BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subyek Penelitian. Subyek dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah ditentukan terlebih dahulu dan sesuai dengan tujuan penelitian. Alasan peneliti mengambil subyek ditempat ini karena siswa siswinya sudah mendapatkan pengetahuan seksual dari sekolahnya. Subjek yang saya ambil adalah siswa siswi MTs 15 AL ikhlas, Kemandoran 2, Kebayoran Lama , Jakarta Selatan. Karakteristik dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah ditentukan terlebih dahulu dan sesuai dengan tujuan penelitian. Karakteristik yang ditentukan dalam menentukan subyek adalah: 1. Remaja pria dan wanita usia 12-15 tahun. Setara dengan Usia sekolah SMP kelas I, II dan III. 2. Belum menikah. 3. Bukan korban pemerkosaan. 4. Pendidikan minimal SMP sesuai fenomena tersebut. 5. Berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian. 6. Paham bahasa Indonesia dalam penelitian secara aktif. 74 75 3.2. Metode Penelitian. Metode penelitian adalah serangkaian metode yang saling melengkapi yang digunakan dalam melakukan penelitian. Metode sangat penting dan berpengaruh besar terhadap berhasil atau tidaknya terhadap suatu penelitian, terutama metode yang digunakan dalam pengumpulan data. Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan cermin dari subjek ataupun objek yang telah diteliti. Dalam melaksanakan penelitian ini, penelitian ini penelitian kuantitatif. Data yang digunakan berupa data angka- angka dengan menggunakan statistik SPSS 20. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran dan penyajian hasil. Dan peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan korelasional. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa berdasarkan data, sedangkan penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua fenomena atau lebih. Rancangan penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan konsep diri dan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pada remaja. Penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara konsep diri dan kontrol diri dengan perilaku seksual pada remaja. Dalam penelitian ini digunakan kedua jenis penelitian bertujuan untuk 76 memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai konsep diri, perilaku seksual dan kesehatan reproduksi remaja serta gambaran hubungan kedua variabel tanpa adanya peranakan terlebih dahulu mengenai hubungan antar keduanya. Pendekatan kuantitatif digunakan sebagai pendekatan dominan ditilik beratkan untuk mengukur konsep diri, perilaku seksual dan hubungannya dengan kesehatan reproduksi remaja. 3.3. Desain Penelitian. Rancangan atau desingan penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Metode penelitian ini digunakan untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang ada sekarang dan untuk menguji hubungan suatu variable dengan variable yang lain dengan ditunjukan oleh besarnya nilai koefisien kolerasi. Sedangkan arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner berupa alat ukur konsep diri, perilaku seksual dan kesehatan reproduksi remaja. Hasil yang diperoleh pengolahan data kuantitatif adalah angka skor mean skala alat ukur konsep diri dengan komponen - komponennya dari perilaku seksual dan kesehatan reproduksi remaja. Penelitian kualitatif adalah penelitian mengunakan angkaangka. Angka tersebut digunakan sebagai representative dari informasi yang didapatkan dalam penelitian, data yang disajikan berbentuk angka statistic yang kemudian dianalisa kemudian disimpulkan. 77 3.4. Variabel Penelitian. Variabel penelitian merupakan suatu atribut ataupun sifat dari orang atau subjek maupun kegiatan yang dimiliki variasi tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dapat dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007). Variabel nya adalah: 1. Konsep diri remaja (X1) 2. Kesehatan Reproduksi ( X2 ) 3. Perilaku seksual remaja ( Y ) 3.5. Populasi. Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek ataupun subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk ditetapkan dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan peneliti ini adalah 93 subjek. Jumlah minimal subyek dalam penelitian kuantitatif adalah 30 subyek. Dengan jumlah sampel tidak kurang dari 30 memungkinkan dilakukan analisis statistic parametric yang adekuat dengan mengikuti kurva normal (Guilford & Fruchter,1978). 