BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Program Kelayakan program adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan dengan agak berbedabeda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih terbatas atau ada juga yang mengartikan dalam artian yang lebih luas. Artian yang lebih terbatas, terutama digunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan dari pihak pemerintah atau lembaga non-profit, pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif. Mungkin dipertimbangkan berbagai faktor seperti manfaat bagi masyarakat luas yang bisa berwujud penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah di tempat tersebut. Bisa juga dikaitan dengan misalnya, penghematan devisa ataupun penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah. Husnan (2010:74) menyatakan tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibandingkan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar . Suratman (2009:1) menyatakan bahwa studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek yang akan dikerjakan di masa mendatang. Sementara menurut Husnan dan Suwarsono (2000:4) yang dimaksud dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Kasmir (2007:19-21) menjelaskan terdapat lima tujuan perlunya dilakukan studi kelayakan sebelum memulai suatu usaha atau proyek, diantaranya Menghindari risiko kerugian, pelaksanaan pekerjaan, Memudahkan Memudahkan perencanaan, pengawasan, dan Memudahkan Memudahkan pengendalian. 2.1.2 Lembaga – Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan Masing-masing pihak mempunyai kepentingan serta sudut pandang yang berbeda: 1. Investor Pihak yang akan menanamkan dana mereka dalam suatu proyek (sebagai pemilik perusahaan nantinya atau pemegang saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut. Pengertian prospek di sini tingkat keuntungan yang diharapkan agar diperoleh dari investasi tersebut beserta resiko investasi itu. Ada hubungan yang positif resiko investasi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diminta oleh para investasi tersebut (Bierman, 2005:79) 2. Kreditur atau Bank Para kreditur atau bank akan lebih memperhatikan segi keamanan dana yang dipinjamkan kreditur. Dengan demikian kreditur mengharapkan agar bunga plus angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan tepat pada waktunya. Karena itu kreditur sangat memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman tersebut. Tentu saja ini tidak berarti kreditur tidak memperhatikan prospek usaha tersebut. Tetapi perhatian utama kreditur adalah pada periode pengembalian pinjaman tersebut. Selama dalam periode tersebut perusahaan memang benar-benar bisa mengembalikan pinjamannya setelah periode tersebut perkembangan perusahaan atau proyek tersebut tidak begitu lagi menjadi perhatian pihak pemberi pinjaman (Bierman, 2005:104). 3. Pemerintah Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek tersebut bagi perekonomian nasional. Apakah proyek tersebut akan membantu menghemat devisa, menambah devisa atau memperluas kesempatan kerja. Manfaat ini terutama dikaitkan dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh Negara tersebut. Sebagai misal, apabila saat ini pemerintah sedang menggalakkan ekspor non-migas, maka proyek-proyek yang akan mengekspor hasil produksinya tidak banyak memakai komponen impor akan lebih disukai oleh pemerintah. Konsekuensinya adalah bahwa perusahaan mungkin lebih mudah mendapatkan berbagai fasilitas apabila sektor yang digarap memang sedang diprioritaskan (Bierman, 2005:115). 2.1.3 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Dalam melakukan suatu studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek yang akan dipelajari. Walaupun ada berbagai aspek dalam studi kelayakan yang perlu diteliti tetapi umumnya penelitian dilakukan terhadap aspekaspek pemasaran, teknis, manajemen, ekonomi, keuangan (Husnan, 2010:114). 