Hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen

advertisement
Hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi
akademik mahasisawa fakultas psikologi Universitas Gunadarma
Ernawati
Dr. Awaluddin Tjalla
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
ABTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi interpersonal
antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik.
Prestasi akademik yaitu hasil dari kegiatan belajar untuk mengetahui sejauh mana
seseorang menguasai bahan pelajaran yang diajarkan serta mengungkapkan
keberhasilan yang dicapai oleh orang tersebut. Mendapatkan hasil belajar yang optimal
banyak dipengaruhi oleh berbagai komponen belajar mengajar, diantaranya adalah
hubungan antara dosen dan mahasiswa. Hubungan dosen dengan mahasiswa didalam
proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan sehingga mahasiswa ingin belajar dan dosen
nyaman dalam mengajar. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
akan menentukan tinggi rendahnya prestasi akademik seorang siswa. Faktor yang
mempengaruhi prestasi akademik siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu aspek fisiologi (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologi (yang
bersifat rohaniah). Sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan dan pertemanan.
Berbicara masalah proses belajar mengajar di perguruan tinggi, hubungan antara dosen
dengan mahasiswa dalam berkomunikasi sangat perlu. Apabila hubungan antara dosen
dengan mahasiswa tidak harmonis, dapat menciptakan komunikasi yang tidak baik.
Komunikasi turut menentukan untuk membuat manusia menjadi tahu dan mendapatkan
pengetahuan sebagai sumber ilmu. Pengetahuan pada mahasiswa dapat dicerminkan
oleh prestasi akademik dengan nilai indeks prestasi yang didapat. Menciptakan
komunikasi yang baik diperlukan kemampuan komunikasi seperti menulis, membaca,
berbicara, mendengarkan, dan berpikir (kemampuan bernalar). Hal terpenting yang
harus diperhatikan untuk mengukur keberhasilan proses komunikasi, pada mahasiswa
berupa prestasi akademik yang baik.
Berdasarkan uji validitas, korelasi skor total item pada skala komunikasi
interpersonal antara mahasiswa dan dosen bergerak antara 0,286 – 0,546. Uji
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach terhadap item yang
telah valid. Kooefisiensi reliabilitas pada skala komunikasi interpersonal antara
mahasiswa dan dosen yaitu 0,820.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa koefisien korelasi (r)= 0,36, taraf signifikansi
= 0,00 (P<0,05) berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi
interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasiswa
fakultas psikologi Universitas Gunadarma. Dengan demikian hipotesis pada penelitian
ini diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
tinggi komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen semakin tinggi prestasi
akademik mahasiswa sebaliknya semakin rendah komunikasi interpersonal antara
mahasiswa dan dosen semakin rendah pula prestasi akademik mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
adalah agar dapat meningkatkan hubungan komunikasi interpersonal yang lebih baik
antara dosen
rendah agar
prestasinya.
interpersonal
fisiologi dan
pertemanan.
dengan mahasiswa, terutama pada mahasiswa yang mempunyai prestasi
mereka dapat melakukan komunikasi interpersonal untuk memperbaiki
Disamping itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
antara mahasiswa dan dosen, anatara lain Faktor internal seperti aspek
aspek psikologi, sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan dan
Kata kunci : Komunikasi Interpersonal Antara Mahasiswa dan Dosen, Prestasi
Akademik
PENDAHULUAN
Prestasi belajar merupakan
suatu masalah yang selalu menjadi
topik
utama
dalam
bidang
pendidikan.
Asumsi
tersebut
berkembang dengan pertimbangan
bahwa prestasi belajar merupakan
indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai oleh
mahasiswa. Prestasi merupakan
suatu penilaian dari hasil pendidikan,
umumnya dirumuskan pada suatu
evaluasi atau biasanya yang disebut
sebagai rapor. Maksud penilaian
hasil-hasil pendidikan itu ialah untuk
mengetahui (dengan alasan yang
bermacam-macam)
pada waktu
dilakukan penilaian itu sudah sejauh
manakah kemajuan anak tersebut.
