Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam

advertisement
Analisis Faktor….. (Loprang)
332
Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Perpindahan Merek
Mie Instan (Studi pada Mahasiswa di Kota Manado)
Jilly Vanessi Loprang
Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
([email protected])
Abstract
Changes in consumer lifestyle that demand things to be more practical makes instant food
preferences to increase. Instant noodle is one of the food products which is increasingly
popular with the public because of the ease of serving, affordable price, easily available and
it more preserved. The aim of this study is to determine the factors that consumers consider
in switching of instant noodles brand. The population of this study is students in the city of
Manado. Samples are taken by taking 300 respondents, using the incidental sampling
technique. Data processing used SPSS. The analysis technique used was the Factor Analysis
technique. Recent researches result shows that the factors which consumers consider in
switching brands of instant noodles are customer dissatisfaction, product quality, promotion,
variety seeking, cheaper prices and price changes.
Keywords: brand switching, product quality, price, promotion, variety seeking,
dissatisfaction
.
Abstrak
Perubahan gaya hidup konsumen yang menuntut semuanya lebih praktis menyebabkan
makanan instan semakin diminati. Salah satunya adalah mie instan, produk makanan cepat
saji yang semakin digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya,
harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lamaTujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
melakukan perpindahan merek mie instan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
di kota Manado. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 300 responden dengan teknik
insidental sampling. Pengolahan data menggunakan SPSS. Teknik analisis yang digunakan
yakni Teknik Analisis Faktor. Hasil penelian menunjukan bahwa faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam perpindahan merek mie instan yakni ketidakpuasan
pelanggan, kualitas produk, promosi, variety seeking, harga yang lebih murah dan
perubahan harga.
Kata kunci: brand switching, kualitas produk, harga, promosi, variety seeking,
ketidakpuasan
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345
333
yang terus mengalami perubahan dari
Latar Belakang
Perubahan gaya hidup konsumen
tahun ke tahun menunjukkan bahwa
yang menuntut semuanya lebih praktis
konsumen melakukan perpindahan merek
menyebabkan makanan instan semakin
(Brand
diminati. Salah satunya adalah mie instan,
adalah saat dimana seorang konsumen atau
produk makanan cepat saji yang semakin
sekelompok
digemari masyarakat karena kemudahan
kesetiaan dari satu merek sebuah produk
dalam hal penyajiannya, harganya yang
tertentu ke merek produk lainnya. Menurut
terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya
Junaidi
yang tahan lama. Saat ini mie instan merek
perpindahan merek merupakan gambaran
Indomie yang diproduksi PT Indofood
dari beralihnya konsumen dari suatu
masih menguasai pasar. Namun pangsa
produk
pasarnya mulai direbut. Jika pada tahun
disebabkan karena konsumen melakukan
2002 Indomie menguasai sekitar 90%
perbandingan antara merek satu dengan
pangsa pasar mi instan, Begitu Mie Sedap
merek yang lain pada saat ia mengevaluasi
masuk pada Mei 2003 dengan rasa baru,
merek
harga kompetitif, dan promo yang gencar,
membentuk
pangsa pasar Indofood mulai goyah. Pada
(Laroche, Hui, dan Zhou, 1994).
2006
pangsa
pasar
Indofood
Switching).
konsumen
dan
ke
Brand
berpindah
Dharmmesta
produk
tertentu
Switching
lainnya.
atau
sikapnya
pada
terhadap
(2002),
Hal
saat
ini
ia
merek
turun,
Perpindahan merek sering terjadi
diperkirakan menjadi sekitar 75%. Mie
pada produk-produk dengan karakteristik
Sedap yang baru masuk bukan saja
keterlibatan
merebut pangsa pasar Indomie, tetapi
(Junaidi dkk, 2002) Tingkat keterlibatan
berhasil
mie
produk dikatakan rendah apabila dalam
sarimi, mie abc dan merek mie instan
proses pembelian produk konsumen tidak
lainnya yang telah lebih dulu ada di pasar
melibatkan banyak faktor dan informasi
mie instan Indonesia.
yang harus ikut dipertimbangkan. Mie
mengalahkan
Berdasarkan
supermie,
data
Top
pembelian
yang
rendah.
Brand
instan tergolong dalam produk dengan
Indonesia Award untuk kategori Mie
keterlibatan konsumen yang rendah (low
Instan dalam Kemasan Bag, Indomie tetap
involvement) sehingga konsumen dapat
menjadi Top Brand meskipun mengalami
dengan mudah berpindah. Mahasiswa
kenaikanan dan penurunan yang cukup
merupakan konsumen mie instan dengan
signifikan yang didominasi oleh produk
tingkat konsumsi yang tinggi.
