PROGRAM S2 BIOTEKNOLOGI TANAH DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PASCASARJANA IPB Kelas Khusus untuk Pertambangan Tahun Ajaran 2010/20111 I. PENDAHULUAN Dunia pertambangan baik minyak, gas, batu bara maupun mineral mengalami tantangan yang besar di masa depan. Tantangan tersebut berkaitan dengan menipisnya cadangan bahan tambang maupun masalah terkait dengan lingkungan dan penutupan lahan bekas tambang. Salah satu cabang keilmuan yang diharapkan memiliki potensi besar untuk membantu memecahkan permasalahan tersebut adalah bioteknologi. Pendekatan bioteknologi saat ini digunakan untuk meningkatkan perolehan minyak bumi dengan memanfaatkan bakteri dan/atau enzim yang dikenal dengan MEOR (microbial enhanced oil recovery) atau EEOR (enzyme enhanced oil recovery). Dengan menggunakan teknologi konvensional, sekitar 70% minyak masih tertinggal di dalam reservoir dan terjerap di pori-pori batuan. Penggunaan bioteknologi tersebut dalam skala lapang mampu meningkatkan produksi 60% hingga lebih dari 100% pada sumur-sumur tua. Bioteknologi juga telah mulai diterapkan pada pertambangan batu-bara dan mineral. Microbial desulfurization dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kandungan sulfur pada batubara. Dengan menggunakan bakteri, kandungan sulfur dapat diturunkan sebanyak 63% hanya dalam waktu 24 jam (Setiawan dan Santosa, 2009). Melalui bioteknologi ERM (enhanced recovery of metals) bahan tambang logam dapat ditingkatkan perolehannya terutama dari deposit yang kandungan bahan tambangnya rendah. Salah satu teknologi dalam katagori tersebut yang dapat digunakan adalah biohydrometallurgy atau bioleaching. Bioleaching menggunakan bakteri untuk mengubah sifat fisik dan kimia bahan tambang sehingga logam dapat diekstraksi dengan cara yang lebih ekonomis. Dalam percobaan laboratorium, 97% tembaga asal bahan tambang kualitas rendah dapat diekstrak. Proses tersebut saat ini digunakan dalam skala komersial untuk menambang tembaga dan uranium. Teknologi bioleaching dapat juga digunakan di pertambangan Ni, Zn, Co, Sn, Cd, Mb, Pb, Sb, Sb, As dan Se. Teknologi yang berkebalikan dengan bioleaching yaitu biooxidation dapat digunakan untuk meningkatkan perolehan logam mulia. Dengan menggunakan teknologi biooksidasi perolehan emas dapat ditingkatkan dari hanya 30% menjadi sekitar 98% (Brierley and Brierley, 1997). Afrika Selatan telah menerapkan teknologi tersebut untuk mengekstrak emas. 1 Selain bioleaching dan biooksidasi, beberapa mikroorganisme termasuk fungi mampu mengakumulasi logam dalam sel dalam konsentrasi yang jauh lebih tinggi dibanding di lingkungan sekitarnya. Teknologi bio-konsentrasi tersebut potensial untuk mengekstrak logam mulia (emas, perak) dari bahan tambang berkonsentrasi rendah. Teoritis, mikroorganisme bahkan dapat digunakan untuk mengekstrak emas dari laut. Selain membantu meningkatkan kinerja pertambangan, bioteknologi telah banyak digunakan untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Dengan menggunakan mikroorganisme asli Indonesia, berbagai upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan berhasil dikembangkan. Melalui pendekatan bioteknologi lingkungan, misalnya teknologi bioremediasi, limbah minyak bumi, air asam tambang, limbah mengandung merkuri dan fenol dapat dibersihkan. Teknologi