B A B I I I METODE PENELITIAN

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Subyek Penelitian.
Subyek dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah ditentukan terlebih
dahulu dan sesuai dengan tujuan penelitian. Alasan peneliti mengambil subyek
ditempat ini karena siswa siswinya sudah mendapatkan pengetahuan seksual dari
sekolahnya. Subjek yang saya ambil adalah siswa siswi MTs 15 AL ikhlas,
Kemandoran 2, Kebayoran Lama , Jakarta Selatan.
Karakteristik dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah ditentukan
terlebih dahulu dan sesuai dengan tujuan penelitian. Karakteristik yang ditentukan
dalam menentukan subyek adalah:
1. Remaja pria dan wanita usia 12-15 tahun. Setara dengan Usia sekolah SMP
kelas I, II dan III.
2. Belum menikah.
3. Bukan korban pemerkosaan.
4. Pendidikan minimal SMP sesuai fenomena tersebut.
5. Berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian.
6. Paham bahasa Indonesia dalam penelitian secara aktif.
74
75
3.2. Metode Penelitian.
Metode penelitian adalah serangkaian metode yang saling melengkapi
yang digunakan dalam melakukan penelitian. Metode sangat penting dan
berpengaruh besar terhadap berhasil atau tidaknya terhadap suatu penelitian,
terutama metode yang digunakan dalam pengumpulan data. Sebab data yang
diperoleh dalam suatu penelitian merupakan cermin dari subjek ataupun objek
yang telah diteliti. Dalam melaksanakan penelitian ini, penelitian ini penelitian
kuantitatif. Data yang digunakan berupa data angka- angka dengan menggunakan
statistik SPSS 20.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji
hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka
proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan,
penafsiran dan penyajian hasil. Dan peneliti menggunakan rancangan penelitian
deskriptif dan korelasional. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha
untuk menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa berdasarkan data,
sedangkan penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan antara dua fenomena atau lebih. Rancangan penelitian deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan konsep diri dan kesehatan reproduksi dengan
perilaku seksual pada remaja.
Penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara konsep diri dan kontrol diri dengan perilaku seksual pada remaja.
Dalam penelitian ini digunakan kedua jenis penelitian bertujuan untuk
76
memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai konsep diri, perilaku seksual
dan kesehatan reproduksi remaja serta gambaran hubungan kedua variabel tanpa
adanya peranakan terlebih dahulu mengenai hubungan antar keduanya.
Pendekatan kuantitatif digunakan sebagai pendekatan dominan ditilik beratkan
untuk mengukur konsep diri, perilaku seksual dan hubungannya dengan kesehatan
reproduksi remaja.
3.3. Desain Penelitian.
Rancangan atau desingan penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai
suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Metode penelitian ini
digunakan untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang ada sekarang
dan untuk menguji hubungan suatu variable dengan variable yang lain dengan
ditunjukan oleh besarnya nilai koefisien kolerasi. Sedangkan arti luas rancangan
penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Data
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner berupa alat ukur
konsep diri, perilaku seksual dan kesehatan reproduksi remaja. Hasil yang
diperoleh pengolahan data kuantitatif adalah angka skor mean skala alat ukur
konsep diri dengan komponen - komponennya dari perilaku seksual dan kesehatan
reproduksi remaja. Penelitian kualitatif adalah penelitian mengunakan angkaangka. Angka tersebut digunakan sebagai representative dari informasi yang
didapatkan dalam penelitian, data yang disajikan berbentuk angka statistic yang
kemudian dianalisa kemudian disimpulkan.
77
3.4. Variabel Penelitian.
Variabel penelitian merupakan suatu atribut ataupun sifat dari orang atau
subjek maupun kegiatan yang dimiliki variasi tertentu yang ditetapkan peneliti
untuk dapat dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007). Variabel
nya adalah:
1. Konsep diri remaja (X1)
2. Kesehatan Reproduksi ( X2 )
3. Perilaku seksual remaja ( Y )
3.5. Populasi.
Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari atas objek ataupun subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk ditetapkan dan dipelajari kemudian
ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan peneliti ini adalah 93 subjek. Jumlah
minimal subyek dalam penelitian kuantitatif adalah 30 subyek. Dengan jumlah
sampel tidak kurang dari 30 memungkinkan dilakukan analisis statistic parametric
yang adekuat dengan mengikuti kurva normal (Guilford & Fruchter,1978).
