Analisis Faktor….. (Loprang) 332 Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Perpindahan Merek Mie Instan (Studi pada Mahasiswa di Kota Manado) Jilly Vanessi Loprang Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi ([email protected]) Abstract Changes in consumer lifestyle that demand things to be more practical makes instant food preferences to increase. Instant noodle is one of the food products which is increasingly popular with the public because of the ease of serving, affordable price, easily available and it more preserved. The aim of this study is to determine the factors that consumers consider in switching of instant noodles brand. The population of this study is students in the city of Manado. Samples are taken by taking 300 respondents, using the incidental sampling technique. Data processing used SPSS. The analysis technique used was the Factor Analysis technique. Recent researches result shows that the factors which consumers consider in switching brands of instant noodles are customer dissatisfaction, product quality, promotion, variety seeking, cheaper prices and price changes. Keywords: brand switching, product quality, price, promotion, variety seeking, dissatisfaction . Abstrak Perubahan gaya hidup konsumen yang menuntut semuanya lebih praktis menyebabkan makanan instan semakin diminati. Salah satunya adalah mie instan, produk makanan cepat saji yang semakin digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya, harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lamaTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan perpindahan merek mie instan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di kota Manado. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 300 responden dengan teknik insidental sampling. Pengolahan data menggunakan SPSS. Teknik analisis yang digunakan yakni Teknik Analisis Faktor. Hasil penelian menunjukan bahwa faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam perpindahan merek mie instan yakni ketidakpuasan pelanggan, kualitas produk, promosi, variety seeking, harga yang lebih murah dan perubahan harga. Kata kunci: brand switching, kualitas produk, harga, promosi, variety seeking, ketidakpuasan Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345 333 yang terus mengalami perubahan dari Latar Belakang Perubahan gaya hidup konsumen tahun ke tahun menunjukkan bahwa yang menuntut semuanya lebih praktis konsumen melakukan perpindahan merek menyebabkan makanan instan semakin (Brand diminati. Salah satunya adalah mie instan, adalah saat dimana seorang konsumen atau produk makanan cepat saji yang semakin sekelompok digemari masyarakat karena kemudahan kesetiaan dari satu merek sebuah produk dalam hal penyajiannya, harganya yang tertentu ke merek produk lainnya. Menurut terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya Junaidi yang tahan lama. Saat ini mie instan merek perpindahan merek merupakan gambaran Indomie yang diproduksi PT Indofood dari beralihnya konsumen dari suatu masih menguasai pasar. Namun pangsa produk pasarnya mulai direbut. Jika pada tahun disebabkan karena konsumen melakukan 2002 Indomie menguasai sekitar 90% perbandingan antara merek satu dengan pangsa pasar mi instan, Begitu Mie Sedap merek yang lain pada saat ia mengevaluasi masuk pada Mei 2003 dengan rasa baru, merek harga kompetitif, dan promo yang gencar, membentuk pangsa pasar Indofood mulai goyah. Pada (Laroche, Hui, dan Zhou, 1994). 