LAPORAN PENELITIAN

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH NILAI SAHAM
BIASA DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO
PENDAHULUAN
Mengukur nilai suatu saham adalah hal yang penting dilakukan oleh seorang
investor, karena hal ini adalah sarana untuk memutuskan apakah suatu saham saham
sebaiknya dibeli atau jangan dibeli, juga saham yang sudah ditangan sebaiknya dijual
atau tetap dipertahankan. Penilaian akan menjadi lebih penting lagi jika nilai sahamsaham di bursa efek cenderung menurun. Penilaian suatu saham dimaksudkan untuk
menentukan standar secara kuantitatif dalam evaluasi nilai saham pada saat ini serta
nilai yang diharapkan
di masa depan, selain juga dapat memberikan
kerangka
pemikiran untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi dan dampak
perubahannya.
Investor
dalam menilai saham dapat menggunakan salah satu pendekatan
fundamental yaitu pendekatan nilai sekarang (present Value approach) dan pendekatan
PER (price earning ratio approach). Pendekatan nilai sekarang mencoba menaksir
nilai intrinsik saham biasa suatu prusahaan dengan menentukan nilai sekarang dari
aliran kas yang diharapkan akan diperoleh dimasa yang akan datang. Dasar yang
digunakan untuk menentukan nilai sekarang dari suatu saham yang dinilai adalah
tingkat bunga tertentu yang dianggap layak oleh investor. Price earning ratio
approach
menggunakan angka rasio atau nisbah antara harga per lembar saham
1
dengan pendapatan per lembar saham yang disajikan pada laporan keuangan
perusahaan. Estimasi angka rasio ini kemudian digunakan sebagai angka pengganda
yang dikalikan dengan earning per share suatu saham yang diprediksikan, sehingga
diperoleh harga saham per lembar yang dianggap wajar (Hartono,2003).
Penilaian saham dengan pendekatan price earning ratio akhir-akhir ini makin
populer di kalangan para investor. Hal ini karena pendekatan ini bukan hanya mudah
untuk digunakan, akan tetapi model ini juga menggunakan konsep intrinsik dari
saham atau pasar secara keseluruhan (Jones 2002). Banyak ahli juga berpendapat
bahwa pendekatan present value dengan menggunakan dividend discount model tidak
realistis. Para ahli mengganggap bahwa dividend discount model tidak realistis karena
tidak ada orang yang dapat memperkirakan besarnya dividen yang akan diterima
dalam jangka panjang di masa yang akan datang dengan akurat. Hal itu ditambah lagi
jika model tersebut menyatakan estimasi dividen sejak saat ini untuk jangka waktu
yang tidak terbatas, secara teknis merupakan sebuah pekerjaan yang tidak mungkin
dilakukan. Mpaata and Sartono (1997) mengungkapkan bahwa sepanjang investor
lebih menyukai capital gains dibanding dividen, maka tidak tepat jika hanya
memusatkan perhatian pada hanya pada dividen, dengan demikian diperlukan suatu
model penilaian yang lebih sederhana, mudah diaplikasikan, tetapi memiliki akurasi
yang dapat dipercaya oleh para investor. Price earning ratio kelihatnya memenuhi hal
tersebut. Untuk menggunakan price earning ratio dengan baik sebagai alat penilaian
saham sebaiknya investor mempertimbangkan faktor-faktor yang diduga akan mampu
menjelaskan perubahannya pada berbagai industri dan situasi pasar modal.
2
Secara umum terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi estimasi terhadap
price earning ratio, yaitu : dividend payout ratio, required rate of return dan tingkat
pertumbuhan dividen yang diharapkan (Jones,2002). Bagi investor dividend payout
ratio dan tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan berhubungan secara positif
dengan price earning ratio, sedangkan required rate of return berhubungan secara
negatif dengan price earning ratio. Artinya
dividend payout ratio dan tingkat
pertumbuhan dividen menunjukkan prospek saham.