1. Aspek Pemasaran Tujuan evaluasi dari segi ini adalah untuk menilai apakah barang produksi yang akan dihasilkan akan dapat dipasarkan dan bagaimana perkembangan permasalahan guna barang tersebut. Mengingat masuknya pesaing baru dalam industri barang jadi ini cukup banyak, maka kemungkinan masuknya pesaing baru harus mendapat perhatian dari perusahaan. Biaya distribusi merupakan bagian dari keseluruhan biaya pemasaran yang meliputi: Biaya transportasi (biaya transportasi ini merupakan sekumpulan biaya-biaya yang meliputi: biaya angkutan umum dan kontrak seperti biaya kereta api, biaya sewa truk,biaya perawatan armada, biaya angkutan udara dan biaya angkutan laut Biaya administrasi distribusi). Biaya administrasi distribusi meliputi: biaya gaji karyawan maupun upah tenaga kerja fisik. (Mulyadi, 2005:488) Volume penjualan adalah pencapaian penjualan yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Volume penjualan merupakan sesuatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton, atau liter. (Rangkuty 2009:57) 2. Aspek Teknis Tujuan evaluasi dari segi ini adalah untuk menilai apakah usulan investasi itu sehat dan layak dari segi teknis. Bagi suatu perusahaan produksi penyediaan transportasi sangat penting, penilaian dari segi ini meliputi penilaian terhadap kerangka kendaraan, mesin, komponen (gardan, persneling, dll), onderdil (spare-part) Penilaian ini biasanya diperoleh dengan mendengarkan pendapat dari montir perusahaan (Husnan,2010:201). 3. Aspek Manajemen Evaluasi dari segi ini meliputi pertimbangan-pertimbangan kualifikasi terhadap mereka yang diharapkan menduduki posisi kunci dalam perusahaan karena sikap pimpinan cukup mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Dalam suatu perusahaan produksi barang, keberhasilan perusahaan juga dipengaruhi oleh moral dan semangat dari para manajemen perusahaan (Husnan,2010:209). 4. Aspek Ekonomi Penilaian ekonomi merupakan penilaian secara makro, dari sudut ekonomi secara keseluruhan. Dimana suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Dalam mempertimbangkan sektor mana yang akan dipilih harus dinilai lebih dahulu: a. Apakah proyek yang kita pilih dapat memberikan sumbangan kepada kemajuan sektor tersebut? b. Apakah sektor yang dipilih merupakan yang memberi sumbangan penting bagi pembangunan sektor strategis dalam perekonomian? Interaksi antara transportasi di satu pihak dengan pembangunan ekonomi di pihak lain telah mengubah berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, transportasi dalam banyak hal merupakan elemen kunci dari irama ekonomi perusahaan sehari-hari (Husnan, 2010:212). 5. Aspek Keuangan Penilaian dari segi ini lazim dilakukan setelah menelaah aspek pemasaran dan aspek teknis. Dalam mengadakan proyeksi finansial, yang dilakukan adalah: a. Menaksir kebutuhan jumlah investasi. b. Menaksir kebutuhan modal kerja. c. Menaksir dari manfaat kegunaan kendaraan. d. Menaksir besarnya biaya pengadaan armada dan operasi e. Menaksir biaya-biaya lain (seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Penghasilan, Kir, dan lain-lain). f. Menaksir jumlah dan saat aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Penilaian ini akan berkepentingan dengan aliran kas, bukan laba menurut akuntansi. Sebab yang lebih relevan dalam melakukan investasi adalah kas, bukan laba (Husnan, 2010:212). Terdapat beberapa aspek studi kelayakan proyek yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan investasi. Menurut Suratman (2009:24) secara umum aspek-aspek yang akan dikaji dalam studi kelayakan antara lain: aspek hukum, aspek sosial dan ekonomi, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek keuangan. 2.1.4 Investasi 1. Pengertian Investasi Pengertian investasi menurut Tandelilin (2010:47) adalah “komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang”. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption) dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa datang. Investasi dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada aset real seperti: tanah, emas, rumah dan aset real lainnya atau aset finansial seperti: deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya. Menurut Mulyadi (2001:284) “investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang”. Sedangkan pemahaman investasi menurut Moeljadi (2006:121) “investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial investment)”. Keputusan untuk penanaman modal investasi pada barang-barang modal sangat penting untuk diperhitungkan dan dianalisa sebelum penanaman tersebut dilakukan. Konsekuensi bagi perusahaan bila keputusan dilaksanakan (Mas’ud, 2007:33) a. Mengorbankan jumlah uang yang