78 3.6. Teknik Pengambilan Sampel. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pemilihan yang perwakilan dibeberapa kelas dengan memperhatikan beberapa kriteria. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel daripopulasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. 3.1 Tabel data sampel No 1 2 3 4 5 6 7 Siswa siswi Kelas 1 Mts A Kelas 1 Mts B Kelas 2 SLTP A Kelas 2 SLTP B Kelas 3 SLTP A Kelas 3 SLTP B Kelas 3 SLTP C Populasi Sampel 10 10 10 10 10 10 11 10 17 15 25 22 17 16 100 93 3.7. Instrumen Penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala merupakan cara mengubah fakta-fakta kualitatif yang melekat pada objek atau 79 subjek penelitian menjadi urutan kuantitatif. Dalam penelitian ini Skala yang digunakan antara lain skala konsep diri, skala pengetahuan kesehatan reproduksi, dan skala perilaku seksual yang diberikan kepada siswa remaja disekolah yang telah ditetapkan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan skala likert yang dipakai untuk mengukur sikap, perilaku, pendapat dan persepsi individu tentang fenomena sosial. Skala tersebut menggunakan kategori: (Joko, Subagyo, 2004). Pengisian skala didasarkan pada alternatif jawaban yang ada dalam skala. Pertanyaan dalam skala terdiri dari pertanyaan favourable dan unfavourable. Pertanyaan favourable menunjukkan indikasi bahwa subjek mendukung objek perilaku. Pertanyaan unfavourable menunjukan bahwa subjek tidak mendukung objek perilaku. Dasar pertimbangan menggunakan skala adalah skala memiliki beberapa karakteristik Azwar (2003) yaitu : a. Stimulusnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur melainkan mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan, b. Skala psikologis yang berisi banyak item c. Tidak ada jawaban yang benar salah, semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Sehingga layak digunakan sebagai alat ukur psikologi. 80 3.8. Alat –Alat Ukur. 3.8.1. Alat Ukur Konsep diri. Merujuk pada Dimensi konsep diri yaitu dimensi tersebut diatas dengan diawali dengan teori-teori yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam hal ini konsep diri. Berdasarkan penetapan pada bab sebelumnya maka ditetapkan item- item yang sekiranya mampu mengukur konsep diri pada penelitian ini . sebanyak 62 pertanyaan terdiri dari : Penilaian dilakukan dalam skala : 3.2. Skala Konsep diri STS = SANGAT TIDAK SESUAI TS=TIDAK SESUAI AS=AGAK SESUAI KS=KURANG SESUAI S=SESUAI SS=SANGAT SESUAI (1) Pengetahuan tentang diri sendiri No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Ciri Mengikuti Mode Berpakaian serasi Memperhatikan kebersihan Berpenampilan rapih Berpenampilan formal Memperhatikan etiket pergaulan Menjaga penampilan Mudah menyesuaikan diri Mudah bergaul Ramah Periang 81 (2). Penilaian diri sendiri No 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Ciri Bersemangat Sabar Bijaksana Rendah hati Bersahaja Berpikir terbuka Mandiri Loyal/setia Berpendirian /berprinsip Pengertian Menerima diri sendiri Beraspirasi/bercita-cita tinggi Emosi stabil Toleran /tenggang rasa Rapi Jujur Tulus Demokratis Berkecukupan dalam hal materi Pemberani Percaya Diri Unik Dapat Dipercaya Bisa mempercayai orang lain (3).Pengharapan tentang diri sendiri 36 Menerima orang lain apa adanya 37 Dapat mengaktualisasikan diri(mengoptimalkan potensi) 38 Saya selalu optimis untuk menjalani masa depan saya nantinya 39 Saya berharap dapat terus berpikir positif dalam melakukan segala sesuatu 40 Tertarik pada ilmu pengetahuan 41 Senang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan 42 Menyakini manfaat ilmu bagi manusia 43 Menghargai orang lain 44 Suka mendalami dan mengekspesikan diri dalam karya seni 82 45 Saya termasuk orang yang patuh dalam mentaati peraturan yang ada di lingkungan saya 46 Saya berusaha untuk bersikap tenang dalam kondisi apapun 47 Suka mengikuti kegiatan sosial (4) Etik diri dan moral No 48 49 50 51 52 53 54 Ciri Berpegang pada nilai - nilai agama dalam bertingkah laku Mengabdikan hidup dan mati untuk Tuhan Cinta Damai Suka mendengarkan dan menjalani perintah agama Suka melihat sesatu dari sisi keindahan Memandang sesuatu