BAB I - Universitas Sebelas Maret

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menyebabkan
arus informasi dan komunikasi semakin lancar. Hal ini ditandai dengan
semakin banyaknya pilihan fasilitas yang bisa digunakan untuk melakukan
komunikasi dan mengakses informasi dengan mudah dan cepat. Dengan
semakin berkembangnya teknologi, jarak dan waktu seakan-akan bukan
merupakan penghalang terjalinnya suatu komunikasi. Penemuan-penemuan
penting di bidang teknologi komunikasi seperti televisi, internet, telepon
selular, faksimili dan sebagainya seakan menjawab pemenuhan kebutuhan
informasi dan komunikasi yang diperlukan bagi masyarakat. Kebutuhan akan
informasi dan komunikasi ini menciptakan suatu lahan baru bagi para pemain
bisnis untuk berlomba-lomba menggarap pasar yang ada. Hal ini sesuai
dengan fenomena yang terjadi dewasa ini yaitu maraknya penggunaan telepon
selular di masyarakat, yang kemudian mendapatkan respon tidak hanya oleh
perusahaan pembuat telepon selular itu sendiri, melainkan juga bagi
perusahaan yang terkait dengan penyedia jasa layanan telekomunikasi selular
atau operator selular.
Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di sektor jasa maka
perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi (operator selular) perlu
memusatkan perhatiannya tidak hanya pada bagaimana cara untuk menarik
pelanggan atau pengguna baru, melainkan bagaimana untuk menjalin dan
1
mempertahankan pelanggan yang sudah ada dalam jangka waktu yang lama
dan tindakan-tindakan pasca penjualan.
Salah
satu
pendekatan
yang
sesuai
dengan
usaha
dalam
mempertahankan pelanggan yaitu relationship marketing, yaitu prinsip
pemasaran yang menekankan dan berusaha untuk menarik dan menjaga
hubungan yang baik dalam jangka panjang dengan pelanggan, supplier
maupun distributor. Didalam pendekatan relationship marketing digambarkan
suatu ikatan jangka panjang antara dua pihak, baik antara perusahaan dengan
perusahaan yang dikenal dengan pola business to business atau ikatan antara
perusahaan dengan pelanggan yang dikenal dengan business to costumer.
Perusahaan harus dapat menyampaikan nilai dari produk atau yang
akan diterima pelanggan dengan strategi yang menjamin kelangsungan
hubungan antara perusahaan dengan customer. Salah satu strategi yang dapat
digunakan adalah costumer relationship management. (Ihwan Susila, 2002).
Dalam strategi ini, hubungan transaksi antara penyedia jasa dan pelanggan
berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain,
dijalin suatu kemitraan jangka panjang dengan pelanggan secara terusmenerus sehingga diharapkan dapat terjadi bisnis ulangan (repeat business).
Eksistensi perusahaan dalam relationship marketing ini difokuskan pada cara
untuk mempertahankan pelanggan dengan memberikan kepuasan yang
optimal pada pelanggan. Dengan demikian biaya pemasaran yang tinggi untuk
memperoleh pelanggan baru dapat ditekan, karena biaya tersebut lebih tinggi
daripada biaya pemasaran yang untuk mempertahankan pelanggan yang telah
ada.
2
Relationship marketing sangat relevan untuk dibahas dalam pemasaran
jasa. Mengingat keterlibatan dan interaksi antara konsumen dan pemberi jasa
begitu tinggi pada sebagian besar bisnis jasa, dan relationship marketing
sendiri menekankan pada usaha menarik dan mempertahankan pelanggan
melalui peningkatan hubungan yang baik antara perusahaan dengan
pelanggannya.
Parameter keberhasilan relationship marketing adalah kepuasan
pelanggan. Relationship marketing yang berhasil akan memberikan kepuasan
pada pelanggan yang akhirnya akan membentuk loyalitas pelanggan. Akan
tetapi upaya mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah.
Mudie dan Cottam (1993) dalam Fandi Tjiptono (2002) menyatakan bahwa
kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun untuk sementara
waktu. Namun upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat
dilakukan dengan berbagai strategi. Adapun strategi yang dapat dipadukan
untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan salah satunya yaitu
relationship marketing.
