USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA UJI EFEKTIVITAS

advertisement
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI GEL ANTISEPTIK TANGAN (HAND
SANITIZER) EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia
(Ten) Steenis) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
Bidang Kegiatan:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
FANNA VERONITA
(4311412053/2012)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
i
HALAMAN PENGESAHAN PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan
: Uji Efektifitas Antibakteri Gel Antiseptik
Tangan (Hand Sanitizer) Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Ten) Steenis) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat Rumah dan No. Tel/HP
f. Alamat email
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti
b. Sumber lain
7. Jangka Waktu Pelaksanaan
: PKM-Penelitian
: Fanna Veronita
: 4311412053
: Kimia
: Universitas Negeri Semarang
: Desa Klumpit Kec. Gebog
Kab.Kudus, 089630551955
: [email protected]
:
: Dra. Nanik Wijayati, M.Si
: 0023106905
: Jl. Cokro RT 04/V Sekaran
Gunungpati Semarang dan
08215495062
: Rp. 9.400.000,00
: Rp. : 5 bulan
Semarang, 10 Juni 2015
Menyetujui
Ketua Jurusan
Ketua Pelaksana
Dra. Woro Sumarni, M.Si
NIP.196507231993032001
Fanna Veronita
NIM. 4311412053
Wakil Rektor Bidang kemahasiswaan
Drs Bambang Budi Raharjo MSi.
NIP. 196012171986011001
Dosen Pendamping
Dra. Nanik Wijayati, M.Si
NIP. 196910231996032002
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
RINGKASAN
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan.
Berbagai macam jenis vius, bakteri, dan jamur menempel pada tangan setiap
harinya melalui kontak fisik. Untuk mencegah penyebaran virus, bakteri,
dan jamur, salah satu cara yang paling tepat adalah mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir. Jika air bersih tidak tersedia, dapat
menggunakan sabun dan air yang tersedia (Wijaya, 2013). Hal ini dilakukan
karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan
menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain (Hidayat,
2010) dan menimbulkan penyakit.
Salah satu penyakit yang disebabkan karena tidak menjaga
kebersihan tangan adalah penyakit kulit dan diare. Kedua penyakit tersebut
dapat disebabkan oleh adanya bakteri patogen di tubuh diantaranya
Staphylococcus aureus. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (2007),
berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare menduduki
perinkat ke-13 dengan proporsi kematian sebesar 3,5%. Sementara dengan
mencuci tangan dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%
(Kementerian Keseharan RI, 2011). Seringkali akar masalahnya sederhana,
yaitu malasnya mencuci tangan ataupun tidak sempat untuk mencuci tangan,
sedangkan manfaatnya sangatlah besar untuk kesehatan tubuh agar tidak
terjangkit penyakit akibat akumulasi mikroba yang ada di tangan. Oelh
karena itu salah satu yang cara yang dapat dilakukan sebagai pencegahan
adalah menjaga kebersihan tangan sebelum makan dan minum dengan
menggunakan gel antiseptic tangan sebagai alternative praktis menggantikan
sabun dan air untuk mencuci tangan (Pramita, 2013).
Antiseptik merupakan zat yang biasa digunakan untuk menghambat
pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme yang hidup dipermukaan
tubuh. mekanisme kerja antiseptik ini antara lain merusak lemak pada
membrane sel bakteri atau dengan cara menghambat salah satu kerja enzim
pada bakteri yang berperan dalam biosintesis asam lemak (Sari &
2
Isadiartuti, 2006). Beberapa sediaan antiseptic tangan dapat dijumpai
dipasaran. Salah satu bahan antiseptic yang digunakan dalam suatu sediaan
adalah dari golongan alcohol dengan konsentrasi 50% sampai 70% dan jenis
disinfektan lain seperti klorheksin, triklosan (Block, 2001). Triklosan
merupakan disinfektan yang dapat menghasilkan respon positif. Namun,
triklosan juga dapat memicu timbulnya timbulnya resistensi mikrobia
terhadap antibiotic. Hal ini mendorong beralihnya sediaan yang berasal dari
alam, salah satunya adalah tanaman tanjung yang terbukti memiliki aktivitas
antibakteri.
Salah satu tanaman yang mempunyai potensi antibakteri adalah
binahong. Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) adalah
tanaman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit.
Tanaman ini berasal dari dataram Cina dengan nama asalnya adalah
Dheng shan chi, dikenal dengan sebutan Madeira Vine (Manoi, 2009).
Tanaman ini lebih banyak digunakan oleh masyarakat karena memiliki
khasiat yang sangat besar untuk masyarakat. Salah satunya adalah
pengobatan luka bakar akibat sengatan listrik, luka pasca operasi, sayatan
pisau dan lain-lain (Susetya, 2010).