78
3.6. Teknik Pengambilan Sampel.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pemilihan yang
perwakilan
dibeberapa
kelas
dengan
memperhatikan
beberapa
kriteria.
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel
daripopulasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan.
3.1 Tabel data sampel
No
1
2
3
4
5
6
7
Siswa siswi
Kelas 1 Mts A
Kelas 1 Mts B
Kelas 2 SLTP A
Kelas 2 SLTP B
Kelas 3 SLTP A
Kelas 3 SLTP B
Kelas 3 SLTP C
Populasi
Sampel
10
10
10
10
10
10
11
10
17
15
25
22
17
16
100
93
3.7. Instrumen Penelitian.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah
diolah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala
merupakan cara mengubah fakta-fakta kualitatif yang melekat pada objek atau
79
subjek penelitian menjadi urutan kuantitatif. Dalam penelitian ini Skala yang
digunakan antara lain skala konsep diri, skala pengetahuan kesehatan reproduksi,
dan skala perilaku seksual yang diberikan kepada siswa remaja disekolah yang
telah ditetapkan oleh peneliti.
Penelitian ini menggunakan skala likert yang dipakai untuk mengukur
sikap, perilaku, pendapat dan persepsi individu tentang fenomena sosial. Skala
tersebut menggunakan kategori: (Joko, Subagyo, 2004). Pengisian skala
didasarkan pada alternatif jawaban yang ada dalam skala. Pertanyaan dalam skala
terdiri dari pertanyaan favourable dan unfavourable. Pertanyaan favourable
menunjukkan indikasi bahwa subjek mendukung objek perilaku. Pertanyaan
unfavourable menunjukan bahwa subjek tidak mendukung objek perilaku.
Dasar pertimbangan menggunakan skala adalah skala memiliki beberapa
karakteristik Azwar (2003) yaitu :
a. Stimulusnya
berupa
pertanyaan-pertanyaan
yang
tidak
langsung
mengungkapkan atribut yang hendak diukur melainkan mengungkapkan
indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan,
b. Skala psikologis yang berisi banyak item
c. Tidak ada jawaban yang benar salah, semua jawaban dapat diterima
sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Sehingga layak
digunakan sebagai alat ukur psikologi.
80
3.8. Alat –Alat Ukur.
3.8.1. Alat Ukur Konsep diri.
Merujuk pada Dimensi konsep diri yaitu dimensi tersebut diatas dengan
diawali dengan teori-teori yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam
hal ini konsep diri. Berdasarkan penetapan pada bab sebelumnya maka ditetapkan
item- item yang sekiranya mampu mengukur konsep diri pada penelitian ini .
sebanyak 62 pertanyaan terdiri dari :
Penilaian dilakukan dalam skala :
3.2. Skala Konsep diri
STS = SANGAT TIDAK SESUAI
TS=TIDAK SESUAI
AS=AGAK SESUAI
KS=KURANG SESUAI
S=SESUAI
SS=SANGAT SESUAI
(1) Pengetahuan tentang diri sendiri
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Ciri
Mengikuti Mode
Berpakaian serasi
Memperhatikan kebersihan
Berpenampilan rapih
Berpenampilan formal
Memperhatikan etiket pergaulan
Menjaga penampilan
Mudah menyesuaikan diri
Mudah bergaul
Ramah
Periang
81
(2). Penilaian diri sendiri
No
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Ciri
Bersemangat
Sabar
Bijaksana
Rendah hati
Bersahaja
Berpikir terbuka
Mandiri
Loyal/setia
Berpendirian /berprinsip
Pengertian
Menerima diri sendiri
Beraspirasi/bercita-cita tinggi
Emosi stabil
Toleran /tenggang rasa
Rapi
Jujur
Tulus
Demokratis
Berkecukupan dalam hal materi
Pemberani
Percaya Diri
Unik
Dapat Dipercaya
Bisa mempercayai orang lain
(3).Pengharapan tentang diri sendiri
36 Menerima orang lain apa adanya
37 Dapat mengaktualisasikan diri(mengoptimalkan potensi)
