uji aktivitas antibakteri sediaan salep kombinasi gelatin dari kulit

advertisement
Setiowati, Uji aktivitas antibakteri sediaan salep kombinasi ekstrak kulit kaki ayam dan daun binahong
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SALEP KOMBINASI GELATIN DARI
KULIT KAKI AYAM DAN EKSTRAK DAUN BINAHONG TERHADAP
STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Frida Kunti Setiowati, Nugrahaningsih
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No 5 Malang
email: [email protected]
Abstract: Combination gelatin from chicken legs skin and binahong leaf extract can be used as an
ointment preparations to accelerate the wounding process closure in mice. At this time has been a lot
made of herbal medicines in form of ointments, but not yet tested the antibacterial analysis. This study
aims to determine the ability of bacterial growth inhibition of combination ointment which preparations from gelatin from chicken legs skin and alcohol extract ofbinahong leaf against bacteria staphylococcus aureus using the paper diskmethode. As a comparison performed well against bacteria inhibition test preparation ointment from water extract of leaves binahong and gelatin from chicken legs skin
and also ampicyllin. Results showed that the average diameter of inhibition zone ointment preparations
containing binahong leaves are extracted with alkohol is 13 mm, has a wider zone of inhibition when
preparations ointments containing binahong leaves extracted by using distilled water, which is 8.7 mm,
while the diameter of the zone barriers to ampicyllin as a comparison for both the ointment preparation
is 10.7 mm
Key words: gelatin from chicken legs skin, binahong, Staphylococcus aureus
Abstrak: Kombinasi gelatin dari kulit kaki ayam dan ekstrak daun binahong dapat dijadikan sebagai
sediaan salep untuk mempercepat proses penutupan luka pada mencit. Pada saat ini sudah banyak di
buat obat-obat herbal dalam bentuk sediaan salep, tetapi belum sampai dilakukan uji antibakteri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penghambatan pertumbuhan bakteri dari sediaan
salep kombinasi ekstrak daun binahong dan gelatin dari kulit kaki ayam terhadap bakteri staphylococcus aureus dengan menggunakan metode paper disk. Sebagai pembanding dilakukan juga pengujian
penghambatan bakteri ini terhadap sediaan salep yang mengandung ekstrak aquades daun binahong
dan gelatin dari kulit kaki ayam dan juga ampicillin. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rerata
diameter zona hambatan sediaan salep dengan kandungan daun binahong yang diekstrak dengan
alkohol adalah 13 mm, mempunyai zona hambatan yang lebih luas jika sediaan salep dengan kandungan
daun binahong yang diekstrak dengan menggunakan aquades, yaitu 8,7 mm, sedangkan diameter
zona hambatan untuk ampicillin sebagai pembanding untuk kedua sediaan salep tersebut adalah
sebesar 10,7 mm.
Kata kunci: gelatin kulit kaki ayam, binahong, Staphylococcus aureus
PENDAHULUAN
lain dari kulit kaki ayam. Hasil penelitian
Nugrahaningsih, dkk (2012) didapatkan gelatin
mengandung kalsium cukup tinggi yang
berpengaruh turut berperan dalam proses
penutupan dan penyembuhan luka mencit (Mus
musculus). Produk gelatin belum banyak
dimanfaatkan dalam studi farmasi, terutama
pemanfaatan gelatin sebagai bahan dasar
pembuatan salep. Kandungan protein dan kolagen
Gelatin merupakan substansi protein yang
larut dalam air hangat dan secara alami tidak
terdapat di alam, tetapi diperoleh dari kolagen
melalui proses penghancuran struktur sekunder
dengan bermacam tingkatan hidrolisis (Philiph &
William, 2000 dalam Taufik, 2011). Gelatin
merupakan suatu jenis protein yang bisa
diekstraksi
dari jaringan kolagen hewan, antara
ISSN 2460-0334
103
103
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 2, NOVEMBER 2015: 103-106
dalam gelatin dapat dikombinasikan dengan
kandungan senyawa aktif pada tumbuhan
terutama saponin.
Tanaman binahong (Anredera cordifolia
(Ten.)) mengandung beberapa senyawa aktif.