2006 pangsa pasar Indofood Switching). konsumen dan ke Brand berpindah Dharmmesta produk tertentu Switching lainnya. atau sikapnya pada terhadap (2002), Hal saat ini ia merek turun, Perpindahan merek sering terjadi diperkirakan menjadi sekitar 75%. Mie pada produk-produk dengan karakteristik Sedap yang baru masuk bukan saja keterlibatan merebut pangsa pasar Indomie, tetapi (Junaidi dkk, 2002) Tingkat keterlibatan berhasil mie produk dikatakan rendah apabila dalam sarimi, mie abc dan merek mie instan proses pembelian produk konsumen tidak lainnya yang telah lebih dulu ada di pasar melibatkan banyak faktor dan informasi mie instan Indonesia. yang harus ikut dipertimbangkan. Mie mengalahkan Berdasarkan supermie, data Top pembelian yang rendah. Brand instan tergolong dalam produk dengan Indonesia Award untuk kategori Mie keterlibatan konsumen yang rendah (low Instan dalam Kemasan Bag, Indomie tetap involvement) sehingga konsumen dapat menjadi Top Brand meskipun mengalami dengan mudah berpindah. Mahasiswa kenaikanan dan penurunan yang cukup merupakan konsumen mie instan dengan signifikan yang didominasi oleh produk tingkat konsumsi yang tinggi. Indomie dan Mie Sedap. Besar persentase Boediyanto, pria yang berkarir 15 tahun di Menurut Analisis Faktor….. (Loprang) 334 PT Indofood, mie instan berkembang pesat seiring tumbuhnya kelas pekerja dan Argumen Orisinalitas / Kebaruan mahasiswa. Selain harga yang murah, mie Artikel ini instan erat kaitannya dengan mahasiswa beberapa karena merupakan makanan yang praktis variabel yang digunakan merupakan hasil dan mudah didapat.(www.bisnis.tempo.co) gabungan dari penelitian terdahulu dan Perpindahan merek merupakan hal teori menurut para ahli. Artikel ini tidak yang menarik dan perlu dikaji lebih lanjut bersifat replikatif karena merupakan artikel oleh pemasar yang tidak ingin kehilangan baru dengan model baru yang terbentuk di pelanggannya. Setiap pemasar berharap mana dapat mempertahankan pelanggannya menggabungkan indikator-indikator yang dalam jangka bahkan ada mungkin panjang, untuk mengetahui selamanya. jika dapat penulis pada di mana mengambil penelitian dan terdahulu untuk dipakai pada penelitian ini kemudian yang diolah dengan menggunakan alat analisis faktor-faktor pemasar penelitian Dengan melatarbelakangi keputusan perpindahan merek model dikembangkan dari faktor memanfaatkan perilaku brand switching sebagai strategi Kajian Teoritik dan Empiris untuk masuk ke dalam suatu industri dan Konsep Brand Switching menarik pelanggan pesaing. Di sisi lain, Menurut Peter dan Jeny (1999) menjadi perilaku yang perlu dihindari perpindahan merek (Brand Switching) perusahaan adalah dalam eksistensinya mempertahankan sehingga meminimalkan pola pembelian yang dapat dikarakteristikkan dengan perubahan atau kemungkinan pergantian dari satu merek ke merek yang pelanggannya untuk berpindah. Dari lain. Sedangkan menurut Djan dan banyaknya faktor-faktor yang menjadi Ruvendi (2006) Brand Switching adalah alasan saat dimana seorang konsumen atau keputusan perpindahan merek konsumen, penelitian ini mengkaji lima sekelompok faktor kesetiaan dari satu merek sebuah produk yang mendorong keputusan tertentu harga, dan Menurut Snijder (2007) ada dua kategori ketidakpuasan pelanggan pada mahasiswa perpindahan merek. Kategori pertama, di kota Manado dengan menggunakan perpindahan konsumen didasarkan pada teknik analisis faktor. keputusan pribadi, yang kedua perilaku variety seeking merek produk berpindah perpindahan merek yaitu kualitas produk, promosi, ke konsumen lainnya. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345 brand switching dilakukan secara tidak rasa produk, segaja tanpa dipengaruhi pertimbangan kebersihan, pribadi. Pada kategori pertama, penyebab produk. Bahan dan baku, Variasi 335 Tingkat bahan baku dari perilaku berpindah merek dapat berupa ketidakpuasan, kebiasaan yang Konsep Harga berubah, alternatif lain yang lebih baik atau kebutuhan akan variasi. Pada saat pelanggan melakukan evaluasi dan penilaian terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi oleh perilaku pelanggan itu sendiri. (Voss dan Konsep Kualitas Produk Pelanggan potensial menginginkan Giroud, 2000: 69). Sementara perilaku agar produk harus dibuat berkualitas, pelanggan terutama harapan dipengaruhi oleh empat aspek utama yaitu konsumen agar menjadi puas dan loyal budaya, sosial, personal (umur, pekerjaan, pada perusahaan. Kotler dan