bioremediasi merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzimenzim yang diproduksi mikroorganisme mengubah polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut. Selanjutnya polutan beracun terurai atau mengalami perubahan bentuk. Struktur kimianya menjadi tidak kompleks atau berubah bentuk, dan akhirnya menjadi metabolit (bahan) yang tidak berbahaya serta tidak beracun. Polutan beracun tersebut diantaranya adalah: logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida serta lain-lain. Teknologi bioremediasi dengan mengandalkan aktivitas mikroorganisme Indonesia mampu membersihkan limbah minyak bumi 4 kali lebih cepat di bandingkan teknologi bioremediasi yang umum digunakan saat ini (Santosa et al., 2007. Paten). Teknologi tersebut mampu menghemat biaya antara 25 hingga 50 persen dibanding teknologi bioremediasi yang diterapkan saat ini oleh perusahaan-perusahaan minyak. Pengembangan teknologi bioremediasi lainnya adalah teknologi untuk membersihkan limbah mengandung merkuri. Teknologi dikembangkan dengan memanfaatkan bakteri untuk menghilangkan senyawa merkuri beracun yang terlarut dalam air limbah. Teknologi ini sangat cost effective dengan biaya hanya 1/400 dari teknologi detoksifikasi (penghilangan racun) merkuri konvensional yang menggunakan resin. Dengan menggunakan bioteknologi tersebut, merkuri dalam limbah dapat diturunkan 98,5 persen hanya dalam waktu 30 menit (Santosa, 2009, unpublished). Teknologi bioremediasi dapat juga digunakan untuk mengatasi air asam tambang dan logam berat terlarut terutama dari pertambangan batu bara. Setelah reaksi belangsung pH (keasaman) air asam tambang yang mula-mula berkisar dari 2 – 3 dapat meningkat mendekati netral (6-7) tanpa penambahan senyawa kimia penetral pH. Sementara logam berat yang terdapat air asam tambang mengendap. Bioteknologi yang sama dapat digunakan menurunkan konsentrasi berbagai logam berat diantaranya Cr, Pb dan Cd. Teknologi ini efisien, karena hanya membutuhkan biaya 1/10 dari biaya penanganan air asam tambang konvensional. 2 Selain berbagai aspek tersebut di atas, bioteknologi lingkungan juga potensial untuk diterapkan dalam upaya membersihkan limbah dari fenol, menurunkan berbagai parameter yang tidak dikehendaki dalam air limbah, misalnya BOD5, COD, NH4, H2S dan senyawa pencemar lainnya. Gas-gas berbahaya juga potensial diturunkan melalui pendekatan ini (teknik biofilter). Bioteknologi tanah dan lingkungan potensial diterapkan dalam lingkup yang lebih sederhana, misalnya produksi kompos yang diperkaya mikrob berguna (enriched compost), produksi pupuk hayati, serta pengendali hama dan penyakit hayati hingga yang lebih kompleks misalnya produksi biofuels dari ganggang mikro dan baterai bio (microbial fuel cell). Kemampuan untuk menerapkan bioteknologi tanah dan lingkungan untuk dunia pertambangan memerlukan penguasaan ilmu mikrobiologi dan bioteknologi. Terkait dengan hal tersebut peserta pendidikan akan mendapatkan materi dasar mikrobiologi dari yang paling dasar yaitu fisiologi dan genetika mikrob, teknik produksi mikrob hingga rekayasa genetika mikrob. Berbagai keilmuan dan teknologi terapan juga akan diberikan untuk mahasiswa dalam lingkup bioteknologi lingkungan, bioteknologi untuk pertambangan, penanganan limbah dan rehabilitasi lahan. Seluruh materi kuliah