Mpaata dan Sartono (1997) menemukan bahwa terdapat tujuh variabel yang
berpengaruh secara signifikan dan konsisten terhadap price earning ratio yaitu :
penjualan, dividend payout ratio, aktiva tetap, leverage, return on equity, ukuran
perusahaan dan pertumbuhan laba (growth of earning).
Bagi investor, informasi earnings dan dividen dianggap paling penting sebagai
bahan memutuskan investasi, karena besarnya earnings dan kemampuan membagi
dividen menjadi cerminan kehandalan perusahaan, dan dividen yang menjadi salah
satu tujuan penting mereka melakukan investasi.
Sehingga
penelitian ini akan
berusaha mengukur nilai atau prospek investasi saham biasa dengan menganalisis
pengaruh dividend payout ratio dan growth rate of earnings terhadap price earning
ratio di Bursa Efek Jakarta.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Nilai saham merupakan informasi penting bagi investor untuk memutuskan
atau memilih saham yang sebaiknya dibeli atau dijual dengan tepat, sehingga saham
yang diputuskan tersebut dapat memberikan tingkat return yang diinginkan. Saham
3
yang memiliki nilai pasar lebih kecil dari nilai intrinsiknya berarti bahwa saham
tersebut dijual dengan harga yang murah (undervalue), karena investor membayar
lebih kecil dari yang seharusnya dibayarkannya. Sebaliknya jika saham bernilai pasar
lebih besar dari nilai intrinsiknya berarti bahwa saham tersebut dijual dengan harga
yang mahal (overvalue). Berdasarkan hal ini maka penting bagi investor menghitung
nilai intrinsik saham (Hartono,2003).
Analisis yang paling banyak digunakan untuk mengukur nilai intrinsik saham
ada dua macam analisis yaitu analisis fundamental dan analisis teknis.
Analisis
fundamental menggunakan data yang berasal dari keuangan perusahaan misalnnya
laba, dividen, volume penjualan dan lain-lainnya. Sedangkan analisis teknis
menggunakan data pasar dari saham misalnya harga dan volume(Hartono,2003).
Analisis teknikal
Analisis teknikal mendasarkan diri pada pola-pola pergerakan harga saham dari
waktu ke waktu, dimana keputusan investasi didasarkan pada data-data pasar masa lalu
seperti data harga saham dan volume penjualan (Tandelilin,2001). Analisis teknikal
berdasarkan pada anggapan bahwa harga saham ditentukan besarnya supply dan
demand. Metode ini mengamati dan memperlajari perubahan-perubahan harga saham
di masa lalu dengan analisis grafis. Pada analisis grafis tersebut dipelajari
kemungkinan terjadinnya suatu pengulangan fluktuasi dan arah tren harga.
Menurut
Levy (1966)
seperti yang dikutip oleh Tandelilin (2001)
menyebutkan bahwa analisis teknikal memiliki asumsi dasar sebagai berikut :
4
1. Nilai pasar barang dan Jasa ditentukan oleh interaksi permintaan dan
penawaran
2. interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai faktor, baik
faktor rasional maupun faktor tidak rasional.
3. harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan
cenderung bergerak mengikuti suatu trend selama jangka waktu yang relatif
panjang.
4. Trend
perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan
hubungan permintaan dan penawarkan. Hubungan-hubungan tersebut akan
biasa dideteksi dengan melihat diagram reaksi pasar yang terjadi.
Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik atau nilai
seharusnya suatu saham dengan menggunakan data keuangan (Hartono,2003). Nilai
fundamental suatu saham merupakan salah satu cara mengetahui nilai seharusnnya
suatu saham, atau mengukur apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai
sebenarnya dari perusahaan.
Hasil pengukuran analisis fundamental menunjukkan nilai intrinsik suatu
saham. Nilai intrinsik dipertimbangkan dengan mempertahankan unsur-unsur
keuangan fundamental (Sjahrizal,1990). Jadi nilai intrinsik suatu saham adalah nilai
yang mengandung kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi
perusahaan untuk menghimpun laba yang akan datang.
5
Terdapat beberapa metode yang umum digunakan untuk menghitung nilai
intrinsik saham yaitu pendekatan nilai sekarang (present Value approach) dan
pendekatan PER (price earning ratio approach) (Hartono,2003).