Menurut Annisa (2007), daun binahong
mengandung senyawa saponin, alkaloid dan
polifenol. Saponin ini dapat memacu pembentukan
kolagen, yaitu protein struktur yang berperan
dalam proses penyembuhan luka (Suratman et al.,
1996). Penyarian senyawa saponin akan
memberikan hasil yang lebih baik sebagai
antibakteri jika menggunakan pelarut polar seperti
etanol (Harborne, 1973).
Salep adalah bentuk sediaan yang lunak, tidak
bergerak dan tergolong sediaan semi padat.
Penggunaan sediaan salep memiliki beberapa
kelebihan seperti sebagai pelindung untuk
mencegah kontak permukaan kulit dengan
rangsang kulit, stabil dalam penggunaan dan
penyimpanan, mudah dipakai, mudah terdistribusi
merata, sebagai efek antiinflamasi dalam inflamasi
akut yang dapat menyejukkan dan sebagai
vasokonstriksi, dan sebagai efek proteksi terhadap
iritasi mekanik, panas, dan kimia (Ansel, 1985).
Campuran ekstrak etanol daun binahong dengan
gelatin dari kulit kaki ayam dapat dibuat dalam
bentuk sediaan salep.
Banyak bakteri yang dapat dipergunakan
sebagai mikroorganisme dalam menilai khasiat zat
antimikrobial. Sebagai anti bakteri harus memiliki
kriteria tidak resisten, tidak mengalami perubahan
apapun dan mempunyai kelebihan tertentu. Bakteri
ini dapat hidup pada media yang cukup oksigen,
maupun tanpa oksigen (anaerob). Tumbuh baik
pada suhu 25ºC dan 35ºC dan masih tumbuh pada
suhu antara 8-48ºC (Joklik & Smith, 1968). Bakteri
Staphylococcus aureus merupakan bakteri
standar yang digunakan untuk mengukur daya
antibakteri dari zat antimikrobial. Staphylococcus
aureus juga merupakan mikroorganisme patogen
yang dapat menyebabkan infeksi dan salah
satunya adalah infeksi pada luka. Beberapa
anatomi manusia yang terdapat spesies ini
(patogen) adalah kulit, hidung, mulut dan
tenggorokan.
104
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimental laboratorik. Dimana dibuat salep dari
sediaan kulit kaki ayam dengan kombinasi dari
ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia
(Ten.)). Salep kombinasi inilah yang diuji
antibakteri.
Bahan yang diperlukan antara lain kulit kaki
ayam, H2SO4, NaOH, asam sitrat, daun binahong,
vaselin, alkohol 96%, biakan bakteri Staphylococcus aureus, medium nutrient cair, antibiotik
ampicylin dan aquades. Alat yang digunakan
adalah berbagai peralatan gelas standar,
waterbath, oven, gunting bedah, tang, mortal pistil
Pembuatan Gelatin dengan cara kulit kaki
ayam yang telah dipotong kecil-kecil direndam
dengan menggunakan NaOH selama 40 menit,
kemudian dilakukan proses pencucian.
Perendaman selanjutnya dilakukan dengan
menggunakan H2SO4, kemudian dilakukan proses
pencucian. Perendaman selanjutnya dilakukan
dengan menggunakan asam sitrat, kemudian
dilakukan proses pencucian. Setelah tiga macam
perendaman dilakukan, maka selanjutnya adalah
proses ekstraksi gelatin, yang dilakukan dengan
cara memanaskan kulit ayam hasil pencucian
dengan menggunakan aquadest selama 24 jam
pada suhu 50oC. Setelah pemanasan, dilakukan
proses penyaringandan proses pengeringan.
Ekstraksi terhadap daun binahong dilakukan
dengan 2 cara, yaitu pengambilan ekstrak daun
binahong dengan menggunakan pelarut aquades
dan alkohol 96%. Ekstraksi dengan menggunakan
pelarut alkohol 96% dilakukan dengan proses
maserasi, yaitu dilakukan dengan cara merendam
100 gr daun binahong dalam 300 ml alkohol 96%
selama 48 jam, kemudian dilakukan penyaringan.