Hasil dari tindakan mengadakan
penilaian itu lalu dinyatakan dalam
suatu
pendekatan
yang
perumusannya
bermacam-macam.
Ada yang menggolongkan dengan
mempergunakan lambang-lambang
A, B, C, D, E dan ada yang
mempergunakan skala sampai 11
tingkat yaitu mulai dari 0 sampai 10,
dan ada yang memakai penilaian dari
0 sampai 100. Di Indonesia
umumnya mempergunakan angka
dari 0 sampai 10, tetapi akhir-akhir
ini telah dipergunakan lambang A, B,
C, D, dan E itu (Suryabrata, 2002).
Berbagai penilaian dalam proses
belajar tersebut diberikan melalui
kuis, tugas, UTS, dan UAS dari
materi pelajaran yang diberikan,
hasil mahasiswa tersebut dinamakan
indeks prestasi. Indeks prestasi
merupakan rumusan terakhir yang
diberikan oleh dosen mengenai
kemajuan atau hasil belajar. Dengan
belajar
setiap
individu
akan
memperoleh
pemahaman
ilmu
pengetahuan, yang diharapkan dapat
membentuk
kecakapan,
keterampilan, sifat, pengertian, harga
diri, minat, watak dan penyesuaian
diri bagi setiap individu tersebut.
Secara tidak langsung prestasi yang
dicapai dapat menjadi prediksi bagi
keberhasilan individu dimasa depan
sehingga terbentuklah sumber daya
manusia yang berkualitas. Menurut
Bloom (dalam Azwar, 1996) prestasi
belajar
adalah
mengungkap
keberhasilan
seseorang
dalam
belajar. Suripto (1996) menyatakan
bahwa prestasi belajar merupakan
hasil dari proses kegiatan belajar
dalam suatu periode tertentu yang
termuat dalam laporan nilai yang
diperoleh melalui pemberian tugastugas maupun tes. Dalam hal ini,
prestasi belajar dapat mengungkap
keberhasilan
seseorang
dalam
belajar. Nilai-nilai prestasi belajar
yang tercantum dalam laporan
tersebut dapat memberikan gambaran
terhadap kemampuan yang bersifat
kognitif,
afektif,
maupun
psikomotor. Hasil belajar yang
optimal banyak dipengaruhi oleh
berbagai
komponen
belajar
mengajar,
diantaranya
adalah
hubungan
antara
dosen
dan
mahasiswa
(Sardiman,
2001).
Hubungan dosen dengan mahasiswa
didalam proses belajar mengajar
merupakan faktor yang sangat
penting dalam menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan sehingga
mahasiswa ingin belajar dan dosen
nyaman dalam mengajar. Menurut
Muhibbin (2003) faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu aspek
fisiologi (yang bersifat jasmaniah)
dan aspek psikologi (yang bersifat
rohaniah),
sedangkan
faktor
eksternal adalah lingkungan dan
pertemanan.
Hal
ini
dapat
menentukan
tinggi
rendahnya
prestasi belajar seorang siswa.
Mengamati masalah komunikasi
yang terjadi di fakultas Psikologi,
terlihat masih adanya dosen dan
mahasiswa yang belum dapat
menciptakan
komunikasi
yang
efektif. Dalam hal ini komunikasi
yang
efektif
seperti
adanya
kenyamanan ketika berbicara antara
dosen
dengan
mahasiswa.
Komunikasi yang tidak efektif antara
dosen dan mahasiswa tentunya akan
berpengaruh pada proses belajar
mengajar dan prestasi belajar
mahasiswa.