Pendekatan PER (price earning ratio approach).
Pendekatan ini juga disebut pendekatan multiplier, dimana investor akan
menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu
saham. Pendekatan PER (price earning ratio approach) mengambarkan rasio
perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan (Tandelilin,2001).
Secara matematis rumus untuk menghitung PER (price earning ratio ) adalah :
PER = Harga per lembar saham
Earnings per lembar saham
Pengaruh dividend payout ratio terhadap price earning ratio
Kebijakan untuk menahan atau membagikan sebagian laba perusahaan
ditujukan untuk meningkatkan nilai perusahaan (harga pasar saham perusahaan).
Bagian dari earnings yang ditahan di dalam perusahaan untuk diinvestasikan kembali
diharapkan
akan
dapat
meningkatkan
earnings
pada
periode
berikutnya.
Kebijakan dividen yang diambil oleh perusahaan mengenai berapa besarnya dividen
yang dibagikan kepada para pemegang saham dipengaruhi oleh peluang investasi yang
ada dan tersedianya dana untuk membelanjai perusahaan dari sumber pendanaan yang
lain.
6
Penelitian empiris menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh
terhadap harga saham suatu perusahaan ( Jones 2002). Dalam kondisi asymetric
information, dimana manajemen memiliki
informasi yang lebih banyak tentang
operasi perusahaan, sementara investor di pihak lain hanya sedikit memiliki informasi
tentang operasi perusahaan, maka dividen yang tinggi merupakan sinyal bagi investor
bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik, dan akan menghasilkan earnings yang
lebih tinggi di masa yang akan datang, sehingga investor bersedia membayar saham
tersebut dengan harga yang lebih tinggi. Sesuai dengan pendapat Jones (2002), apabila
hal-hal lainnya dalam kondisi konstan, maka pembagian dividen yang tinggi akan
berpengaruh positif terhadap price earning ratio.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen yang diambil
oleh pihak manajemen perusahaan, akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya price
earning ratio perusahaan tersebut. Jika terjadi perubahan arah price earning ratio
maka hal itu sangat tergantung pada preferensi para investor terhadap dividen dan
tersedia tidaknya informasi yang cukup tentang perusahaan. Dengan demikian dapat
disusun hipotesis pertama sebagai berikut :
H1 : diduga dividend payout ratio secara signifikan berpengaruh positif terhadap price
earning ratio
Pengaruh growth rate of Eanings terhadap price earning ratio
7
Tingkat pertumbuhan laba mencerminkan kondisi berkembang atau tidaknya
perusahaan. Dengan demikian memperhatikan tingkat pertumbuhan laba dapat dilihat
prospek perusahaan di masa mendatang. Dari sinilah investor mengharapkan prospek
cerahnya atas saham yang dibelinnya. Growth rate of Eanings akan mempengaruhi
price earning ratio maupun nilai pasar sekuritas (Constand et. Al.,1990)
Perusahaan-perusahaan yang mendapat kepercayaan pasar akan mengalami
peningkatan pertumbuhan earnings yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang
menunjukkan tingkat pertumbuhan earnings yang lebih rendah (Jones,2002). Faktor
utama yang dapat menjelaskan penyebab perbedaan
price earning ratio diantara
perusahaan-perusahaan adalah harapan tentang pertumbuhan earnings perusahaan di
masa yang akan datang. Berdasar uraian di atas maka disimpulkan bahwa growth rate
of Eanings berpengaruh positif maupun negatif terhadap price earning ratio,
tergantung pada pesimisme dan optimisme pasar terhadap pertumbuhan earnings
perusahaan di masa yang akan datang, sehingga hipotesis kedua penelitian ini adalah
H2 : diduga growth rate of Eanings secara signifikan berpengaruh positif terhadap
price earning ratio
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta
(BEJ) pada tahun 2004. Pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive
sampling, dengan kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah :
a.
Saham perusahaan harus terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2004
b.
laporan keuangan tahun 2004 tersedia lengkap.