cukup besar pada saat penanaman. b. Harus menunggu lama untuk kembali menjadi uang lagi karena untuk digunakan jangka panjang, sehingga apabila dijual kembali akan mengalami kerugian. c. Aktiva tetap harus diusahakan seproduktif mungkin karena menyangkut kontinuitas kerugian. d. Jenis usaha perusahaan ditentukan oleh aktiva tetap tersebut. Ada dua faktor yang terlibat dalam suatu investasi peralatan yaitu waktu dan resiko. Menurut Pujawan (2008:132), pada jenis investasi tertentu waktu lebih berperan, sementara pada jenis investasi yang lain faktor resiko lebih dominan. Penelitian tentang aspek pasar dan pemasaran perlu diadakan penelitian terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu permintaan, penawaran, proyeksi permintaan dan penawaran, proyeksi penjualan, produk (barang/jasa), segmentasi pasar, strategi dan implementasi pemasaran (Subagyo, 2008:155). Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar, 2005:56). Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa akan datang (Halim, 2005:97). Kasmir dan Jakfar (2007:101) membagi investasi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Investasi nyata (real investment) Investasi nyata atau real investment merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesin-mesin. 2. Investasi finansial (financial investment) Investasi finansial atau financial investment merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito. 2. Penggolongan Investasi Menurut (Riyanto, 2006:121) Investasi dapat digolongkan bermacam-macam cara, atas dasar penggolongan menurut asal-usulnya: a. Investasi Penggantian Biasanya aktiva tetap perlu dilakukan penggantian bila aktiva tersebut sudah aus atau using. Sehingga secara ekonomi bila masih digunakan sudah tidak ekonomis lagi. Aktiva yang sudah up to date juga perlu mengadakan penggantian untuk mengikuti perkembangan jaman. Dalam hal ini bila aktiva tetap yang diganti lebih besar kapasitasnya maka biasanya perusahaan mempertimbangkan kenaikan laba, dan apabila aktiva tetap yang diganti sama besar kapasitasnya biasanya yang menjadi pertimbangan adalah efisiensi biaya produksi. b. Investasi Penambahan kapasitas Proyek ini bertujuan untuk memperluas produksi dan pemasaran proyek investasi ini menyangkut hal-hal dimasa yang akan datang. Oleh karena itu tingkat ketidakpastian proyek ini lebih besar dari proyek investasi penggantian. Contoh dari investasi penambahan kapasitas adalah seperti penambahan mesin, membuka cabang produksi ditempat lain. c. Investasi penambahan jenis produk baru Berhubungan dengan siklus pertumbuhan produk, maka perusahaan harus siap merencanakan suatu strategi untuk memperbaiki atau memperkenalkan produk baru. Dengan strategi tersebutu diharapkan perusahaan dapat memepertahankan atau bahkan meningkatkan posisi perusahaan dalam menguasai pasar sehingga laba dapat ditingkatkan. d. Investasi lain-lain Adalah asal-usul investasi yang tidak termasuk dalam kategori golongan investasi diatas. Misalnya investasi non profit seperti system kesehatan kerja dan keamanan karyawan dll. Selain penggolongan diatas, berdasarkan sifat output yang dihasilkan maka proyek investasi dapat dibagi menjadi dua bagian (Fatah,2008:7): a. Proyek investasi produksi Yaitu usaha penanaman modal yang nantinya secara tidak langsung menghasilkan produk, misalnya investasi pada pendirian pabrik susu, pabrik perakitan mobil, dan lainya. b. Proyek inverstasi infrastruktur Yaitu usaha penanaman modal yang secara tidak langsung menghasilkan produk. Misalnya investasi pada perusahaan sarana transportasi. Menurut Warsono (2003:165) sebelum proyek investasi di evaluasi dan dilaksanakan, perlu diidentifikasi jenis usulan investasinya. Jenis usulan investasi biasanya dikelompokkan ke dalam empat golongan. Diantaranya sebagai berikut: a. Usulan investasi penggantian (replacement) Usulan investasi penggantian dilakukan apabila suatu aktiva tetap sudah habis umur ekonomisnya. Apabila suatu aktiva tetap sudah habis umur ekonomisnya dan tetap digunakan justru akan menyebabkan pemborosan. b. Usulan investasi perluasan (expansion) Perluasan usaha dapat dilakukan dengan menambah kapasitas produksi yang sudah ada dengan cara menambah mesin-mesin yang digunakan atau dengan membuka cabang baru. c. Usulan investasi pertumbuhan (growth) Usulan investasi ini dilakukan dengan cara membuka lini produk baru. Misalnya, saat ini lini produk yang ada adalah lini produk rokok dan ada rencana untuk membuka lini produk elektronik, maka usulan investasi ini disebut dengan usulan investasi pertumbuhan. d. Usulan investasi lain-lain Usulan investasi lain-lain adalah usulan investasi yang tidak termasuk dalam ketiga golongan tersebut, seperti pengeluaran dana untuk memenuhi standar kesehatan yang dituntut, misalnya investasi untuk pemasangan alat pemanas, pendingin, pemasangan sistem musik yang ditujukan untuk meningkatkan moral para karyawan. 