Pengaruh ini dapat
dilihat dari adanya perbedaan
prestasi belajar mahasiswa antara
mahasiswa yang aktif dengan
mahasiswa yang pasif dalam
membuka
hubungan
dengan
dosennya. Ada dua tipe dalam proses
belajar mengajar yaitu tipe terbuka
dan tertutup. Dosen dengan tipe
terbuka
adalah
dosen
yang
melakukan proses belajar mengajar
sesuai dengan silabus pengajaran,
selain itu memberikan informasi
tentang penelitian yang sedang
berkembang.
Sedangkan
dosen
dengan tipe tertutup adalah dosen
yang hanya melakukan proses belajar
mengajar sesuai dengan silabus
pengajaran. Dosen yang terbuka
dengan dosen yang tertutup terhadap
mahasiswanya, juga memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap
prestasi
belajar
mahasiswa.
Berbicara masalah proses belajar
mengajar di perguruan tinggi,
hubungan antara dosen dengan
mahasiswa dalam berkomunikasi
sangat perlu. Apabila hubungan
antara dosen dengan mahasiswa
tidak harmonis, dapat menciptakan
komunikasi yang tidak baik.
Komunikasi turut menentukan untuk
membuat manusia menjadi tahu dan
mendapatkan pengetahuan sebagai
sumber ilmu. Pengetahuan pada
mahasiswa dapat dicerminkan oleh
prestasi akademik dengan nilai
indeks prestasi yang didapat. Prestasi
belajar akademik dapat optimal jika
dibangun dengan komunikasi yang
baik. Menciptakan komunikasi yang
baik
diperlukan
kemampuan
komunikasi
seperti
menulis,
membaca, berbicara, mendengarkan,
dan berpikir (kemampuan bernalar).
Menciptakan
hubungan
yang
harmonis,
antara
dosen
dan
mahasiswa tidak hanya dilakukan di
depan kelas, tetapi juga dilakukan
melalui kegiatan belajar mengajar
yang lainnya seperti, pertemuan
diluar jam perkuliahan yang bersifat
komunikasi dua arah. Komunikasi
tersebut
dapat
menyebabkan
hubungan timbal balik antara dosen
dan mahasiswa, seperti dosen dapat
menanyakan keadaan mahasiswa dan
mahasiswa juga dapat mengajukan
berbagai persoalan dan hambatan
yang dihadapinya. Menurut Belson
dan Steiner (dalam Mulyana, 2001)
komunikasi
adalah
transmisi
informasi,
gagasan,
emosi,
keterampilan,
dan
sebagainya,
dengan menggunakan simbol-simbol,
kata-kata, gambar, figur, grafik, dan
sebagainya. Tindakan atau proses
transmisi itulah yang biasanya
disebut komunikasi. Havland (dalam
Mulyana, 2001) mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses yang
memungkinkan
seseorang
(komunikator)
menyampaikan
rangsangan (biasanya lambanglambang verbal) untuk mengubah
perilaku orang lain (Communicate).
Menurut Everett (dalam Mulyana,
2001) komunikasi adalah proses
dimana suatu ide dialihkan dan
sumber kepada suatu penerima atau
lebih
dengan
maksud
untuk
mengubah tingkah laku mereka.
Menurut
Mulyana
(2001)
komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi
antara
orang-orang
secara
tatap
muka,
yang
memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun
nonverbal.
Sedangkan
Everett
(dalam
Mulyana,
2001)
mengemukakan
komunikasi
antarpribadi
adalah
merupakan
komunikasi dari mulut ke mulut yang
terjadi dalam interaksi tatap muka
antara beberapa pribadi. De Vito
(1995) mengemukakan komunikasi
interpersonal adalah komunikasi
yang mengambil tempat antara dua
orang yang memiliki hubungan yang
tidak bisa dipungkiri. Komunikasi
interpersonal dapat terjadi antara
anak dengan ayahnya, seorang
pegawai dengan pegawai yang lain,
dua saudara, seorang dosen dengan
seorang mahasiswa, dua kekasih, dua
teman
dan
lain
sebagainya.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
mendorong penulis untuk menguji
apakah ada hubungan komunikasi
interpersonal antara mahasiswa dan
dosen dengan prestasi akademik
mahasiswa.
