AGAMA DAN IPTEK (Interkonektivitas Keilmuan) Oleh : 1. Dwi Noviastika F. 2. Gita Armadany (125030400111009) (125030405111007) Perpajakan A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang 2012 Kata Pengantar Pujisyukurpenyusunucapkanataskehadiratansertakarunia Allah SWT yang telahdiberikankepadapenulis.Sehinggapenulisdapatmenyelesaikantugasmakalah yang berjudul “AGAMA DAN IPTEK (InterkonektivitasKeilmuan)” ini. Penyusunjugamengucapkanterimakasihkepada : 1. Bapak Drs. Hafid Hamid, M. Ag. SelakudosenPendidikan Agama Islam di UniversitasBrawijaya. 2. BapakArief Mustafa selakudosenpembimbingPendidikan Agama Islam di UniversitasBrawijaya. 3. Selanjutnyakepadateman-teman yang telahmembantupenyusun. Penyusunmenyadaridalampembuatanmakalahinipastiadakekurangannya, olehkarenaitupenyusunmengharapkankritikdan saran darisemuapihakgunamendukungdanmemperbaikikekuranganmakalahinisehinggadapatlebihba ikkedepan.Semogamakalahinidapatbermanfaatuntuksemuapihakkhususnyatemantemansemua. Malang, Oktober 2012 Penyusun Daftar Isi HalamanSampul……………………………………………………………. Kata Pengantar……………………………………………………………… i Daftar Isi……………………………………………………………………… ii BAB I Pendahuluan…………………………………………………………. 1 A. LatarBelakang……………………………………………………. B. RumusanMasalah…………………………………………………. C. TujuanMasalah……………………………………………………. 1 1 1 BAB II LandasanTeori…………………………………………………….... 3 BAB III Pembahasan………………………………………………………… 5 A. ParadigmaHubunganAntara Agama danIptek…………………… a. ParadigmaSekuler……………………………………………… b. ParadigmaSosialis……………………………………………… c. Paradigma Islam………………………………………………… B. KedudukanIptekdalam Al-Qur’an………………………………… C. Kedudukan, PeransertaTanggungJawabIntelektual Muslim……. D. Al-Qur’an, SainsPengetahuandanKarakteristikSains Islam……… 5 5 6 7 8 11 13 BAB IV Penutup………………………………………………………………. 20 A. Kesimpulan………………………………………………………… B. Saran……………………………………………………………….. 20 20 DaftarPustaka………………………………………………………………….. 22 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pada zaman yang penuh dengan modernisasi. Kita dituntut untuk lebih mengetahui tentang IPTEK. Karena diera globalisasi macam sekarang ini, segala bidang yang kita bahas mau tidak mau menjurus kepada teknologi. Disekolah-sekolah pun telah banyak menerapkan berbagai macam penerapan tentang teknologi. Mereka menerapkan sistem tersebut sebagai bekal bagi siswa untuk menuju tingkat pendidikan yang lebih tinggi Setelah kita menjadi seorang mahasiswa, kita dituntut untuk mengimplementasikan tentang apa yang telah kita pelajari selama duduk di bangku sekolah. Termasuk teknologi, kita dituntut untuk lebih memanfaatkan IPTEK dan menggunakan IPTEK dengan sebaik-baiknya sesuai dengan manfaatnya. Begitu juga dengan agama, agama merupakkan pedoman hidup bagi manusia. Agama islam juga menggunakan teknologi sebagai sarana untuk menyiarkan agama islam. Sering kita menemukan kasus penyalahgunaan pemakaian teknologi di zaman sekarang. Oleh karena itu, kami membahas agama dan IPTEK agar kita tahu bagaimana kedudukan IPTEK dalam Al-Qur’an dan agama. 1.2 Rumusan Masalah. 1.2.1 Bagaimana hubungan agama dan iptek? 1.2.2 Bagaimanakedudukaniptekdalam Al-Qur’an? 1.2.3 Bagaimanakedudukan, peran, sertatanggungjawabintelektualmuslim ? 1.2.4 Apa yang dimaksuddengan Al-Qur’an, Sains Pengetahuan dan Karakteristik Sains Islam ? 1.3 Tujuan. 1.3.1 Dapat memahami tentang bagaimana hubungan agama dan iptek dalam kehidupan sehari-hari. 1.3.2 Dapatmemahamikedudukaniptekdalam Al-Qur’an. 1.3.3 Dapat memahami kedudukan, peran serta tanggung jawab intelektual muslim dalam kehidupan ini. 1.3.4 Dapat memahami hubungan Al-Qur’an dan keilmuan. BAB II Landasan Teori 2.1 Berdasarkan Al-Qur’an. 2.1.1. Sungguh Allah telah memuliakan ilmu dan ulama dengan memberikan kepada mereka kebaikan yang umum dan menyeluruh sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya: ي ْلدل ْقا َ ْ َُ ْْ لِ اْل يِتْ ؤلا لْ لِ ْنا ليءلَ ِشا لِ ْنا َ ْ َُ ْْ لِ اْل يِتْ ؤُي ييَ لاي َْيَ َِْؤُ لا َا َِْ ِْ َُّ ا َ ُلَّ ليرَّ َّْ ِيا لْ لَِ لْر ُ ََ ل ْ لب “Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur`an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi Al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 269) 2.1.2. Firman Allah yang lain: ؤ َ ْ ُْ ِْ لان َِْؤَِْ لَْ َّرُينلا ُِ ْم ِْ ْان لشَ لِمَِْ َ َّرُينلا َّا قل لي لََ َا َُهِ يل ْيْل ار “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat.” (QS. Al-Mujaadilah: 11) 2.1.3. “ Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (Qs. Ar-Rahman, 55:33 ) 2.2. Berdasarkan Al-Hadits. 