Indomie dan Mie Sedap. Besar persentase
Boediyanto, pria yang berkarir 15 tahun di
Menurut
Analisis Faktor….. (Loprang) 334
PT Indofood, mie instan berkembang pesat
seiring tumbuhnya kelas pekerja dan
Argumen Orisinalitas / Kebaruan
mahasiswa. Selain harga yang murah, mie
Artikel
ini
instan erat kaitannya dengan mahasiswa
beberapa
karena merupakan makanan yang praktis
variabel yang digunakan merupakan hasil
dan mudah didapat.(www.bisnis.tempo.co)
gabungan dari penelitian terdahulu dan
Perpindahan merek merupakan hal
teori menurut para ahli. Artikel ini tidak
yang menarik dan perlu dikaji lebih lanjut
bersifat replikatif karena merupakan artikel
oleh pemasar yang tidak ingin kehilangan
baru dengan model baru yang terbentuk di
pelanggannya. Setiap pemasar berharap
mana
dapat
mempertahankan
pelanggannya
menggabungkan indikator-indikator yang
dalam
jangka
bahkan
ada
mungkin
panjang,
untuk
mengetahui
selamanya.
jika
dapat
penulis
pada
di
mana
mengambil
penelitian
dan
terdahulu
untuk
dipakai pada penelitian ini kemudian
yang
diolah dengan menggunakan alat analisis
faktor-faktor
pemasar
penelitian
Dengan
melatarbelakangi keputusan perpindahan
merek
model
dikembangkan dari
faktor
memanfaatkan
perilaku brand switching sebagai strategi
Kajian Teoritik dan Empiris
untuk masuk ke dalam suatu industri dan
Konsep Brand Switching
menarik pelanggan pesaing. Di sisi lain,
Menurut Peter dan Jeny (1999)
menjadi perilaku yang perlu dihindari
perpindahan merek (Brand Switching)
perusahaan
adalah
dalam
eksistensinya
mempertahankan
sehingga
meminimalkan
pola
pembelian
yang
dapat
dikarakteristikkan dengan perubahan atau
kemungkinan
pergantian dari satu merek ke merek yang
pelanggannya untuk berpindah.
Dari
lain.
Sedangkan
menurut
Djan
dan
banyaknya faktor-faktor yang menjadi
Ruvendi (2006) Brand Switching adalah
alasan
saat dimana seorang konsumen atau
keputusan
perpindahan
merek
konsumen, penelitian ini mengkaji lima
sekelompok
faktor
kesetiaan dari satu merek sebuah produk
yang
mendorong
keputusan
tertentu
harga,
dan
Menurut Snijder (2007) ada dua kategori
ketidakpuasan pelanggan pada mahasiswa
perpindahan merek. Kategori pertama,
di kota Manado dengan menggunakan
perpindahan konsumen didasarkan pada
teknik analisis faktor.
keputusan pribadi, yang kedua perilaku
variety
seeking
merek
produk
berpindah
perpindahan merek yaitu kualitas produk,
promosi,
ke
konsumen
lainnya.
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345
brand switching dilakukan secara tidak
rasa
produk,
segaja tanpa dipengaruhi pertimbangan
kebersihan,
pribadi. Pada kategori pertama, penyebab
produk.
Bahan
dan
baku,
Variasi
335
Tingkat
bahan
baku
dari perilaku berpindah merek dapat
berupa ketidakpuasan, kebiasaan yang
Konsep Harga
berubah, alternatif lain yang lebih baik
atau kebutuhan akan variasi.
Pada saat pelanggan melakukan
evaluasi dan penilaian terhadap harga dari
suatu produk sangat dipengaruhi oleh
perilaku pelanggan itu sendiri. (Voss dan
Konsep Kualitas Produk
Pelanggan potensial menginginkan
Giroud, 2000: 69). Sementara perilaku
agar produk harus dibuat berkualitas,
pelanggan
terutama
harapan
dipengaruhi oleh empat aspek utama yaitu
konsumen agar menjadi puas dan loyal
budaya, sosial, personal (umur, pekerjaan,
pada perusahaan. Kotler dan Amstrong
kondisi
(2012) mengemukakan bahwa kualitas
(motivasi, persepsi, percaya). Dengan
produk adalah kemampuan suatu produk
demikian penilaian terhadap harga suatu
untuk melaksanakan fungsinya, meliputi
produk dikatakan murah, mahal atau biasa
kehandalan,
ketepatan,
saja, dari setiap individu tidaklah sama,
kemudahan operasi, dan perbaikan produk,
karena tergantung persepsi individu yang
serta atribut bernilai lainnya. Assauri
dilatarbelakangi
(2007) mengatakan bahwa kualitas produk
kehidupan dan kondisi individu.