38 Saya selalu optimis untuk menjalani masa depan saya
nantinya
39 Saya berharap dapat terus berpikir positif dalam
melakukan segala sesuatu
40 Tertarik pada ilmu pengetahuan
41 Senang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan
42 Menyakini manfaat ilmu bagi manusia
43 Menghargai orang lain
44 Suka mendalami dan mengekspesikan diri dalam karya seni
82
45
Saya termasuk orang yang patuh dalam mentaati
peraturan yang ada di lingkungan saya
46 Saya berusaha untuk bersikap tenang dalam kondisi
apapun
47 Suka mengikuti kegiatan sosial
(4) Etik diri dan moral
No
48
49
50
51
52
53
54
Ciri
Berpegang pada nilai - nilai agama dalam bertingkah laku
Mengabdikan hidup dan mati untuk Tuhan
Cinta Damai
Suka mendengarkan dan menjalani perintah agama
Suka melihat sesatu dari sisi keindahan
Memandang sesuatu berdasarkan manfaat ekonomis
Meyakini bahwa manusia setara
(5).Diri social
No
55
56
57
58
59
Ciri
Percaya bahwa kekuasaan menentukan kesuksesan
Memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin
Memperhitungkan manfaat dalam berhubungan dengan orang lain
Percaya kekayaan merupakan ukuran kesuksesan
Percaya bahwa kekayaan dan ketenaran menjamin kebahagiaan
Berusaha untuk meraih kesuksesan secara materi dan berstatus
60 sosial
61 Berperan penting dalam pengambilan keputusan
62 Saya tidak suka dan merasa tidak nyaman berada di
lingkungan baru
83
3.8.2 Alat Ukur Pengetahuan Kesehatan Reproduksi.
Prosedur penelitian payung dibuat studi literature menganai apa saja yang
termasuk dalam pengetahuan kesehatan reproduksi. Dari hasil literature yang
diketahui bahwa pengetahuan seksual meliputi pengetahuan tentang pembuahan,
menstrulasi, petting, hubungan seksual, kontrasepsi, ejakulasi, masturbasi,
penyakit menular seksual, homoseksual, HIV/AIDS, aborsi.
Setelah itu peneliti melakukan studi literature lebih lanjut untuk
mengetahui apa saja yang termasuk dalam pengetahuan kehamilan, penyakit
menular seksual, HIV/AIDS serta kontrasepsi. Kemudian berdasarkan hasil studi
literature peneliti menyusun kerangka pertanyaan yang meliputi jenis pengetahuan
sesual tersebut berserta kunci jawabannya.
Dalam penelitian ini , pengetahuan seksual diukur dengan membuat soal
terdiri dari 65 item pertanyaan terbuka. Diasumsikan bahwa dengan jumlah soal
sebanyak 65 item dapat mewakili aspek-aspek pengetahuan kehamilan, penyakit
seksual , HIV/AIDS dan pengetahuan kontrasepsi yang secara garis besar meliputi
pengetahuan tersebut. Jumlah ukur masing-masing jenis pengetahuan bervariasi,
berdasarkan cakupan pengetahuan yang ingin diketahui dari subyek.
84
Tabel 3.3. Item indikator
No
1
ASPEK
INDIKATOR
NO ITEM
Seksualitas
a. Perbedaan fisik laki-laki
1,2,3,4,5,6,7,8,9
JUMLAH
9
dan perempuan
2
Sistem Reproduksi
b. Perbedaan sifat laki-laki
10,11,12,13,14,15
11
dan perempuan
16,17,18,19,20
a. Alat dan fungsi reproduksi
21,22,23
3
24,25,26,27,28,29
6
30,31,32,33,34,35
6
laki-laki
b. Alat dan fungsi reproduksi
perempuan
3
Pubertas
a. Menstrulasi
b. Mimpi basah
36
1
4
Menopouse
Menopouse
37,38
2
5
Perilaku seksual
a. Perilaku seks aman
39,40,41,42,43,44
6
b. Hubungan seksual
45,46,47
3
Kehamilan dan
a.Usia ideal untuk hamil dan
48,49,50,51
4
Persalinan
melahirkan
52,53,54,55
4
6
b. Kehamilan yang tidak
diinginkan
7
Aborsi
Aborsi
56,57,58
3
8
PMS
PMS dan HIV/AIDS
59,60,61,62,63,64
7
65
jumlah item
65
Kuesioner tersebut disusun dalam bentuk skala bertingkat berdasarkan
prinsip-prinsip Likert Summated Rattings. Dengan modifikasi pada pilihan
jawaban.