2.2.1 . Dari Abud Darda` radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW mengatakan : ْ ُا ِْ ََِ ُْ ْي ُاي يل، َِلللا ِ َْ ْ لَمَّ ُا، ن َا ل ن ل َِلللا لِ ْنا ا ُي ْيدََ بُ ُيا ا ر ُِ ْا ا ِي ُا ض ِار َ ْ لِِلَُ لْ اْل لَُّْ َّا ِ ِِا لؤ ل ل ا ُي ْيدََ ل ُِ ل َ ْ ُْ ِْ ُان ُ ل، ن ََ َلَْ مُ لَؤ ل لج اَ ُ ُا ن ل ايِ ليل َْؤ ل ْت ُس ِاي َ ْْلَ ُ لان لَُّْ َّا ؤ ُْي لِ ْا َ لِ لَْ ُا َ ُْي لْ لِ ْا َ ل ْي ُ ا، لَن ُْي لَْ ْ َُ ْيؤ ِا َّ َ ن َش لَ ْْ ُا و َ ْ لِ ُا، ن ض لَُّْ َّا ض لا ض ُا َ ْ لْ لَْ ُْ ُا، ن لَُّْ َّا ْ ْاِلع َ ْْلَ ُ ُان ل ْ اِلع َ ْبلق ُاْي ل ْيِل اْل َ ْ لد لِ ُاي لْسل ض َ ْْلَبُ ُاق ل َََُ ُاي ل َ ل َش لْ لير ل اِْ َ ِِْْل لَِ لشا َ ل ْمبُيل ُا، ن لَيَ ي لِْ ُ ِّير ِ َْْ ل ْان َ ل ْمبُيلَ لاش لَُّْ َّا ق ُْي له ََِ لْ ا، ََِ ْ ُْ ِْ لان لْ َّيرَِْ َُّمَّ ل، َ ل لارلاخِ ْل لِ ْنا َ لل ُق ْيم َ ل لا ارل بُ لَ َِّا َ لَُْْ َيا “Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak.” (HR. Abu Dawud no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami’ul Ushuul8/6). BAB III PEMBAHASAN 3.1 Paradigma Hubungan Agama dan Iptek Perkembangan iptek merupakan sebuah hasil dari langkah-langkah pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.Agama Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, untuk mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya (dengan aqidah dan aturan ibadah), hubungan manusia dengan dirinya sendiri (dengan aturan akhlak, makanan dan pakaian) dan hubungan manusia dengan sesama manusia (dengan aturan mu’amalah dan uqubat/sistem pidana. Bagaimana hubungan agama dan iptek? Terdapat 3 ideologi yang mendasari paradigm hubungan keduanya, diantaranya : 1. Paradigma sekuler. Paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu dengan yang lain. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan mengintervasi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat dari sesuatu), , dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan). Pada awalnya ajaran Kristen dijadikan standar kebenaran ilmu pengetahuan modern.Tetapi banyak ajaran Kristen khususnya Bible yang berkontradiksi dan tidak relevan dengan fakta ilmu pengetahuan.Contohnya : “kemudian daripada ituaku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru angin bumi dan mereka menahan keempat angina bumi, supaya jangan ada angina yang bertiup didarat, atau dilaut, atau dipohon-pohon.”(Wahyu-wahyu 7:1). Jika berdasarkan ayat Bible ini, maka dapat disimpulkan bahwa bumi itu datar.Padahal faktanya bumi itu bulat berdasarkan penemuan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pelayaran Magellan. Menurut Ardian Husaini, fakta bahwa bumi itu bulat harus dikalahkan oleh teks Bible. Karena tidak masuk akal dan problematis, aka ajaran Kristen dan ilmu pengetahuan harus dipisahkan satu sama lain. 2. Paradigma Sosialis. Paradigma yang berasal dari sosialisme yang sama sekali menganggap bahwa agama itu tidak ada. Agama dipandang secara atheis dari kehidupan. Paradigma ini didasarkan pada pemikiran Karl Mark (1957) yang mengatakan : “Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of the heartless word, just as its spirit of a spiritless situation. It is the opium of the people.” (agama adalah keluh kesah makhluk tertindas, jiwa dari suatu dunia yang tak berjiwa. Sebagaimana ia merupakan ruh dari situasi dari situasi yang tanpa ruh. Agama adalah candu bagi rakyat). Ilmu pengetahuan dalam paradigm ini didasarkan pada ide dasar materialisme, khususnya Materialisme Dialektis. Materialisme Dialektika adalah paham yang memandang adanya keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus menerus melalui proses dialektika, yaitu melalui pertentangan-pertentangan yang ada pada materimateri yang sudah mengandung benih perkembangan itu sendiri. 