3. Sumber dana pembelanjaan investasi Ditinjau dari sumber modal yang diperoleh pembelanjaan dapat dibedakan kedalam: a. Pembelanjaan dari luar perusahaan Yaitu bentuk pembelanjaan di mana usaha pemenuhan kebutuhan modal diperoleh dari sumber-sumber modal yang ada diluar perusahaan. Pembelanjaan ini dapat dijalankan denganmemenuhi kebutuhan modal yang berasal dari para kreditur, pemilik perusahaan, pemegang saham dari perorangan yang dikelompokan kedalam modal sendiri. Dengan demikian pembelanjaan dari luar perusahaan dapat diperoleh dari modal asing dan modal sendiri. 1) Modal asing Yaitu modal yang diperoleh dari luar perusahaan, biasanya disertai dengan kewajiban-kewajiban tertentu, misalnya membayar bunga pinjaman, dan atau dengan system bagi hasil. 2) Modal sendiri Yaitu modal yang berasal dari pemilik perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas, selama perusahaan itu masih berjalan. Oleh karena proyek dapat dibiayai dari modal sendiri maupun modal pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh kedua macam sumber dana tersebut dapat diperoleh, dan bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana kedua-duanya akan diterapkan. Bagaimana pula keseimbangan yang berasal antara keduanya sehingga diperoleh struktur modal yaitu (Riyanto, 2006:234): a) Struktur modal yang didasarkan atas aturan financial konservatif yang vertikal. b) Struktur modal yang didasarkan atas aturan financial konservatif horisontal. c) Modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata. b. Pembelanjaan dari dalam perusahaan Yaitu pembelanjaan dimana pemenuhan kebutuhan modal berasal dari dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan dan dalam bentuk: a) Laba ditahan Yaitu bagian laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham b) Penyusutan aktiva tetap Yaitu modal yang secara berangsur-angsur bebas dari aktiva tetap melalui penyusutan. 2.1.5 Pengertian Aliran Kas / Cash Flow Penafsiran aliran kas pada dasarnya merupakan keharusan bagi seorang investor, apabila hendak menilai suatu proyek atau mengadakan rencana investasi. Aliran kas ini akan berpengaruh terhadap perhitungan kriteria investasi yang berdasarkan aliran kas. Definisi mengenal aliran kas pada dasarnya menyatakan tentang adanya dua aliran kas yaitu Cash In Flow dari Cash Out Flow. Yang dimaksud dengan aliran kas masuk (Proceeds), adalah: Laba setelah pajak (EAT) + penyusutan + bunga x (1-pajak), jika proyek investasi dibelanjai sebagian dengan modal pinjaman (Husnan, 2006:257), sedangkan aliran kas keluar adalah pengeluaran kas yang dipergunakan untuk menghasilkan barang maupun jasa. Aliran kas berlainan dengan keuntungan, aliran kas sangat penting di dalam penganggaran modal, karena aliran kas yang diharapkan dari investasi merupakan pusat keputusan dari pemilik dana maupun usaha. Investasi dalam bentuk aktiva tetap akan ada kaitannya dengan manfaat dimasa yang akan datang. Agar supaya kita melakukan taksiran mengenai manfaat yang akan ditimbulkan dari investasi tersebut untuk masa-masa mendatang. Salah satu penyebab kegagalan investasi oleh karena adanya faktor ketidakpastian yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Dan ini menyebabkan kita mengalami kesulitan dalam memperkirakan berapa besar manfaat yang kita peroleh. Ada berbagai cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam pembukuan perusahaan. Hal ini disebabkan karena untuk dapat menghasilkan keuntungan tambahan, kita harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Kita mengetahui bahwa keuntungan yang dilaporkan dalam pembukuan perusahaan belum tentu dalam bentuk kas, sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam pembukuan perusahaan. 