Tanaman binahong diketahui mengandung saponin, triterpenoid,
flavonoid dan minyak atsiri (Rachmawati, 2008). Ekstrak etanol 70% daun
binahong diketahui mengandung polifenol, flavonoid, tannin, saponin, dan
alkaloid
(Andreani,
2011).
Golongan
senyawa-senyawa
tersebut
merupakan senyawa bioaktif dalam tanaman, sehingga diduga juga
berpotensi sebagai antibakteri.
Menurut Tshikalange et al., (2005) ekstrak air akar binahong
dengan dosis 50 mg/ml memiliki daya hambat terhadap bakteri Grampositif (B.pumilus,B.subtilis dan S.aureus) serta bakteri Gram-negatif
(Enterobacter cloacae, E.coli, Klebsiella pneumonia, Serratia marcescens,
dan Enterobacter aerogenes) pada dosis 60 mg/ml, tetapi tidak pada
bakteri B.sereus.
Berdasarkan penguraian di atas maka perlu dilakukan penelitian
mengenai Uji Efektifitas Antibakteri Gel Antiseptik Tangan (Hand
3
Sanitizer) Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten)
Steenis) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, permasalahan
yang dapat diajukan yaitu :
1. Berapakah kadar ektrak etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia
(Ten) Steenis) pada gel Antiseptik Tangan (Hand Sanitizer) yang
optimal dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus.
2. Bagaimana efektivitas gel Antiseptik Tangan (Hand Sanitizer) ekstrak
etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kadar ektrak etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia
(Ten) Steenis) pada gel Antiseptik Tangan (Hand Sanitizer) yang
optimal dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus.
2. Bagaimana efektivitas gel Antiseptik Tangan (Hand Sanitizer) ekstrak
etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus.
1.4. LUARAN PENELITIAN
Luaran dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kadar ektrak etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia
(Ten) Steenis) pada gel Antiseptik Tangan (Hand Sanitizer) yang
optimal dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus.
2. Dapat dijadikan sebagai gel antiseptic (hand sanitizer)
3. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah pada
fitofarmaka tentang gel antiseptik ekstrak etanol daun binahong.
1.5. KONTRIBUSI PENELITIAN
Kontribusi dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan
informasi
ilmiah
kepada
masyarakat
tentang
pemanfaatan daun binahong sebagai gel antiseptic (hand sanitizer).
4
2. Menambah wawasan pengetahuan masyarakat dan mendorong
pemanfaatan daun binahong untuk kesehatan dan kebersihan tubuh.
3. Dapat dijadikan sebagai rujukan/referensi dalam pengembangan
penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)
2.1.1 Uraian Tumbuhan
Uraian tumbuhan meliputi sistematika tumbuhan, sinonim, nama
daerah, habitat dan daerah tumbuh, morfologi tumbuhan, kandungan kimia
dan khasiat.
2.1.2
Klasifikasi Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten)
Steenis)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Superdivisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Dicotyledoneae
Subkelas
: Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Familia
: Basellaceae
Genus
: Anredera
Spesies
: Anredera cordifolia (Ten) Steenis (Susetya, 2010)
Gambar 1. Daun Binahong
2.1.3 Kandungan Kimia
Tanaman binahong diketahui mengandung saponin, triterpenoid,
flavonoid dan minyak atsiri (Rachmawati, 2008). Ekstrak etanol 70% daun
binahong diketahui mengandung polifenol, flavonoid, tannin, saponin, dan
alkaloid
(Andreani,
2011).
Golongan
senyawa-senyawa
tersebut
merupakan senyawa bioaktif dalam tanaman, sehingga diduga juga
berpotensi sebagai antibakteri.
5
Menurut Tshikalange et al., (2005) ekstrak air akar binahong dengan
dosis 50 mg/ml memiliki daya hambat terhadap bakteri Gram-positif
(B.pumilus,B.subtilis
dan
S.aureus)
serta
bakteri
Gram-negatif
(Enterobacter cloacae, E.coli, Klebsiella pneumonia, Serratia marcescens,
dan Enterobacter aerogenes) pada dosis 60 mg/ml, tetapi tidak pada
bakteri B.sereus.
2.2. Ekstraksi Daun Binahong dengan Metode Maserasi
Ekstraksi merupakan penarikan zat pokok yang diinginkan dari
bahan mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat
yang akan diinginkan larut (Ansel, 2005). Salah satu metode ekstraksi bahan
alam, yaitu metode maserasi. Maserasi adalah metode perendaman.
