ENTERPRENEURSHIP AND INOVATION MANAGEMENT MODUL-VI RENCANA BISNIS (BUSINESS PLAN) OLEH Prof. M. Havidz Aima, PhD Dr. Ir. Wilhelmus Hary Susilo, MM. IAI Wawan Purwanto, SE. MM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013 Modul-VI ini membahas tentang Rencana Business (Business Plan) yang harus dimiliki oleh seorang usahawan yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Aspek Hukum 2. Aspek Organisasi an Manajemen 3. Aspek Pemasaran 4. Aspek Operasional 5. Aspek Keuangan 6. Aspek Kelayakan Investasi 1. Aspek Hukum Mengkaji beberapa hal yang berkaitan dengan hukum dan perundang-undangan yang melegalkan rencana bisnis, menguatkan pembuktian dan menghindarkan dari tuntutan hukum. Pada dasarnya untuk mengkaji sejauh mana usaha yang direncanakan mendapat jaminan serta dukungan hukum atau tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, misalnya : - Barang yang diperdagangkan tidak dilarang atau merugikan anggota masyarakat/ pemerintah, - Lokasi usaha yang ditentukan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku (sesuai dengan tata guna tanah yang telah ditetapkan). - Teknologi dan sarana alat-alat yang digunakan tidak merugikan bagi masyarakat dan tidak membahayakan lingkungan sekitarnya. Hal lain yang dikaji adalah kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan legalitas perbuatan hukum pada bisnis tersebut, sehingga dalam pelaksanaan usahanya mempunyai legitimasi yang kuat, misalnya: - Nama perusahaan, berikut nama dagang yang dimiliki, bidang usaha yang dikembangkan, tipe perusahaan (PT, CV, atau Firma), nama pemilik, partner atau pemegang saham utama. - Kegiatan untuk melakukan ikatan perjanjian dengan pihak luar/relasi dagangnya (kuasa melakukan akad kredit, pelimpahan wewenang, dan lain sebagainya). - Keberadaan usaha: SIUP, status tanah, NPWP, izin Hinder Ordonansi/HO (Izin bebas gangguan dari instansi terkait). 2. Aspek Organisasi dan Manajemen Mengkaji apakah rencana bisnis dapat mendukung pengeloaan usaha dengan baik, tertib dan efesien. Kajian meliputi antara lain : - Kajian tentang manajemen terutama tenaga yang diperlukan, berapa jumlahnya dan kualifikasi yang dibutuhkan, termasuk pemilik perusahaan dan manajer. Gambaran singkat dari kualifikasi masing-masing personil kunci dan mengapa seseorang diserahi suatu posisi. Agar pengelolaan bisnis dapat dilakukan secara efisien dan efektif, maka struktur organisasinya harus sesuai dengan besar kecilnya skala usaha (jenis dan volume usaha) serta wewenang jabatan yang diuraikan secara tegas dan jelas. - Selanjutnya uraian tugas pokok dan kewajiban dari masing-masing posisi. Jika perusahaan tersebut berbentuk Perseroan Terbatas, buat daftar nama dan alamat Direktur. Dan jika berbentuk CV, buat daftar nama dan alamat orang yang terlibat dalam kongsi. - Personil yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan karena reputasi dari orangorang penting dari perusahaan tersebut. Apakah karyawan termasuk orang-orang yang mudah bergaul atau memiliki ketrampilan khusus, karena kunci keberhasilan dari bisnis tidak lepas dari keberadaan sumberdaya manusia pelaksana, mulai dari pemilik sampai seluruh pelaksana yang mendukung kegiatan bisnis tersebut. 