Institute for Essential Services September 2013 TANYA-JAWAB LAPORAN AR-5 WORKING GROUP I PRESS RELEASE INTERGOVERNMENTAL ON CLIMATE For Media UsePANEL Only CHANGE (IPCC) Apakah IPCC itu? Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) adalah sebuah badan internasional yang mengkaji aspek ilmiah terkait dengan perubahan iklim. IPCC dibentuk pada tahun 1988 oleh World Meteorological Organization (Badan Meteorogi International/WMO) dan United Nations Environment Program (Badan Lingkungan PBB/UNEP) untuk memberikan kajian yang berkala mengenai aspek ilmiah dari perubahan iklim, dampak dan resikoresiko di masa mendatang, serta pilihan-pilihan kegiatan mitigasi dan adaptasi atas perubahan iklim. Anggota IPCC terbuka untuk semua negara yang menjadi anggota WMO dan PBB. Saat ini terdapat 195 negara yang menjadi anggota IPCC. Panel IPCC terdiri dari wakil-wakil negara anggota yang bertemu pada suatu pertemuan umum (plenary) untuk membuat keputusan-keputusan penting. IPCC menerima penghargaan Nobel untuk Perdamaian pada tahun 2007, setelah mengeluarkan Laporan Kajian ke-4 (Assessment Report 4/AR4). Apakah laporan IPCC WG-1 AR5 dan bagaimana laporan ini dihasilkan? IPCC memiliki tiga Working Group (Kelompok Kerja). Kelompok Kerja 1 menyusun laporan Physical Science Basis, merilis laporannya pada tanggal 27 September 2013 dalam bentuk Summary for Policy Maker (Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan) dan versi laporan lengkap pada tanggal 30 September 2013. Laporan WG-1 terdiri dari 14 bab, dihasilkan secara kolaborasi oleh lebih dari 209 ilmuwan sebagai penulis utama (lead author) dan 50 editor pengkaji dari 35 negara. Lebih dari 9200 publikasi ilmiah dikutip oleh laporan ini. Sebagaimana standar proses laporan IPCC, laporan ini telah melalui proses pra-naskah hingga naskah akhir dengan kajian peer-review secara bertahap dari puluhan bahkan ratusan ahli untuk memastikan tingkat akurasi dan ketelitiannya. Laporan “Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan” telah disetujui baris per baris oleh para anggota IPCC yang bertemu di Jenewa, Swiss 23-26 September 2013. Seluruh Assessment Report 5 (AR-5) IPCC akan dirilis secara bertahap pada periode 20132014. Laporan Working Group 2 yang mengkaji dampak, kerentanan dan adaptasi akan Jl. Mampang Prapatan VIII Jakarta, Tel:+62-(0)21-7992945 +62-(0)21-7992945 | Fax.: +62-(0)21-7996160 | www.iesr.or.id Jl. Mampang Prapatan VIII/R-13 Jakarta, Indonesia Indonesia| |Tel: | Fax: +62-(0)21-7996160 |www.iesr-indonesia.org energy for equitable development Institute for Essential Services Reform dirilis pada akhir Maret 2014 di Yokohama, Jepang. Laporan Working Group 4 yang mengkaji pilihan mitigasi akan dirilis pada pertengahan April 2014 di Jerman. Laporan akhir adalah Synthesis Report yang akan merangkum seluruh laporan WG kedalam satu laporan, akan dirilis pada Oktober 2014 di Copenhagen, Denmark. Apa saja temuan Laporan IPCC WG-1 AR5? Para ahli sekarang lebih yakin, dengan tingkat keyakinan 95-100%, bahwa perubahan iklim yang terjadi sejak 1950-an didominasi oleh aktivitas manusia. Keyakinan ini meningkat dari laporan IPCC di tahun 2007 (90-95%), dan meningkat drastis daripada laporan IPCC tahun 2001. Dengan adanya konsensus yang lebih besar diantara para ahli, perdebatan bahwa apakah perubahan iklim nyata atau tidak, hampir tidak lagi ada. Sejumlah temuan dari Laporan IPCC WG-1: • Berdasarkan skenario pemodelan, diperkirakan pada akhir 2100, temperatur global akan lebih hangat 1.8-4C, dibandingkan dengan rata-rata temperatur pada rentang 1980-1999. Jika dibandingkan dengan periode pra-industri (1750), kenaikan temperatur global ini setara dengan 2.5-4.7C. • Sangat tinggi kemungkinan rata-rata temperatur global akan meningkat lebih dari 2C diatas temperatur global sebelum periode industri, pada tahun 2100. • Tiga dekade terakhir (80s,90s,2000s) menjadi dekade yang lebih panas, dibandingkan dekade-dekade sebelumnya, sejak