Penekanan utama pada maserasi adalah tersedianya waktu kontak yang cukup
antara pelarut dan jaringan yang diektraksi (Guenter, 1987). Maserasi
merupakan cara yang sederhana, maserasi dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam pelarut. Pelarut akan menembus dinding sel dan
masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat-zat aktif sehingga zat aktif
akan larut. Karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel, maka larutan yang pekat didesak keluar. Pelarut yang digunakan
dapat berupa air, etanol, air-etanol atau pelarut lain. (Ahmad, 2006) dan untuk
mendapatkan ekstrak dalam waktu yang relatif cepat dapat dilakukan
pengadukan dengan menggunakan shaker berkekuatan 120 rpm selama 24
jam (Yustina, et al., 2008). Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini
adalah etanol.
2. 3. Bakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang
berbentuk bulat (cocus) dengan ukuran diameter sekitar 1 μm dan tersusun
dalam kelompok yang tidak beraturan, tidak membentuk spora dan tidak
bergerak. Sel-selnya terdapat dalam kelompok seperti buah anggur, akan
tetapi pada biakkan cair mungkin terdapat secara terpisah (tunggal),
berpasangan berbentuk tetrad (jumlahnya 4 sel) dan berbentuk rantai dan
koloninya berwarna abu-abu sampai kuning emas tua (Jawetz, 1996).
6
Staphylococcus
aureus
menginfeksi
manusia
terutama
pada
membrane mukosa daerah nasal, saluran pernafasan bagian atas dan
saluran pencernaan. Sifat khas infeksi Staphylococcus aureus yang bersifat
patogen adalah penahanan lokal. Infeksi ini antara lain, meningitis,
endokarditis, perikarditis dan bisul. Infeksi yang disertai penanahan akan
sembuh dengan cepat bila nanah dikeluarkan. Staphylococcus aureus
membentuk enterotoksin yang stabil pada pemanasan. Enterotiksin dapat
menyebabkan gejala keracunan makanan seperti mual, diare, dan muntahmuntah (Jawetz, 1996).
BAB III
METODE PENELITIAN
1) Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia
Universitas Negeri Semarang dan Balai Laboratorium Kesehatan
Semarang. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan.
2) Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman binahong. Sampel
yang digunakan yaitu daun binahong yang diambil di Kab. Kudus.
3) Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada 4 variabel yaitu :
1. Variabel Bebas
: Ekstrak daun Binahong dengan berbagai
konsentrasi dan basis gel.
2. Variabel Terikat
: Daya antibakteri
3. Variabel Terkendali : Cara kerja, alat ekstraksi, suhu ekstraksi,
waktu ekstraksi, dan media pertumbuhan bakteri dan suhu
4) Alat dan Bahan Penelitian
Alat :
1. Neraca analitik
2. Alat-alat gelas
3. Blender
4. Vacuum rotary evaporator
7
5. Cawan petri
6. Jarus ose
7. Water bath
Bahan :
Daun binahong, etanol 70%, TEA, Carbopol, gliserin, Natrium metabisulit,
Aquades, bakteri Staphylococcus aureus.
5) Prosedur Penelitian
Ekstraksi Tanin
Ekstraksi sampel dilakukan dengan cara: 1051,6 gram sampel
dihaluskan dengan blender diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan
pelarut etanol 70% dengan perbandingan sampel terhadap pelarut (1:10
w/v), dienapkan selama 1 hari kemudian disaring. Residu ditambah dengan
pelarut dengan perbandingan yang sama dan dienapkan lagi. Proses
tersebut diulang sebanyak dua kali. Filtrat yang telah terkumpul
dipekatkan menggunakan alat vacuum rotary evaporator dan dilanjutkan
penguapan dengan waterbath. Proses ekstraksi dilakukan selama
lima
hari.
Pembuatan sediaan gel antiseptik
Karbopol dikembangkan dalam air panas 20-30 kalinya, kemudian di
aduk, sampai didapat tekstur yang lembut, dinginkan. TEA ditambahkan
sedikit demi sedikit sambil di aduk-aduk perlahan hingga terbentuk gel
yang jernih dan homogeny. Ke dalam campuran, natrium metabisulfit yang
telah dilarutkan delam sebagian gliserin. Kemudian dimasukkan sisa
aquades dan diaduk hingga homogeny. Formula yang digunakan dalam
sediaan gel antiseptik ekstrak etanol daun binahong dapat di lihat pada
tabel.
Tabel 1. Formulasi Sediaan Gel Antiseptik Ekstrak Etanol Daun Binahong
Bahan
Ekstrak etanol daun binahong
Carbopol 940
TEA
Gliserin
Natrium metabisulit
F1
10 g
2g
1g
20 g
0,4 g
F2
20 g
2g
1g
20 g
0,4 g
F3
30 g
2g
1g
20 g
0,4 g
8
Aquades ad
200 g
200 g
200 g
Uji Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Daun Binahong
Sebanyak 30 ml media PCA (Petri Count Agar) dituang ke dalam
cawan petri steril dan dibiarkan memadat sebagi lapisan dasar, kemudian
diletakkan 5 cylinder cap dengan jarak yang tidak terlalu berdekatan.