Tabel 3.4. item Skor penilaian
Jawaban
Tahu Sekali
Tahu
Sedikit Tahu
Tidak Tahu
Nilai
4
3
2
1
Dalam kategori jawaban ini ditiadakan kategori jawaban tengah. Hal ini
menurut Hadi (dalam Linia, 2004) didasarkan pada tiga alasan , yaitu :
85
a. Kategori undecided itu mempunyai arti ganda bisa diartikan
belum memutuskan atau member jawban (menurut konsep
aslinya) bisa juga diartikan netral , tahu tidak, tidak tahu pun
tidak; atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban ganda – arti
(multi interprectable) tentu saja tidak diharapkan dalam suatu
instrument.
b. Tersedia
jawaban
yang
ditengah
itu
menimbulkan
kecenderungan menjawab ke tengah ( central tendency effect)
terutama bagi meeka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan
jawbannya, kearah tahu sekali atau kea rah tidak tahu.
c. Maksud kategori jawaban Tahu Sekali (TS), Tahu(T), Sdikit
Tahu(ST), Tidak Tahu(TT) adalah terutama untuk melihat
kecenderungan pendapat responden, kearah tahu sekali atau
kearah tidak tahu. Jika disediakan kategori jawaban ragu-ragu
akan
banyak
menghilangkan
data
penelitian
sehingga
mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring para
responden.
Bila subyek dapat menjawab seluruh pertanyaan secara benar sesuai kunci
jawaban, maka ia dikatagorikan memiliki pengetahuan yang baik. Sedangkan bila
subyek hanya dapat memberikan jawaban yang kurang tepat , maka ia
dikatagorikan memiliki pengetahuan yang cukup. Subyek dkategorikan kurang
86
pengetahuannya, bila ia tidak dapat menjawab dan memberikan kosong maka
pengetahuannya dianggap tidak mengerti.
3.8.3. Alat Ukur Perilaku Seksual.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala.
Merupakan metode pengumpulan data yang berbentuk self report yang berisi
daftar atau kumpulan pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu
(Azwar, 2002, h.85) . Untuk mengukur perilaku seksual digunakan skala perilaku
seksual yang disusun berdasarkan tahap – tahap perilaku seksual terdiri dari 32
item:
a. Ciuman: yang dilakukan untuk menimbulkan rangsangan seksual terutama
dilakukan pada bagian yang sensitive seperti bibir.
b. Bersentuhan: merupakan perilaku dalam bentuk rabaan pada bagianbagian yang sensitive
c. Bercumbu: Perilaku dengan mengesek gengsek bagian tubuh yang
sensitive seperti payudara, organ kelamin dan sebagainya.
d. Berhubungan
seksual:
Masuknya
mendapatkan kepuasan seksual.
penis
kedalam
vagina
untuk
87
Menurut (Setyaningsih, 2002) aktifitas seksual dapat digolongkan menjadi
empat macam:
Penyusunan item skala ini terdiri dari item-item, setiap item pada
pernyataan atau pernyataan tersebut mempunyai empat kemungkinan jawaban
yaitu
Tabel 3.5. Item Skor Perilaku Seksual
Ket
Skor
Favoable
Unfavorable
SS = Sangat Sering
4
1
S = Sering
3
2
J = Jarang
2
3
TP = Tidak Pernah
1
4
Semakin tinggi skor yang diperoleh , maka semakin meningkat perilaku
seksual, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka perilaku seksualnya
semakin berkurang
Tabel 3.6. Rancangan Skala Perilaku seksual pada Remaja
Tahap perilaku seksual
Berciuman
Bersentuhan
Bercumbu
Berhubungan seksual
Jumlah
Favorable Unfavorable
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
Jml
8
8
8
8
32
Metode tes alat ukur perilaku seksual bertujuan untuk mengetahui
seberapa pengetahuan remaja, dalam penelitian ini ada satu skala yang digunakan
88
adalah skala yang bersifat langsung yaitu pernyataan –pernyataan tertulis dapat
dijawa langsung oleh subyek peneliti, terdiri dari 32 pernyataan dan disediakan
empat pilihan jawaban. Skala ini menggunakan model Summated rating dari
Likert
Item 3.7.Skala Perilaku
Tahap perilaku seksual
Berciuman
Bersentuhan
Bercumbu
Berhubungan Seksual
Jumlah
+ favorable
1,9,17,25
2,10,18,26
3,11,19,27
4,12,20,29
16
-Unfavorable
5,13,21,30
6,14,22,32
7,15,23,31
8,16,24,28
16
Jumlah
8
8
8
8
32
Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun untuk mengetahui
adanya perilaku seksual pada remaja dengan memperhatikan skor yang diperoleh
melalui pengisian skala yang disebarkan oleh peneliti. Skala ini disusun
berdasarkan frekuensi dari tahap-tahap perilaku seksual remaja yang terdiri 32
item yang terbagi menjadi 16 item favorable dan 16 item unfavorable.