TINJAUAN PUSTAKA
Prestasi Akademik
Pengertian prestasi akademik
menurut Bloom (dalam Azwar, 1996)
adalah
mengungkap
keberhasilan
seseorang dalam belajar. Suryabrata
(1993) menyatakan bahwa prestasi
akademik adalah seluruh hasil yang
telah dicapai (achievement) yang
diperoleh melalui proses belajar
akademik (academic achievement) maka
menurut penulis istilah yang dapat
disimpulkan bahwa seluruh hasil yang
telah dicapai (achievement) atau
diperoleh melalui proses belajar
akademik (academic achievement) yang
dapat dipakai sebagai ukuran untuk
mengetahui sejauh mana para siswa
menguasai bahan pelajaran yang
diajarkan dan dipelajari. Dari beberapa
uraian di atas dapat di simpulkan bahwa
prestasi akademik adalah hasil dari
kegiatan belajar untuk mengetahui
sejauh mana seseorang menguasai bahan
pelajaran
yang
diajarkan
serta
mengungkapkan keberhasilan yang
dicapai oleh orang tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prestasi Akademik
Wahyuni (dalam Gunarsa dan
Gunarsa, 2000) menjelaskan bahwa
prestasi akademik dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Mereka mengutarakan hal-hal yang
termasuk kedalam faktor internal adalah
sebagaimana yang dipaparkan sebagai
berikut :
a. Kemampuan intelektual atau
kecerdasan (intelegensi)
b. Minat
c. Bakat khusus
d. Motivasi untuk berprestasi
e. Sikap
f. Kondisi fisik dan mental
g. Harga diri akademik
h. Kemandirian
Kemudian dikemukakan pula halhal yang termasuk kedalam faktor
eksternal, yaitu sebagaai berikut:
a. Lingkungan Sekolah/Kampus.
b. Lingkungan Keluarga.
c. Faktor Situasional.
Menurut Rosenshine (dalam
Gage & Berliner, 1991) & Winkel,
1996 masih terdapat faktor yang
tidak
kalah
penting
dalam
menentukan prestasi belajara peserta
didik, yaitu:
a. Keterampilan guru/dosen dalam
mengajar.
b. Semangat guru/dosen dalam
mengajar.
Pengukuran Prestasi Akademik
Evaluasi
prestasi/kemajuan
belajar mahasiswa berdasarkan Indeks
Prestasi (IP) dan dilakukan pada tiap
akhir semester. Ada 2 IP yaitu IPS dan
IPK.
a. IPS digunakan untuk menentukan
jumlah beban kredit maksimum
yang boleh diambil pada semester
berikutnya. Cara menghitung besar
IPS adalah sebagai berikut :
IP =
∑ (bobotnilai × kredit )
∑ kredityangdiambil
Kredit yang diambil adalah kredit
dari mata kuliah yang didaftarkan
dalam KRS pada semester tersebut.
b. IPK digunakan untuk menentukan
kelanjutan studi mahasiswa dan
dilakukan sesuai dengan jadwal
evaluasi. Cara menghitung besar
IPK adalah sebagai berikut :
IPK=
n
∑ (bobotnilai × kredit )
n
∑ kreditmatakuliahyangtelahdiambil
Dengan n adalah jumlah mata kuliah
yang digunakan untuk memenuhi
jumlah kredit yang dipersyaratkan.
Komunikasi Interpersonal Antara
Mahasiswa dan Dosen
Komunikasi interpersonal menurut
Mulyana
(2001)
komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan
setiap
pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun
nonverbal.