Sejak berdirinya pada tahun 1995, Telkomsel telah berhasil
membangun jaringannya yang berbasis pelayanan GSM hampir di seluruh
tanah air. Dan mencapai puncaknya ketika pada tanggal 29 Desember 1996,
Ambon (Maluku) menjadi propinsi ke 27 atau yang terakhir dilayani jaringan
GSM Telkomsel. Berbekal pengalaman yang diperoleh dari daerah lain sejak
pengenalan
GSM
di
Indonesia,
Telkomsel
berusaha
untuk
terus
mempersembahkan layanan yang memuaskan bagi seluruh konsumennya.
3
Setelah berhasil meluncurkan produk perdana Kartu Halo, dimana
Telkomsel telah menunjuk 200 penyalur resmi di seluruh Indonesia yang
mempunyai lebih dari 2000 toko dan outlet, Telkomsel kembali meluncurkan
produk baru sebagai jawaban dari berbagai kondisi yang dialami oleh calon
pembeli Sim Card saat ini.Kondisi-kondisi tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Adanya persyaratan yang cukup banyak untuk pembelian Sim Card.
2. Sistem validasi yang rumit dan lama.
3. Tidak dapat segera digunakan, karena tergantung proses validasi.
4. Sulit untuk mengontrol besarnya biaya yang harus dikeluarkan setiap
bulannya.
5. Adanya biaya abonemen dan PPN 10% dari total tagihan setiap bulannya.
Dengan
banyaknya
kondisi
yang
demikian
maka
Telkomsel
mengeluarkan produk baru, yaitu Simpati Nusantara, yang dapat memberi
kemudahan bagi calon pembeli Sim Card yang mempunyai kondisi seperti
tersebut diatas.
Simpati merupakan kepanjangan dari Sistem Komunikasi Tepat dan
Pasti, dan ini adalah suatu produk layanan inovatif Sim Card GSM bayar
dimuka (pre-paid service) yang dikeluarkan oleh Telkomsel. Dengan Simpati
Nusantara konsumen layaknya memiliki kartu telephon yang bisa digunakan
untuk berkomunikasi melalui telephon seluler yang berbasis GSM di seluruh
Indonesia. Konsumen tidak akan direpotkan dengan tagihan setiap bulannya,
tidak perlu membayar biaya abonemen setiap bulan dan bisa mengontrol biaya
pemakaian setiap saat.
4
Jumlah pelanggan seluler Telkomsel sampai akhir Desember 2003,
tercatat 9,6 juta pelanggan. Dari total pelanggan itu, sekitar 9 juta merupakan
customer prabayar (Simpati), dan hanya sekitar 1 juta merupakan customer
berlangganan (Kartu Halo). Pelanggan Telkomsel sebagian besar masih
terkonsentrasi di wilayah Jabotabek, yaitu mencapai 3,5 juta pelanggan.
Sampai akhir 2004 Telkomsel mentargetkan perolehan pelanggan baru
sebanyak 2,5 juta. Sehingga, secara keseluruhan jumlah pelanggan Telkomsel
sampai akhir 2004 diharapkan mencapai 12,5 juta pelanggan (Telkom_Info
February 2004.htm).
Sampai akhir tahun 2003 Telkomsel masih tetap menguasai pelanggan
selular di tanah air sebesar 54%. Secara jelas digambarkan pada tabel berikut:
Tabel I.1
Data Pelanggan Selular Indonesia
Operator
Akhir 2002
30 Juni 2003
Telkomsel
6,01 juta
7,71 juta
Satelindo
3,07 juta
3,61 juta
Excelcomindo
1,7 juta
2,2 juta
Indosat M3
0,51 juta
0,71juta
Natrindo
50 ribu*
50 ribu*
Metrosel
56 ribu
46 ribu
Komselindo
35 ribu
14 ribu
Telesera
10 ribu
7 ribu
Mobisel
7 ribu
5 ribu
Jumlah
11,4juta
14,3juta
Sumber: Telkom, Indosat, Excelcomindo
5
Di Jawa Tengah sendiri khususnya wilayah Surakarta kartu prabayar
simPATI terpilih sebagai simcard terbaik penghargaan Solo Customer
Satisfaction Index (SCSI) 2002. Penghargaan SCSI 2003 diberikan
berdasarkan hasil survai Harian Solopos - FE UNS terhadap 2.000 responden
di Solo dan eks Karesidenan Surakarta untuk mengevaluasi kualitas, nilai,
komparasi dan persepsi sebuah produk.