Penggunaan situasi hipotesis yang terdapat pada kuesioner ini pertama kali
diperkenalkan oleh Rosader pada tahun 1937 (dalam Patten,1998). Ia
menggunakannya untuk mendeskripsikan sikap tindakan yang diambil oleh
responden , dalam penelitian ini situasi hipotesis digunakan untuk memunculkan
sejauh mana kemungkinan atau kecenderungan responden untuk memunculkan
perilaku seksualnya.
89
3.9. Data Kontrol.
Data demografi dan data control berisikan item-item yang membantu dalam
mendapatkan gambaran responden dan sekaligus mampu menjadi variable yang
terkait dengan domain perilaku yang ingin diukur.
Item-item dan data control berisikan usia, jenis kelamin, kegiatan yang
dilakukan, staus, pengisian luang waktu.
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dan digali melaui pertnyaanpertanyaan pada bagian data demografi didasari oleh paparan Costa McCrae
(dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengenai hal-hal yang mempengaruhi
konsep diri individu yang berada dalam taraf perkembangan remaja, dalam hal ini
kesehatan fisik, penampilan, jenis kelamin, orientasi seksual, intelegensi dan
kemampuan artistic.
Berdasarkan pandangan dari ahli tersebut, maka ditetapkanlah:
3.10. Tahap Uji Coba Alat.
Dalam pengujian alat konsep diri, perilaku hubungan seksual, kesehatan
reproduksi pada remaaja pada penelitian ini menggunakan metode content validity
dan face validity.
1. Content Validity adalah metode.
Validitas konten adalah salah satu cara yang digunakan untuk menentukan
validitas dengan mengkaji isi tes, pengukuran ini didasari pada oenilaian ahli
90
dengan mengenakan relevansi dari sebuah alat pengukuran dengan domain
perilaku yang ingin diukur (Linn, dalam Lestari 2003), menggunakan skala
sesuai dengan teori dari domain tingkah laku yang ingin diukur.
Penentuan dalam item-item adalah:
 Valid, apabila minimal 2 dari 3 setuju bahwa item benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan teori yang
digunakan.
 Tidak valid, apabila minimal 2 dari 3 ahli tidak setuju bahwa item
mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan teori yang
digunakan.
2. Face validity berhubungan dengan apa yang kelihatan dalam mengukur
sesuatu terapi bukan apa yang harus diukur terhadap sesuatu, uji coba dilakukan
pada remaja di sekolah yang telah ditetapkan dirasa cocok oleh peneliti yang
memiliki karakteristik sama dengan subyek penelitian yaitu remaja SLTP.
Keterbatasan tempat dan waktu mengakibatkan pada penggunaan bahasa dan
istilah – istilah dalam item kuesioner, pengantar dan petunjuk pengisian.
3.11. Alat Pengumpulan Data .
Alat Pengumpulan data kuantitatif yang digunakan kuesioner. Kuesioner
yaitu suatu alat untuk pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan
yang diajukan pada responden untuk mendapatkan jawaban (2012). Penelitian ini
adalah penelitian payung artinya peneliti mencoba untuk menggunakan alat ukur
91
yang sebelumnya pada skala pengukuran, namun alat ukur perilaku seksual
peneliti mencoba membuat berdasarkan dimensi yang ingin diukur. Kuesioner
terdiri dari dari tiga bagian:
Yaitu bagian pengukuran konsep diri ,pengukuran kecenderungan perilaku
terhadap hubungan seksual dan kesehatan reproduksi. Alasan penggunaan angket
atau kuesioner karena alat pengumpul data berupa kuesioner biaya yang relatif
murah, dapat dijangkau subjek dengan jumlah banyak dalam waktu yang singkat.