3. Paradigme Islam. Paradigme yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu.Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun. “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.” (al-‘Alaq : 1) Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman.Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra’ haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam. Rasulullah SAW telah melaksanakan Aqidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan, sebab beliau menjelaskan, bahwa fenomena alam adalah tanda keberadaan dan kekuasaan Allah, tidak ada hubungannya dengan nasib seseorang. Hal ini sesuai dengan aqidah muslim yang tertera dalam Al-Qur’an: ْ ارآليَات ٍِّل ُ ْو ِل ْ ض َو َّ خ َْل ِقال ِ س َم َاواتِ َواأل َ ْر ِ اختِالَفِاللَّ ْي ِل َوالنَّ َه ِياأللبَابِ َّن ِفيِإ “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal.” (Ali Imron : 190). Inilah paradigma Islam yang menjadikan Aqidah Islam sebagai dasar segala pengetahuan seorang muslim. Paradigma ini telah mencetak berbagai intelektual muslim. 3.2. Kedudukan Iptek dalam Al-Qur’an. Iptek atau kepanjangan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan hal yang paling sering dibicarakan oleh manusia akhir-akhir ii. Baik untuk alasan membantu pekerjaan manusia, untuk masa depan yang lebih cerah, untuk merubah dunia lebih baik, ataupun alasan lainnya. Tetapi penggunaan teknologi sering tidak sesuai dengan apa yang diharapkan . Perihal iptek ternyata sudah ada sejak zaman dahulu didalam Al-Qur’an, itu karena Al-Qur’an tidak ketinggalan zaman tidak pula mengikuti zaman, tetapi Al-Qur’an memelihara zaman.Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Shollallohu’alaihi wa salam yang shohih banyak sekali memuat tentang sains dan teknologi yang pembenarannya baru dicapai oleh manusia setelah berpuluh abad lamanya. Berita tentang sains didalam Al-Qur’an maupun hadits ada secara implisit yaitu penjelasannya secara tersirat dalam berbagai penjelasan tentang aqidah dan keimanan. Namun mengapa dewasa ini penemuan iptek banyak dilakukan oleh bangsa barat yang notabenene bukan orang muslim? kenapa demikian? Tentu ada hikmahnya kenapa Allah Ta’ala menentukan realita demikian. Karena jika yang menemukan orang muslim tidak akan ada istimewanya Al-qur’an itu. Tetapi ketika penemuan itu dilakukan oleh bangsa barat, ini akan menguatkan kebenaran Al-Qur’an. Bangsa barat menganggap Albert Einstein sebagai orang terjenius di dunia karena menemukan rumus relativitas E = m . c2 yaitu energi adalah hasil perkalian dari massa dengan kecepatan cahaya yang dikuadratkan. Dari teori ini lahirlah bom atom dan teknologi tenaga nuklir. Tentu kita tidak menyangka kalau teori relativitas Einsten sebenarnya telah tersirat puluhan abad sebelum lahirnya Einsten dalam QS.An-nur : 35) ُّ يز َجا َجةٍا ُ صبَا ُح ِف ِار َكةٍزَ ْيتُو ِن ٍة َ لز َجا َجةُ َكأَنَّ َهاك َْو َكبٌد ُِر ٌّييُوقَد ُِمن ِ ور ِهك َِم ْشكَاةٍ ِفي َه ْ صبَا ٌح ْال ِم ْ ام ِ َواأل َ ْر َ َش َج َرةٍ ُّمب ِ ُض َمثَلُن ِت ِ س َم َاوا َّ ورال ٌ َار ُّن ٌ س ْس ُهن ُ ُوراللَّ ُهن َ ُضي ُء َولَ ْولَ ْمت َ ْم ِ الش َْرقِيَّة ٍَوالغ َْربِيَّ ٍةيَكَاد ُزَ ْيت ُ َهاي ٍ ُور َعلَىن “Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca, (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang penuh berkah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula tumbuh di sebelah barat yang minyaknya hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api, cahaya di atas cahaya.” Dalam kisah Isra’ Miraj juga terdapat isyarat kepada teknologi transportasi. Meskipun pada saat itu mayoritas manusia mentertawakan Rosullulloh SAW. Karena perjalanan dari Mekkah ditempuh hanya kurang dari semalam. Padahal ini tidak mustahil bila kita memperhatikan kecepatan kendaraan yang dinaiki Rosullulloh SAW yaitu Buroq : ْ ار َودُون َْالبَ ْغ ِليَقَعُخ َ ط ْرفِ ِهفَحُمِ ْلتُعَلَ ْي ِهث