Antara pelanggan SIM card dengan operator selular memiliki suatu
keterhubungan (relationship) hal ini ditandai dengan adanya kewajiban yang
mengharuskan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun pelanggan untuk
melakukan tindakan-tindakan tertentu dalam suatu keterhubungan. Disatu sisi
pelanggan harus mengisi ulang pulsa mereka dalam jangka waktu tertentu, dan
disisi lain operator selular juga mempunyai kewajiban menyediakan jasa
komunikasi bagi pelanggannya.
Pentingnya menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan harus
dilakukan oleh Telkomsel mengingat semakin banyaknya produk-produk
sejenis yang bermunculan di pasar. Dengan adanya berbagai pilihan produk
yang sejenis maka konsumen akan mempunyai kecenderungan untuk
berpindah sesuai dengan kondisi mereka. Ini merupakan tantangan yang harus
dihadapi oleh Telkomsel khususnya pada pelanggan Simpati Nusantara.
Tantangan bagi perusahaan sekarang ini adalah mempertahankan
pelanggan yang setia agar tetap setia sepanjang masa, karena biaya untuk
mempertahankan pelanggan lebih kecil dibandingkan untuk menarik
pelanggan baru (Cann, 1998 dalam Miranda, 2001). Relationship Marketing
6
menekankan pada upaya memperoleh dan mempertahankan konsumen. Dasar
setrateginya adalah loyalitas konsumen. Hal tersebut berdasar argumentasi
bahwa dengan mempertahankan konsumen untuk selama-lamanya akan
berdampak pada kenaikan laba perusahaan dengan konsekuensi perusahaan
harus mempelajari secara terus-menerus tentang kebutuhan dan harapan
konsumen yang selalu berubah dan tidak terprediksi. Hubungan dengan
konsumen dapat selalu ditingkatkan dengan memperbaiki nilai yang
ditawarkan pada konsumen (Morris et al.,1999 seperti dikutip Ilroy dan
Barnett, 2000).
Telkomsel sebagai produsen dari Simpati Nusantara tentunya juga
ingin
mempertahankan
semua
konsumennya,
salah
satunya
dengan
menerapkan strategi Relationship Marketing.. Dan dalam penelitian ini
digunakan empat variabel Relationship Marketing yang mencakup variabel
pertalian, empati, timbal balik dan kepercayaan sebagai variabel independen
dan kepuasan pelanggan sebagai variabel dependen, dengan mengacu padq
penelitian yang dilakukan oleh Rizqi Dwi Prasasti, Herizon Chaniago, dan
Yudhi Sutarso. (2003), dengan obyek penelitian pelanggan Asuransi Jiwa di
Surabaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
menulis
penelitian
yang
berjudul
“PENGARUH
RELATIONSHIP
MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SIM CARD
SIMPATI”. (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret
Surakarta)
7
B. Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi rumusan
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah relationship marketing yang terdiri dari variabel pertalian, empati,
timbal balik dan kepercayaan secara bersama-sama memiliki pengaruh
terhadap kepuasan pelanggan SIM card Simpati ?
2. Apakah relationship marketing yang terdiri dari variabel pertalian, empati,
timbal balik dan kepercayaan secara parsial memiliki pengaruh terhadap
kepuasan pelanggan SIM card simpati ?
3. Diantara keempat variabel tersebut variabel manakah yang mempunyai
pengaruh paling dominan ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji pengaruh relationship marketing secara bersama-sama
yang terdiri dari variabel pertalian, empati, timbal balik, dan kepercayaan
terhadap kepuasan pelanggan SIM card Simpati.
8
2. Untuk menguji pengaruh relationship marketing secara parsial yang terdiri
dari variabel pertalian, empati, timbal balik, dan kepercayaan terhadap
kepuasan pelanggan SIM card Simpati.
3. Untuk menguji apakah diantara keempat variabel tersebut terdapat variabel
yang berpengaruh paling dominan terhadap kepuasan pelanggan SIM card
Simpati
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Sebagai sumbangan saran, pemikiran dan informasi untuk merencanakan
strategi pemasaran didalam menarik dan mempertahankan pelanggan
dengan memperhatikan dimensi dari Relationship Marketing sehingga
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk perusahaan.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan serta sebagai acuan dalam melakukan
penelitian selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3. Bagi penulis
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan serta melatih dalam menerapkan ilmu
yang telah dipelajari.
9
10
Download