De
Vito
(1995)
mengemukakan
komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang
mengambil tempat antara dua orang
yang memiliki hubungan yang tidak bisa
dipungkiri. Komunikasi Interpersonal
dapat terjadi antara anak dengan
ayahnya, seorang pegawai dengan
pegawai lainya, dua saudara, seorang
dosen dengan mahasiswa, dua kekasih,
dua teman dan lain sebagainya. Menurut
Rogers
(dalam
Mulyana,
2001)
mendefinisikan
komunikasi
interpersonal
adalah
merupakan
komunikasi dari mulut ke mulut yang
terjadi dalam interaksi tatap muka antara
beberapa pribadi. Sedangkan Barnlund
(dalam Wiryanto, 2006) komunikasi
antar
pribadi
diartikan
sebagai
pertemuan antara dua, tiga, atau
mungkin empat orang, yang terjadi
sangat spontan dan tidak berstruktur.
Dari definisi komunikasi interpersonal
yang telah dikemukakan sebelum maka
dapat disimpulkan bahwa komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara
dua orang yang terjadi dalam interaksi
tatap muka yang semua orang dapat
menangkap reaksi orang lain secara
verbal
maupun
nonverbal.
Jadi
komunikasi
interpersonal
antara
mahasiswa
dan
dosen
adalah
komunikasi terjadi dalam interaksi tatap
muka dalam suatu lingkungan kampus
yang terjalin secara langsung maupun
tidak langsung.
Cara-cara Berkomunikasi
Menurut
Johnson
(dalam
Supratiknya, 1995), ada dua cara
individu dalam berkomunikasi yaitu:
a. Komunikasi verbal
b. Komunikasi nonverbal
Proses Komunikasi
Johnson (dalam Supratiknya, 1995),
menyatakan bahwa terdapat dua macam
proses komunikasi yaitu:
a. Komunikasi satu arah
b. Komunikasi dua arah
Bentuk-bentuk komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi menurut
Rahmat (2007) antara lain:
a. Komunikasi interpersonal
b. Komunikasi Kelompok
c. Komunikasi Massa
d. Komunikasi Organisasi
Unsur-unsur
Komunikasi
Interpersonal
Berlo, Osgoog, Miller, Fleur, Joseph
De Vito, Sereno Dan Vora (dalam
Cangara, 2003). Merumuskan unsurunsur komunikasi interpersonal, antara
lain:
a. Sumber
b. Pesan
c. Media
d. Penerima
e. Pengaruh
f. Tanggapan Balik
g. Lingkungan
Jenis-jenis Komunikasi Interpersonal
Menurut
sifatnya,
komunikasi
interpersonal dapat dibedakan atas dua
macam (Cangara, 2003), antara lain :
a. Komunikasi Diadik
b. Komunikasi kelompok kecil (Small
group communication)
Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dapat
dipergunakan untuk berbagai tujuan.
Ada
enam
tujuan
komunukasi
interpersonal yang dianggap penting
(Widjaja, 2000), antara lain :
a. Mengenal diri sendiri dan orang
lain.
b. Mengetahui dunia luar.
c. Menciptakan
dan
memelihara
hubungan menjadi bermakna.
d. Mengubah sikap dan Perilaku.
e. Bermain dan mencari hiburan.
f. Membantu orang lain.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Komunikasi Interpersonal
Dalam berkomunikasi individu
dipengaruhi oleh beberapa hal yang
pada akhirnya menjadi faktor penentu
dalam
mencapai
komunikasi
interpersonal ynag baik. Menurut
Rahmat (2007) akan lebih baik lagi bila
dilandasi
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal
adalah :
a. Persepsi interpersonal
b. Konsep Diri
c. Atraksi interpersonal
d. Hubungan interpersonal
Komunikasi
Interpersonal
yang
Efektif
De Vito (dalam, Widjaja, 2000)
mengemukakan lima ciri komunikasi
antar pribadi yang efektif, yaitu :
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Dukungan
d. Perilaku positif
e. Kesamaan
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
50 orang mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma angkatan 2003,
baik pria maupun wanita.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode angket (kuesioner) dan
metode arsip. Angket penelitian berisi
identitas subjek penelitian, seperti nama
(inisial), usia, kelas, indeks prestasi.
