebaliknya, ada harapan akhir yang bermakna yang membawa orang-orang itu ke masa depan kehidupan dan yang selanjutnya hingga keabadian. TANGGAPAN 1. Mana yang akan Anda pilih dan mengapa? (a) kehidupan yang baik di sini tanpa harapan setelah kematian, (b) hidup bersama Kristus di bumi dengan harapan hidup yang kekal. 2. Bagaimana Anda berurusan dengan keharusan membuat pilihan yang bertentangan dengan kepentingan diri Anda, terutama ketika pilihan ini berhubungan dengan kerohanian anda? 3. Apa yang diajarkan Galatia 5:13-26 tentang kehidupan dalam Roh dan pertanggung-jawaban moral? ____________ *William Lane Craig, “Can here be moral accountability if there is no life after death?” http://winteryknight.wordpress.com/2011/01/07/canthere-be-moral-accountability-if-there-is-no-life-after-death/ (accessed November 28, 2011). Beatrice Akinyi, Nairobi, Kenya 6 | SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia. Diterjemahkan oleh: Ezra Ibrahim. Asal Muasal Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ; [email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, Manager: Yonata Bastian, Ludwig Noya, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of Seventh-day Adventists Rabu 30 JANUARI Yohanes 14:6 Bagaimana Bergantung Pada Kristus Setan telah merusak gaya hidup kita hingga titik yang mengkhawatirkan sehingga beberapa orang berpikir mereka dapat melakukan segalanya tanpa Allah. Namun, kebenaran itu tetap tinggal bahwa seluruh alam semesta ini adalah milik-Nya. Dia ada dalam permulaan dari segalanya, termasuk hidup kita sendiri. Tidak ada kekuatan lain dimana kita dapat mendasarkan ketergantungan kita. Allah Pencipta adalah lebih hebat dan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada seorang manusia atau gabungan seluruh umat manusia. Doa adalah saluran hidup kita ke tahta Allah Sejak awal Ia gigih dalam cinta kasih-Nya bagi kita, bahkan setelah Adam dan Hawa berdosa. Karena kasih-Nya bagi kita, Allah datang ke dunia sebagai Kristus untuk menjembatani kesenjangan akibat dosa. Oleh karena itu, selain sebagai Pencipta kita, Kristus adalah juga Penebus kita, dan melalui iman kita diperdamaikan dengan Allah. Bergantung pada Kristus memberi kita harapan akan kehidupan yang kekal. Ketergantungan kita pada-Nya akan tumbuh ketika kita melakukan hal berikut ini: Beriman kepada Tuhan. Ini adalah dasar dari ketergantungan kita pada-Nya. Dengan iman, kita percaya bahwa Dia adalah pusat dari keberadaan kita (Kejadian 1:26). Berkomunikasi dengan Tuhan. Kita dapat berkomunikasi dengan-Nya melalui doa, pelajaran Alkitab, merenungkan Firman Allah, dan dalam melayani orang lain. Berada di alam dan mempelajari cara-cara-Nya juga membantu kita berkomunikasi dengan Pencipta kita. Menyanyikan pujian kepada-Nya atau bermain musik inspirasi juga dapat memotivasi kita untuk berkomunikasi dengan-Nya. Membuat keputusan pribadi untuk berubah. Dosa memutuskan hubungan kita dari Pencipta kita. Tetapi karena Kristus telah mati di Kalvari, hubungan kita dengan-Nya dapat dipulihkan. Terserah kepada masing-masing individu untuk membuat keputusan pribadi untuk mengikuti-Nya. Bertekun dalam doa. “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus.” (Efesus 6:18, IndTB). Doa adalah saluran hidup kita ke tahta Allah. Terlebih dari itu, berdoa bagi satu sama lain membantu kasih kita terhadap satu sama lain bertumbuh. TANGGAPAN 1. Apa sajakah hal-hal yang menjauhkan Anda dari Tuhan? 2. Apakah ketergantungan kita pada Allah sebuah hak milik atau hak pemberian? Jelaskan 3. Apakah hal lain yang dapat anda pikirkan yang dapat membantu pertumbuhan ketergantungan kita pada Tuhan? Goretty Atieno, Homa Bay County, Kenya 7 | SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia. Diterjemahkan oleh: Ezra Ibrahim. Asal Muasal Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ; [email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, Manager: Yonata Bastian, Ludwig Noya, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of Seventh-day Adventists Kamis 31 JANUARI Pendapat Pelajaran Dari Ibuku Filipi 2:5–8 Jauh sebelum saya berusia sepuluh tahun, ibu saya mengajarkan saya cara berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan. Dia sering mengajar saya dan saudara kandung saya agar daripada pergi ke pantai dan tempat-tempat mewah untuk liburan, kami harus membantu orang-orang yang sakit atau lapar disekeliling kami. Dengan kata lain, ia mengajarkan kami cara menjadi seperti Kristus. Kasih dan penatalayanan kepada orang lain merupakan sokoguru dari sifat Tuhan Pada saat saya menulis artikel ini, ada kelaparan melanda dan kekeringan di Tanduk Afrika. Sangatlah mengerikan melihat orang-orang tua dan perempuan dan anak-anak menderita di ambang