berdasarkan manfaat ekonomis Meyakini bahwa manusia setara (5).Diri social No 55 56 57 58 59 Ciri Percaya bahwa kekuasaan menentukan kesuksesan Memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin Memperhitungkan manfaat dalam berhubungan dengan orang lain Percaya kekayaan merupakan ukuran kesuksesan Percaya bahwa kekayaan dan ketenaran menjamin kebahagiaan Berusaha untuk meraih kesuksesan secara materi dan berstatus 60 sosial 61 Berperan penting dalam pengambilan keputusan 62 Saya tidak suka dan merasa tidak nyaman berada di lingkungan baru 83 3.8.2 Alat Ukur Pengetahuan Kesehatan Reproduksi. Prosedur penelitian payung dibuat studi literature menganai apa saja yang termasuk dalam pengetahuan kesehatan reproduksi. Dari hasil literature yang diketahui bahwa pengetahuan seksual meliputi pengetahuan tentang pembuahan, menstrulasi, petting, hubungan seksual, kontrasepsi, ejakulasi, masturbasi, penyakit menular seksual, homoseksual, HIV/AIDS, aborsi. Setelah itu peneliti melakukan studi literature lebih lanjut untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam pengetahuan kehamilan, penyakit menular seksual, HIV/AIDS serta kontrasepsi. Kemudian berdasarkan hasil studi literature peneliti menyusun kerangka pertanyaan yang meliputi jenis pengetahuan sesual tersebut berserta kunci jawabannya. Dalam penelitian ini , pengetahuan seksual diukur dengan membuat soal terdiri dari 65 item pertanyaan terbuka. Diasumsikan bahwa dengan jumlah soal sebanyak 65 item dapat mewakili aspek-aspek pengetahuan kehamilan, penyakit seksual , HIV/AIDS dan pengetahuan kontrasepsi yang secara garis besar meliputi pengetahuan tersebut. Jumlah ukur masing-masing jenis pengetahuan bervariasi, berdasarkan cakupan pengetahuan yang ingin diketahui dari subyek. 84 Tabel 3.3. Item indikator No 1 ASPEK INDIKATOR NO ITEM Seksualitas a. Perbedaan fisik laki-laki 1,2,3,4,5,6,7,8,9 JUMLAH 9 dan perempuan 2 Sistem Reproduksi b. Perbedaan sifat laki-laki 10,11,12,13,14,15 11 dan perempuan 16,17,18,19,20 a. Alat dan fungsi reproduksi 21,22,23 3 24,25,26,27,28,29 6 30,31,32,33,34,35 6 laki-laki b. Alat dan fungsi reproduksi perempuan 3 Pubertas a. Menstrulasi b. Mimpi basah 36 1 4 Menopouse Menopouse 37,38 2 5 Perilaku seksual a. Perilaku seks aman 39,40,41,42,43,44 6 b. Hubungan seksual 45,46,47 3 Kehamilan dan a.Usia ideal untuk hamil dan 48,49,50,51 4 Persalinan melahirkan 52,53,54,55 4 6 b. Kehamilan yang tidak diinginkan 7 Aborsi Aborsi 56,57,58 3 8 PMS PMS dan HIV/AIDS 59,60,61,62,63,64 7 65 jumlah item 65 Kuesioner tersebut disusun dalam bentuk skala bertingkat berdasarkan prinsip-prinsip Likert Summated Rattings. Dengan modifikasi pada pilihan jawaban. Tabel 3.4. item Skor penilaian Jawaban Tahu Sekali Tahu Sedikit Tahu Tidak Tahu Nilai 4 3 2 1 Dalam kategori jawaban ini ditiadakan kategori jawaban tengah. Hal ini menurut Hadi (dalam Linia, 2004) didasarkan pada tiga alasan , yaitu : 85 a. Kategori undecided itu mempunyai arti ganda bisa diartikan belum memutuskan atau member jawban (menurut konsep aslinya) bisa juga diartikan netral , tahu tidak, tidak tahu pun tidak; atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban ganda – arti (multi interprectable) tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrument. b. Tersedia jawaban yang ditengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah ( central tendency effect) terutama bagi meeka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawbannya, kearah tahu sekali atau kea rah tidak tahu. c. Maksud kategori jawaban Tahu Sekali (TS), Tahu(T), Sdikit Tahu(ST), Tidak Tahu(TT) adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, kearah tahu sekali atau kearah tidak tahu. Jika disediakan kategori jawaban ragu-ragu akan banyak menghilangkan data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring para responden. Bila subyek dapat menjawab seluruh pertanyaan secara benar sesuai kunci jawaban, maka ia dikatagorikan memiliki pengetahuan yang baik. Sedangkan bila subyek hanya dapat memberikan jawaban yang kurang tepat , maka ia dikatagorikan memiliki pengetahuan yang cukup. Subyek dkategorikan kurang 86 pengetahuannya, bila ia tidak dapat menjawab dan memberikan kosong maka pengetahuannya dianggap tidak mengerti. 