Angket juga terdiri atas skala
komunikasi
interpersonal
antara
mahasiswa dan dosen. Arsip yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah
daftar nilai kumulatif ujian utama dari
tiap-tiap subjek.
Validitas dan Reliabilitas Alat
Pengumpulan Data
Validitas berasal dari kata validity
yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan
dan
kecermatan
satu
instrumen penelitian (tes) dalam
melakukan fungsi ukurnya (Azwar,
1996). Suatu tes dapat dikatakan
memiliki validitas yang tinggi jika tes
tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang tepat
dan akurat sesuai dengan maksud
dikenakannya tes tersebut (Azwar,
1996).
Hasil
estimasi
validitas
pengukuran pada umumnya dinyatakan
secara empirik oleh suatu koefisien yang
disebut koefisien validitas. Koefisien
validitas dinyatakan oleh korelasi antara
distribusi skor tes yang bersangkutan
dengan skor suatu kriteria. Suatu
kesepakatan umum menyatakan bahwa
koefisien validitas dapat dianggap
memuaskan apabila mendekati 0,30
telah memberi kontribusi yang baik
(Azwar, 2005). Uji validitas dalam
penelitian ini adalah validitas isi
(Content) dengan menggunakan teknik
analisis Product Moment Pearson.
Pengujian validitas item dibantu dengan
menggunakan SPSS 13.00 for Windows.
Reliabilitas adalah tingkat kemampuan
instrumen
penelitian
untuk
mengumpulkan data secara tetap dari
suatu kelompok individu (Azwar, 2005).
Pengukuran yang memiliki realibilitas
tinggi, yaitu mampu memberikan hasil
ukur yang terpercaya, disebut sebagai
reliabel (Azwar, 1996). Angka yang
menunjukan bahwa data itu relibel
adalah jika angka tersebut menunjukan
angka diatas 0,7. Uji Reliabilitas dalam
penelitian
ini
adalah
Internal
Consistensi
dengan
menggunakan
Teknik Alpa Cronbach dengan bantuan
menggunakan SPSS 13.00 For Windows.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa koefisien korelasi (r)= 0,36, taraf
signifikansi = 0,00 (P<0,05) berarti
bahwa ada hubungan yang signifikan
antara komunikasi interpersonal antara
mahasiswa dan dosen dengan prestasi
akademik mahasiswa fakultas psikologi
Universitas
Gunadarma.
Dengan
demikian hipotesis pada penelitian ini
diterima. Berdasarkan hasil penelitian
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
semakin tinggi komunikasi interpersonal
antara mahasiswa dan dosen semakin
tinggi prestasi akademik mahasiswa
sebaliknya semakin rendah komunikasi
interpersonal antara mahasiswa dan
dosen semakin rendah pula prestasi
akademik mahasiswa.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Skala
Pada penelitian ini untuk menguji
validitas skala digunakan Teknik
korelasi Product Moment Pearson
(Pearson Product Moment Corelation)
dengan bantuan dari komputer program
aplikasi SPSS Ver 13.0 for Windows.
Berdasarkan hasil perhitungan uji
kesahihan dan uji keandalan terhadap
kedua alat ukur yang digunakan,
diketahui hasilnya sebagai berikut. Pada
skala komunikasi interpersonal antara
mahasiswa dan dosen dari 37 item yang
diujicobakan, 18 item dinyatakan gugur
sehingga item yang sahih berjumlah 19
item. Item-item yang sahih bergerak
antara 0,286 sampai dengan 0,546. Uji
keandalan
dilakukan
dengan
menggunakan teknik Alpha Cronbach
dan
diperoleh
angka
koefisien
reliabilitas 0,820.
UJI ASUMSI
Uji Normalitas
Uji asumsi normalitas dilakukan
dengan menggunakan Kolmogorov
Smirnov.