tahun 1850. • Periode yang mencakup rentang 1983-2012 sangat mungkin sebagai periode 30-tahun terpanas dalam kurun waktu 800 tahun, dan mungkin sebagai periode terpanas dalam kurun waktu 1400 tahun. • Sejak 1950, atmosfer maupun laut memanas. Keberadaan dan volume salju dan luasan es berkurang drastis, serta permukaan laut mengalami kenaikan. Banyak perubahan ini terjadi lebih cepat dibandingkan dengan waktu lampau. • Peluruhan glacier dan lapisan es terjadi lebih cepat pada dekade terakhir dibandingkan pada dekade 1990. • Luas kawasan yang ditutupi oleh es laut Artic berkurang drastis setiap musim dan setiap dekade sejak 1979. Model iklim memperkirakan dengan emisi GRK yang terus meningkat maka kita akan mengalami laut Artic yang bebas es di musim panas. • Laju kenaikan muka air laut sejak pertengahan abad 19 jauh lebih besar, dibandingkan dengan laju selama dua milenium sebelumnya. Selama periode 1901-2010 rata-rata muka air laut naik sebesar 0.19 m. Laju kenaikan muka air laut dua kali lebih cepat pada periode 1993-2010, dibadingkan dengan periode 1901-2010. • Para ahli sangat yakin bahwa laju kenaikan muka air laut pada abad 21 akan melampaui laju kenaikan pada periode observasi 1971-2010 pada seluruh skenario AR-5. • Laut mengalami pengasaman sejak awal mula periode industri, dengan konsekuensi energy for equitable development Institute for Essential Services Reform dampak terhadap terumbu karang dan orang yang bergantung pada protein dari ikan. • Frekuensi dan intensitas kejadian curah hujan yang berat akan meningkat secara global. • Terdapat bukti yang kuat bahwa kondisi suhu ekstrim, termasuk hari-hari panas dan gelombang panas menjadi lebih umum terjadi sejak 1950. • Para ahli tidak memiliki cukup data untuk membuat kesimpulan tentang meningkatnya banjir secara global pada beberapa dekade terakhir. Walaupun demikian, pengamatan pada tingkat kawasan (region), hasil yang diberikan lebih beragam. Beberapa kawasan diproyeksikan mengalami kejadian banjir, diantaranya: sebagian New Zealand, Australia, Amerika Tengah, China, Mongolia, Eropa bagian utara, dan barat laut Amerika. • Trend kekeringan secara global sukar diidentifikasi tetapi trend di kawasan lebih jernih dan sejumlah kawasan mengalami kekeringan yang lebih parah dan lebih sering. • Badai tropis skala 4 dan 5 diperkirakan akan meningkat frekuensinya secara global. • Untuk pertama kalinya laporan IPCC memasukan adanya “Anggaran Karbon Global” (Global Carbon Budget). Untuk mendapatkan dua pertiga (75%) kesempatan kenaikan suhu permukaan bumi tidak lebih dari 2o C, kita dapat menambah tidak lebih dari 1 triliun ton karbon ke atmosfir, relatif terhadap volume masa pra-industri. Hingga 2011, kita telah menggunakan setengah dari jumlah tersebut. Para ilmuwan menyatakan bahwa, jika tidak ada perubahan secara drastis, maka separuh sisanya akan dihabiskan dalam kurun waktu 30 tahun mendatang. Belum diketahui secara bahwa Anggaran Karbon Global tetap sebesar yang diperkirakan dengan mempertimbangkan bertambahnya emisi akibat mencairnya lapisan permafrost, yang dapat menyumbang lebih banyak gas metana ke atmosfer. Oleh karenanya sangat perlu untuk mengurangi laju penambahan emisi gas rumah kaca ke atmosfer, untuk meningkatkan kesempatan kenaikan temperatur tidak melampaui 2oC, yang dapat mengakibatkan dampak yang tidak dapat dikembalikan lagi seperti semula (irreversible). Mengapa kita harus khawatir? Laporan IPCC ke-5 menunjukkan kepastian bahwa pemanasan global dan perubahan iklim terjadi lebih cepat, terlebih dalam tiga dekade terakhir, dan hal ini terjadi disebabkan oleh aktivitas manusia. Pembakaran bahan bakar fossil merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Walaupun dengan mempertimbangkan perubahan sensitivitas perubahan iklim, laporan IPCC ini menunjukkan bahwa umat manusia sedang menuju kenaikan temperatur lebih dari 2o C pada akhir abad ini dibandingkan dengan temperatur di masa