kematian. Fasilitas di kemah-kemah pengungsi dipaksa melampaui batas. Tetapi orang-orang tetap mengalir ke kemah-kemah tersebut dari negara Somalia yang dilanda perang. Hewan liar dan peliharaan sama-sama merasakan akibatnya. Berdasarkan latar belakang inilah negara saya memulai proyek ‘Kenyans for Kenya’ (orang Kenya bagi Kenya’). Setiap warga negara diminta untuk menyumbangkan setidaknya sepuluh shilling (sekitar sepersepuluh dari dolar AS) agar diberikan untuk menyelamatkan orang-orang yang tinggal di Tanduk tersebut. Dalam beberapa hari singkat, proyek tersebut berhasil mengumpulkan setengah miliar shilling, disamping sumbangan materi. Kemurahan hati orang-orang sebangsa saya telah mengajarkan saya beberapa pelajaran penting, salah satunya adalah: Jika kita hidup untuk satu sama lain, kita dapat membuat perbedaan besar dalam masyarakat kita, terutama dalam saat-saat sulit. Kasih dan bantuan yang diberikan kepada sesama manusia yang membutuhkan menjangkau jauh dalam mengajarkan tentang kasih yang dimiliki Pencipta mereka. Memang benar, kasih dan penatalayanan semacam itu kepada orang lain merupakan sokoguru dari sifat Tuhan. Orang-orang itulah yang telah membuat-Nya datang ke dunia sebagai Kristus untuk menyelamatkan setiap orang dari dosa, bukan hanya untuk beberapa orang terpilih. Kristus dan Allah adalah satu dalam sifat dan maksud-tujuan. Namun Kristus tidak “menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (Filipi 2:6, IndTB). Sebaliknya, Ia telah merendahkan diri-Nya di atas kayu salib untuk menebus kita. Sebagai salah satu pengikut-Nya, saya yakin bahwa kita harus mempraktekkan kemurahan hati, karena di mata Tuhan, setiap manusia membutuhkan kasih-Nya. Kita dapat memilih apa atau siapa yang menjadi bagian kehidupan kita. Tapi kita tidak seharusnya melupakan penderitaan orang lain. Kita harus selalu ingat untuk berbagi dengan mereka apa yang kita miliki. Dengan demikian, mereka belajar tentang sifat Pencipta mereka. TANGGAPAN Selain memberikan uang, bagaimana anda dapat secara pribadi menyampaikan kasih kepada orang-orang yang menderita di masyarakat anda? Hellen Atieno, Rongo Township, Kenya 8 | SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia. Diterjemahkan oleh: Ezra Ibrahim. Asal Muasal Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ; [email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, Manager: Yonata Bastian, Ludwig Noya, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of Seventh-day Adventists Jumat 1 PEBRUARI Eksplorasi Dengan Caraku? Matius 5:48 KESIMPULAN Allah telah menciptakan Adam dan Hawa sempurna, karena mereka diciptakan menurut gambar-rupa Allah. Allah juga memiliki standar yang harus dituruti manusia sehingga mereka akan terus menjadi seperti Dia. Sejak kejatuhan Adam dan Hawa di Taman Eden, semua manusia menjadi tidak sempurna. Namun, standar dan persyaratan Allah tidak pernah berubah—yaitu menjadi seperti Dia. Dengan kekuatan kita sendiri kita tidak dapat mencapai keberadaan ini, tetapi kehidupan dan kematian Yesus memungkikan dosa-dosa kita diampuni dan digantikan oleh kebaikan Yesus. Kita dapat memilih untuk menerima tawaran khusus ini. Yesus tidak meminta kita untuk berbuat baik terlebih dahulu sehingga kita dapat dipanggil sebagai murid-Nya. Perubahan positif dalam hidup kita adalah bukti hubungan kita dengan Yesus. PERTIMBANGKAN Menulis buku harian yang mencerminkan pasang dan surutnya kehidupan kerohanian anda. Amati pola bagaimana hidup Anda berbeda saat-saat ketika Anda dekat dengan Yesus. Menulis sebuah oxymoron (dua kata yang biasa bertolak belakang bila berdiri sendiri, tetapi ketika dipasangkan menciptakan makna baru) yang menggambarkan keadaan kerja sama dengan Yesus. Membuat kalimat menggunakan oxymoron ini yang menjelaskan makna mendalam. Menggambar sebuah gambaran yang menunjukkan ini urutan kejadian— keberadaan sempurna Adam dan Hawa, kejatuhan mereka, kematian Yesus, dan manusia yang memperoleh kembali keberadaan sempurna mereka. Mengumpulkan setidaknya lima kutipan terkenal yang berhubungan dengan kehidupan Kristen (misalnya, “Tindakan mungkin tidak selalu membawa kebahagiaan, tetapi tidak ada kebahagiaan tanpa tindakan” (Benjamin Disraeli). Menyanyikan lagu "Di Tempat Yang Lebih Tinggi," nomor 119 dalam Lagu Sion Masehi Advent Hari Ketujuh, dan merenungkan pertumbuhan Kristen digambarkan dalam liriknya. Menonton video Derek Redmond dan menghargai bantuan Tuhan yang tepat waktu ketika kita jatuh:http://www.youtube.com/watch?v=X5dgJwEvhrA&feature=related. HUBUNGKAN Steps to Christ, chapters 7 and 8; Thoughts From the Mount of Blessing, 76‒78. Prema Gaikwad, Silang, Philippines 9 | SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia. Diterjemahkan oleh: Ezra Ibrahim.