Berdasarkan
pengujian
normalitas
pada
variabel-variabel
komunikasi Interpersonal,
diperoleh
nilai signifikansi yaitu sebesar 0.200
(p>0.05). Hal ini dapat dikatakan bahwa
distribusi komunikasi interpersonal
pada sampel yang telah diambil adalah
normal.
Uji Hipotesis
Berdasarkan analisa data yang
dilakukan dengan menggunakan teknik
korelasi Product Moment Pearson (1Tailed) pada program SPSS Ver 13.0 for
Windows diketahui koefisien korelasi (r)
yang diperoleh sebesar 0,36 dimana
taraf signifikansi sebesar 0.000 (p<
0.05). Berdasarkan hasil tersebut, maka
hipotesis yang berbunyi adalah ada
hubungan positif antara komunikasi
interpersonal antara mahasiswa dan
dosen dengan prestasi belajar, diterima.
Hal ini berarti semakin tinggi
komunikasi
interpersonal
semakin
tinggi prestasi belajarnya semakin
rendah komunikasi interpersonalnya
semakin rendah prestasi belajarnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa
ada hubungan positif yang signifikan
antara komunikasi interpersonal antara
mahasiswa dan dosen dengan prestasi
belajar mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma. Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi komunikasi
interpersonal antara mahasiswa dan
dosen semakin tinggi prestasi belajar
mahasiswa sebaliknya semakin rendah
komunikasi
interpersonal
antara
mahasiswa dan dosen semakin rendah
prestasi relajar mahasiswa. Untuk
mengetahui subjek termasuk dalam
kategori tinggi, sedang dan rendah dapat
dihitung
dengan
batasan
yang
menggunakan mean hipotetik dan
standar hipotetik (Azwar, 2005). Hasil
penelitian menyatakan bahwa secara
umum tingkat komunikasi interpersonal
antara mahasiswa dan dosen yang
dimiliki subjek penelitian tergolong
kategori tinggi, ini terlihat dari hasil
penelitian yang telah dilakukan peneliti
kepada
subjek.
Komunikasi
interpersonal antara mahasiswa dan
dosen dapat terlatih dengan seringnya
seorang
mahasiswa
mengikut
perkuliahan. Seorang mahasiswa yang
sering mengikuti perkuliahan akan
mempunyai
banyak
pengetahuan.
Seringnya
mahasiswa
mengikuti
perkuliahan membuat dirinya lebih
banyak mengetahui berbagai sifat dan
karakteristik
dosen,
dengan
pengalamannya itu mahasiswa menjadi
lebih baik dalam menjalankan tugasnya
sebagai
mahasiswa.
Banyaknya
pengetahuan yang mahasiswa peroleh,
secara bertahap seorang mahasiswa
harus dapat meningkatkan prestasi
belajar untuk mendapatkan prestasi
belajar yang baik sehingga dapat
berkomunikasi
dengan
baik.
Komunikasi
interpersonal
antara
mahasiswa dan dosen yang tinggi seperti
dosen dapat mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran serta kegiatankegiatan yang berhubungan dengan
komunikasi
untuk
mengembalikan
kondisi belajar yang optimal yaitu
dengan cara berdialog didalam kelas
ataupun berdialog diluar jam pelajar.
Dengan
komunikasi
yang
baik
diharapkan prestasi belajar mahasiswa
dapat optimal.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka saran-saran yang
dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Dosen, dalam hal ini Dosen
sudah
melakukan
komunikasi
interpersonal kepada mahasiswa
dengan baik sehingga komunikasi
interpersonal yang dilakukan telah
optimal. Hal ini dapat dilihat dari
hasil penelitian yang diperoleh, hasil
penelitian
menyatakan
bahwa
tingkat komunikasi interpersonal
antara mahasiswa dan dosen
tergolong kategori tinggi. Oleh
karena
itu
dosen
sebaiknya
memberikan
komunikasi
interpersonal yang terbaik bagi
mahasiswa
terutama
pada
mahasiswa
yang
mempunyai
prestasi rendah agar mereka dapat
melakukan
komunikasi
interpersonal untuk memperbaiki
prestasinya.