dalam
memenuhi
daya
tahan,
merupakan faktor-faktor yang terdapat
menurut
ekonomi)
Kotler
(2012)
serta
oleh
psikologi
lingkungan
Menurut hukum Weber-Fechner
dalam suatu barang atau hasil yang
pembeli
menyebabkan barang atau hasil tersebut
mengevaluasi terhadap perbedaan harga
sesuai dengan tujuan untuk apa barang
antara harga yang ditawarkan terhadap
atau hasil itu dimaksudkan. Kualitas
harga dasar yang diketahui. Sehingga
produk adalah bagaimana produk itu
ketika
memiliki nilai yang dapat memuaskan
perusahaan
konsumen baik secara fisik maupun secara
diberlakukan oleh manajemen lebih mahal
psikologis yang menunjuk pada atribut
dan mereka lebih menyukai harga yang
atau sifat-sifat yang terdapat dalam suatu
rendah, maka perusahaan akan memilih
barang
yang
mengadopsi orientasi strategi harga yang
digunakan menurut Kembaren (2009): Cita
rendah. Dengan kata lain perusahaan harus
atau
hasil.
Indikator
cenderung
sebagian
merasa
untuk
besar
selalu
pelanggan
harga
yang
Analisis Faktor….. (Loprang)
336
menemukan cara untuk meminimalkan
penjualan yang dilakukan dalam suatu
biaya, salah satu cara untuk meminimalkan
waktu melalui media promosi penjualan
harga
(2) Kualitas promosi adalah tolak ukur
adalah
dengan
meminimalkan
tingkat orientasi layanannya pada strategi
seberapa
bisnisnya. (Retnaningsih, 2009). Indikator
dilakukan. (3) Kuantitas promosi adalah
yang digunakan menurut Stanton (2004)
nilai atau jumlah promosi penjualan yang
adalah keterjangkauan harga, kesesuaian
diberikan konsumen. (4) Waktu promosi
harga dengan kualitas produk, daya saing
adalah lamanya promosi yang dilakukan
harga
oleh perusahaan.
dan
kesesuaian
harga
dengan
manfaat.
baik
promosi
penjualan
(5) Ketepatan atau
kesesuaian sasaran promosi merupakan
faktor yang diperlukan untuk mencapai
target yang diinginkan perusahaan.
Konsep Promosi
Kotler & Gary Amstrong (2012)
mendefinisikan
komunikasi
dari
promosi
para
sebagai
Konsep Variety Seeking
pemasar
yang
membujuk,
dan
pembelian yang sifatnya mencari variasi
mengingatkan calon pembeli suatu produk
yaitu pembelian yang dilakukan ketika
dalam rangka mempengaruhi pendapat
konsumen melakukan pembelian secara
mereka atau memperoleh suatu respon.
spontan dan bertujuan untuk mencoba
Menurut
pada
merek baru dari suatu produk. Dalam hal
hakekatnya promosi adalah salah satu
ini konsumen sering melakukan pergantian
bentuk
yang
merek untuk mencari keragaman (Kotler
dimaksud dengan komunikasi pemasaran
dan Armstrong, 2012). Kebutuhan mencari
adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
variasi
menyebarkan informasi, mempengaruhi
konsumen untuk mencoba hal-hal yang
atau membujuk dan mengingatkan pasar
baru yang jarang atau yang tidak pernah
sasaran atas perusahaan dan produknya
dikonsumsi. Schiffman and Kanuk dalam
agar bersedia menerima, membeli dengan
Gusti (2010) “Kebutuhan mencari variasi
loyal
merupakan
menginformasikan,
Nugroho
komunikasi
pada
produk
(2010),
pemasaran,
yang
ditawarkan
Variety
seeking
merupakan
prilaku
bentuk
yang
merupakan
keinginan
wajar
bagi
perusahaan yang bersangkutan. Menurut
konsumen karena adanya faktor stimulus
Kotler
indikator-
dari luar yang merangsang seseorang
indikator promosi diantaranya adalah: (1)
untuk cenderung mencoba produk produk
Frekuensi promosi adalah jumlah promosi
yang dinilai baru”.
dan
Keller
(2007)
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345 337
Perilaku variety seeking menurut
Kahn
(1998)
disebut
juga
sebagai
kecenderungan individu-individu
Wilkie (1990) kepuasan sebagai tanggapan
emosional
pada
evaluasi
terhadap
untuk
pengalaman konsumsi suatu produk dan
mencari keberagaman dalam memilih jasa
jasa. Jika kinerja produk berada di bawah
atau barang pada suatu waktu yang timbul
harapan
karena beberapa alasan yang berbeda.
(Kotler dan Keller,
Perilaku ini sering terjadi pada beberapa
ketidakpuasan konsumen meliputi adanya
produk,
keluhan yang dirasakan, ketidaksesuaian
dimana
tingkat
keterlibatan
maka
pelanggan
kualitas
tidak
2007).
puas
Indikator
produk itu rendah (low involvement).
atas
dengan
harapan,
Perilaku variety seeking ini cenderung
ketidakpuasan atas kualitas pada merek.
akan terjadi pada waktu pembelian sebuah
produk yang menimbulkan resiko minimal
Beberapa Penelitian Terdahulu
yang ditanggung oleh konsumen dan pada
waktu
konsumen
kurang
Sarwat, Afzal, Aamir Khan, Sania
memiliki
Shaikh et.al (2013) menyebutkan bahwa
komitmen terhadap merek tertentu (Assael,
harga secara signifikan mempengaruhi
1998)..
