PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2009 TENTANG RENCANA INDUK (MASTER PLAN) FREKUENSI RADIO FM (FREQUENCY MODULATION) UNTUK PENYELENGGARAAN PENYIARAN JASA PENYIARAN RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 15 Tahun 2003 tentang Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus Untuk Keperluan Radio Siaran FM (Frequency Modulation) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 15 Tahun 2004 dianggap tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi yang berkembang saat ini; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu disusun kembali Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Radio FM (Frequency Modulation) untuk Penyelenggaraan Penyiaran Jasa Penyiaran Radio yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika. : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor: 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 3881); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor: 139, Tambahan Lembaran Negara Nomor: 4252); 3. Peraturan Pemerintah Nomor: 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor: 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor: 3980); 4. Peraturan Pemerintah Nomor: 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor: 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor: 3981); Mengingat 1 5. Peraturan Pemerintah Nomor: 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor: 29, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4487); 6. Peraturan Pemerintah Nomor: 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor: 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor: 4566); 7. Peraturan Pemerintah Nomor: 51 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor: 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor: 4567); 8. Peraturan Pemerintah Nomor: 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 9. Peraturan Pemerintah Nomor: 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku di Departemen Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor: 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor: 4737); 10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas Fungsi, Susunan Organasasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor: 20 Tahun 2008; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor: 21 Tahun 2008; 12. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 03/P/M.Kominfo/5/2005 tentang Penyesuaian Kata Sebutan Pada Beberapa Keputusan/Peraturan Menteri Perhubungan yang Mengatur Materi Muatan Khusus Di Bidang Pos dan Telekomunikasi; 13. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 17/PER/M.KOMINFO/10/2005 tentang Tata Cara Perizinan dan Ketentuan Operasional Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio; 14. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 25/P/M.KOMINFO/07/2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika; 15. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 29/PER/M.KOMINFO/07/2009 tentang Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia; 0 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG RENCANA INDUK (MASTER PLAN) FREKUENSI RADIO FM (FREQUENCY MODULATION) UNTUK PENYELENGGARAAN PENYIARAN JASA PENYIARAN RADIO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Pemancar adalah alat telekomunikasi yang menggunakan dan memancarkan gelombang radio; 2. Stasiun radio adalah satu atau beberapa perangkat pemancar atau penerima atau gabungan dari perangkat pemancar dan penerima termasuk alat perlengkapan yang diperlukan di satu lokasi untuk menyelenggarakan komunikasi radio; 3. Spektrum frekuensi radio adalah kumpulan pita frekuensi radio; 4. Pita frekuensi radio adalah bagian dari spektrum frekuensi radio yang mempunyai lebar tertentu; 5. Kanal frekuensi radio adalah satuan terkecil dari spektrum frekuensi radio yang ditetapkan untuk suatu stasiun radio; 6. Analisa teknis adalah perhitungan dari parameter-parameter teknis spektrum frekuensi radio agar spektrum frekuensi radio yang ditetapkan sesuai dengan peruntukkannya dan tidak saling menimbulkan interferensi yang merugikan (harmful interference); 7. Penetapan (assignment) frekuensi radio atau kanal frekuensi adalah otorisasi yang diberikan oleh suatu administrasi, dalam hal ini Menteri kepada suatu stasiun radio untuk menggunakan frekuensi radio atau kanal frekuensi radio berdasarkan persyaratan tertentu; 8. Effective Radiated Power (ERP) adalah hasil dari daya yang diberikan ke antena dengan penguatan (gain) relatif terhadap antena dipole setengaah gelombang; 9. Effective Height Above Average Terrain (EHAAT) adalah ketinggian efektif suatu pemancar yang dihitung dari rata-rata permukaan tanah yang berada diantara 3 s/d 15 km dari lokasi pemancar; 10. Wilayah layanan (service area) adalah wilayah penerimaan stasiun radio yang diproteksi dari gangguan/interferensi sinyal frekuensi radio lainnya; 1 11. Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi; 12. Direktur Jenderal Telekomunikasi. adalah Direktur 13. Direktorat Jenderal Telekomunikasi. adalah Direktorat Jenderal Jenderal Pos dan Pos dan BAB II KETENTUAN TEKNIS, PERENCANAAN KANAL DAN PEMETAAN KANAL Pasal 2 Penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio yang menggunakan frekuensi radio FM wajib memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut: a. rentang pita frekuensi radio yang digunakan adalah 87,5 – 108 MHz; b. pengkanalan frekuensi yang digunakan adalah kelipatan 100 kHz; c. penyimpangan frekuensi (frequency deviation) maksimum adalah ± 75 kHz pada 100% modulasi; d. toleransi frekuensi pemancar (transmitter frequency tolerance) sesuai dengan Appendix Radio Regulation adalah sebesar 2000 Hz; e. level spurious emisi minimum 60 dB di bawah level mean power; f. lebar pita (bandwidth) yang digunakan maksimum 300 kHz pada modulasi 100%; g. osilator (oscilator) harus mempunyai stabilitas frekuensi tengah (centre frequency stability) sebesar