Amstrong kondisi (2012) mengemukakan bahwa kualitas (motivasi, persepsi, percaya). Dengan produk adalah kemampuan suatu produk demikian penilaian terhadap harga suatu untuk melaksanakan fungsinya, meliputi produk dikatakan murah, mahal atau biasa kehandalan, ketepatan, saja, dari setiap individu tidaklah sama, kemudahan operasi, dan perbaikan produk, karena tergantung persepsi individu yang serta atribut bernilai lainnya. Assauri dilatarbelakangi (2007) mengatakan bahwa kualitas produk kehidupan dan kondisi individu. dalam memenuhi daya tahan, merupakan faktor-faktor yang terdapat menurut ekonomi) Kotler (2012) serta oleh psikologi lingkungan Menurut hukum Weber-Fechner dalam suatu barang atau hasil yang pembeli menyebabkan barang atau hasil tersebut mengevaluasi terhadap perbedaan harga sesuai dengan tujuan untuk apa barang antara harga yang ditawarkan terhadap atau hasil itu dimaksudkan. Kualitas harga dasar yang diketahui. Sehingga produk adalah bagaimana produk itu ketika memiliki nilai yang dapat memuaskan perusahaan konsumen baik secara fisik maupun secara diberlakukan oleh manajemen lebih mahal psikologis yang menunjuk pada atribut dan mereka lebih menyukai harga yang atau sifat-sifat yang terdapat dalam suatu rendah, maka perusahaan akan memilih barang yang mengadopsi orientasi strategi harga yang digunakan menurut Kembaren (2009): Cita rendah. Dengan kata lain perusahaan harus atau hasil. Indikator cenderung sebagian merasa untuk besar selalu pelanggan harga yang Analisis Faktor….. (Loprang) 336 menemukan cara untuk meminimalkan penjualan yang dilakukan dalam suatu biaya, salah satu cara untuk meminimalkan waktu melalui media promosi penjualan harga (2) Kualitas promosi adalah tolak ukur adalah dengan meminimalkan tingkat orientasi layanannya pada strategi seberapa bisnisnya. (Retnaningsih, 2009). Indikator dilakukan. (3) Kuantitas promosi adalah yang digunakan menurut Stanton (2004) nilai atau jumlah promosi penjualan yang adalah keterjangkauan harga, kesesuaian diberikan konsumen. (4) Waktu promosi harga dengan kualitas produk, daya saing adalah lamanya promosi yang dilakukan harga oleh perusahaan. dan kesesuaian harga dengan manfaat. baik promosi penjualan (5) Ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi merupakan faktor yang diperlukan untuk mencapai target yang diinginkan perusahaan. Konsep Promosi Kotler & Gary Amstrong (2012) mendefinisikan komunikasi dari promosi para sebagai Konsep Variety Seeking pemasar yang membujuk, dan pembelian yang sifatnya mencari variasi mengingatkan calon pembeli suatu produk yaitu pembelian yang dilakukan ketika dalam rangka mempengaruhi pendapat konsumen melakukan pembelian secara mereka atau memperoleh suatu respon. spontan dan bertujuan untuk mencoba Menurut pada merek baru dari suatu produk. Dalam hal hakekatnya promosi adalah salah satu ini konsumen sering melakukan pergantian bentuk yang merek untuk mencari keragaman (Kotler dimaksud dengan komunikasi pemasaran dan Armstrong, 2012). Kebutuhan mencari adalah aktivitas pemasaran yang berusaha variasi menyebarkan informasi, mempengaruhi konsumen untuk mencoba hal-hal yang atau membujuk dan mengingatkan pasar baru yang jarang atau yang tidak pernah sasaran atas perusahaan dan produknya dikonsumsi. Schiffman and Kanuk dalam agar bersedia menerima, membeli dengan Gusti (2010) “Kebutuhan mencari variasi loyal merupakan menginformasikan, Nugroho komunikasi pada produk (2010), pemasaran, yang ditawarkan Variety seeking merupakan prilaku bentuk yang merupakan keinginan wajar bagi perusahaan yang bersangkutan. Menurut konsumen karena adanya faktor stimulus Kotler indikator- dari luar yang merangsang seseorang indikator promosi diantaranya adalah: (1) untuk cenderung mencoba produk produk Frekuensi promosi adalah jumlah promosi yang dinilai baru”. dan Keller (2007) Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345 337 Perilaku variety seeking menurut Kahn (1998) disebut