1. Aliran Kas Aliran kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan (Soeharto, 2009:407). Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Soeharto, 2009:408). Yaitu: a. Aliran kas awal (initial cash flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi b. Aliran kas operasional (operational cash flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek. c. Aliran kas akhir (terminal cash flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengembalian kerja dan nilai sisa aktiva tetap, seperti nilai sisa hasil penjualan. Dalam penyusunan aliran kas proyek diperlukan untuk memperhatikan halhal berikut: a. Prinsip Aliran Kas Yaitu dengan menyusun aliran kas masuk dan aliran kas keluar secara sistematis. b. Aliran Kas Inkremental (Incremental) Adalah aliran kas proyek apabila hanya memperhitungkan arus dana masuk dan keluar yang terdapat kaitannya dengan proyek yang bersangkutan. c. Aliran Kas Diperhitungkan Setelah Pajak Adalah keuntungan yang diperoleh dengan adanya investasi diperhitungkan setelah kewajiban pajak. d. Incidental Effect (Efek Incidental) Dengan memperhitungkan pengaruh diadakannya proyek baru atau proyek yang akan dijalankan terhadap laba perusahaan. e. Opportunity Cost Yaitu kemungkinan memperoleh tingkat keuntungan yang diterima dari penggunaan alternatif terbaik suatu asset. f. Bunga Utang Untuk mengevaluasi kelayakan proyek, dipisahkan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan 2.1.6 Penganggaran Modal / Capital Budgeting 1. Pengertian Penganggaran Modal / Capital Budgeting Didalam penganggaran modal terdapat bermacam-macam kegiatan yang harus dikerjakan yaitu meliputi pencarian usul-usul investasi baru yang menguntungkan, menyelidiki pertimbangan-pertimbangan pemasaran dan permesinan yang berguna untuk memperkirakan akibat-akibat yang terjadi oleh karena diterimanya suatu usulan investasi dan membuat analisa ekonomi untuk menentukan potensial laba masing-masing usulan investasi. Anggaran modal (Capital budgeting) adalah keseluruhan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun (Riyanto, 2009:112). Menurut Syamsuddin (2009:412) “capital budgeting adalah keseluruhan proses perencanaan, pengumpulan, pengevaluasian, penyeleksian dan penentuan alternatif penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari setahun”. Tentu saja batas satu tahun tersebut bukanlah suatu yang mutlak, namun bisa dijadikan suatu pegangan yang cukup baik untuk membeda-bedakan bermacam-macam pengeluaran. Dimana dapat dijelaskan bahwa yang termasuk didalam golongan pengeluaran-pengeluaran dana adalah pengeluaran dana untuk pembelian aktiva tetap yaitu tanah, mesin, bangunan, dan peralatan-peralatan lainnya. Sedangkan istilah operasi pengeluaran (operating expenditure) adalah pengeluaran dana yang hasilnya diharapkan akan diterima kembali dalam jangka waktu satu tahun, sedangkan Beban Modal (Capital Expense) adalah pengeluaran dana yang hasilnya diharapkan akan diterima kembali dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Demikian pula misalnya pengeluaran dana untuk proyek advertasi jangka panjang, penelitian dan pengembangan termasuk juga dalam golongan modal penganggaran biaya (Capital Budgeting Expense). Penganggaran modal merupakan suatu proses pengambilan keputusan di mana pembelian aktiva tetap yang penting seperti bangunan/gedung, mesin produksi, kendaraan, dan peralatan harus dievaluasi. Oleh karena itu keputusan yang kita ambil akan berkaitan dengan pembelian untuk investas aktiva tetap. Maka diperlukan sikap hati-hati dari pimpinan perusahaan dalam penyusunan. Penganggaran modal penting bagi perusahaan karena: a. Masa depan yang mempunyai unsur ketidakpastian yang besar sehingga memerlukan adanya komitmen terhadap setiap keputusan penganggaran modal tersebut. b. Penganggaran modal yang baik akan menolong dalam memilih saat yang tepat untuk memperoleh aktiva dan mutu aktiva yang dibeli. Jadi penganggaran modal sangat penting karena apabila perusahaan melakukan usulan investasi yang menyangkut pengeluaran dalam jumlah besar tentu dibutuhkan perencanaan yang matang dan teliti. Hal tersebut dikarenakan dana yang dibutuhkan untuk usulan investasi tidak tersedia secara langsung. Untuk itu perlu