Brand switching. Jika harga produk yang
sebelumnya digunakan semakin tinggi
maka besar kemungkinan pelanggan akan
Konsep Ketidakpuasan Pelanggan
Tse & Wilton (1988) mengartikan
berpindah ke merek lain. Dengan demikian
kepuasan/ketidakpuasan pelanggan sebagai
ketika produk baru muncul dengan harga
respon
yang lebih rendah maka kemungkinan
pelanggan
ketidaksesuaian
terhadap
evaluasi
(diskonfirmasi
yang
dirasakan antara harapan sebelumnya) dan
pelanggan
berpindah
merek
semakin
tinggi.
kinerja aktual produk yang dirasakan
Uturestantix, Ari Warokka dan
setelah pemakainnya. Engel, et al (1990)
Cristina
mengungkapkan
kepuasan
bahwa ketidakpuasan konsumen, variety
pelanggan merupakan evaluasi purnabeli
seeking dan promosi secara signifikan
dimana alternatif yang dipilih sekurang-
memiliki
kurangnya, memberikan hasil (outcome)
keputusan
sama atau melampaui harapan pelanggan,
perpindahan merek. Selain itu, hasil
sedangkan ketidakpuasan timbul apabila
penelitian
ini
hasil yang diperoleh tidak memenuhi
signifikansi
pengaruh
harapan pelanggan. Sedangkan menurut
sebagai
bahwa
Gallato
(2012)
hubungan
positif
pelanggan
variabel
juga
menunjukkan
dalam
melakukan
menunjukkan
variety
seeking
pemoderasi
antara
Analisis Faktor….. (Loprang)
338
ketidakpuasan pelanggan dan perpindahan
ini adalah seluruh mahasiswa di Manado.
merek.
Menurut tabel Isaac-Michael maka jumlah
Dalam penelitian Siska Emelia
sampel
yang ditentukan adalah 349.
(2013) dalam penelitian ini ditemukan
Selanjutnya setelah dilakukan penyebaran
adanya pengaruh signifikan antara variabel
dan
variety
perpindahan
responden, maka kuesioner yang dapat
merek dengan arah yang positif yang
dianalisis sebanyak 300 (Sugiyono, 2008).
berarti variety seeking memiliki hubungan
Metode
positif dengan brand switching konsumen
kuesioner melalui sejumlah pertanyaan
Rinso.. Aulia Uswatun Khasanah dan Rini
tertulis terkait objek penelitian. Kuesioner
Kuswati (2014) dari hasil penelitian
yang disebarkan bersifat tertutup dan
menunjukkan bahwa variabel yang paling
merupakan kuesioner dengan skala Likert.
dominan
perpindahan
Teknik Analisis Data yang digunakan
merek adalah kualitas produk, dengan
dalam penelitian ini yaitu Teknik Analisis
demikian
Faktor eksploratorik.
seeking
terhadap
mempengaruhi
kualitas
produk
memiliki
pengumpulan
kuesioner
pengumpulan
data
dari
berupa
hubungan signifikansi yang kuat dengan
Brand switching.
Pembahasan
Shamikh Siddiqui (2012) hasil
penelitian
menunjukkan
Uji Validitas dan Reliabilitas
kepuasan
Berdasarkan hasil uji validitas
pelanggan dan brand switching terbukti
diperoleh hasil bahwa seluruh item valid
secara signifikan menjadi variabel yang
sehingga
memediasi variabel kualitas merek dengan
penelitian.Instrumen dapat dikatakan andal
performa merek. Nyoman Utama Prayatna
(reliabel)
dan Abdullah Jawas (2014) hasil penelitian
keandalan reliabilitas sebesar 0,6 atau
menunjukkan bahwa faktor budaya, sosial,
lebih (Sugiyono, 2008). Uji reliabilitas
pribadi, psikologis dan bauran pemasaran
yang digunakan adalah dengan Alpha
adalah
Cronbach. Bila Alpha lebih kecil dari 0,6
faktor
yang
dipertimbangkan
konsumen dalam keputusan pembelian
maka
laptop merk Acer di Kota Denpasar.
sebaliknya
dapat
bila
digunakan
memiliki
dinyatakan
tidak
dinyatakan
untuk
koefisien
reliabel
reliabel.
dan
Hasil
pengujian menunjukkan bahwa semua item
reliabel karena memiliki angka Alpha
Metode Penelitian
Jenis
penelitian
ini
adalah
eksploratorik. Populasi dalam penelitian
Cronbach di atas 0.6.