juga sebagai kecenderungan individu-individu Wilkie (1990) kepuasan sebagai tanggapan emosional pada evaluasi terhadap untuk pengalaman konsumsi suatu produk dan mencari keberagaman dalam memilih jasa jasa. Jika kinerja produk berada di bawah atau barang pada suatu waktu yang timbul harapan karena beberapa alasan yang berbeda. (Kotler dan Keller, Perilaku ini sering terjadi pada beberapa ketidakpuasan konsumen meliputi adanya produk, keluhan yang dirasakan, ketidaksesuaian dimana tingkat keterlibatan maka pelanggan kualitas tidak 2007). puas Indikator produk itu rendah (low involvement). atas dengan harapan, Perilaku variety seeking ini cenderung ketidakpuasan atas kualitas pada merek. akan terjadi pada waktu pembelian sebuah produk yang menimbulkan resiko minimal Beberapa Penelitian Terdahulu yang ditanggung oleh konsumen dan pada waktu konsumen kurang Sarwat, Afzal, Aamir Khan, Sania memiliki Shaikh et.al (2013) menyebutkan bahwa komitmen terhadap merek tertentu (Assael, harga secara signifikan mempengaruhi 1998).. Brand switching. Jika harga produk yang sebelumnya digunakan semakin tinggi maka besar kemungkinan pelanggan akan Konsep Ketidakpuasan Pelanggan Tse & Wilton (1988) mengartikan berpindah ke merek lain. Dengan demikian kepuasan/ketidakpuasan pelanggan sebagai ketika produk baru muncul dengan harga respon yang lebih rendah maka kemungkinan pelanggan ketidaksesuaian terhadap evaluasi (diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya) dan pelanggan berpindah merek semakin tinggi. kinerja aktual produk yang dirasakan Uturestantix, Ari Warokka dan setelah pemakainnya. Engel, et al (1990) Cristina mengungkapkan kepuasan bahwa ketidakpuasan konsumen, variety pelanggan merupakan evaluasi purnabeli seeking dan promosi secara signifikan dimana alternatif yang dipilih sekurang- memiliki kurangnya, memberikan hasil (outcome) keputusan sama atau melampaui harapan pelanggan, perpindahan merek. Selain itu, hasil sedangkan ketidakpuasan timbul apabila penelitian ini hasil yang diperoleh tidak memenuhi signifikansi pengaruh harapan pelanggan. Sedangkan menurut sebagai bahwa Gallato (2012) hubungan positif pelanggan variabel juga menunjukkan dalam melakukan menunjukkan variety seeking pemoderasi antara Analisis Faktor….. (Loprang) 338 ketidakpuasan pelanggan dan perpindahan ini adalah seluruh mahasiswa di Manado. merek. Menurut tabel Isaac-Michael maka jumlah Dalam penelitian Siska Emelia sampel yang ditentukan adalah 349. (2013) dalam penelitian ini ditemukan Selanjutnya setelah dilakukan penyebaran adanya pengaruh signifikan antara variabel dan variety perpindahan responden, maka kuesioner yang dapat merek dengan arah yang positif yang dianalisis sebanyak 300 (Sugiyono, 2008). berarti variety seeking memiliki hubungan Metode positif dengan brand switching konsumen kuesioner melalui sejumlah pertanyaan Rinso.. Aulia Uswatun Khasanah dan Rini tertulis terkait objek penelitian. Kuesioner Kuswati (2014) dari hasil penelitian yang disebarkan bersifat tertutup dan menunjukkan bahwa variabel yang paling merupakan kuesioner dengan skala Likert. dominan perpindahan Teknik Analisis Data yang digunakan merek adalah kualitas produk, dengan dalam penelitian ini yaitu Teknik Analisis demikian Faktor eksploratorik. seeking terhadap mempengaruhi kualitas produk memiliki pengumpulan kuesioner pengumpulan data dari berupa hubungan signifikansi yang kuat dengan Brand switching. Pembahasan Shamikh Siddiqui (2012) hasil penelitian menunjukkan Uji Validitas dan Reliabilitas kepuasan Berdasarkan hasil uji validitas pelanggan dan brand switching terbukti diperoleh hasil bahwa seluruh item valid secara signifikan menjadi variabel yang sehingga memediasi variabel kualitas merek dengan penelitian.Instrumen dapat dikatakan andal performa merek. Nyoman Utama Prayatna (reliabel) dan Abdullah Jawas (2014) hasil penelitian keandalan reliabilitas sebesar 0,6 atau menunjukkan bahwa faktor