Sifat kerahasiaan subjek dapat terjaga dan menjadi aman untuk dapat berbagi
informasi yang mereka tulis dalam jawaban tersebut. Dengan teknik pengumpulan
data:
 Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dengan membagikan kuesioner
yang berisi daftar pertanyaan dimana responden diminta untuk memberikan
jawaban yang sesuai dengan alternatif pilihan yang tercantum dalam lembaran
kuesioner yang telah disiapkan.
 Data Sekunder
Diperoleh dari kepala sekolah, bimbingan konseling dan berbagai informasi
yang diperoleh dari sekolah dan berbagai referensi yang ada kaitannya dengan
penelitian ini.
Prosedur pembuatan alat pengumpulan data meliputi dua tahap yaitu pembuatan
alat tiap tahap uji coba.
92
3.12. Definisi Operasional.
Variabel Independen terdiri dari:
Konsep Diri (X1) sesuai dengan rumusan item, pengetahuan tentang diri
sendiri penilaian diri sendiri, pengharapan diri sendiri, etik dan moral, diri secara
social diukur berdasarkan jawaban dengan mengunakan kuesioner skala likert.
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi (X2), berdasarkan item dimensi
pengetahuan kehamilan, pengetahuan penyakit menular seksual, pengetahuan
HIV/AIDS, pengetahuan kontrasepsi dengan menggunakan ukuran kuesioner
skala Likert.:
Variabel Dependen = Perilaku seksual
Yaitu
bagaimana
tindakan
remaja
terhadap
perilaku
seksualnya
berdasarkan item dimensi: Berciuman, bercumbu dan bersentuhan dengan bantuan
alat ukur kuesioner, mengukur tinggi, sedang dan rendahnya tingkat perilaku yang
ditampilkan dengan menggunakan skala likert, serta mengetahui:
a.
adakah hubungan dan pengaruh X1 dengan Y .
b.
adakah hubungan dan pengaruhX2 dengan Y
c.
adakah hubungan dan pengaruh X1,X2 dengan Y
93
3.13. Validitas Dan Reliabilitas.
Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian adalah memperoleh
data informasi yang akurat dan obyektif. Kesimpulan suatu penelitian hanya akan
dapat dipercaya apabila didasarkan pada informasi yang juga dapat dipercaya.
Alat pengumpulan data harus memiliki kriteria reliabelan valid agar kesimpulan
penelitian tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari
keadaan yang sebenarnya. Sifat reliabel dan valid diperlihatkan oleh tingginya
reliabilitas dan validitas hasil ukur suatu tes.
Validitas berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang hendak diukur (Sugiono,2003:267) atau sejauhmana ketepatan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,2007:7). Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshohihan suatu
instrumen. Keshohihan item tiap-tiap skala konsep diri dan pengetahuan
kesehatan reproduksi, dan juga perilaku seksual remaja
menggunakan taraf
signifikan p < 0,05. Jadi, dari semua item dianggap shohih adalah item yang
mempunyai angket peluang ralat p tidak lebih dari 5% (p < 0,05).
3.14.1. Validitas.
Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner pada penelitian ini,
maka peneliti akan melakukan uji validitas dan reliabilitas.
94
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
dan kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk
mencari validitas kuesioner adalah dengan rumus korelasi Pearson Product
Moment yaitu:
rxy =
N∑XY-(∑X)( ∑Y)
( ) (
√
(
) )
(Arikunto, 2006)
Keterangan:
r xy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y
X : Skor masing-masing item
Y : Skor total
∑XY : Jumlah perkalian
∑X2 : Jumlah kuadrat X
∑Y2 : Jumlah kuadrat Y
∑N : Jumlah subyek
N : Jumlah responden
3.14.2. Reabilitas.
Reliabilitas mengandung pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen
tersebut sudah baik. Apabila datanya benar sesuai kenyataannya, maka berapa
95
kalipun diambil tetap sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan
sesuatu, reliabilitas artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu instrumen. Dalam
penelitian ini rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen adalah
rumus Alpha Cronbach sebagai berikut (Arikunto,2006):
r11 = [ k ] [ 1- ∑σ b 2 ]
(k-1) σ²
Keterangan:
r11
: Reliabilitas instrumen yang dicari
k
: Banyaknya butir pertanyaan
∑σ b 2
:
σ²
: Varians total
Jumlah varian butir soal
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada
dalam rentang 0 sampai 1,000. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati
angka 1,000 berarti semakin tinggi reliabilitasnya.