Suspensi Staphylococcus aureus ATCC 25923 sebanyak 15 µl
diinokulasikan ke dalam 30 ml media PCA pada suhu 40°C, kemudian
suspensi kultur bakteri dan media dihomogenkan. Secara aseptis media
PCA yang berisi kultur bakteri dituang pada cawan petri yang telah diisi
lapisan pertama dan cylinder cup untuk membentuk sumuran. Setelah
media atas memadat, cylinder cup diambil dan masing-masing sumuran
diisi dengan gel ektrak etanol daun binahong dengan konsentrasi 10%,
15%, dan 20%, basis gel sebagai control negatif dan gel klindamisin fosfat
(Medi-klin) 1,2 % sebagai control positif sebanyak 3 x 50 µl. medium
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Zona bening di sekitar sumuran
mengindikasikan bahwa terdapat aktivitas antibakteri yang disebabkan
oleh senyawa yang diuji.
6) Metode Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur daya sebar gel
antiseptic ekstrak etanol daun binahong. Setelah dilakukan pengujian
terhadap daya sebar data-data yang diperoleh disusun dalam Tabel 1.
Tabel 2. Hasil Uji Daya Sebar Gel Antiseptik Ekstrak Daun Binahong
Daya Sebar Gel (cm)
Beban (gram)
50
100
I50
200
250
300
350
10%
15%
20%
9
400
Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Gel Antiseptik Daun Binahong
Zona Hambat
10%
15%
20%
Kontrol positif
R1
R2
R3
R4
Rata-rata
Keterangan: R=Replikasi ; Kontrol negatif tidak memberikan zona hambat
7) Metode Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun
binahong dalam sediaan gel dengan berbagai konsentrasi terhadap zona
hambat bakteri, dilakukan Analisis Varians (ANAVA) satu jalan dengan
taraf kepercayaan 95% (Sudjana, 2006)
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1. BIAYA
NO
1
Jenis Pengeluaran
Peralatan penunjang
Biaya
Rp.
3.600.000,00
2
Bahan habis pakai,
Rp.
3.050.000,00
3
Perjalanan,
4
Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan,
Rp. 700.000,00
Rp.
2.050.000,00
Jumlah
Rp.9.400.000,00
10
2. JADWAL KEGIATAN
Bulan 1
No
1.
Kegiatan
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Bulan 5
2 3 4
Tahap
Persiapan
2.
Tahap
Penelitian I
3.
Tahap
Penelitian
II
4.
Tahap
Analisis
5.
Penyusunan
Laporan
DAFTAR PUSTAKA
Guenther, E.1987. Minyak Atsiri. Jakarta: penerbit UI.
Jawetz, E. Melnick, J.L dan Adelberg, E.A. 1996. Mikrobiologi Kedokteran.
Surabaya: Salemba.
Manoi, F. 2009. Binahong (Anredera cordifolia)(Ten) Steenis Sebagai Obat.
Jurnal Warta Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri, 15
(1): 3
Pramita, F. Y. 2013. Formulasi Sediaan Gel Antiseptik Ekstrak Metanol
Daun Kesum (Polygonum minus Huds). Naskah Publikasi Skripsi.
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak.
Radji, M. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Rochani, N. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Daun Binahong
(Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Candida albicans
11
Serta Skrining Fitokimianya. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta:
Fakultas Farmasi UMS Surakarta.
Susetya, D. 2010. Khasiat Tanaman Binahong. Jakarta : Universitas
Indonesia
Wijaya, J. I. Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif
Triklosan 1,5% dan 2%. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya, 2(1).
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pembimbing
12
Nama Lengkap
Fanna Veronita
Jenis Kelamin
Perempuan
Progam Studi
Kimia
NIM
4311412053
Tempat dan Tanggal Lahir
Kudus, 27 September 1994
Email
[email protected]
No Telelepon/HP
089630551955
Lampiran 1.Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SD N 06 Klumpit
SMP
SMA
MTs Ma’ahid
Kudus
MA Ma’ahid
Kudus
Jurusan
Tahun MasukLulus
IPA
2000/2001 –
2005/2006
2006/2007 –
2008/2009
2009/2010 2011/2012
C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
NO
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1
Finalis
CFC(Chemestry
Fresh Competition)
Jurusan Kimia
UNNES KIK
2013
2
Lolos PKM-GT
didanai DIKTI
DIKTI
2013
3
Lolos PKM-P
didanai DIKTI
DIKTI
2014
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
13
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Progam Kreativitas Mahasiswa
Semarang, 10 Juni 2015
Pengusul,
(Fanna Veronita)
14
Download