dibuat Capital Expenditure Program. Program ini dibutuhkan untuk mengatur pembiayaan investasi yang akan dilakukan. Dengan demikian dapat memperkecil kesulitan yang akan dihadapi oleh seorang investor. Capital Expenditure Program (program pengeluaran) digunakan untuk merencanakan pembiayaan beberapa tahun sebelumnya, dimana untuk memastikan ketersediaan dana yang diperlukan dalam program perluasan ekspansi perusahaan Contoh penganggaran modal adalah keputusan penggantian (replacement), yang mengilustrasikan penggunaan arus kas untuk keputusan penganggaran modal. Penganggaran modal meliputi: a. Penyediaan rencana investasi b. Taksiran arus kas yang akan dihasilkan dari rencana tersebut c. Penilaian terhadap arus kas d. Seleksi proyek berdasarkan kriteria tertentu e. Evaluasi kembali secara berkesinambungan terhadap proyek investasi setelah rencana diterima. Penganggaran modal ini akan sangat berarti didalam menentukan diterima atau ditolaknya suatu rencana investasi, dimana dengan mengetahui proporsi kebutuhan modal, antara modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan modal yang diperlukan untuk melaksanakan rencana investasi. Dengan mengetahui proporsi kebutuhan modal yang diperlukan dalam suatu investasi maka akan dapat ditentukan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang, yang akan dapat dipergunakan sebagai discount factor atau cut off rate untuk menilai usulan suatu proyek investasi diterima atau ditolak (Husnan dan Suwarsono, 2007:205). 2. Teknik penghitungan capital budgeting Dalam melakukan studi kelayakan suatu proyek perusahaan, ada beberapa kriteria penilaian investasi, namun lebih menekankan metode NPV, adapun kriteria tersebut adalah: a. Metode Average of Return (ARR) Perhitungan Average Rate of return didasarkan atas jumlah keuntungan bersih sesudah pajak (EAT) yang tampak dalam laporan rugi laba. (Syamsudin, 2009:438-439). ARR = Average Earning After taxes Investment x 100% Suatu proyek investasi dapat dinyatakan diterima atau ditolak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) ARR yang diperoleh > ARR minimum maka, proyek diterima 2) ARR yang diperoleh < ARR minimum maka, proyek ditolak. Dimana ARR minimum telah ditetapkan sebelumnya. b. Metode Payback Period Menurut Subagyo (2007:211) metode pemulihan investasi Payback Period merupakan metode analisis kelayakan investasi untuk menilai jangka waktu (tahun) pemulihan seluruh modal yang diinvestasikan dalam suatu proyek. PP = PV of Outlays PV of Proceeds X 12 Bulan Menurut Subagyo (2007:211) kriteria kelayakan metode Payback Period adalah: 1) Proyek diterima jika masa pemulihan modal investasi lebih pendek dari usia ekonomis. 2) Proyek ditolak jika masa pemulihan modal investasi lebih lama dibandingkan usia ekonomisnya. Kelebihan: 1) Mudah dalam penggunaan dan perhitungan 2) Berguna untuk memilih proyek yang mempunyai masa pemulihan tercepat. 3) Masa pemulihan modal dapat digunakan untuk alat prediksi risiko ketidakpastian pada masa mendatang. Masa pemulihan tercepat memiliki resiko lebih kecil dibandingkan dengan masa pemulihan yang relatif lama. Kelemahan: 1) Mengabaikan adanya perubahan nilai uang dari waktu ke waktu (time value of money). 2) Mengabaikan arus kas setelah periode pemulihan modal dicapai. 3) Mengabaikan nilai sisa proses. 4) Sering menjebak analisator jika biaya modal atau bunga kredit tidak diperhitungkan dalam arus kas yang menyebabkan usaha tidak valid. c. Metode NPV (Net Present Value Method) Net Present Value adalah salah satu teknik capital budgeting yang memperhitungkan nilai waktu/ nilai uang yang paling sering digunakan (Syamsudin, 2009:448). Perhitungan NPV dilakukan sebagai berikut: NPV = PV of Proceeds – PV of Outlays Dengan kriteria kelayakan: 1) Proyek dinilai layak jika NPV bernilai positif 2) Proyek dinilai tidak layak jika NPV bernilai negatif Kelebihan: 1) Memperhitungkan nilai uang karena faktor waktu sehingga lebih realistis terhadap perubahan harga. 2) Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek. 3) Memperhitungkan adanya sisa proyek. Kelemahan: 1) Lebih sulit dalam penggunaan perhitungan. 