3.8.3. Alat Ukur Perilaku Seksual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Merupakan metode pengumpulan data yang berbentuk self report yang berisi daftar atau kumpulan pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu (Azwar, 2002, h.85) . Untuk mengukur perilaku seksual digunakan skala perilaku seksual yang disusun berdasarkan tahap – tahap perilaku seksual terdiri dari 32 item: a. Ciuman: yang dilakukan untuk menimbulkan rangsangan seksual terutama dilakukan pada bagian yang sensitive seperti bibir. b. Bersentuhan: merupakan perilaku dalam bentuk rabaan pada bagianbagian yang sensitive c. Bercumbu: Perilaku dengan mengesek gengsek bagian tubuh yang sensitive seperti payudara, organ kelamin dan sebagainya. d. Berhubungan seksual: Masuknya mendapatkan kepuasan seksual. penis kedalam vagina untuk 87 Menurut (Setyaningsih, 2002) aktifitas seksual dapat digolongkan menjadi empat macam: Penyusunan item skala ini terdiri dari item-item, setiap item pada pernyataan atau pernyataan tersebut mempunyai empat kemungkinan jawaban yaitu Tabel 3.5. Item Skor Perilaku Seksual Ket Skor Favoable Unfavorable SS = Sangat Sering 4 1 S = Sering 3 2 J = Jarang 2 3 TP = Tidak Pernah 1 4 Semakin tinggi skor yang diperoleh , maka semakin meningkat perilaku seksual, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka perilaku seksualnya semakin berkurang Tabel 3.6. Rancangan Skala Perilaku seksual pada Remaja Tahap perilaku seksual Berciuman Bersentuhan Bercumbu Berhubungan seksual Jumlah Favorable Unfavorable 4 4 4 4 4 4 4 4 16 16 Jml 8 8 8 8 32 Metode tes alat ukur perilaku seksual bertujuan untuk mengetahui seberapa pengetahuan remaja, dalam penelitian ini ada satu skala yang digunakan 88 adalah skala yang bersifat langsung yaitu pernyataan –pernyataan tertulis dapat dijawa langsung oleh subyek peneliti, terdiri dari 32 pernyataan dan disediakan empat pilihan jawaban. Skala ini menggunakan model Summated rating dari Likert Item 3.7.Skala Perilaku Tahap perilaku seksual Berciuman Bersentuhan Bercumbu Berhubungan Seksual Jumlah + favorable 1,9,17,25 2,10,18,26 3,11,19,27 4,12,20,29 16 -Unfavorable 5,13,21,30 6,14,22,32 7,15,23,31 8,16,24,28 16 Jumlah 8 8 8 8 32 Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun untuk mengetahui adanya perilaku seksual pada remaja dengan memperhatikan skor yang diperoleh melalui pengisian skala yang disebarkan oleh peneliti. Skala ini disusun berdasarkan frekuensi dari tahap-tahap perilaku seksual remaja yang terdiri 32 item yang terbagi menjadi 16 item favorable dan 16 item unfavorable. Penggunaan situasi hipotesis yang terdapat pada kuesioner ini pertama kali diperkenalkan oleh Rosader pada tahun 1937 (dalam Patten,1998). Ia menggunakannya untuk mendeskripsikan sikap tindakan yang diambil oleh responden , dalam penelitian ini situasi hipotesis digunakan untuk memunculkan sejauh mana kemungkinan atau kecenderungan responden untuk memunculkan perilaku seksualnya. 89 3.9. Data Kontrol. Data demografi dan data control berisikan item-item yang membantu dalam mendapatkan gambaran responden dan sekaligus mampu menjadi variable yang terkait dengan domain perilaku yang ingin diukur. Item-item dan data control berisikan usia, jenis kelamin, kegiatan yang dilakukan, staus, pengisian luang waktu. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dan digali melaui pertnyaanpertanyaan pada bagian data demografi didasari oleh paparan Costa McCrae (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengenai hal-hal yang mempengaruhi konsep diri individu yang berada dalam taraf perkembangan remaja, dalam hal ini kesehatan fisik, penampilan, jenis kelamin, orientasi seksual, intelegensi dan kemampuan artistic. Berdasarkan pandangan dari ahli tersebut, maka ditetapkanlah: 3.10. Tahap Uji Coba Alat. Dalam pengujian alat konsep diri, perilaku hubungan seksual, kesehatan reproduksi pada remaaja pada penelitian ini menggunakan metode content validity dan face validity. 