budaya, sosial, lebih (Sugiyono, 2008). Uji reliabilitas pribadi, psikologis dan bauran pemasaran yang digunakan adalah dengan Alpha adalah Cronbach. Bila Alpha lebih kecil dari 0,6 faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian maka laptop merk Acer di Kota Denpasar. sebaliknya dapat bila digunakan memiliki dinyatakan tidak dinyatakan untuk koefisien reliabel reliabel. dan Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua item reliabel karena memiliki angka Alpha Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksploratorik. Populasi dalam penelitian Cronbach di atas 0.6. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345 339 pengambilan Hasil Analisis Faktor Angka KMO dianggap mencukupi jika lebih dari signifikansi < 0,5 0.05. dengan Hasil keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen dapat angka terjadi karena adanya ketidakpuasan yang analisis diterima konsumen setelah melakukan menunjukkan bahwa Angka Kaiser Meyer pembelian. Dengan melihat Olkin Measure of Sampling = 0,834 Angka tertinggi pada faktor pertama ini yaitu ini memenuhi syarat karena berada di atas kepuasan/ketidakpuasan bergantung pada 0,5. Dari 27 item variabel yang dimasukan kelezatan mie instan, menunjukan bahwa dalam analisis faktor (Kolom component), ketidakpuasan terbentuk enam faktor dengan angka karena pengharapan konsumen terhadap eigenvalues di atas 1 Keenam faktor yang kelezatan produk tidak sesuai dengan terbentuk yakni (1) faktor ketidakpuasan selera konsumen. Hal ini menimbulkan terhadap produk; (2) faktor kualitas ketidakpuasan yang dapat mempengaruhi produk; (3) faktor mencari variasi produk; sikap dan niat untuk melakukan pembelian (4) faktor promosi; (5) faktor harga yang pada masa konsumsi berikutnya. lebih murah; dan (6) faktor perubahan tersebut sejalan dengan penelitian Hoyer harga. dan Ridgway 1984 dalam Setiyaningrum konsumen indikator ini muncul Hal (2007) bahwa ketidakpuasan konsumen Faktor Ketidakpuasan terhadap Produk Hasil penelitian menunjukkan terhadap merek produk yang digunakan sebelumnya merupakan yang bahwa Ketidakpuasan terhadap Produk menyebabkan merupakan faktor yang dipertimbangkan merek. konsumen dalam melakukan perpindahan terjadi sebagai akibat dari produk/merek merek, dengan indikator yaitu ada tidaknya yang di gunakan sebelumnya tidak sesuai resiko ketika mencoba produk lain, ada dengan keinginan/harapan konsumen. tidaknya keluhan dalam produk, perpindahan dengan merek harapan, Ketidakpuasan perpindahan konsumen ini pemakaian yang disebabkan adanya keluhan, kesesuaian produk terjadinya faktor perpindahan Faktor Kualitas Produk Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Produk merupakan faktor yang merek yang disebabkan cita rasa yang dipertimbangkan tidak sesuai, dan kepuasan/ketidakpuasan melakukan perpindahan merek, dengan bergantung indikator Penelitian pada ini kelezatan menunjukkan produk. bahwa konsumen kelezatan kelebihan/keistimewaan dalam produk, produk, Analisis Faktor….. (Loprang) 340 higienisitas produk, variasi cita rasa dan kualitas bahan baku. Hal ini menunjukkan Faktor bahwa Seeking) kualitas pertimbangan melakukan produk seorang pembelian menjadi Mencari Variasi (Variety pembeli untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulang, karena Variety Seeking merupakan faktor yang selama dan setelah pemakaian produk atau dipertimbangkan jasa, konsumen mengembangkan rasa puas melakukan perpindahan merek, dengan atau tidak puas yang umumnya dinilai dari indikator kualitas produk yang mereka gunakan. keinginan mencoba merek lain, senang Indikator yang paling dominan dalam mencoba faktor kualitas produk adalah kelezatan kejenuhan dengan mencoba variasi rasa produk. Dengan demikian dalam produk yang berbeda. mie instan indikator dipertahankan oleh mempertahankan cita konsumen mencari dalam variasi produk baru, Hal ini produk, mengatasi menunjukkan yang perlu kebutuhan mencari variasi merupakan pemasar