2) Derajat kelayakan selain dipengaruhi arus kas juga oleh faktor usia ekonomis proyek. d. Metode PI (Profitability Index Method) Pendekatan ini hampir sama dengan teknik NPV. Jika NPV menghitung berapa rupiah kelebihan Present value cash inflow diatas present value initial investment, sedangkan PI mengukur Present value untuk setiap rupiah yang diinvestasikan. Rumus metode ini adalah sebagai berikut: PI = PV of Proceeds PV Of Outlays Selama PI ratio > 1 maka usulan proyek dapat diterima, tetapi apabila sebaliknya maka usulan proyek tersebut harus ditolak. e. Internal rate of Return (IRR) Internal rate of Return (IRR) didefinisikan sebagai tingkat discount atau bunga yang akan menyamakan present value cash in flow dengan jumlah initial investment dari proyek atau investasi yang sedang dinilai. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat discount yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena Present value cash inflow pada tingkat discount tersebut akan sama dengan initial investment. Perhitungan IRR dilakukan sebagai berikut: IRR = P1 - C1 Dimana : P1 : Tingkat bunga kredit 1 P2 : Tingkat bunga kredit 2 C1 : NPV 1 x (P2-P1) (C2-C1) C2 : NPV 2 Dengan kriteria kelayakan: 1) Proyek dinilai layak jika IRR lebih besar dari presentase biaya modal (bunga kredit) atau sesuai dengan presentase keuntugan yang investor, sebaliknya 2) Proyek dinilai tidak layak jika IRR lebih kecil dari presentase biaya modal (bunga kredit) atau lebih rendah dari keinginan investor. 2.1.7 Pengertian dan Jenis Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap a. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam buku Standart Akuntansi Indonesia (2010:Salemba Empat) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu saham. b. Definisi Aktiva tetap menurut Harahap dalam bukunya Akuntansi Aktiva Tetap (2002:20) adalah Aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan. c. Prinsip Akuntansi Indonesia (2010:PSAK No. 17,P2) mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut: Aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud yamg diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ada tiga batasan agar suatu aktiva dapat dikatakan sebagai aktiva tetap, yaitu: a. Aktiva berwujud b. Aktiva itu diperuntukkan dalam operasi normal perusahaan, bukan untuk dijual. c. Aktiva itu dipakai lebih dari satu tahun. Di Indonesia, aset tetap sering diistilahkan dengan kata aktiva yang memiliki arti, aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (Simamora 2000: 298). Serupa dengan Simamora, pada PSAK No.16 tahun 2009 menjabarkan aset tetap sebagai aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Pada dasarnya aset tetap adalah aset berwujud yang dapat dipergunakan secara berulang-ulang, tidak dimaksudkan untuk dijual tetapi digunakan dalam rangka kegiatan utama perusahaan. Berkaitan dengan umur dari suatu aset maka terdapat istilah depresiasi yang diartikan sebagai pengalokasian harga pokok aset tetap selama masa gunanya atau dapat disebut sebagai biaya yang dibebankan akibat penggunaan aset tetap dalam proes produksi. Aset tetap dapat dikelompokkan menjadi dua menurut sifatnya, yaitu aset tetep berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Zaki menyatakan (2010:271-272) aset tetap berwujud sifatnya permanen yang digunakan perusahaan dalam kegiatan normal perusahaan. Aset tetap tersebut dikelompokkan menjadi aset tetap yang umurnya tidak terbatas dan aset yang umurnya terbatas. Aset tetap tidak berwujud digunakan untuk menunjukkan aset-aset yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik seperti, merk, software, lisensi, hak cipta dan hak paten. 2. Jenis Aktiva Tetap Menurut Harahap (2010:22) Aktiva Tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain: a. Sudut substansi, Aktiva Tetap dapat dibagi: 1) Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan. 2) Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain. b. Sudut Disusutkan atau tidak 1) Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinery (Mesin), Inventaris, jalan dan lain-lain. 2) Undepreciated Plant Assets, aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti lahan (Land). c. Berdasarkan Jenis Aktiva tetap berdasarkan jenis dapat dibagi sebagai berikut: 1) Lahan Lahan adalah bidang tanah yang terhampar baik merupakan tempat maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan yang diatasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri. Khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya, seperti jalan dan lain-lain maka dapat digabungkan dalam nilai bahan. 