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345 339
pengambilan
Hasil Analisis Faktor
Angka KMO dianggap mencukupi
jika
lebih
dari
signifikansi
<
0,5
0.05.
dengan
Hasil
keputusan
perpindahan
merek yang dilakukan konsumen dapat
angka
terjadi karena adanya ketidakpuasan yang
analisis
diterima konsumen setelah melakukan
menunjukkan bahwa Angka Kaiser Meyer
pembelian.
Dengan
melihat
Olkin Measure of Sampling = 0,834 Angka
tertinggi pada faktor pertama ini yaitu
ini memenuhi syarat karena berada di atas
kepuasan/ketidakpuasan bergantung pada
0,5. Dari 27 item variabel yang dimasukan
kelezatan mie instan, menunjukan bahwa
dalam analisis faktor (Kolom component),
ketidakpuasan
terbentuk enam faktor dengan angka
karena pengharapan konsumen terhadap
eigenvalues di atas 1 Keenam faktor yang
kelezatan produk tidak sesuai dengan
terbentuk yakni (1) faktor ketidakpuasan
selera konsumen. Hal ini menimbulkan
terhadap produk; (2)
faktor kualitas
ketidakpuasan yang dapat mempengaruhi
produk; (3) faktor mencari variasi produk;
sikap dan niat untuk melakukan pembelian
(4) faktor promosi; (5) faktor harga yang
pada masa konsumsi berikutnya.
lebih murah; dan (6) faktor perubahan
tersebut sejalan dengan penelitian Hoyer
harga.
dan Ridgway 1984 dalam Setiyaningrum
konsumen
indikator
ini
muncul
Hal
(2007) bahwa ketidakpuasan konsumen
Faktor Ketidakpuasan terhadap Produk
Hasil
penelitian
menunjukkan
terhadap merek produk yang digunakan
sebelumnya
merupakan
yang
bahwa Ketidakpuasan terhadap Produk
menyebabkan
merupakan faktor yang dipertimbangkan
merek.
konsumen dalam melakukan perpindahan
terjadi sebagai akibat dari produk/merek
merek, dengan indikator yaitu ada tidaknya
yang di gunakan sebelumnya tidak sesuai
resiko ketika mencoba produk lain, ada
dengan keinginan/harapan konsumen.
tidaknya
keluhan
dalam
produk,
perpindahan
dengan
merek
harapan,
Ketidakpuasan
perpindahan
konsumen
ini
pemakaian
yang
disebabkan adanya keluhan, kesesuaian
produk
terjadinya
faktor
perpindahan
Faktor Kualitas Produk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kualitas Produk merupakan faktor yang
merek yang disebabkan cita rasa yang
dipertimbangkan
tidak sesuai, dan kepuasan/ketidakpuasan
melakukan perpindahan merek, dengan
bergantung
indikator
Penelitian
pada
ini
kelezatan
menunjukkan
produk.
bahwa
konsumen
kelezatan
kelebihan/keistimewaan
dalam
produk,
produk,
Analisis Faktor….. (Loprang)
340
higienisitas produk, variasi cita rasa dan
kualitas bahan baku. Hal ini menunjukkan
Faktor
bahwa
Seeking)
kualitas
pertimbangan
melakukan
produk
seorang
pembelian
menjadi
Mencari
Variasi
(Variety
pembeli
untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ulang,
karena
Variety Seeking merupakan faktor yang
selama dan setelah pemakaian produk atau
dipertimbangkan
jasa, konsumen mengembangkan rasa puas
melakukan perpindahan merek, dengan
atau tidak puas yang umumnya dinilai dari
indikator
kualitas produk yang mereka gunakan.
keinginan mencoba merek lain, senang
Indikator yang paling dominan dalam
mencoba
faktor kualitas produk adalah kelezatan
kejenuhan dengan mencoba variasi rasa
produk. Dengan demikian dalam produk
yang berbeda.
mie
instan
indikator
dipertahankan
oleh
mempertahankan
cita
konsumen
mencari
dalam
variasi
produk
baru,
Hal
ini
produk,
mengatasi
menunjukkan
yang
perlu
kebutuhan mencari variasi merupakan
pemasar
yang
bentuk
rasa
kelezatan
keinginan
konsumen
untuk
mencoba hal-hal yang baru yang jarang
produk. Jika kualitas kelezatan produk
atau
tersebut tidak sesuai dengan harapan
Schiffman
konsumen maka seringkali mereka akan
(2010:27) “Kebutuhan mencari variasi
melakukan penggantian merek. Hal ini
merupakan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
konsumen karena adanya faktor stimulus
Aulia
Rini
dari luar yang merangsang seseorang
Kuswati (2014) dalam jurnal yang berjudul
untuk cenderung mencoba produk produk
“Analisis
yang
yang dinilai baru”. Variety seeking adalah
Mempengaruhi Perpindahan Merek pada
komitmen secara sadar untuk membeli
Produk Smartphone” yang menunjukkan
merek lain karena terdorong untuk terlibat
bahwa kualitas produk menjadi faktor
atau mencoba hal-hal baru, rasa ingin tahu
yang dipertimbangkan dalam perpindahan
dengan hal-hal baru, kesenangan baru, atau
merek. Dari hasil penelitian menunjukkan
untuk
bahwa variabel yang paling dominan
terhadap hal yang lama atau biasanya
dalam perpindahan merek adalah kualitas
(Peter dan Olson, 2000 dalam Gusti
produk.