ُ َّما ْن َ صى س َما َءالدُّ ْنيَا ِِ فَ ْوقَ ْالحِ َم َّ طلَ ْقنَا َحتَّىأَت َ ْينَاال َ َط ُو ُه ِع ْندَأ َ ْق ُِضيُ َقالُلَ ُه ْالب َُراق َ ث ُ َّمأُتِيت ُ ِبدَا َّب ٍةأ َ ْب َي “Kemudian aku didatangi binatang yang disebut Buroq, yang lebih tinggi dari keledai namun lebih pendek dari Baghol, yang setiap langkah kakinya adalah sejauh batas pandangan mata. Aku dibawa di atasnya kemudian kami pergi hingga kami mendatangi langit dunia.” (HR.Ahmad, Al-Bukhori, Muslim dan lain-lain) Hadits ini mengisyaratkan akan adanya teknologi transportasi dengan kecepatan super, baik kendaraan darat maupun udara, seperti pesawat super sonic, pesawat challenger dan lain-lain. Tentang atmosfer yang meliputi bumi kita ini, dimana semakin tinggi semakin menipis, maka Al-Qur’an telah berbicara tentangnya sebelum dunia barat menemukannya. ِاء َّ صعَّدُفِيال ِ س َم َّ َضيِقًا َح َر ًجا َكأَنَّ َماي َ صد َْر ُه ِ َو َم ْني ُِردْأ َ ْني َ ُضلَّ ُهيَجْ َع ْل “Barangsiapa yang Allah kehendaki untuk Dia sesatkan, Dia jadikan dadanya sesak (untuk menerima islam) seakan-akan dia sedang mendaki ke langit.” (QS.Al-An’am : 125) Berpuluh abad sebelum para ahli biologi menemukan rahasia proses penciptaan manusia dalam rahim ibu, Al-Qur’an sudah berbicara : ُ ُيَ ْخلُقُ ُك ْم ِفيب ٍ ظلُ َما ٍتثَال ِث ُِ امن َب ْع ِدخ َْل ٍق ِفي ِ ًطونِأ ُ َّم َها ِت ُك ْمخ َْلق “Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.”(QS.Az-Zumar : 6) Setelah berpuluh abad kemudian barulah dunia barat menemukan bahwa jabang bayi di dalam rahim ibu mengalami tiga fase kegelapan yaitu fase pra-embrio, fase embrio, dan fase janin. Sebelum berkembangnya ilmu kepurbakalaan yang ditandai dengan ditemukannya fosil-fosil hewan raksasa yang dikenal sebagai dinosaurus. Rosullulloh SAW telah mengabarkan : ُ ورتِ ِه طولُ ُه ِستُّونَذ َِراعًا ُ صبَ ْعدُ َحتَّىاآلنَِ … َخلَقَاللَّ ُهآدَ َم َعلَى ُ ُفَلَ ْميَزَ ْال ْلخ َْلقُيَ ْنق َ ص “Allah telah menciptakan Adam berdasarkan bentuknya, tingginya 60 hasta, maka makhluk akan selalu berkurang (menyusut ukurannya) sampai hari ini.” (HR. Ahmad, Bukhori, dan Muslim) Tentang teknologi televisi, Al-Qur’an sudah mengenalkan tentang adanya televisi sebagaimana disebutkan dalam Islam Ratu Balqis bersama Nabi Sulaiman : ِير َ ارأَتْ ُه َح ِسبَتْ ُهلُ َّجةً َو َك َ شفَتْعَن َ ص ْر ٌح ُّم َم َّردٌ ِمنقَ َو ِار َ اَلنَّ ُه َ فَلَ َّم ِ َ َساقَ ْي َهاق “Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan singkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman : “Sesungguhnya dia adalah istana yang mengkilap yang terbuat dari kaca.” (QS. An-Naml : 44) Yaitu Ratu Balqis mengiranya sebagai kolam air yang besar karena memang tampak seperti demikian. Benda yang sepeti itu pada zaman sekarang dikenal sebagai televisi yang monitornya adalah kaca. Hal ini membuktikan bahwa iptek telah ada kedudukannya didalam AlQur’an.Meskipun makna dari beberapa ayat diatas tersebut masih tersirat.Itulah yang membuat kita harus membuktikan kebenaran dalam isi Al-Qur’an. 3.3 Kedudukan, Peran serta Tanggung Jawab Intelektual Muslim. kaum intelektual merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkandari dunia pendidikan. Peran kaum intelektual sangat strategis dalam menentukan nasib bangsa. Merekalah yang mencanangkan tonggak sejarah kehidupan suatu bangsa, merekalah yang mewarnai dan menentukan dan menentukan profil suatu bangsa, sehingga para komunitas intelektual yang mulia dapat membangun bangsa yang berkrepribadian mulia juga. Intelektual muslim adalah kelompok manusia tertentu yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT. Allah menyebut mereka yang menggunakan kecerdasan dan kapabilitas intelektualnya untuk mengambil pelajaran sebagai ulul albab. Allah berfirman : Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali ulul albab. (QS: 2:269) Mereka adalah orang yang bisa mengambil pelajaran dari sejarah umat manusia. (QS. 12:111) Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah dan mereka itulah ulul albab. (QS. 3:7) Katakanlah “apakah