3. Aspek Pemasaran Mengkaji apakah prospek pemasaran memberikan gambaran yang cukup cerah. Apakah ada peluang usaha dan berapa besarnya, sehingga rencana penjualan dan perolehan keuntungan dapat diproyeksikan dengan realistis. Dalam aspek ini sekalgus menganalisis kecenderungan-kecenderungan apa saja yang mempengaruhi pasar, besarnya permintaan serta kecenderungannya harus diperkirakan secara cermat. Dari hasil kajian pasar dapat diharapkan beroperasi secara sehat apabila produk yang diperdagangkan mampu mendapat tempat dipasaran. a. Menghitung besarnya permintaan : Untuk mengetahui besarnya permintaan dari produk yang dipasarkan tidak terlepas dad pemilihan lokasi yang telah dipertimbangkan sebelum memulai usaha. Besarnya permintaan pasar hendaknya dihitung berdasarkan pada suatu periode yang telah ditetapkan, dijelaskan dalam jumlah unit yang terjual dan dalam bentuk rupiah. Untuk menghitung besarnya permintaan pasar dapat digunakan dengan metode time series beberapa tahun, sehingga dapat diketahui besarnya permintaan pasar apakah stabil, meningkat atau turun. Setiap ramalan didasarkan atas perhitungan dan asumsi lingkungan serta kondisi pasaran. Banyaknya faktor yang mempengaruhi besarnya pasar di masa datang, diukur dengan memasukkan peubah yang berpengaruh. b. Menghitung besarnya penawaran : Untuk mengetahui besarnya penawaran dapat berasal dan kemampuan/ kapasitas perusahaan itu sendiri maupun dari tempat lain. Dalam memproyeksi-kannya dapat digunakan beberapa metode ramalan, yaitu dengan menghitung kapasitas yang bersangkutan. Pengalaman masa lalu, kekajaman/kepekaan untuk melihat situasi yang akan datang sangat berpengaruh dalam memproyeksikan penawaran. c. Menghitung Market Space dan Market Share : Market Space : selisih antara besarnya permintaan dan penawaran (ruang gerak/kesempatan untuk masuk pasar). Market Share : bagian dari market space yang dapat diisi oleh bisnis yang direncanakan. Selanjutnya perlu mengetahui jumlah permintaan yang sesungguhnya dan berapa bagian yang dapat dipenuhi (pangsa pasarnya). Untuk mengetahui hal tersebut berarti harus mengetahui berapa kemampuan usaha sejenis dalam memenuhi kebutuhan pasar (kemampuan pesaing). Pesaing Bagian yang sangat penting dalam penelitian pasar yaitu menjajagi pesaing-pesaing yang ada. Keberadaan pesaing bukan berarti menjadi lawan bisnis, tetapi dianggap sebagai sumber informasi yang berharga. ldentifikasi perusahaan-perusahaan yang menjadi pesaing, tentang jumlah/potensinya, besarnya asset dan volume penjualan dari pesaing, apakah rencana bisnis kita akan menyaingi perusahaan-perusahaan yang sama. Jika asset dan volume penjualan pesaing tidak dapat diketahui, dicoba untuk mengetahui kekuatan pesaing dengan cara lain, misalnya jumlah tenaga kerjanya atau jumlah cabang-cabangnya. Program pemasaran Tahap berikutnya dalam proses penyusunan rencana bisnis adalah memutuskan bagaimana bentuk operasionalnya, untuk menemukan pasar sesuai dengan kondisi perusahaannya antara lain : a. Segmen pasar: siapa sesungguhnya pasar/pelanggan dari bisnis kita. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelanggan untuk membeli atau tidak, atau menentukan jumlah produk yang mereka beli. b. Kebijakan tentang produk baik yang menyangkut kualitas, jumlah persediaan yang dimiliki, penyajian dan jaminan produknya. c. Kebijakan harga: hal ini menyangkut penentuan harga jual, cara-cara penjualan, pemberiaan potongan harga ataupun penjualan kredit dan sebagainya. d. Kebijakan distribusi dan penyalurannya, rantai distribusi produk dari perusahaan sampai dengan konsumen akhir. e. Kebijakan promosi yang ditempuh untuk meningkatkan penjualan. 