Menurut Riwidikdo (2009), kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika
memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,7.
Keterangan :
0,00 – 0,199
derajat keterandalan sangat rendah
0,20 – 0,399
derajat keterandalan rendah
0,40 – 0,599
derajat keterandalan cukup
0,60 – 0,799
derajat keterandalan tinggi
0,80 – 1,00
derajat keterandalan sangat tinggi
96
3.14. Analisis Data.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara teknik analisis inferensisal.
Teknik analisis inferensial dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji
hipotesis penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian (Sugiyono, 2008).
Sebelum dianalisa, data terlebih dahulu dikategorisasikan skalanya menjadi
tinggi, sedang, dan rendah. Kategorisasi dapat diartikan sebagai usaha yang
bertujuan untuk menempatkan individu atau sampel ke dalam kelompok –
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan
atribut
yang
diukur
(Azwar,
2002).
Dalam
penelitian
ini
peneliti
mengelompokkan sampel kedalam kategorisasinya dan dengan pehitungan SPSS
di-peroleh nilai diperoleh nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi.
Analisis data disebut juga dengan data preparation, Teknik analisis data
merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam
penelitian. Tujuannya untuk memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian. Data
mentah yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan beberapa tahapan,
diantaranya:
1.
Mencari Means.
Mean yaitu rata-rata matematik yang harus dihitung dengan cara tertentu dan
dapat sebagai jumlah semua angka dibagi oleh banyaknya angka yang
dijumlahkan. Untuk mencari Mean menggunakan rumus:
97
Mean = ∑fx
N
Keterangan:
M = Mean
N = Jumlah Total
X = Banyaknya nomor pada variabel X
Mencari Standar Deviasi.
2.
Standar
deviasi
adalah
deviasi
rata-rata
yang
telah
dibakukan
atau
distandarisasikan, sehingga memiliki kadar kepercayaan atau reliabilitas yang
lebih mantap dan diberi lambang SD, rumusan sebagai berikut
S2 =
√
[
]
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
X = Skor X
N = Jumlah responden
Skor yang sudah diperoleh selanjutnya ditafsirkan dan diklasifikasikan.
Adapun pengklasifikasiannya dikategorikan berdasarkan tingkatan dalam table
sebagai berikut: (Azwar, 2004).
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis varians
(ANAVA). Langkah pengujian hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
98
1) Mengetahui Kriteria Penolakan atau penerimaan H0.
Hipotesis:
Ho: B1=B2=0
Ha: ada Bi yang tidak nol
Pengambilan keputusan:
Jika F hitung <= T tabel atau probabilitas >= 0,05 maka Ho diterima
Jika F hitung > T tabel atau probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Nilai F hitung akan dicari dengan menggunakan jasa komputer program SPSS
(Statistical Program For Social Science) 20 for windows.
2) Mencari F tabel
Setelah nilai F hitung diketahui selanjutnya adalah mencari nilai F tabel pada
distribusi F.
3.15. Kategori Penilaian Skala.
Sebelum melakukan uji korelasi, selanjutnya peneliti mengkategorikan
variable konsep diri, pengetahuan kesehatan reproduksi menjadi 3 level yang
baik,cukup, kurang (Azwar, 2007) Ada pun rumus katagori tersebut
99
3.8.Norma penilaian level
Norma
Kategori
X > Mean + SD
Baik
Mean – SD < X < Mean + SD
Cukup
X < Mean - SD
Kurang
4. Mencari Prosentase.
Prosentase yaitu data yang menggunakan teknik analisa statistic
prosentase. Rumus prosentase digunakan untuk menghitung jumlah prosentase
subyek dalam kategori tinggi, sedang dan kategori rendah baik untuk kategori
konsep diri, kesehatan reproduksi maupun perilaku seksual berdasarkan jawaban
kusieoner adalah sebagai berikut, dengan rumus:
P = f x 100%
N
Keterangan:
P = angka prosentase
F = frekuensi
N = jumlah frekuensi
3.16. Hipotesis.
a. Hipotesis Umum
Hipotesis umum adalah hipotesis yang secara umum menggambarkan
hubungan variabel satu dan variabel dua (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2005).