2) Bangunan/Gedung Gedung adalah bangunan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas lahan atau air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu. 3) Mesin Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. 4) Kendaraan Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truk, tractor, forklift, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain. 5) Perabot Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot garasi mobil, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan. 6) Inventaris/Peralatan Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris pabrik, inventaris gudang dan lainlain. 7) Prasarana Prasarana di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jembatan, pagar dan lainlain. d. Sudut Umur 1) Limited Life Plant Equipment adalah keseluruhan plant equipment yang memiliki umur terbatas seperti: mobil, bangunan, gedung, komputer. 2) Unlimited Life Plant Equipment adalah plant equipment yang memiliki umur tidak terbatas seperti tanah karena tanah dapat dipakai dalam jangka waktu yang tidak terbatas sehingga tidak mengalami penyusutan. 2.1.8 Proyeksi rugi laba Laporan rugi laba yaitu suatu laporan yang disusun secara sistematis tentang revenue (pendapatan) yang diperoleh dan tentang expenses (biaya) yang menjadi beban tanggungan perusahaan dalam usahanya dalam periode waktu tertentu. Menyusun laporan rugi laba sama halnya dengan menghitung dan memperkirakan laba atau rugi suatu usaha tertentu selama periode yang ditentukan. Informasi ini sangat penting untuk mengetahui suatu prospek usaha selama periode tertentu. Dari besarnya taksiran laba bersih, jika ditambahkan penyusutan dapat memberikan angaka yang menunjukan kemampuan dari usaha untuk mengembangkan investasinya. Adapun pos-pos dalam laporan rugi laba meliputi: 1. Pendapatan dari usaha. 2. Harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. 3. Biaya operasi dan penjualan. 4. Biaya lain-lain. 5. Laba. 2.1.9 Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan investasi biasanya diartikan dengan manfaat atau keuntungan yang diperoleh dengan adanya proyek investasi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mewujudakan proyek investasi tersebut. Sebaliknya jika investasi lebih tinggi dari manfaat, maka investasi tersebut ditolak untuk dilaksanakan. Dilihat secara sepintas tampak sangat mudah namun jika ditelusuri lebih mendalam kiranya perlu dikemukakan, ternyata penilaian tiap bagian diatas yaitu penghitungan tingkat keuntungan dan biaya investasi adalah rumit. Bagi suatu perusahaan yang dimaksud dengan keuntungan adalah selisih antara penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan. Dalam analisa investasi semua keuntungan, penerimaan dan biaya-biaya berada pada masa yang akan datang. Suatu yang ada pada masa yang akan datang berada pada sityuasi yang tidak dapat dipatikan dengan tepat. 2.2 Rerangka Pemikiran Penilaian Kriteria Diterima Investasi: 1. NPV Usulan Penambahan Armada Truck 2. PAYBACK PERIOD 3. IRR 4. ARR 5. PI Ditolak Gambar 1 Rerangka Pemikiran Sumber : Hasil Olah Penulis, 2014 2.3 Perumusan Hipotesis Dari hasil ilustrasi Rerangka diatas dapat diambil kesimpulan sementara bahwa analisa invetasi penambahan armada truk pada PT. Charoen Pokphand di Sidoarjo. 1. Proyek diterima jika NPV bertanda positif (>0) 2. Menurut Subagyo (2007:211) kriteria kelayakan metode payback period adalah: Proyek diterima jika masa pemulihan modal investasi lebih pendek dari usia ekonomis Proyek ditolak jika masa pemulihan modal investasi lebih lama dibandingkan usia ekonomisnya 3. Suatu usulan investasi dapat diterima apabila IRR investasi tersebut lebih besar atau sama dengan tingkat suku bunga bank maka usulan investasi akan ditolak 4. Suatu proyek investasi dapat dinyatakan diterima atau ditolak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: ARR yang diperoleh > ARR minimum maka, proyek diterima ARR yang diperoleh < ARR minimum maka, proyek ditolak Dimana ARR minimum telah ditetapkan sebelumnya 5. Selama PI ratio ≥ 1 maka usulan proyek dapat diterima, tetapi apabila sebaliknya maka usulan proyek tersebut harus ditolak..