(2010,28).
Uswatun
Khasanah
Faktor-Faktor
dan
yang
tidak
and
pernah
Kanuk
prilaku
mengatasi
disimpulkan
dikonsumsi.
dalam
yang
masalah
wajar
Gusti
bagi
kejenuhan
Dengan
demikian
dapat
bahwa
pencarian
variasi
merupakan perilaku membeli merek yang
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345
berbeda,
yang
perpindahan
disebabkan
merek
dalam
341
adanya
mengenai produk tersebut. Pelanggan yang
mencoba
tidak mengetahui sebuah produk akan
sesuatu yang berbeda. Pendapat tersebut
memperkecil
sejalan dengan penelitian Emelia (2013)
kemungkinan untuk menjadi pelanggan
yang menjelaskan bahwa konsumen yang
yang loyal atau setia. Adanya iklan dapat
mencari
meningkatkan
keragaman
memiliki
atau
meniadakan
kemungkinan
terjadinya
kemungkinan yang lebih besar dalam
keputusan perpindahan merek. Dalam
perilaku perpindahan merek. Penelitian
sebuah artikel yang ditulis oleh Stephan
Junaedi dan Dharmmesta (2002) juga
dan Tannenholz (1994) dalam Ermayati
menghasilkan
bahwa
(2006) disebutkan teori mengenai alasan
kebutuhan mencari variasi menjadi faktor
peralihan merek yang berkaitan dengan
yang dipertimbangkan dalam keputusan
kegiatan periklanan yaitu adanya campur
konsumen untuk berpindah merek.
tangan kegiatan periklanan dan promosi
pernyataan
dalam proses pemilihan merek.
Faktor Promosi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Promosi
merupakan
dipertimbangkan
faktor
Faktor Harga yang Lebih Murah
yang
konsumen
dalam
Hasil
bahwa
penelitian
Harga
yang
menunjukkan
Lebih
Murah
melakukan perpindahan merek, dengan
merupakan faktor yang dipertimbangkan
indikator promosi yang tepat sasaran,
konsumen dalam melakukan perpindahan
promosi yang menarik, tagline yang
merek. Dalam faktor kelima ini, indikator
persuasif, waktu promosi yang sesuai. Hal
yang memiliki nilai tertinggi adalah adalah
ini menunjukkan bahwa promosi menjadi
produk yang lebih murah dari merek lain,
faktor yang dipertimbangkan konsumen
kemudian diikuti harga mempengaruhi
dalam
keputusan pembelian, kesesuaian harga
keputusan
Promosi
berpindah
merupakan
mengkomunikasikan
merek.
kegiatan
kualitas
produk,
dan
dari
keterjangkauan harga mie instan yang saat
penjual kepada pembeli atau pihak lain
ini dikonsumsi. Hal tersebut menunjukkan
untuk mempengaruhi sikap dan perilaku
bahwa harga murah menjadi salah satu
(McCarthy
indikator
dan
informasi
dengan
Perreault,
1993:294).
penting
konsumen
untuk
Tanpa promosi keberadaan produk kurang
memilih produk mie instan. Perbedaan
mendapat perhatian dari konsumen atau
harga
bahkan pelanggan tidak tahu sama sekali
mendorong perilaku perpindahan merek.
antar
merek
sejenis
dapat
Analisis Faktor….. (Loprang) 342
Hal ini sejalan dengan penelitian Price,
berpindah ke merek lain yang harganya
dkk
2006)
lebih rendah namun kualitasnya tidak jauh
dapat
berbeda dengan produk sebelumnya.
(dalam
perbedaan
Dwi
harga
Ermayanti,
antar
merek
mempengaruhi perilaku berpindah merek.
Hal ini sejalan dengan penelitian
Menurut Dharmmesta (1999) elemen yang
Sarwat Afzal, Aamir Khan, Sania Shaikh
menyebabkan kerentanan konsumen untuk
dkk (2013) dalam tulisan
berpindah
merek
pada
berjudul “Factors Behind Brand switching
mencakup
manfaat
kompetitif
umumnya
yang
mereka yang
in Cellular Network”. Hasil penelitian
menarik seperti biaya atau tarif yang lebih
mereka
menyebutkan
rendah dengan kualitas yang lebih tinggi.
mendorong terjadinya Brand switching.