maksimum (+) 200 Hz dan maksimum (-) 200 Hz dari frekuensi tengah; h. rasio proteksi (protection ratio) penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio yang digunakan harus sesuai dengan Rekomendasi ITU-R BS.412-9 sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini; i. lokasi titik pengukuran (test point) merupakan batas terluar dari suatu wilayah layanan (service area); j. kuat medan (field strength) penerimaan radio siaran pada lokasi titik pengukuran setiap wilayah layanan dibatasi maksimum 66 dBuV/m. 2 Pasal 3 Berdasarkan ketentuan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditetapkan: a. perencanaan kanal (channeling plan) frekuensi radio untuk penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio, yaitu kanal 1 sampai dengan kanal 204, sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini. b. pemetaan kanal frekuensi radio untuk masing-masing wilayah layanan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III A dan Lampiran III B Peraturan Menteri ini. Pasal 4 Kanal frekuensi radio dan/atau wilayah layanan yang belum tercantum dalam Lampiran III A dan Lampiran III B Peraturan Menteri ini ditetapkan oleh Direktur Jenderal setelah: a. dilakukan analisa teknis oleh Direktur Jenderal; b. dipenuhinya ketentuan teknis penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio yang menggunakan frekuensi radio FM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; dan c. penggunaan kanal frekuensi radio tersebut dinyatakan menimbulkan gangguan yang merugikan terhadap: tidak i. penggunaan kanal frekuensi radio lain yang telah berizin; dan/atau ii. penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio yang menggunakan frekuensi radio FM yang sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b. Pasal 5 Penetapan kanal frekuensi radio FM untuk penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio wajib mengacu pada ketentuan Pasal 3 dan/atau Pasal 4. Pasal 6 Kanal frekuensi radio FM untuk penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio untuk kota/wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga, di mana cakupan pemancarannya dapat menjangkau negara lain atau berpotensi menimbulkan interferensi yang merugikan (harmful interference), ditetapkan setelah dilakukan koordinasi frekuensi radio oleh Direktorat Jenderal dengan administrasi telekomunikasi negara tetangga yang berkaitan. 3 BAB III KETENTUAN PENGGUNAAN KANAL FREKUENSI RADIO FM UNTUK PENYELENGGARAAN PENYIARAN JASA PENYIARAN RADIO OLEH LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS Pasal 7 (1) Wilayah layanan untuk penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio oleh lembaga penyiaran komunitas dibatasi dengan jarak maksimum 2.5 km dari stasiun pemancar dan menggunakan antena omnidirectional dengan kuat medan penerimaan berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf j. (2) Kanal frekuensi radio yang dapat digunakan oleh lembaga penyiaran komunitas: a. dalam radius 2.5 km hanya dapat digunakan 1 (satu) kanal frekuensi radio; dan b. jarak antara stasiun radio komunitas sekurang-kurangnya 5 km. Pasal 8 Kanal frekuensi radio untuk penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio oleh lembaga penyiaran komunitas di suatu wilayah layanan ditetapkan oleh Direktur Jenderal setelah: a. dilakukan analisa teknis oleh Direktur Jenderal; b. dipenuhinya ketentuan teknis penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio oleh lembaga penyiaran komunitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 7; dan c. penggunaan kanal frekuensi radio tersebut dinyatakan menimbulkan gangguan yang merugikan terhadap: tidak i. penggunaan kanal frekuensi radio lain yang telah berizin; dan/atau ii. penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio yang menggunakan frekuensi radio FM yang sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b. BAB IV IZIN STASIUN RADIO Pasal 9 (1) Penggunaan kanal frekuensi radio untuk penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio wajib memiliki Izin Stasiun Radio (ISR) yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal. 4 (2) Setiap perubahan data teknis dan atau data administasi yang tercantum dalam ISR sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal. Pasal 10 (1) Lembaga penyiaran yang menggunakan spektrum frekuensi radio untuk menghubungkan stasiun pemancar dengan studio (station transmission link/STL) wajib memiliki ISR. (2) ISR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan sepanjang frekuensi radio tersedia. BAB V SERTIFIKASI PERANGKAT Pasal 11 Setiap alat dan/atau perangkat yang digunakan untuk penyelenggaraan penyiaran wajib mendapat sertifikat alat dan/atau perangkat dari Direktur Jenderal. BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 12 Pengawasan dan pengendalian terhadap dilaksanakan oleh Direktur Jenderal. Peraturan Menteri ini BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini: a. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 15 Tahun 2003 tentang Rencana Induk (Masterplan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus Untuk Keperluan Radio Siaran FM (Frequency Modulation); b. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 15 Tahun 2004 tentang Perubahan terhadap Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 15 Tahun 2003 tentang Rencana Induk (Masterplan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus Untuk Keperluan Radio Siaran FM (Frequency Modulation); 5 c. Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor: 15.A/DIRJEN/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pengalihan Kanal Frekuensi Radio Bagi Penyelenggara Radio Siaran FM (Frequency Modulation) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : -----------------------------------------------------------MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA MOHAMMAD NUH No. 1. 2. 3. Jabatan Sekjen Depkominfo Dirjen Postel Karo Hukum & KLN Paraf 6