100
b.
Hipotesis Statistik
Hipotesisi statistik merupakan pernyataan yang dapat diuji secara
statistik mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian (Seniati,
Yulianto, & Setiadi, 2005). Hipotesis statistik ini terdiri dari Hipotesis alternatif
dan hipotesis null (Kerlinger & Lee, 2000). Hipotesis alternatif adalah kalimat
dugaan dari hubungan dan pengaruh antara dua atau lebih variabel (Kerlinger &
Lee, 2000). Sedangkan hipotesis null adalah kalimat yang menyatakan tidak
adanya hubungan antara variabel - variabel atau menyangkal hipotesis alternatif
(Kerlinger & Lee, 2000).
3.17. Pengujian Hipotesis.
Untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan (korelasi) konsep diri dan
pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja, maka
dilakukan analisis regresi linier ganda dengan mengunakan program komputer
(SPSS) untuk tiga variabel, untuk uji hipotesis penelitian. Peneliti menggunakan
analisis regresi linier berganda untuk uji hipotesis. Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel bebas dengan
variable terikat. Maka dalam penelitian ini regresinya sebagai berikut:
Sugiyono (2005), analisis regresi ganda merupakan pengembangan dari
analisis regresi sederhana.Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai pengaruh
variabel terikat (Y) apabila variabel bebasnya (X) dua atau lebih (untuk
101
membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua
atau lebih variabel bebas, X1,X2,...,Xi terhadap suatu variabel terikat Y.
Persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut :
1).Ŷ = a + b1X1 + b2X2
2).Ŷ = a + b1X1 + b2X2+ b3X3
3).Ŷ = a + b1X1 + b2X2+ .... + bnXn
Keterangan:
Y = Variabel Terikat yaitu perilaku seksual remaja
a = konstanta
b1 = koefisien regresi variabel bebas ke-1
b 2 = koefisien regresi variabel bebas ke-2
X1 = konsep diri
X2 = Pengetahuan kesehatan reproduksi
e = standar error
(sugiyono, 2005)
Nilai-nilai a, b1, b2, dan b3 pada persamaan regresi ganda untuk tiga
variabel bebas dapat ditentukan dari rumus-rumus berikut (Sudjana, 1996:77) :
∑X1Y = b1∑X12+ b2∑X1X2 + b3∑X1X2
∑X2Y = b1∑X1X2 + b2∑X22+ b3∑X2X3
∑X3Y = b1∑X1X2 + b2∑X2X3 + b3∑X32
102
3.17 .1. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Uji validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan
suatu alat ukur. Dalam penelitian ini menggunakan skala
pengukuran psikologi dalam melakukan fungsi ukurnya. Skala yang digunakan
dan disusun berdasarkan kawasan ukur yang diidentifikasi dengan baik dan
dibatasi dengan jelas secara teoritik akan valid ( Saifuddin, 2012 ), validitas ini
melihat sejauh mana item-item tes mewakili komponen-komponen dalam
keseluruhan kawasan isi subyek yang hendak diukur ( Saifuddin, 2012 ).
3.18. Pelaksanaan pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan di MTs ALIkhlas 15, Kemandoran 2, Jakarta.
Sejak tanggal 10 Januari 2014 sampai 20 Februari 2014. Kuesioner tersebut
dibagikan kepada responden,sebagian besar mereka tinggal bersama dengan orang
tuanya.
Ketika Kuesioner dibagikan peneliti tidak langsung mengambil kuesioner,
peneliti dibantu oleh remaja Osis yang berada disekolah dan memberikan waktu
3-5 hari bagi responden untuk mengerjakannya mengingat banyaknya item yang
harus dikerjakan. Dari 100 kuesioner yang tersebar yang kembali sebanyak 93.
Download