pra-industri. Ketidakpastian tentang reaksi dari carbon sinks (tumbuhan, tanah, dan lautan) bereaksi terhadap dunia yang lebih hangat, apakah mereka akan mengeluarkan lebih banyak karbon (dibandingkan dengan menyimpannya), dapat membuat kenaikan temperatur lebih tinggi dari yang diprediksi. Untuk itu diperlukan tindakan-tindakan yang konkrit untuk mengurangi laju peningkatan emisi gas rumah kaca secara drastis, serta memastikan adanya ruang toleransi yang besar untuk adaptasi dan sekaligus menghindari kenaikan temperatur global diatas 2o C sebagai ambang batas toleransi ekosistem. energy for equitable development Institute for Essential Services Reform Untuk menghindari kenaikan temperatur tidak lebih dari 1.5o C, dibutuhkan upaya yang lebih keras, salah satunya adalah melakukan transisi ke produksi dan konsumsi energi rendah karbon, sekaligus meningkatkan upaya untuk mengurangi konsentrasi karbon di atmosfer, yang memerlukan teknologi yang lebih mahal dan belum terbukti. Dalam tahun-tahun mendatang, kita akan menyaksikan lebih banyak cuaca ekstrim dan bencana alam yang disebabkan oleh berubahnya iklim, yang menghasilkan konsekuensi terhadap umat manusia, ekonomi, sosial, dan ekosistem. Ratusan juta masyarakat di negara berkembang akan mengalami berbagai dampak yang hebat akibat berbagai perubahan yang terjadi, khususnya ketersediaan air bersih dan produksi bahan pangan. Siapa saja para ahli di Indonesia yang dapat dihubungi untuk pembahasan ilmiah mendalam tentang laporan IPCC AR-5? Berikut ini nama sejumlah ilmuwan di Indonesia yang dapat memberikan penjelasan ilmiah lebih lanjut tentang laporan IPCC dan dampak perubahan terhadap Indonesia. • Dr. Daniel Murdiyarso, IPB dan CIFOR • Dr. Rizaldi Boer, IPB • Dr. Agus Supangat, DNPI • Dr Djoko Santoso Abi Suroso, ITB • Dr. Ibnu Sofyan, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BKSPN) • Dr. Edvin Aldrian, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) • Dr. Armi Susandi, ITB Informasi lebih lanjut Beberapa sumber dibawah ini merupakan tambahan informasi dan referensi yang dapat membantu pembaca untuk memahami laporan IPCC: 1. Laporan IPCC WG-1 AR5: http://www.climatechange2013.org/ 2. Tentang IPCC : http://www.climatechange2013.org/images/uploads/FS_what_ipcc.pdf 3. Proses Penulisan Laporan IPCC: http://treealerts.org/wp-content/uploads/2013/09/ IPCC_PRIMER_PROCESS_SEPT_2013.pdf 4. Bagaimana membaca laporan IPCC: http://treealerts.org/wp-content/uploads/2013/09/ How-to-read-an-IPCC-report-Final.1..pdf 5. Panduan tentang skenario Representative Concentration Pathways (RCP) IPCC: http:// www.theguardian.com/environment/climate-consensus-97-per-cent/2013/aug/30/climate-change-rcp-handy-summary 6. Sensitivitas Iklim: http://climatenexus.org/wp-content/uploads/2013/05/sensitivityfaq. pdf 7. Konsensus terhadap Perubahan Iklim: http://theconsensusproject.com/ 8. Kajian Kerentanan Jakarta dan Kota-Kota di Jawa: http://www.iesr.or.id/2010/04/urbanadaptation-vulnerability-assessment-in-jakarta-and-java-island/ energy for equitable development Institute for Essential Services Reform TENTANG IESR Institute for Essential Services Reform (IESR) adalah sebuah lembaga non-profit yang bergerak di bidang Energi dan Perubahan Iklim, yang dijabarkan dalam 4 program: Access to Energy, Climate Justice, Electricity Governance, dan Extractive Industry Reform. Berdiri resmi di tahun 2007, IESR bergerak sebagai lembaga pemikir (think tank) bagi masyarakat sipil yang secara aktif menginspirasi, mendorong, dan mendukung perubahan-perubahan ke arah keadilan pemanfaatan sumber daya alam untuk mendukung pembangunan manusia. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai publikasi ini, Anda dapat menghubungi kami di : E-mail : [email protected] Telepon : +62-21-7992945 ; Fax :+62-21-7996160 Website : www.iesr.or.id (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) Twitter ID : @IESR Facebook : IESR Indonesia energy for equitable development