Saat ini banyak terdapat produk dengan
Jika harga produk yang sebelumnya
harga yang lebih murah namun dengan
digunakan semakin tinggi maka besar
desain dan fasilitas tambahan yang tidak
kemungkinan pelanggan akan berpindah
kalah bersaing. Harga yang murah menjadi
ke merek lain. Dengan demikian ketika
pertimbangan konsumen untuk memilih
produk baru muncul dengan harga yang
produk tersebut apabila kinerja yang
lebih
ditawarkan sama dengan produk yang
pelanggan
lebih mahal.
tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
rendah
bahwa
maka
berpindah
harga
kemungkinan
merek
semakin
adanya perubahan harga salah satu atau
beberapa merek pada kelas produk yang
Faktor Perubahan Harga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Perubahan Harga merupakan faktor yang
dipertimbangkan
konsumen
sama
dapat
mendorong
perilaku
berpindahan merek pada konsumen.
dalam
melakukan perpindahan merek. Faktor ini
Kesimpulan dan Rekomendasi
terdiri dari empat indikator yaitu kenaikan
Kesimpulan
harga, kesesuaian harga geografis, variasi
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
alat promosi harga dan sering tidaknya
pembahasan maka di simpulkan bahwa
promosi dilakukan. Hal ini menunjukkan
faktor yang dipertimbangkan konsumen
perubahan harga menjadi faktor yang
dalam keputusan Brand Switching produk
dipertimbangkan
dalam
mie instan adalah faktor Ketidakpuasan,
keputusan berpindah merek. Konsumen
faktor Kualitas Produk, faktor. Variety
yang memiliki rasa sensitif terhadap harga
Seeking, faktor Promosi, faktor Harga
konsumen
jual dapat mendorong mereka untuk
343
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345
yang Lebih Murah dan faktor Perubahan
Handphone
Dikalangan
Harga.
Mahasiswa.Jurnal
Ilmiah
Binaniaga, Vol 2.No1
Emelia, S (2013), “Pengaruh Atribut
Rekomendasi
Berdasarkan
maka
Produk, Kepuasan dan Variety
sebagai
seeking terhadap Brand switching
berikut: Pertama, Pemasar perlu menjaga
Konsumen Rinso ke Merek Lain di
kepuasan
Kota Padang”, Jurnal Manajemen,
direkomendasi
kesimpulan
beberapa
hal
pelanggannya
dengan
mempertahankan kelezatan produk mie
instan,
menjaga
kualitas
produk,
vol 2, no 02.
Engel,
J.F.
et
al
(1990),
Customer
memberikan promosi yang tepat sasaran,
Behavior, 6 th ed. Chicago:Dryden
terus
Press Chicago.
berinovasi
untuk
mengatasi
kejenuhan terhadap produk, harga bersaing
Ermayanti, Dwi S. (2006). “Pengaruh
dan meminimalkan terjadinya kenaikan
Periklanan, Perubahan harga, dan
harga yang tidak wajar yang mendorong
Ketidakpuasan Konsumen Shampo
berpindahnya pelanggan ke merek lain
Sunsilk
yang lain. Kedua, Penelitian ini dapat
Eksekutif Vol. 3, No. 2, 97-104.
kemudian
analisis
dilanjutkan
regresi
dengan
untuk
teknik
mengatahui
hubungan pengaruh antar variabel.
di
Surabaya.”
Jurnal
Gusti , Hari Jaya Negara (2010), Pengaruh
Tribut
Mencari
Produk
dan
Variasi
Kebutuhan
Terhadap
Peralihan Merek Konsumen Attack
Daftar Pustaka
Ke Merek Lain. Fakultas Ekonomi
Assael, Henry, 1998, Consumer Behavior
Universitas Andalas. Skripsi
and Marketing Action, 6th Edition,
New York University.
Assauri,
Sofjan
(2007),
Tribut
Manajemen
Pemasaran, Rajawali Pers, Jakarta.
Baumgartner H, Steenkamp (1996). Explor
atory consumer buying behavior:
conceptualization
Gusti , Hari Jaya Negara (2010), Pengaruh
and
measurement.
Djan, I., & Ruvendi, R. (2006). Prediksi
Perpindahan Penggunaan Merek
Mencari
Produk
dan
Variasi
Kebutuhan
Terhadap
Peralihan Merek Konsumen Attack
Ke Merek Lain. Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas. Skripsi
Junaidi, Shellyana dan Dharmmesta, B.S
(2002), Pengaruh Ketidakpuasan
Konsumen, Karakteristik Kategori
Produk,
Kebutuhan
Mencari
344
Analisis Faktor….. (Loprang)
Variasi
Terhadap
Perpindahan
Merek,
Ekonomi
Bisnis
&
Keputusan
Jurnal
Indonesia
Vol.17. No.1 h. 91-104
(2007),
Manajemen
Pemasaran.