8
c.
perusahaan yang diamati adalah yang tergolong dalam industri manufaktur
d.
perusahaan membagikan dividen pada akhir periode akuntansi tahun 2004.
Variabel dependen price earning ratio diukur dengan komponen harga per
lembar saham dibagi komponen earnings per lembar saham. Harga yang dimaksudkan
disini adalah closing price (harga penutupan/akhir tahun) tahun 2004, demikian juga
dengan komponen earnings per lembar saham.
Dividend payout ratio merupakan bagian dari earnings per share yang
dibagikan sebagai dividen. Dan growth rate of earning mencerminkan tingkat
pertumbuhan earnings perusahaan. Pertumbuhan earnings perusahaan dapat dilihat
dari pertumbuhan earnings per share (EPS).
Data keuangan masing-masing perusahaan selanjutnya dianalisis dengan
persamaan regresi cross-sectional dengan formula sebagai berikut :
y = a + b1 x1 + b2 x2 + e
dimana:
y = price earnings ratio
a = konstanta
b1 dan b2 = koefisien regresi parsiil
x1 = dividend payout ratio
x2 = growth rate of earning
Sesuai dengan hipotesis yang telah disusun diatas, dalam penelitian ini
dilakukan uji T dan Uji F. Uji T digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial
variabel dependen dipengaruhi atau tidak oleh variabel independen. Uji F
dimaksudkan untuk mengetahui secara serentak apakah variabel independen
9
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Analisis akan dilengkapi
dengan membahas koefisien determinasi yang digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel independen yaitu dividend payout ratio dan growth rate of earning
terhadap variabel dependen yaitu price earning ratio secara bersama-sama.
Pengujian hipotesis dilakukan setelah model regresi bebas dari gejala-gejala
asumsi klasik agar supaya perhitungan dapat diinterpretasikan dengan akurat, efisien
dan bebas dari kelemahan-kelemahan yang terjadi karena adanya gejala-gejala
tersebut. Terdapat 3 asumsi klasik yang diuji dalam penelitian ini, yaitu : autokorelasi,
Heteroskedastisitas dan multikolinearitas
DAFTAR PUSTAKA
Brigham & Gapenski, 2001,” Intermediate Financial Management”, 7th Edition,
Dryden Press Hacourt Brance College Publishers.
Constand, Richard L.,Freitas Lewis P., and Sullivan Michael J., 1990, “Faktors
affecting price earning ratios and Market Values of Jappanese Firms”,
Financial management.
Cooper,Donald,R., and Schindler, Pamela,S.,2001, “Bussiness Research Method”, 7th
Edition, Mcgraw-Hill International Editions.
Elton, E.J & Gruber, 1995, “Modern Portfolio Theory and Investment Analysis”, 5h
Edition. John Wiley & Sons, New York
Gujarati, Damodar, 1999, “Ekonometrika Dasar”, Erlangga. Jakarta
Husnan,Suad, 1990, “Penggunaan P/E Ratio dalam penilaian saham: suatu analisis
lebih lanjut”, Manajemen Usahawan Indonesia, no 12, Desember.
10
Husnan, Suad, 1998, “Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan”, Edisi 4, BPFEUGM Yogyakarta, Yogyakarta
Husnan, Suad. 1998, “Dasar-dasar Teori Portofolio dan analisa Sekuritas”, AMP
YKPN, Yogyakarta
Hartono, Jogiyanto, 2003, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi ketiga,
BPFE UGM, Yogyakarta.
Jones, C.P, 2002, “Invesment : Analysis and Managemet”, 8th Edition, John Wiley &
Sons.Inc. New York.
Kuncoro, Mudrajad, 2001, “Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi”, Edisi Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Mpaata, Kaziba, A., and Sartono, Agus, 1997, “faktor Determaining price-earning
(P/E) Ratio”, Kelola no 15/0853-7046, pp. 133-150.
Sjahrizal, 1990, “Menilai Harga Saham Go Public”, Manajemen Usahawan Indonesia,
no 9, September.
Tandelilin, Eduardus. 2001. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”. Edisi
pertama. BPFE UGM. Yogyakarta
11
Download