akan disampaikan dalam 1 tahun (2 semester), tiap semester 7 mata kuliah dengan rata-rata 18 – 19 SKS. Mulai semester 3 peserta diharapkan kembali ke institusinya masing-masing dan melakukan penelitian untuk memecahkan persoalan yang terkait dengan pertambangan dan pengelolaan lingkungan melalui pendekatan bioteknologi. Diharapkan dalam waktu maksimum 2 tahun (4 semester) peserta dapat menyelesaikan studinya. Program Studi S2 Bioteknologi Tanah dan Lingkungan dengan penekanan ke pertambangan ini bertujuan untuk menghasilkan ahli bioteknologi yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan pertambangan yang terkait dengan produksi, remediasi lingkungan dan rehabilitasi bekas tambang dengan menggunakan pendekatan bioteknologi. 3 II. PEMBAGIAN MATA KULIAH PROGRAM S2 BIOTEKNOLOGI TANAH DAN LINGKUNGAN, SEKOLAH PASCA SARJANA IPB Spesialisasi untuk Pertambangan dengan Paket Kuliah sebagai berikut: Semester I Kode STK 511 TSL 641 TSL 640 TSL 643 TSL 505 TSL 609 TIN 661 Nama Mata Kuliah Analisis Statistik Fisiologi dan Genetika Mikrob Tanah Mikrobiologi dan Bioteknologi Tanah Keragaman Hayati Tanah dan Potensinya Ekologi Tanah Kebijakan Lingkungan Global Teknik Penanganan Limbah Cair Kredit 3(3-0) 3(2-3) 3(2-3) 2(2-0) 2(2-0) 3(3-0) 3(2-2) Nama Mata Kuliah Bahasa Inggris Bioteknologi Lingkungan Rekayasa Genetika Mikrob Teknologi Produksi Organisme Tanah Bioteknologi untuk Pertambangan Teknik Pengelolaan Limbah Padat dan B3 Kualitas, Degradasi dan Rehabilitasi Lahan Kredit 3(3-0) 3(2-3) 2(2-0) 3(2-3) 3(3-0) 3(2-2) 3(3-0) Nama Mata Kuliah Kolokium Program Magister Penelitian dan Tesis Kredit 1 6 Nama Mata Kuliah Seminar Program Magister Penelitian dan Tesis Kredit 1 6 Semester II Kode SPS 500 TSL 644 TSL 642 TSL 645 TSL TIN 662 TSL 702 Semester III Kode TSL 600 TSL 699 Semester IV Kode TSL 690 TSL 699 4 II. BIAYA SUMBANGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010/2011 Rincian sumbangan penyelenggaraan pendidikan selama 2 tahun adalah sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Keterangan Biaya Seleksi SPP Semester 1 SPP Semester 2 SPP Semester 3 SPP Semester 4 Biaya Tesis Total Biaya Rp. 500.000 Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 26.000.000 Apabila mahasiswa dalam 2 tahun belum dapat menyelesaikan studinya maka akan dikenakan biaya SPP untuk semester 5 dan 6 sebesar Rp. 3.000.000/semester dan semester 7 dan 8 sebesar Rp. 6.000.000/semester. IV. CARA DAN JADWAL PENDAFTARAN Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengisi dan mengirim formulir serta persyaratanpersyaratan lainnya ke: Sekolah Pasca Sarjana IPB Gedung Andi Hakim Nasoetion Lantai 5 Kampus IPB Darmaga BOGOR, Jawa Barat 16680 Indonesia Telp. : 0251-8628448 Fax : 0251-8622986 Pendaftaran dapat dilakukan mulai 1 Januari 2010 hingga tanggal 30 Juni 2010. Formulir perdaftaran dan keterangan lainnya dapat diunduh atau diperoleh dari situs http://web.ipb.ac.id/~sps Keterangan lanjut tentang Program S2 Bioteknologi Tanah dan Lingkungan dapat diperoleh melalui: Pengelola Program S2 Bioteknologi Tanah dan Lingkungan A/n Dwi Andreas Santosa atau Rahayu Widyastuti Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB Kampus IPB Darmaga BOGOR, Jawa Barat 16680 5 Telp. Fax : 0251 8629 360 : 0251 8629 358 Kuliah akan dimulai pada bulan September 2010. 6