4. Aspek Operasional Pada dasarnya tujuan kajian aspek operational adalah untuk mendapatkan keyakinan apak rencana bisnis yang akan dilaksanakan dengan sarana alat-aiat serta fasilitas yang ada dapat menghasilkan produk sesuai dengan segmen atau permintaan pasar atau sesuai dengan kebijakan pemasaran yang direncanakan. a. Pemilihan lokasi. Pemilihan lokasi merupakan keputusan yang sangat penting, karena akan mempengaruhi strategi pemasaran yang telah direncanakan dalam aspek pemasaran. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi untuk bisnis antara lain : - Kemudahan lalu lintas, tempat parkir, dekatnya dengan usaha sejenis/dekatnya dengan pesaing, lokasi harus mempertimbangkan untuk kegiatan operational tenaga kerja dan sebagainya. - Evaluasi dengan seksama besarnya biaya dari setiap lokasi dibandingkan dengan manfaat yang diharapkan (penghematan beberapa ratus ribu rupiah dalam menyewa lokasi boleh jadi mengakibatkan kerugian jutaan rupiah, disebabkan rendahnya penjualan). Sebaliknya biaya yang tinggi tidak seialu diikuti dengan manfaat yang lebih besar. - Pilihan lokasi dengan dasar pertimbangan bisnis itu sendiri, jangan memulai dengan faktor lokasi sebagai faktor yang tidak dapat berubah. b. Rencana bisnis dari produk yang akan dijual. Macam-macam produk yang akan disediakan, jenis, ukuran, kemungkinan pasarnya. c. Sikap masyarakat, perhatian masyarakat, kepercayaan masyarakat, keterbukaan tokoh-tokoh masyarakat, ketrampilan pen dengan harapan adanya peningkatan penjualan karena ciri khas dekorasi dan tata letak dalam ruangan. 5. Aspek Keuangan Kajian aspek keuangan merupakan bagian penting untuk mengetahui kemungkinan pelaksanaan investasi secara rinci. Disamping itu kajian aspek keuangan juga merupakan rangkuman kajian dari aspek-aspek terdahulu yang diakumulatifkan dalam bentuk uang, sehingga mempunyai kekuatan dominan dalam pengambilan keputusan. Beberapa hal yang perlu dikaji antara lain : a. Penentuan besarnya jumlah modal yang dibutuhkan termasuk di dalamnya biaya investasi awal dan biaya operasi untuk beberapa bulan pertama. - Biaya investasi yang diperlukan misalnya : nilai tanah, bangunan, kendaraan, peralatan, furniture, biaya pendaftaran usaha dan lain sebagainya. - Biaya operasional dimaksud biaya untuk melaksanakan kegiatan bisnis terdiri dari: biaya penjualan/distribusi, gaji, transport, sewa, pemeliharaan, asuransi, penyusutan, peralatan, listrik, telepon, biaya pengadaan, biaya pemasaran dan lain sebagainya. - Biaya-biaya administrasi dan operasi perusahaan. b. Sumber pembiayaan, perlu ditentukan sejak awal darimana saja dana tersebut diperoleh. Umumnya dana berasal dari: modal kas atau barang-barang milik sendiri (pemilik usaha) dan dari pinjaman dari pihak luar. c. Proyeksi pendapatan hasil penjualan. Setelah direncanakan pola kegiatan penjualan dalam aspek pemasaran, maka untuk mengetahui efektivitas kegiatan dalam pemasaran dihitung jumlah penerimaan dan hasil penjualan. Proyeksi penjualan ini menggambarkan tingkat penjualan yang diharapkan, baik yang bersifat bulanan pada tahun pertama maupun kwartalan atau tahunan. d. Proyeksi rugi-laba. Proyeksi ini diperlukan untuk menghitung rentabilitas dan efektivitas penggunaan modal. Laporan ini memadukan tingkat penjualan sekaligus biaya-biaya yang dikeluarkan pada satu periode (bulanan/triwuian/tahunan), mengenai bentuk laporan proyeksinya dapat dilihat pada lampiran. Berikut dikemukakan beberapa rumus untuk menghitung rentabilitas dan efektivitas penggunaan modal: NPM = Net Profit Margin (marjin laba bersih) Laba bersih NPM = ------------------Penjualan