1. Content Validity adalah metode. Validitas konten adalah salah satu cara yang digunakan untuk menentukan validitas dengan mengkaji isi tes, pengukuran ini didasari pada oenilaian ahli 90 dengan mengenakan relevansi dari sebuah alat pengukuran dengan domain perilaku yang ingin diukur (Linn, dalam Lestari 2003), menggunakan skala sesuai dengan teori dari domain tingkah laku yang ingin diukur. Penentuan dalam item-item adalah: Valid, apabila minimal 2 dari 3 setuju bahwa item benar-benar mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan teori yang digunakan. Tidak valid, apabila minimal 2 dari 3 ahli tidak setuju bahwa item mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan teori yang digunakan. 2. Face validity berhubungan dengan apa yang kelihatan dalam mengukur sesuatu terapi bukan apa yang harus diukur terhadap sesuatu, uji coba dilakukan pada remaja di sekolah yang telah ditetapkan dirasa cocok oleh peneliti yang memiliki karakteristik sama dengan subyek penelitian yaitu remaja SLTP. Keterbatasan tempat dan waktu mengakibatkan pada penggunaan bahasa dan istilah – istilah dalam item kuesioner, pengantar dan petunjuk pengisian. 3.11. Alat Pengumpulan Data . Alat Pengumpulan data kuantitatif yang digunakan kuesioner. Kuesioner yaitu suatu alat untuk pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapatkan jawaban (2012). Penelitian ini adalah penelitian payung artinya peneliti mencoba untuk menggunakan alat ukur 91 yang sebelumnya pada skala pengukuran, namun alat ukur perilaku seksual peneliti mencoba membuat berdasarkan dimensi yang ingin diukur. Kuesioner terdiri dari dari tiga bagian: Yaitu bagian pengukuran konsep diri ,pengukuran kecenderungan perilaku terhadap hubungan seksual dan kesehatan reproduksi. Alasan penggunaan angket atau kuesioner karena alat pengumpul data berupa kuesioner biaya yang relatif murah, dapat dijangkau subjek dengan jumlah banyak dalam waktu yang singkat. Sifat kerahasiaan subjek dapat terjaga dan menjadi aman untuk dapat berbagi informasi yang mereka tulis dalam jawaban tersebut. Dengan teknik pengumpulan data: Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dengan membagikan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan dimana responden diminta untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan alternatif pilihan yang tercantum dalam lembaran kuesioner yang telah disiapkan. Data Sekunder Diperoleh dari kepala sekolah, bimbingan konseling dan berbagai informasi yang diperoleh dari sekolah dan berbagai referensi yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Prosedur pembuatan alat pengumpulan data meliputi dua tahap yaitu pembuatan alat tiap tahap uji coba. 92 3.12. Definisi Operasional. Variabel Independen terdiri dari: Konsep Diri (X1) sesuai dengan rumusan item, pengetahuan tentang diri sendiri penilaian diri sendiri, pengharapan diri sendiri, etik dan moral, diri secara social diukur berdasarkan jawaban dengan mengunakan kuesioner skala likert. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi (X2), berdasarkan item dimensi pengetahuan kehamilan, pengetahuan penyakit menular seksual, pengetahuan HIV/AIDS, pengetahuan kontrasepsi dengan menggunakan ukuran kuesioner skala Likert.: Variabel Dependen = Perilaku seksual Yaitu bagaimana tindakan remaja terhadap perilaku seksualnya berdasarkan item dimensi: Berciuman, bercumbu dan bersentuhan dengan bantuan alat ukur kuesioner, mengukur tinggi, sedang dan rendahnya tingkat perilaku yang ditampilkan dengan menggunakan skala likert, serta mengetahui: a. adakah hubungan dan pengaruh X1 dengan Y . b. adakah hubungan dan pengaruhX2 dengan Y c. adakah hubungan dan pengaruh X1,X2 dengan Y 93 3.13. Validitas Dan Reliabilitas. Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian adalah memperoleh data informasi yang akurat dan obyektif. Kesimpulan suatu penelitian hanya akan dapat dipercaya apabila didasarkan pada informasi yang juga dapat dipercaya. Alat pengumpulan data harus memiliki kriteria reliabelan valid agar kesimpulan penelitian tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Sifat reliabel dan valid diperlihatkan oleh tingginya reliabilitas dan validitas hasil ukur suatu tes. Validitas berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiono,2003:267) atau sejauhmana ketepatan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,2007:7). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshohihan suatu instrumen. Keshohihan item tiap-tiap skala konsep diri dan pengetahuan kesehatan reproduksi, dan juga perilaku seksual remaja menggunakan taraf signifikan p < 0,05. Jadi, dari semua item dianggap shohih adalah item yang mempunyai angket peluang ralat p tidak lebih dari 5% (p < 0,05). 3.14.1. Validitas. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner pada penelitian ini, maka peneliti akan melakukan uji validitas dan reliabilitas. 94 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mencari validitas kuesioner adalah dengan rumus korelasi Pearson Product Moment yaitu: rxy = N∑XY-(∑X)( ∑Y) ( ) ( √ ( ) ) (Arikunto, 2006) Keterangan: r xy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y X : Skor masing-masing item Y : Skor total ∑XY : Jumlah perkalian ∑X2 : Jumlah kuadrat X ∑Y2 : Jumlah kuadrat Y ∑N : Jumlah subyek N : Jumlah responden 3.14.2. Reabilitas. Reliabilitas mengandung pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya benar sesuai kenyataannya, maka berapa 95 kalipun diambil tetap sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu, reliabilitas artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu instrumen. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen adalah rumus Alpha Cronbach sebagai berikut (Arikunto,2006): r11 = [ k ] [ 1- ∑σ b 2 ] (k-1) σ² Keterangan: r11 : Reliabilitas instrumen yang dicari k : Banyaknya butir pertanyaan ∑σ b 2 : σ² : Varians total Jumlah varian butir soal Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,000. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,000 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Menurut Riwidikdo (2009), kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,7. Keterangan : 0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah 0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi 96 3.14. Analisis Data. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara teknik analisis inferensisal. Teknik analisis inferensial dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian (Sugiyono, 2008). Sebelum dianalisa, data terlebih dahulu dikategorisasikan skalanya menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Kategorisasi dapat diartikan sebagai usaha yang bertujuan untuk menempatkan individu atau sampel ke dalam kelompok – kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2002). Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan sampel kedalam kategorisasinya dan dengan pehitungan SPSS di-peroleh nilai diperoleh nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi. Analisis data disebut juga dengan data preparation, Teknik analisis data merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Tujuannya untuk memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian. Data mentah yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan beberapa tahapan, diantaranya: 1. Mencari Means. Mean yaitu rata-rata matematik yang harus dihitung dengan cara tertentu dan dapat sebagai jumlah semua angka dibagi oleh banyaknya angka yang dijumlahkan. Untuk mencari Mean menggunakan rumus: 97 Mean = ∑fx N Keterangan: M = Mean N = Jumlah Total X = Banyaknya nomor pada variabel X Mencari Standar Deviasi. 2. Standar deviasi adalah deviasi rata-rata yang telah dibakukan atau distandarisasikan, sehingga memiliki kadar kepercayaan atau reliabilitas yang lebih mantap dan diberi lambang SD, rumusan sebagai berikut S2 = √ [ ] Keterangan: SD = Standar Deviasi X = Skor X N = Jumlah responden Skor yang sudah diperoleh selanjutnya ditafsirkan dan diklasifikasikan. Adapun pengklasifikasiannya dikategorikan berdasarkan tingkatan dalam table sebagai berikut: (Azwar, 2004). Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis varians (ANAVA). Langkah pengujian hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut: 98 1) Mengetahui Kriteria Penolakan atau penerimaan H0. Hipotesis: Ho: B1=B2=0 Ha: ada Bi yang tidak nol Pengambilan keputusan: Jika F hitung <= T tabel atau probabilitas >= 0,05 maka Ho diterima Jika F hitung > T tabel atau probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Nilai F hitung akan dicari dengan menggunakan jasa komputer program SPSS (Statistical Program For Social Science) 20 for windows. 