sama, orang-orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?” Hanya orang-orang berakal sajalah yang bisa mengambil pelajaran.” (QS. Az-Zumar : 9) Karena ilmu yang dikuasai para intelektuak tersebut, islam memberikan posisi/kemuliaan dibandingkan dengan mereka yang tidak berilmu,selama ilmu itu disandarkan pada keimanan yang benar kepada Allah SWT. Firman Allah SWT yang artinya: “Allah mengangkat orang-orang yang beriman diantara kalian dan mereka yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-mujadalah : 11). Rasulullah SAW juga bersabda: “Barang siapa menempuh jalan yang padaNya dia menuntut ilmu, maka Allah telah menuntunnya jalan ke surga.” (HR Muslim). “barangsiapa didatangi kematian dimana dia sedang menuntut ilmu untuk menghidupkan islam, maka antara dia dan para Nabi disurga adalah satu tingkat derajat.” (HR ad Darimi dan ibn sunni dengan sanad hasan). Islam menempatkan para intelektual muslim dalam kedudukan yang sangat mulia hingga bisa dikatakan bisa bersama nabi disurga. Selama mereka melandasi keilmuan dengan keimanan dan mempergunakan/mengamalkan ilmunya dalam rangka menghidupkan (syariah) Islam. Intelektual muslim juga memiliki tugas seeta peran yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Baik didunia maupun diakhirat. Tugas dari para intektual muslim adalah menyelesaikan masalah-masalah atau problematika yang dihadapi masyarakat. Para intelektual muslim dituntut untuk mampu membantu menyelesaikan problematika umat, yaitu dengan berkembangnya teknologi didunia ini yang mengakibatkan muslim juga terpengaruh dengan ideologi ataupun budaya-budaya Barat yang terbawa oleh hasil dari teknologi itu. Para intelektual muslim dituntut untuk mampu membawa umat muslim menuju kearah yang benar dengan mengubah pola pemikiran yang terpengaruh oleh budaya Bangsa Barat. Selain itu intektual muslim di Indonesia memiliki peran atau tugas sebagai berikut : 1. Meninggalkan kapitalisme-sekularisme dan terus menerus melakukan upaya dekonstruksi terhadap ideologi Kapitalisme-Sekularisme ditengah-tengah masyarakat, karena Kapitalisme terbukti telah gagal membawa Indonesia mandiri, kuat dan terdepan. 2. Bergabung dalam arus perjuangan yang benar, yang berlandaskan metode dakwah Rasulullah SAW untuk mengkonstruksi tatanan kehidupan berdasar ideologi Islam demi tegaknya Islam. Hal ini bisa dilakukan dengan : a. Terus mendalami ideologi islam dengan bergabung dalam pembinaan islam ideologis yang akan merubah perilaku dan meningkatkan kualitas sebagai seorang intelektual muslim. b. Mempersiapkan diri menjadi pakar islam yang sipa melahirkan produk-produk “teridielogisasi” untuk kebangkitan dan kemuliaan umat. 3.4 Al-Qur’an, Sains Pengetahuan dan Karakteristik Sains Islam. Al-qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau qur’ana yang berarti “bacaan atau dibaca”. Secara general Al-Qur’an didefinisikan sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah. Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengethuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.(Q.S. Al-an’am: 38). Lebih lanjut Achmad Baiquni mengatakan, “sebenarnya segala ilmu yang diperlukan manusia itu tersedia di dalam Al-Qur’an”. Salah satu kemu’jizatan (keistimewaan) Al-Qur’an yang paling utama adalah hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuaan, begitu pentingnya sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an sehingga Allah menurunkan ayat yang pertama kali Q.S Al‘alaq 96/1-5. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Ayat tersebut di atas mengandung perintah membaca, membaca berarti berfikir secara teratur atau sitematis dalam mempelajari firman dan ciptaannya, berfikir dengan menkorelasikan antara ayat qauliah dan kauniah manusia akan mampu menmukan konsepkonsep sains dan ilmu pengetahuan. Bahkan perintah yang pertama kali dititahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammada SAW.dan umat Islam sebelum perintah-perintah yang lain adalah mengembangkan sains dan ilmu pengetahuan serta bagaimana cara mendapatkannya. tentunya ilmu pengetahuan diperoleh di awali dengan cara membaca, karena membaca adalah kunci dari ilmu pengetahuan, baik membaca ayat qauliah maupun ayat kauniah, sebab manusia itu lahir tidak mengethui apa-apa, pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses belajar dan melalui pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra pendengaran dan penglihatan demi untuk mencapai kejayaan, kebahagian dunia dan akhirat. Dalam Al-Qur’an terdapat kurang lebih 750 ayat rujukan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sementara tidak ada agama atau kebudayaan lain yang menegaskan dengan begitu tegas akan kepentingan ilmu dalam kehidupan manusia. Ini membuktikan bahwa betapa tingginya kedudukan sains dan ilmu pengetauan dalam Al-Qur’an (Islam). Al-Qur’an selalu memerintahkan kepada manusia untuk mendayagunakan potensi akal, pengamatan , pendengaran, semaksimal mungkin. Islam adalah satu-satunya agama di dunia yang sangat (bahkan paling) empatik dalam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan Al-Qur’an itu sendiri merupakan sumber ilmu dan sumber insfirasi berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknelogi.Betapa tidak, Al-Qur’an sendiri mengandung banyak konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan dan teknologi serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu.Dalam Q.S. Al-Mujadalah 58/11 Allah berfirman, “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”. Selain Al-Qur’an, Hadits-hadits Nabi juga sangat banyak yang mendorong dan menekankan, bahkan mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu. Sebagaimana sabda beliau. ط لب ال ع لم ف ري ضة ع لى ك ل م س لم وم س لمة )رواه اب ن ع بد ال ب “Menuntut ilmu itu suatu kewajiban kepada setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Hadits ini memberikan dorongan yang sangat kuat bagi kaum muslimin untuk belajar mencari ilmu sebanyak-banyaknya, baik ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum, karena suatu perintah kewajiban tentunya harus dilaksanakan, dan berdosa hukumnya jika tidak dikerjakan. Lebih lanjut Rasulullah mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hayatnya, tanpa di batasi usia, ruang, waktu dan tempat sebagaimana sabdanya “Tuntutlah ilmu dari buayan sampai liang lahat)”. Dan “Tuntutlah ilmu sekalipun ke negeri Cina”.Dorongan dari al-Qur’an dan perintah dari Rasul tersebut telah diperaktekkan oleh generasi Islam pada masa abad pertengahan (abad ke 7-13 M). Hal ini terbukti dengan banykanya ilmuan-ilmuan Muslim tampil kepentas dunia ilmu pengetahuan, sains dan teknelogi, seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu Sina, Ikhwanusshafa, Ibn Miskwaih, Nasiruddin al-Thusi, Ibn Rusyd, Imam al-Ghazali, Al-Biruni, Fakhrudin ar-Razy, Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Hambali dan lain-lain. Ilmu yang mereka kembangkan pun berbagai macam disiplin ilmu, bahkan meliputi segala cabang ilmu yang berkembang pada masa itu, antara lain: ilmu Filsafat, Astrnomi, Fisika, Astronomi, Astrologi, Alkemi, Kedokteran, Optik, Farmasi, Tasauf, Fiqih, Tafsir, Ilmu Kalam dan sebagainya, pada masa itu kejayaan, kemakmuran, kekuasaan dan politik berda di bawah kendali umat Islam, karena mereka meguasai sains, ilmu pengetahuan dan teknelogi. Rasul pernah bersabda “Umatku akan jaya dengan ilmu dan harta”.Banyak lagi hadits-hadits beliau yang memberikan anjuran dan motivasi kepada umatnya untuk belajar menuntut ilmu, namun dalam kesempatan ini tentunya tidak dapat disebutkan semuanya. B. SAINS DAN ILMU PENGETAHUAN Sains dan ilmu pengetahuan adalah merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci al-Qur’an.Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebut dalam al-Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya ia disebut lebih dari 744 kali. Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap kali umat Islam ingin melakasanakan ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya punya waktu-waktu tertentu dan untuk mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi. Maka dalam Islam pada abad pertengahan dikenal istilah “sains mengenai waktu-waktu tertentu”.Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat terkait erat dengan sains dan teknelogi, seperti untuk menunaikan ibadah haji, bedakwah menyebarkan agama Islam diperlukan kendraan sebagai alat transportasi. Allah telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an, manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada, antara lain sebagaimana terdapat dalam Q.S Ar-Rahman: 55/33. Hai jama''ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (Q.S Ar-Rahman: 55/33). Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat secara ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah di persilakan oleh Allah untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya kemampuan dan kekuatan (sulthan); kekuatan yang dimaksud di sisni sebagaimana di tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknelogi, dan hal ini telah terbukti di era modern sekarang ini, dengan di temukannya alat transportasi yang mampu menmbus angksa luar bangsa-bangsa yang telah mencapai kemajuan dalam bidang sains dan teknelogi telah berulang kali melakukan pendaratan di Bulan, planet Mars, Jupiter dan planet-planet lainnya. Kemajuan yang telah diperoleh oleh bangsa-bangsa yang maju (bangsa barat) dalam bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknelogi di abad modern ini, sebenarnya merupakan kelanjutan dari tradisi ilmiah yang telah dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan muslim pada abad pertengahan atau dengan kata lain ilmuan muslim banyak memberikan sumbangan kepada ilmua barat, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Perdaban Islam “kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol” dan ini di akui oleh sebagian mereka. Sains dan teknelogi baik itu yang ditemukan oleh ilmuan muslim maupun oleh ilmuan barat pada masa dulu, sekarang dan yang akan datang, itu semua sebagai bukti kebenaran informasi yang terkandung di dalam al-qur’an, karena jauh sebelum peristiwa penemuan-penemuan itu terjadi al-Qur’an telah memberikan isyarat-isyarat tentang hal itu, dan ini termasuk bagian dari kemukjizatan al-Qur’an, dimana kebenaran yang terkandung didalamnya selalu terbuka untuk dikaji, didiskusikan, diteliti, diuji dan dibuktikan secara ilmiyah oleh sipa pun. C. KARAKTERISTIK SAINS ISLAM Allah SWT. telah menganugrahkan akal kepada manusia, suatu anugrah yang sangat berharga, yang tidak diberikan kepada makhluk lain, sehingga umat manusia mampu berpikir kritis dan logis. Agama Islam datang dengan sifat kemuliaan sekaligus mengaktifkan kerja akal serta menuntunnya kearah pemikiran Islam yang rahmatan lil’alamin. Artinya bahwa Islam menempatkan akal sebagai perangkat untuk memperkuat basis pengetahuan tentang keislaman seseorang sehingga ia mampu membedakan mana yang hak dan yang batil, mampu membuat pilihan yang terbaik bagi dirinya, orang lain, masyarakat, lingkungan, agama dan bangsanya. Sains Islam bukanlah suatu yang terlepas secara bebas dari norma dan etika keagamaan, tapi ia tetap dalam kendali agama, ia tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Islam . Karena antara agama dan sains dalam Islam tidak ada pemisahan, bahkan sains Islam bertujuan untuk menghantarkan seseorang kepada pemahaman yang lebih mendalam terhadap rahasi-rahasia yang terkandung dalam ayat-ayat Allah, baik ayat qauliah maupun ayat kauniah melalui pendayagunaan potensi nalar dan akal secara maksimal. Sains Islam tetap merujuk kepada sumber aslinya yakni Al-Qur’an dan Hadits, tidak hanya berpandu kepada kemampuan akal dan nalar semata, tetapi perpaduan anatara dzikir dan fikir, sebab bila hanya akal dan nalar yang menjadi rujukan, maka tidak jarang hasil temuaannya bertentangan ajaran agama atau disalah gunakan kepada hal-hal yang menyimpang dari norma-norma dan ajaran agama. Hasil penemuan tersbut bisa-bisa tidak mendatangkan manfaat tepi malah mendatangkan mafsadah, kerusakan, dan bencana di sana sini. Berbeda halnya dengan sains dan ilmu pengetahuan dalam