ROI = Return On Investment (laju balik investasi modal) Laba bersih ROI = -------------------------Modal usaha ROWN = Return On Net Worth (laju balik modal sendiri) Laba bersih ROWN = -------------------------------- X 100 % Modal sendiri e. Perhitungan Titik Pulang Pokok (Break Even Point) Titik pulang pokok (titik impas) adalah suatu perhitungan yang menunjukkan pada jumlah penjualan tertentu, besarnya pendapatan sama dengan besarnya biaya usaha. Dengan analisis ini dapat diketahui pada volume berapa atau hasil penjuaian minimal yang harus dicapai untuk menutupi biaya-biaya atau pada volume penjualan berapa usaha mengalami titik impas (kondisi perusahaan yang tidak untung dan tidak rugi). Untuk dapat menghitung titik pulang pokok, maka sebelumnya perusahaan harus dapat: 1. Memerinci semua komponen biaya usaha. 2. Menggolongkan biaya-biaya tersebut ke dalam biaya-biaya tetap dan biaya-biaya tidak tetap. Perhitungan titik pulang pokok hanya dapat dilakukan apabila harga jual barang sama (tidak berubah dalam suatu periode tertentu), misalnya selama satu tahun. Adapun kegunaan dari perhitungan titik pulang pokok adalah : (a) berguna bagi perusahaan sebagai dasar dalam mengambil keputusan; (b) berguna bagi perusahaan sebagai dasar dalam menetapkan harga jual maupun kebijakan harga. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa untuk menghitung titik pulang pokok, maka biaya digolongkan kedalam : (1) Biaya tetap, yaitu biaya-biaya yang bersifat tetap artinya tidak terpengaruh oleh fluktuasi kegiatan produksi. Biaya tetap ini pada dasarnya tidak akan mengalami perubahan dalam suatu periode (1 tahun). Komponen biaya tetap dalam perusahaan meliputi : gaji atau upah, biaya administrasi, penyusutan, bunga, telepon, listrik, pajak, biaya pemeriksaan, biaya pendidikan, biaya pemeliharaan, biaya lembur, biaya rapat, biaya perjalanan. (2) Biaya tidak tetap, yaitu biaya-biaya yang bersifat tidak tetap artinya dapat terpengaruh, berubah atauy berfluktuasi mengikuti tingkat kesibukan produksi ataupun kegiatan perusahaan. Komponen biaya tidak tetap dalam perusahaan meliputi : biaya pembelian bahan, biaya pemasaran, biaya bongkar muat barang, biaya bahan bakar, biaya transportasi, biaya pelumas dan lain se bagainya. Penentuan biaya tetap dan biaya tidak tetap akan sangat tergantung kepada macam jenis usaha yang dilaksanakan apakah usaha yang bersifat industri, produksi, jasa, pengolahan dimana sifat dan perilaku biaya akan berbeda-beda pula. Untuk menghitung titik pulang pokok digunakan rumus Biaya Tetap a. Titik Pulang Pokok (Rp) = ----------------------------------Biaya Tidak Tetap 1 - ---------------------------Penjualan Biaya Tetap b. Titik Pulang Pokok (Unit) = ----------------------------------------------Harga Jual/unit - Biaya Tidak tetap/unit f. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow) Arus kas adalah daftar yang menjelaskan arus penerimaan atau pendapatan usaha dan biaya-biaya atau pengeluaran usaha selama satu periode tertentu (satu bulan, satu tahun/lebih dari satu tahun). Dari arus kas ini dapat diketahui kemampuan dana tunai yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan operasionalnya. Karena dari arus kas juga dapat diketahui : jumlah penerimaan kas, jumlah pengeluaran kas, saldo kas yang diinginkan (saldo awal/lakhir), dan kebijaksanaan kas. Adapun unsur aliran kas pada hakekatnya terdiri dari : Penerimaan kas. Penerimaan kas terdiri atas: - Penerimaan hasil