2) Mencari F tabel Setelah nilai F hitung diketahui selanjutnya adalah mencari nilai F tabel pada distribusi F. 3.15. Kategori Penilaian Skala. Sebelum melakukan uji korelasi, selanjutnya peneliti mengkategorikan variable konsep diri, pengetahuan kesehatan reproduksi menjadi 3 level yang baik,cukup, kurang (Azwar, 2007) Ada pun rumus katagori tersebut 99 3.8.Norma penilaian level Norma Kategori X > Mean + SD Baik Mean – SD < X < Mean + SD Cukup X < Mean - SD Kurang 4. Mencari Prosentase. Prosentase yaitu data yang menggunakan teknik analisa statistic prosentase. Rumus prosentase digunakan untuk menghitung jumlah prosentase subyek dalam kategori tinggi, sedang dan kategori rendah baik untuk kategori konsep diri, kesehatan reproduksi maupun perilaku seksual berdasarkan jawaban kusieoner adalah sebagai berikut, dengan rumus: P = f x 100% N Keterangan: P = angka prosentase F = frekuensi N = jumlah frekuensi 3.16. Hipotesis. a. Hipotesis Umum Hipotesis umum adalah hipotesis yang secara umum menggambarkan hubungan variabel satu dan variabel dua (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2005). 100 b. Hipotesis Statistik Hipotesisi statistik merupakan pernyataan yang dapat diuji secara statistik mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2005). Hipotesis statistik ini terdiri dari Hipotesis alternatif dan hipotesis null (Kerlinger & Lee, 2000). Hipotesis alternatif adalah kalimat dugaan dari hubungan dan pengaruh antara dua atau lebih variabel (Kerlinger & Lee, 2000). Sedangkan hipotesis null adalah kalimat yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel - variabel atau menyangkal hipotesis alternatif (Kerlinger & Lee, 2000). 3.17. Pengujian Hipotesis. Untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan (korelasi) konsep diri dan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja, maka dilakukan analisis regresi linier ganda dengan mengunakan program komputer (SPSS) untuk tiga variabel, untuk uji hipotesis penelitian. Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk uji hipotesis. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel bebas dengan variable terikat. Maka dalam penelitian ini regresinya sebagai berikut: Sugiyono (2005), analisis regresi ganda merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana.Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai pengaruh variabel terikat (Y) apabila variabel bebasnya (X) dua atau lebih (untuk 101 membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas, X1,X2,...,Xi terhadap suatu variabel terikat Y. Persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut : 1).Ŷ = a + b1X1 + b2X2 2).Ŷ = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 3).Ŷ = a + b1X1 + b2X2+ .... + bnXn Keterangan: Y = Variabel Terikat yaitu perilaku seksual remaja a = konstanta b1 = koefisien regresi variabel bebas ke-1 b 2 = koefisien regresi variabel bebas ke-2 X1 = konsep diri X2 = Pengetahuan kesehatan reproduksi e = standar error (sugiyono, 2005) Nilai-nilai a, b1, b2, dan b3 pada persamaan regresi ganda untuk tiga variabel bebas dapat ditentukan dari rumus-rumus berikut (Sudjana, 1996:77) : ∑X1Y = b1∑X12+ b2∑X1X2 + b3∑X1X2 ∑X2Y = b1∑X1X2 + b2∑X22+ b3∑X2X3 ∑X3Y = b1∑X1X2 + b2∑X2X3 + b3∑X32 102 3.17 .1. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Uji validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur. Dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran psikologi dalam melakukan fungsi ukurnya. Skala yang digunakan dan disusun berdasarkan kawasan ukur yang diidentifikasi dengan baik dan dibatasi dengan jelas secara teoritik akan valid ( Saifuddin, 2012 ), validitas ini melihat sejauh mana item-item tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi subyek yang hendak diukur ( Saifuddin, 2012 ). 3.18. Pelaksanaan pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan di MTs ALIkhlas 15, Kemandoran 2, Jakarta. Sejak tanggal 10 Januari 2014 sampai 20 Februari 2014. Kuesioner tersebut dibagikan kepada responden,sebagian besar mereka tinggal bersama dengan orang tuanya. Ketika Kuesioner dibagikan peneliti tidak langsung mengambil kuesioner, peneliti dibantu oleh remaja Osis yang berada disekolah dan memberikan waktu 3-5 hari bagi responden untuk mengerjakannya mengingat banyaknya item yang harus dikerjakan. Dari 100 kuesioner yang tersebar yang kembali sebanyak 93.