Selanjutnya daun binahong direndam lagi dengan
menggunakan pelarut yang sama selama 24 jam,
perendaman berikutnya dilakukan juga selama 24
jam. Pada hasil ekstraksi daun binahong ini
dilakukan proses pemekatan menggunakan vakum
evaporator hingga didapatkan hasil akhir ekstraksi
sebanyak 50 ml.
ISSN 2460-0334
Setiowati, Uji aktivitas antibakteri sediaan salep kombinasi ekstrak kulit kaki ayam dan daun binahong
Pembuatan salep dilakukan dengan menggunakan 2 macam hasil ekstrak daun binahong,
yaitu salep segar yang dibuat dengan menggunakan pelarut aquades dan salep ekstrak yang
dibuat dengan menggunakan pelarut etanol. Salep
segar dibuat dari 10 ml perasan daun binahong
segar ditambah dengan gelatin dan20 gr vaselin,
sedangkan salep ekstrak dibuat dari campuran 10
ml ekstrak alkoholdaunbinahong ditambah dengan
gelatin dan 20 gr vaselin. Campuran ini diaduk rata
pada suhu 50oC.
Uji antibakteri dilakukan dengan metode paper disk, yaitu menginokulasikan secara merata
biakan murni bakteri Staphylococcus aureus
dengan cara mencelupkan ujung cotton bud steril
dalam medium nutrient cair, dan mengoleskannya
pada permukaan medium lempeng NA sampai
rata. Kemudian membuat beberapa guntingan
kertas penghisap berbentuk cakram atau lingkaran,
modifikasi dari paper disk yang dibuat dengan
menggunakan perforator dan mengoleskan
sediaan salep pada guntingan kertas tersebut dan
membiarkan selama 25 menit. Selanjutnya
meletakkan guntingan kertas tersebut pada
permukaan medium yang telah diinokulasikan
dengan Staphylococcus aureus secara aseptik
(dengan menggunakan pinset steril). Medium
perlakuan ini diinkubasi pada suhu 37oC selama
1x24 jam. Setelah 24 jam akan terbentuk zona
bening di sekitar cakram yang menunjukan
kemampuan dari senyawa uji dalam menghambat
pertumbuhan bakteri. Sebagai kontrol positif
digunakan antibiotik ampicylin.
HASIL PENELITIAN
Uji antibakteri sediaan salep ekstrak binahong
terhadap Staphylococus aureus menunjukkan
bahwa semua sediaan salep campuran gelatin dan
ekstrak binahong, baik ekstrak segar maupun
ekstrak etanoltersebut mampu menghambat
pertumbuhan bakteri uji (Gambar 1).
Pada Tabel 1 didapatkan hasil bahwa zona
hambatan yang diperoleh dari sediaan salep segar
yang dilakukan sebanyak tiga kali ulangan berturutturut adalah 11, 8, 7 mm.
Daya hambat bakteri menurut David Stout
Gambar 1. Hasil Uji mikroba pada salep segar,
amphicylin, salep ekstrak
Tabel 1. Zona Hambatan berbagai macam bahan
Bahan
Salep ekstrak
Salep segar
Amphicylin
Zona hambatan (mm)
U1
U2 U3 Rerata
16
10 13
13
11
8
7
8,7
11
10 11
10,7
Tabel 2. Katagori daya hambat menurut David Stout
Daya Hambat Bakteri
 20 mm
10-20 mm
5-10 mm
 5 mm
Katagori
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Lemah
seperti pada tabel 2, dimana dapat diketahui bahwa
semakin luas zona hambat maka daya hambat
bakteri sangat kuat.