penjualan/pendapatan. - Penerimaan pembayaran piutang - Penerimaan dari pinjaman - Penerimaan penjualan saham - Penerimaan hasil lain-lain Pengeluaran kas, terdiri atas; - Biaya produksi - Biaya operasi - Biaya pengadaan/ pembelian - Biaya tenagakerja - Angsuran pinjaman - Pembayaran bunga - Anggaran - Sewa - Pengeluaran investasi lainnya. Sedangkan mengenai kegunaan cash-flow adalah: - Memberikan gambaran kapan harus diputuskan kebijakan kas - Dapat dipakai untuk menetapkan kapan harus dilakukan pinjaman - Memberikan gambaran beberapa kredit yang diperlukan. - Dapat mengatur pembayaran kembali dari dana-dana yang tersedia. 6. ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Untuk mengetahui kemungkinan pelaksanaan investasi, maka dilakukan analisis kelayakan investasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan “kriteria investasi”. Adapun jenis kriteria investasi yang digunakan sebagai alat pengukur terdiri dari 1. Net Present Value (NPV) NPV : adalah selisih nilai sekarang hasil bersih tunai dengan nilai sekarang biaya investasi. Adapun formulasinya adalah sebagai berikut: NPV = PV Cash Inflow - PV Cash Outflow Dimana: PV Cash Inflow = Cash Inflow x Discount Factor. PV Cash Oufflow = Cash Outflow x Discount Factor. Cash inflow = adalah hasil bersih tunai (laba bersih usaha + penyusutan + amortisasi). Cash Outflow = adalah biaya investasi dan pemeliharaan investasi. Atau dengan formulasi lain sebagai berikut: Bn - Cn NPV = ----------------(1 + r) n Dimana : Bn = hasil investasi; Cn = biaya investasi; r = tingkat bunga yang berlaku. t = periode investasi. Sedangkan syarat kelayakan investasi ditentukan dengan memperhatikan: Jika NPV positif (+) ( investasi diterima layak. Jika NPV negatif ( - ) ( investasi ditolak/tidak layak. 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR : adalah tingkat keuntungan yang diharapkan diperoleh dari inevstasi secara relatif (%). Adapun formulasinya adalah sebagai berikut: NPV1 IRR = r1 + ----------------- (r2 - r1) NPV1- NPV2 Dimana: r1 = tingkat bunga terendah. r2 = tingkat bunga tertinggi. NPV 1 = NPV pada tingkat bunga terendah. NPV 2 = NPV pada tingkat bunga tertinggi. Sedangkan syarat kelayakan investasi ditentukan sebagai berikut: Jika IRR > tingkat bunga atau COC ( layak. Jika IRR < tingkat bunga atau COC ( tidak layak. 3. Profitability Index (PI) atau B/C Ratio PI = adalah ukuran efektivitas hasil investasi terhadap biaya investasi dengan pendekatan keuntungan tunai dan nilai sekarang. Adapun formulasinya adalah sebagai berikut: PI = PV Cash Inflow : PV Cash Outflow Sedangkan syarat kelayakan investasi ditentukan sebagai berikut : Jika PI > 1( investasi efektif. Jika PI < 1( investasi tidak efektif. 4. Payback Period PP = adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi. Adapun formulasinya adalah sebagai berikut: PP = biaya investasi : hasil investasi Sedangkan syarat kelayakan investasi ditentukan sebagai berikut :Semakin kecil payback period, berarti semakin cepat biaya investasi tersebut akan kembali. Semakin besar payback period, berarti semakin lama biaya investasi tersebut akan kembali. 5. Accounting Rate of Return (ARR) ARR = adalah ukuran efektivitas hasil investasi terhadap biaya investasi dengan pendekatan keuntungan akuntansi. Adapun formulasinya adalah sebagai berikut: ARR = laba usaha - biaya investasi. Sedangkan syarat kelayakan investasi ditentukan sebagai berikut : Jika ARR > rate of return ( layak. Jika ARR < rate of return ( tidak layak.