Pengaruh Snack Tinggi Protein pada Diet

advertisement
BERITA TERKINI
Pengaruh Snack Tinggi Protein pada Diet
P
eningkatan frekuensi makan dalam
bentuk “ngemil” merupakan salah
satu kontribusi terbesar penyebab
terjadinya epidemi obesitas, tetapi juga
merupakan strategi diet yang bermanfaat
untuk mempromosikan pola makan yang
sehat dan energi yang seimbang. Perbedaan
temuan ini mungkin disebabkan oleh
perbedaan status obesitas serta jenis snack
yang dikonsumsi. Sebagai contoh, meskipun
“ngemil” tampaknya dapat mencegah makan
berlebihan dan kenaikan berat badan pada
individu normal, tetapi “ngemil” justru dapat
meningkatkan asupan harian dan berat
badan.
Selain itu, individu dengan berat normal
cenderung mengonsumsi snack sehat
yang mengandung protein, buah-buahan,
whole grain, dan/atau serat, sedangkan
kebanyakan snack yang dikonsumsi oleh
individu kelebihan berat badan dan obesitas
cenderung tinggi lemak dan/atau gula.
Dengan demikian, apakah mengganti snack
tinggi lemak dan/atau gula dengan yang
lebih sehat dapat memperbaiki outcome pada
individu kelebihan berat badan atau obesitas?
Penelitian pada dewasa menunjukkan
penurunan nafsu makan, peningkatan rasa
kenyang, dan/atau penurunan asupan
harian setelah konsumsi snack high protein
(HP) dibandingkan tanpa “ngemil” atau snack
mengandung high fat (HF) dan/atau high
carbohydrate (HC). Penelitian selanjutnya
adalah untuk mengetahui apakah pemberian
snack HP sore hari dapat mengontrol nafsu
makan, rasa kenyang, dan perilaku makan
dibandingkan snack HF atau tanpa “ngemil”
pada remaja dengan berat badan normallebih.
Subjek 31 orang remaja dengan rerata usia
17±1 tahun mengonsumsi snack pada sore
hari selama 3 hari (pemberian jenis snack
secara acak): snack HP (protein 26 gram dan
lemak 6 gram tiap 27 gram karbohidrat), snack
HF (protein 4 gram dan lemak 12 gram tiap
32 gram karbohidrat), dan no snack (NoS).
Pada hari ke-4 terapi, subjek diminta mengisi
kuesioner mengenai nafsu makan sebelum
dan sesudah konsumsi snack, food cuestimulated functional MRI brain scans, mood,
fungsi kognitif, dan keinginan makan. Makan
malam dan snack malam yang disediakan
juga dinilai. Hasilnya menunjukkan bahwa
snack HP dapat menghambat keinginan
makan dibandingkan NoS (P<0,005). Kedua
snack, yaitu HP dan HF, dapat menurunkan
nafsu makan dibandingkan NoS (P<0,001),
penurunan lebih banyak ditemukan pada
HP dibandingkan HF (P<0,05). Hanya snack
HF yang menyebabkan penurunan aktivasi
kortikolimbik di bagian otak yang mengontrol
motivasi makan dibandingkan dengan NoS
(P<0,001). Selain itu, snack HP cenderung
memperbaiki kognisi dibandingkan dengan
NoS (P<0,005).
Simpulan: Snack sore mengandung high
protein (HP) dapat menurunkan nafsu makan,
meningkatkan rasa kenyang, dan kualitas
diet pada remaja, selain itu juga bermanfaat
memperbaiki mood dan fungsi kognitif. n(LAI)
REFERENSI
1.
Leidy HJ, Todd CB, Zino AZ, Immel JE, Mukherjea R, Shafer RS, et al. Consuming high-protein soy snacks affects appetite control, satiety, and diet quality in young people and influences
select aspects of mood and cognition. J Nutr. 2015;145:1614–22. doi: 10.3945/jn.115.212092.
2.
Zizza CA, Xu B. Snacking is associated with overall diet quality among adults. J Acad Nutr Diet 2012;112:291–6.
3.
Bellisle F. Meals and snacking, diet quality and energy balance. Physiol Behav. 2014;134:38–43.
CDK-238/ vol.43 no.3, th. 2016
209
Download