Edisi 12. Jakarta:PT Indeks
Laroche, M.M. Hui; and L, Xhou, (1994),
Junaidi, Shellyana dan Dharmmesta, B.S
A
Tast
of
The
Effects
of
(2002), Pengaruh Ketidakpuasan
Competition On Consumer Brand
Konsumen, Karakteristik Kategori
Selection Processus, Journal of
Produk,
Bussiness Research, Vol. 31, pp.
Variasi
Kebutuhan
Terhadap
Perpindahan
Merek,
Ekonomi
Bisnis
&
Mencari
Keputusan
Jurnal
Indonesia
Vol.17. No.1 h. 91-104
Kahn,
Kotler, Philip. dan Keller, Kevin Lane
Barbara
E
(1998),
171-181
McCarthy, E. Jerome and William D.
Perreault,
Jr.
(1993),
Basic
Marketing, Homewood, IL: Irwin
"Dynamic
Nugroho, Chrisdiawan Satriyo. (2010).
Relationship With Customer: High-
Analisis
Variety Strategis", Journal of the
Promosi, Dan Kualitas Pelayanan
academy of Markeing Science, Vol.
Terhadap
26, No. 1 pages 45-53
Diploma Iii Fakultas Ekonomi
Kembaren, Emmelya (2009), “ Analisis
Faktor-Faktor
Pengaruh
Pencitraan,
Minat
Kuliah
Universitas
Di
Diponegoro.
Yang
Semarang, Universitas Diponegoro
Mempengaruhi Konsumen Dalam
Peter, J., & Jeny C. (1999). Perilaku
Melakukan Pembelian Kentucky
Konsumen
Fried Chicken Pada KFC Jalan
Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Gajah Mada Medan”
Dan
Prayatna, Jawas (2014)
Khasanah, Kuswati (2014), ““Analisis
“Faktor-Faktor
yang Dipertimbangkan Konsumen
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
dalam
Keputusan
Perpindahan Merek pada Produk
Laptop
Merek
Smartphone”
Denpasar”
Seminar
Nasional
dan Call for Paper
Kotler, Philip and Gary Armstrong (2012),
Strategi
Pembelian
Acer
E-Jurnal
di
Kota
Univesitas
Udayana vol 3 no 8
Retnaningsih,
Dian (2009)
Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi
Pengaruh
13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Persepsi Harga terhadap Minat
Beli
Mutu
Analisis
Produk
dan
(Studi pada PT. StarOne
Mitra Telekomunikasi).
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345
Sarwat Afzal, Aamir Khan, Sania Shaikh
10/10/12/
dkk (2013) , “Factors Behind
Brand
Switching
in
Cellular
090284199/Indonesia-
Konsumsi-14
Top Brand Award. Diakses 10 Feb. 2015.
Network” International Journal of
<http://www.topbrand-
Asian Social Science (299-307)
award.com/top-brand-
Setiyaningrum,
Ari
(2007),
Ketidakpuasan
Pengaruh
Konsumen
Variety
seeking
Keputusan
Perpindahan
Jurnal
Ekonomi
&
345
survey/survey-
dan
result/top_brand_index_2014>
Terhadap
Tse David K & Peter C Wilton. (1988),
Merek,
Model of Consumer satisfaction
Bisnis
Indonesia Vol.2. No.2 h. 101-121.
Siddiqui, Shamikh (2012) “Mediation
Effect of Satisfaction and Brand
An
Formation:
Extension”
,
Journal Of Marketing Research,
Vol XXV, pp 204-212.
Uturestantix,. Warokka, A., dan Gallato, C
Switching: Relationship between
(2012),
Brand
Dissatisfaction and Variety seeking
Quality
and
Brand
Performance
“Do
Customer
Really Affect the Product Brand
Siqqiqui, S (2012), “Mediation Effect of
switching? A Lesson from the
Satisfaction and Brand switching:
Biggest Southeast Asia Mobile
Relationship
Telecommunication
between
Brand
Market”,
Quality and Brand Performance”.
Journal of Marketing Research and
Academy
Case Studies.
of
Contemporary
Research Journal
Voss, Glenn B. and Giroud, Zannie., 2000.
Snijder (2007), “Switch Intentions in the
Strategic Orientation and Firm
Dutch Cellular
Performance
Stanton, William J. dan Y. Lamarto.
Environment.
(2004), Prinsip Pemasaran. Jakarta:
Sugiyono
(2008),
Bisnis.
Metode
Penerbit
Penelitian
Alfabeta,
Bandung.
Tempo, Bisnis Diakses 28 Nov. 2015.
http://bisnis.tempo.co/read/news/20
an
Journal
Artistic
of
Marketing. January. Vol.64
Wilkie,
Penerbit Erlangga
in
W.L
(1990),
“Consumer
Behavior”, 2nd ed., John Wiley &
Sons. New York
Download