2. Bagi Mahasiswa, sudah melakukan
komunikasi interpersonal dengan
baik
sehingga
komunikasi
interpersonal yang dilakukan telah
optimal sepenuhnya. Komunikasi
interpersonal akan optimal apabila
didukung oleh mahasiswa, oleh
karena itu mahasiswa sangat
berperan dalam proses komunikasi,
untuk dapat menjalin komunikasi
interpersonal dengan baik dengan
dosen.
3. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat
mengembangkan
penelitian
mengenai komunikasi interpersonal
dengan
prestasi
akademik
mahasiswa, dan menggali lebih
dalam faktor yang mempengaruhi
komunikasi interpersonal antara
mahasiswa dan dosen, antara lain
faktor internal seperti aspek
fisiologi (yang bersifat jasmaniah)
dan aspek psikologi (yang bersifat
rohaniah),
sedangkan
faktor
eksternal seperti lingkungan dan
pertemanan.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. (2001). Interaksi dan
motivasi belajar menggajar.
Jakarta: Rajawali pres.
Azwar, S. (1996). Tes prestasi fungsi
dan pengembangan pengukuran
prestasi Belajar
Edisi
II. Yogyakarta: Pustaka belajar.
Azwar, S. (2005). Tes prestasi dan
pengukuran prestasi belajar.
Yogyakarta: Pustaka belajar.
Cangara, H. (2003). Pengantar ilmu
komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo persada.
De Vito, J. (1995). The interpersonal
communication book. Sevent
edition. New York: Harper
collins college publishers.
Hadi, S. (2005). Statistik. Jilid Kedua.
Yogyakarta : Andi
Hurlock, E. B. (1997). Psikologi
perkembangan
:
Suatu
pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. Alih Bahasa :
Tjandrasa & Zarkasi. Jakarta :
Erlangga.
Muhammad, A. (1995). Komunikasi
organisasi. Cetakan kedua.
Jakarta: Bumi aksara.
Mulyana, D. (2001). Ilmu komunikasi
suatu pengantar. Cetakan ke
tiga. Bandung: PT. Remaja
rosdakarya.
Onong, U. E. (2004). Dinamika
komunikasi. Bandung: Remaja
karya.
Rakhmat,
J.
(2007).
Psikologi
komunikasi. Edisi revisi cetakan
kedua puluh empat. Bandung:
PT. Remaja rosdakarya.
Riyanti, D. dkk. (1998). Psikologi
umum. Seri diktat kuliah.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Sereno, K.K & Bodaken. (1975).
Tranfer: Understanding human
communication.
Boston:
Houghton mifflin company.
Steward, J. (1977). A book about
interpersonal communication.
(2nded). Bridges not wall:
Wesley publishing company.
Supratiknya, A. 1995. Komunikasi antar
pribadi. Yogyakarta: Kanisius.
Suprapto, T. (2006). Pengantar teori
komunikasi. Yogyakarta: PT.
Raja grafindo persada.
Suripto. (1996). Pengaruh intelegensi,
status sosial, pola asuh dan
kemandirian
belajar
anak
terhadap prestasi belajar siswa
SD.
Tesis:
Universitas
Indonesia.
Suryabrata, S. (1993). Psikologi
pendidikan. Edisi ke empat.
Yogyakarta: PT. Raja grafindo
persada.
Suryabrata, S. (2002). Psikologi
pendidikan.Yogyakarta:
PT.
Raja grafindo persada.
Syah, M. (2003). Psikologi belajar.
Cetakan kedua. Jakarta: Raja
grafindo persada.
Widjaja, H. A. W. (2000). Ilmu
komunikasi: Pengantar studi.
Cetakan kedua. Edisi revisi.
Jakarta: Rineka cipta.
Wiryanto. (2006). Pengantar ilmu
komunikasi. Cetakan ketiga.
Jakarta: PT. Gramedia.
Download