yang bentuk rasa kelezatan keinginan konsumen untuk mencoba hal-hal yang baru yang jarang produk. Jika kualitas kelezatan produk atau tersebut tidak sesuai dengan harapan Schiffman konsumen maka seringkali mereka akan (2010:27) “Kebutuhan mencari variasi melakukan penggantian merek. Hal ini merupakan sejalan dengan penelitian yang dilakukan konsumen karena adanya faktor stimulus Aulia Rini dari luar yang merangsang seseorang Kuswati (2014) dalam jurnal yang berjudul untuk cenderung mencoba produk produk “Analisis yang yang dinilai baru”. Variety seeking adalah Mempengaruhi Perpindahan Merek pada komitmen secara sadar untuk membeli Produk Smartphone” yang menunjukkan merek lain karena terdorong untuk terlibat bahwa kualitas produk menjadi faktor atau mencoba hal-hal baru, rasa ingin tahu yang dipertimbangkan dalam perpindahan dengan hal-hal baru, kesenangan baru, atau merek. Dari hasil penelitian menunjukkan untuk bahwa variabel yang paling dominan terhadap hal yang lama atau biasanya dalam perpindahan merek adalah kualitas (Peter dan Olson, 2000 dalam Gusti produk. (2010,28). Uswatun Khasanah Faktor-Faktor dan yang tidak and pernah Kanuk prilaku mengatasi disimpulkan dikonsumsi. dalam yang masalah wajar Gusti bagi kejenuhan Dengan demikian dapat bahwa pencarian variasi merupakan perilaku membeli merek yang Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345 berbeda, yang perpindahan disebabkan merek dalam 341 adanya mengenai produk tersebut. Pelanggan yang mencoba tidak mengetahui sebuah produk akan sesuatu yang berbeda. Pendapat tersebut memperkecil sejalan dengan penelitian Emelia (2013) kemungkinan untuk menjadi pelanggan yang menjelaskan bahwa konsumen yang yang loyal atau setia. Adanya iklan dapat mencari meningkatkan keragaman memiliki atau meniadakan kemungkinan terjadinya kemungkinan yang lebih besar dalam keputusan perpindahan merek. Dalam perilaku perpindahan merek. Penelitian sebuah artikel yang ditulis oleh Stephan Junaedi dan Dharmmesta (2002) juga dan Tannenholz (1994) dalam Ermayati menghasilkan bahwa (2006) disebutkan teori mengenai alasan kebutuhan mencari variasi menjadi faktor peralihan merek yang berkaitan dengan yang dipertimbangkan dalam keputusan kegiatan periklanan yaitu adanya campur konsumen untuk berpindah merek. tangan kegiatan periklanan dan promosi pernyataan dalam proses pemilihan merek. Faktor Promosi Hasil penelitian menunjukkan bahwa Promosi merupakan dipertimbangkan faktor Faktor Harga yang Lebih Murah yang konsumen dalam Hasil bahwa penelitian Harga yang menunjukkan Lebih Murah melakukan perpindahan merek, dengan merupakan faktor yang dipertimbangkan indikator promosi yang tepat sasaran, konsumen dalam melakukan perpindahan promosi yang menarik, tagline yang merek. Dalam faktor kelima ini, indikator persuasif, waktu promosi yang sesuai. Hal yang memiliki nilai tertinggi adalah adalah ini menunjukkan bahwa promosi menjadi produk yang lebih murah dari merek lain, faktor yang dipertimbangkan konsumen kemudian diikuti harga mempengaruhi dalam keputusan pembelian, kesesuaian harga keputusan Promosi berpindah merupakan mengkomunikasikan merek. kegiatan kualitas produk, dan dari keterjangkauan harga mie instan yang saat penjual kepada pembeli atau pihak lain ini dikonsumsi. Hal tersebut menunjukkan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku bahwa harga murah menjadi salah satu (McCarthy indikator dan informasi dengan Perreault, 1993:294). penting konsumen untuk Tanpa promosi keberadaan produk kurang memilih produk mie instan. Perbedaan mendapat perhatian dari konsumen atau harga bahkan pelanggan tidak tahu sama sekali mendorong perilaku perpindahan merek. antar merek sejenis dapat Analisis Faktor….. (Loprang) 342 Hal ini sejalan dengan penelitian Price, berpindah ke merek lain yang harganya dkk 2006) lebih rendah namun kualitasnya tidak jauh dapat berbeda dengan produk sebelumnya. (dalam perbedaan Dwi harga Ermayanti, antar merek