PEMBAHASAN
Seperti disajikan pada Gambar 1, uji mikroba
dilakukan terhadap kedua jenis salep, baik salep
segar maupun salep ekstrak. Pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui luasan zona
hambatan terhadap kedua jenis salep. Digunakan
sebagai pembanding adalah amphicylin. Pada
Tabel 1 didapatkan hasil bahwa rerata zona
hambatan yang diperoleh untuk salep ekstrak, salep
segar dan kontrol amphicylin adalah 13; 8,7; dan
10,7. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
luasan zona hambatan, berarti semakin efektif
daya mematikan terhadap mikroba Staphylococcus aureus. Luas zona hambatan tertinggi
ISSN 2460-0334
105
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 2, NOVEMBER 2015: 103-106
diperoleh dari salep campuran gelatin dengan
ekstrak etanol daun binahong. Menurut Heltd
(2011) mekanisme kematian dari mikroba
disebabkan oleh adanya kandungan saponin,
karena saponin ini merusak atau menghancurkan
membran plasma dari jamur serta pada sel hewan
akan menyebabkan terjadinyahemolisis darah
merah. Membran plasma bakteri sendiri berfungsi
mengatur masuknya bahan-bahan makanan atau
nutrisi, apabila membran plasma rusak maka
metabolit penting dalam bakteri akan keluar dan
bahan makanan yang diperlukan untuk
menghasilkan energi tidak dapat masuk sehingga
terjadi ketidakmampuan sel bakteri untuk tumbuh
sehingga pada akhirnya akan terjadi kematian.
Menurut Adila (2013), adanya senyawa flavonoid
dapat menghambat pembentukan protein sehingga
menghambat pertumbuhan mikroba.Selainitu,
kandungan senyawa lain seperti alkaloid mampu
mendenaturasi protein sehingga merusak aktivitas
enzim dan menyebabkan kematian sel (Robinson,
1991).
Sesuai dengan katagori daya hambat bakteri
menurut David Stout, maka daya hambat bakteri
dari sediaan salep campuran gelatin dan ekstrak
etanol daun binahong sama dengan daya hambat
mikroba antibiotik amphicylin, yaitu dalam katagori
kuat, sedangkan daya hambat sediaan salep segar
campuran gelatin dan ekstrak aquades daun
binahong tergolong katagori sedang.
PENUTUP
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1) sediaan salep campuran gelatin kulit kaki ayam
dan ekstrak daun binahong memberikan daya
hambat terbaik terhadap bakteri Staphylococcus
aureus yaitu 13 mm, 2) daya hambat sediaan salep
campuran gelatin kulit kaki ayam dan ekstrak
alkohol termasuk dalam katagori kuat.
106
Dari penelitian ini dapat disarankan bahwa
kombinasi kulit kaki ayam dan ekstrak alkohol daun
binahong dapat dijadikan rekomendasi pembuatan
salep antibakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Adila Rahmi, Nurmianti. 2013. Uji Antimikroba Curcuma spp. Terhadap Pertumbuhan Candida
albicans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Annisa. 2007. Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Air
Daun Binahong (Andredera cordifolia (Ten.))
terhadap Bakteri Klebsiella pneumonia dan
Bacillus subtilis ATCC 6633 beserta Skrining
Fitokimia dengan Uji Tabung. Skripsi Tidak
Diterbitkan
Ansel H.C. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
Ed 4. diterjemahkan oleh Farida Ibrahim. Jakarta:
UI Press
Harborne JB. 1973. Phytochemical Methods. New
York: Holsted Press.
Heltd. 2011. Plant Biochemistry, Fourth edition, Academic Press Elsevier, 420
Joklik W.F & D.T. Smith. 1968. Microbiology 15th Ed.
New York: Prentice Hall Inc.
Nugrahaningsih, dkk. 2012. Pembuatan Gelatin Dari
Kulit Kaki Ayam Untuk Mempercepat
Penyembuhan Luka Pada Mencit. Prosseding
MIPA UM
Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan
Tingkat Tinggi. ITB. Bandung.
Suratman S A, Sumiwi, Gozali D. 1996. Pengaruh ekstrak
antanan dalam bentuk salep, krim dan jelly
terhadap penyembuhan luka bakar. Cermin Dunia
Kedokteran. 108: 31-36
Taufik M. 2011. Kajian Potensi Kulit Kaki Ayam Broiler
sebagai Bahan Baku Gelatin dan Aplikasinya dalam
Edible Film Antibakteri. [Disertasi]. Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
ISSN 2460-0334
Download