agama Kristen, dalam agama Kristen sains dan ilmu pengetahuan tidak ada ikatan dengan agama, karena antara Gereja dan ilmuan ada pertentangna yang sangat tajam sebagaimana kita dapati dalam fakta sejarah dihuukm matinya seorang ilmuan Galileo Galilei (1564-1050M) hanya disebabkan pendapatnya berbeda dengan Gereja pada ketika itu. Para ilmuan Kristen dalam melakukan riset pengembangan keilmuannya tidak ada panduan wahyu sama sekali, maka tidak jarang atau sering kali hasil penemuan ilmiyah mereka tidak sejalan dengan etika moral keagamaan, menyimpang dari ajaran agama dan hal ini dimaklumi karena akal punya keterbatasan untuk mengungkapkan nilai-nilai kebenaran bila tidak didukung dan dipandu oleh wahyu. Agama, sains dan ilmu pengetahuan dalam agama Kristen berjalan sendiri-sendiri tidak ada keterikatan antara keduanya. Karekteristik dari sains Islam adalah keterpaduan antara potensi nalar, akal dan wahyu serta dzikir dan fikir, sehingga sains yang dihasilkan ilmuan Muslim batul-betul Islami, bermakna, membawa kesejukan bagi alam semesta, artinya mendatangkan manfaat dan kemaslahatan bagi kepentingan umat manusia sesuai dengan misi Islam rahmatan lil’alamin. Sains Islam selalu terikat dengan nilai-nilai dan norma agama dan selalu merujuk kepada Al- Qur’an dan Sunnah, dan ia membantu menghantarkan para penemunya kepada pemahaman, keyakinan yang lebih sempurna kepada kebanaran informasi yang terkandung dalam ayatayat Allah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Allah, mengakui keagungan, kebesaran, dan kemaha kuasan-Nya. Pertanyaan: Laras Tri Wahyu: Bagaimana pandangan anda tentang membawa Al-Qur’an dalam handphone yg notabene kadang ditaruh dibawah atau dicelana ?? Jawaban: Menurut saya itu sah-sah saja karena yang lebih diutamakan bukan membawa Al-Qur’annya tetapi membawa Handphone nya sedangkan Al-Qur’an itu sendiri merupakan software. Yang berguna untuk memudahkan saja. Serta Al-Qur’an disini kan bukan berbentuk benda yang jelas seperti buku ,tetapi hanya sebuah software. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Iptek merupakan salah satu penemuan yang terus dikembangkan kecanggihannya. Bahkan tidak diragukan lagi kecanggihan iptek zaman sekarang. Didalam Agama Islam khususnya didalam Al-Qur’an sudah ditunjukkan bahwa iptek sudah ada sejak zaman dahulu, sebelum iptek ditemukan oleh masyarakat Barat (Bangsa Barat). Iptek yang telah ditemukan oleh Bangsa Barat merupakan bukti kebenaran dari Al-Qur’an. Selain iptek-iptek yang telah ditemukan ternyata zaman sekarang telah muncul ribuan bahkan jutaan intelektual didunia ini. Tetapi mereka banyak yang tidak menggunakan landasan Islam dan Al-Qu’an dalam menerapkan ilmunya. Intelektual Muslim memiliki kedudukan yang sangat mulia didalam agama Islam dan Al-Qur’an. Karena Allah SWT sangat meninggikan umat-umat-Nya yang mencari ilmu untuk kebaikan didunia dan diakhirat. Serta umat-umat-Nya yang memiliki ilmu dan digunakan dalam kebaikan-kebaikan. Tetapi saat ini peran serta tanggung jawab intelektual telah beralih fungsi. Para intelektual lebih mementingkan pribadi dari pada umat semua. Karena telah terpengaruh oleh budaya-budaya sekularusme dan kapitalisme. Sains juga memiliki karakteristik dalam Islam. Karakteristiknya adalah keterpadua nantara potensi nalar, akal dan wahyu serta dzikir dan fikir, sehingga sains yang dihasilkan ilmuan Muslim betul-betul Islami, bermakna dan membawa kesejukan bagi alam semesta. 4.2. Saran. Bagi pembaca disarankan untuk membaca makalah ini agar dapat mengetahui bagaimana pengetahuan dalam islam. Serta dapat menerapkan ilmu sesuai dengan kaidah islam. DaftarPustaka Tim Dosen PAI. BukuDarasPendidikan Agama Islam. 2006. Malang: PusatPembinaanAgama(PPA) UniverstitasBrawijaya. http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?oaparams=2_ http://murtadinkafirun.forumotion.net/t8447-iptek-dan-agama bookbrowse.com/contoh-hasil-karya-hubungan-agama-dengan-iptek-pdf-d336456950 http://fahrismarter.blogspot.com/2012/03/al-quran-sains-dan-ilmu-pengetahuan.html