mempengaruhi perilaku berpindah merek. Hal ini sejalan dengan penelitian Menurut Dharmmesta (1999) elemen yang Sarwat Afzal, Aamir Khan, Sania Shaikh menyebabkan kerentanan konsumen untuk dkk (2013) dalam tulisan berpindah merek pada berjudul “Factors Behind Brand switching mencakup manfaat kompetitif umumnya yang mereka yang in Cellular Network”. Hasil penelitian menarik seperti biaya atau tarif yang lebih mereka menyebutkan rendah dengan kualitas yang lebih tinggi. mendorong terjadinya Brand switching. Saat ini banyak terdapat produk dengan Jika harga produk yang sebelumnya harga yang lebih murah namun dengan digunakan semakin tinggi maka besar desain dan fasilitas tambahan yang tidak kemungkinan pelanggan akan berpindah kalah bersaing. Harga yang murah menjadi ke merek lain. Dengan demikian ketika pertimbangan konsumen untuk memilih produk baru muncul dengan harga yang produk tersebut apabila kinerja yang lebih ditawarkan sama dengan produk yang pelanggan lebih mahal. tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rendah bahwa maka berpindah harga kemungkinan merek semakin adanya perubahan harga salah satu atau beberapa merek pada kelas produk yang Faktor Perubahan Harga Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perubahan Harga merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen sama dapat mendorong perilaku berpindahan merek pada konsumen. dalam melakukan perpindahan merek. Faktor ini Kesimpulan dan Rekomendasi terdiri dari empat indikator yaitu kenaikan Kesimpulan harga, kesesuaian harga geografis, variasi Berdasarkan hasil analisis dan alat promosi harga dan sering tidaknya pembahasan maka di simpulkan bahwa promosi dilakukan. Hal ini menunjukkan faktor yang dipertimbangkan konsumen perubahan harga menjadi faktor yang dalam keputusan Brand Switching produk dipertimbangkan dalam mie instan adalah faktor Ketidakpuasan, keputusan berpindah merek. Konsumen faktor Kualitas Produk, faktor. Variety yang memiliki rasa sensitif terhadap harga Seeking, faktor Promosi, faktor Harga konsumen jual dapat mendorong mereka untuk 343 Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345 yang Lebih Murah dan faktor Perubahan Handphone Dikalangan Harga. Mahasiswa.Jurnal Ilmiah Binaniaga, Vol 2.No1 Emelia, S (2013), “Pengaruh Atribut Rekomendasi Berdasarkan maka Produk, Kepuasan dan Variety sebagai seeking terhadap Brand switching berikut: Pertama, Pemasar perlu menjaga Konsumen Rinso ke Merek Lain di kepuasan Kota Padang”, Jurnal Manajemen, direkomendasi kesimpulan beberapa hal pelanggannya dengan mempertahankan kelezatan produk mie instan, menjaga kualitas produk, vol 2, no 02. Engel, J.F. et al (1990), Customer memberikan promosi yang tepat sasaran, Behavior, 6 th ed. Chicago:Dryden terus Press Chicago. berinovasi untuk mengatasi kejenuhan terhadap produk, harga bersaing Ermayanti, Dwi S. (2006). “Pengaruh dan meminimalkan terjadinya kenaikan Periklanan, Perubahan harga, dan harga yang tidak wajar yang mendorong Ketidakpuasan Konsumen Shampo berpindahnya pelanggan ke merek lain Sunsilk yang lain. Kedua, Penelitian ini dapat Eksekutif Vol. 3, No. 2, 97-104. kemudian analisis dilanjutkan regresi dengan untuk teknik mengatahui hubungan pengaruh antar variabel. di Surabaya.” Jurnal Gusti , Hari Jaya Negara (2010), Pengaruh Tribut Mencari Produk dan Variasi Kebutuhan Terhadap Peralihan Merek Konsumen Attack Daftar Pustaka Ke Merek Lain. Fakultas Ekonomi Assael, Henry, 1998, Consumer Behavior Universitas Andalas. Skripsi and Marketing Action, 6th Edition, New York University. Assauri, Sofjan (2007), Tribut Manajemen Pemasaran, Rajawali Pers, Jakarta. Baumgartner H, Steenkamp (1996). Explor atory consumer buying behavior: conceptualization Gusti , Hari Jaya Negara (2010), Pengaruh and measurement. Djan, I., & Ruvendi, R. (2006). Prediksi Perpindahan Penggunaan Merek Mencari Produk dan Variasi Kebutuhan Terhadap Peralihan Merek Konsumen Attack Ke Merek Lain. Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Skripsi Junaidi, Shellyana dan Dharmmesta, B.S (2002), Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, Kebutuhan Mencari 344 Analisis Faktor….. (Loprang) Variasi Terhadap Perpindahan Merek, Ekonomi Bisnis & Keputusan Jurnal Indonesia Vol.17. No.1 h. 91-104 (2007), Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta:PT Indeks Laroche, M.M. Hui; and L, Xhou, (1994), Junaidi, Shellyana dan Dharmmesta, B.S A Tast of The Effects of (2002), Pengaruh Ketidakpuasan Competition On Consumer Brand Konsumen, Karakteristik Kategori Selection Processus, Journal of Produk, Bussiness Research, Vol. 31, pp. Variasi Kebutuhan Terhadap Perpindahan Merek, Ekonomi Bisnis & Mencari Keputusan Jurnal Indonesia Vol.17. No.1 h. 91-104 Kahn, Kotler, Philip. dan Keller, Kevin Lane Barbara E (1998), 171-181 McCarthy, E. Jerome and William D. Perreault, Jr. (1993), Basic Marketing, Homewood, IL: Irwin "Dynamic Nugroho, Chrisdiawan Satriyo. (2010). Relationship With Customer: High- Analisis Variety Strategis", Journal of the Promosi, Dan Kualitas Pelayanan academy of Markeing Science, Vol. Terhadap 26, No. 1 pages 45-53 Diploma Iii Fakultas Ekonomi Kembaren, Emmelya (2009), “ Analisis Faktor-Faktor Pengaruh Pencitraan, Minat Kuliah Universitas Di Diponegoro. Yang Semarang, Universitas Diponegoro Mempengaruhi Konsumen Dalam Peter, J., & Jeny C. (1999). Perilaku Melakukan Pembelian Kentucky Konsumen Fried Chicken Pada KFC Jalan Pemasaran. Jakarta: Erlangga Gajah Mada Medan” Dan Prayatna, Jawas (2014) Khasanah, Kuswati (2014), ““Analisis “Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Keputusan Perpindahan Merek pada Produk Laptop Merek Smartphone” Denpasar” Seminar Nasional dan Call for Paper Kotler, Philip and Gary Armstrong (2012), Strategi Pembelian Acer E-Jurnal di Kota Univesitas Udayana vol 3 no 8 Retnaningsih, Dian (2009) Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Pengaruh 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Persepsi Harga terhadap Minat Beli Mutu Analisis Produk dan (Studi pada PT. StarOne Mitra Telekomunikasi). Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 ,No.4, 2015: 332-345 Sarwat Afzal, Aamir Khan, Sania Shaikh 10/10/12/ dkk (2013) , “Factors Behind Brand Switching in Cellular 090284199/Indonesia- Konsumsi-14 Top Brand Award. Diakses 10 Feb. 2015. Network” International Journal of <http://www.topbrand- Asian Social Science (299-307) award.com/top-brand- Setiyaningrum, Ari (2007), Ketidakpuasan Pengaruh Konsumen Variety seeking Keputusan Perpindahan Jurnal Ekonomi & 345 survey/survey- dan result/top_brand_index_2014> Terhadap Tse David K & Peter C Wilton. (1988), Merek, Model of Consumer satisfaction Bisnis Indonesia Vol.2. No.2 h. 101-121. Siddiqui, Shamikh (2012) “Mediation Effect of Satisfaction and Brand An Formation: Extension” , Journal Of Marketing Research, Vol XXV, pp 204-212. Uturestantix,. Warokka, A., dan Gallato, C Switching: Relationship between (2012), Brand Dissatisfaction and Variety seeking Quality and Brand Performance “Do Customer Really Affect the Product Brand Siqqiqui, S (2012), “Mediation Effect of switching? A Lesson from the Satisfaction and Brand switching: Biggest Southeast Asia Mobile Relationship Telecommunication between Brand Market”, Quality and Brand Performance”. Journal of Marketing Research and Academy Case Studies. of Contemporary Research Journal Voss, Glenn B. and Giroud, Zannie., 2000. Snijder (2007), “Switch Intentions in the Strategic Orientation and Firm Dutch Cellular Performance Stanton, William J. dan Y. Lamarto. Environment. (2004), Prinsip Pemasaran. Jakarta: Sugiyono (2008), Bisnis. Metode Penerbit Penelitian Alfabeta, Bandung. Tempo, Bisnis Diakses 28 Nov. 2015. http://bisnis.tempo.co/read/news/20 an Journal Artistic of Marketing. January. Vol.64 Wilkie, Penerbit Erlangga in W.L (1990), “Consumer Behavior”, 2nd ed., John Wiley & Sons. New York