MODUL PERKULIAHAN Modul 07 Entrepreneurship and Inovation Management Materi : Kriteria Investasi, Motif Investasi dan Karakteristik Instrumen, Metode Penilaian Investasi Fakultas Program Studi Fakultas Pasca Sarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka 07 Materi pertemuan ke 7 Entrepreneurship and Inovation Management ini menjelaskan secara detail tentang Kriteria Investasi, Motif Investasi dan Karakteristik Instrumen, Metode Penilaian Kode MK 35007 Disusun Oleh Nama Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM Dosen menjelaskan materi secara jelas kepada mahasiswa, terutama menyangkut pengetahuan tentang Kriteria Investasi, Motif Investasi dan Karakteristik Instrumen, Metode Penilaian Investasi beserta Investasi beserta contoh penerapannya. Materi ini sangat penting, apalagi banyak di anatar Mahasiswa yang ingin mulai mendirikan usaha dan ingin mempeoleh kebebasan secara Finansial contoh penerapannya. Diharapkan nantinya mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan materi tersebut di atas, disertai pemahaman tentang penerapannya. Pembahasan Kisah Inspirasi Frederick W. Smith 2012 2 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Frederick W. Smith lahir di Marks, Mississipi 18 Juni 1944, tokoh yang punya panggilan Fred ini harus ditinggalkan sang ayah pada usianya yang ke-4. Hidup dengan menderita kelumpuhan dan penyakit tulang sejak kecil, Smith mendapatkan kesehatannya yang pulih total pada usia 10 tahun, berikut dengan prestasinya bermain football dan menjadi seorang pilot. Kegemarannya untuk terbang bersama pesawat dan juga profesinya sebagai seorang marinir yang mengurusi masalah pengadaan dan pengiriman logistik, kemungkinan menjadi pemicunya untuk memunculkan ide bisnis pengiriman surat dan paket menggunakan pesawat milik perusahaan yang khusus diperuntukan untuk mengirim barang. Pada 1966, mahasiswa yang mengikuti kuliah ekonomi di Yale University, Amerika Serikat, mendapat tugas untuk membuat sebuah makalah tentang bisnis. Fred Smith, salah satu mahasiswa di kampus tersebut, tertarik dengan usaha pengiriman surat. Pada masa itu, pengiriman surat dan paket dilakukan dengan cara mengirimkannya lewat jalur penerbangan komersial biasa. Peti-peti berisi surat dan paket dikirimkan dengan menempati bagasi pesawat penumpang biasa. Fred merasa ini tidak efektif. Fred akhirnya menuliskan idenya berupa sebuah bisnis pengiriman surat dan paket barang yang diharapkan dapat mengirimkan barang dalam 24 jam dari satu kota ke kota lainnya. Ia membayangkan pengiriman barang akan dilakukan dari sebuah pusat yang diposisikan di kota Memphis. Pengiriman barang itu tidak akan menggunakan pesawat komersil penumpang biasa. Nantinya, usaha pengiriman paket dan surat itu akan menggunakan pesawat milik perusahaan yag dikhususkan untuk barang. Dengan percaya diri, Fred Smith mengumpulkan makalah bisnisnya. Seminggu setelah itu, beberapa mahasiswa yang mendapatkan nilai jelek untuk makalahnya dipanggil dosen bersangkutan. Fred adalah salah satunya dan ia harap-harap cemas ketika dipanggil masuk. “Konsep ini menarik sekali. Tapi, bahkan untuk mendapatkan nilai C kamu harus cari yang lebih masuk akal lagi,” kata dosen tersebut kepada Fred. Resmilah ia mendapat nilai C untuk ide bisnis yang “tidak masuk akal” itu. Ide tersebut adalah konsep dasar Federal Express, perusahaan jasa pengiriman surat dan paket terbesar di dunia saat ini. Satu-satunya perusahaan di Amerika yang berhasil mencapai asset senilai $1 miliar tanpa melakukan merger atau akuisisi dalam waktu kurang dari sepuluh tahun. Kesimpulan dari kisah inspirasi tersebut di atas adalah, bahwa terkadang nilai C pada sebuah makalah di perkuliahan dianggap sebagai sebuah kegagalan atau nilai yang kurang. 2012 3 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Namun tidak begitu bagi Frederick Wallace Smith. Nilai C yang diberikan sang dosen pada makalah bisnisnya justru mendorong Smith membuat perusahaan jasa pengiriman surat dan paket terbesar di dunia saat ini, Federal Express atau FedEx. Kata-kata bijak (Quote) dari Fred salah satunya adalah :Takut gagal janganlah menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu . Kriteria Investasi, Pengertian Investasi menurut beberapa ahli : Pengertian Investasi menurut Fitz Gerald (1978) aktivitas ialah berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk mengadakan modal barang pada saat sekarang. Barang modal tersebut kemudian akan menghasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. Fitz Gerald juga kemudian mengungkapkan bahwa investasi ialah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber untuk yang dipakai untuk mengadakan suatu barang. Dari modal itulah makan akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang Pengertian Investasi menurut James C Van Horn (1981) kegiatan yang dilangsungkan ialah dengan memanfaatkan kas pada sekarang ini, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil barang di masa yang akan datang Pengertian investasi menurut Sadono Sukirno (1997:107) Investasi diartikan ialah sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam suatu modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan juga perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan juga jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pengertian Investasi menurut Henry Simamora (2000:438) Investasi ialah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk menambahkan atau pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi (misal pedapatan bunga, royalty, deviden, pendapatan sewa dan lain -lain ), untuk apresiasi nilai investasi, atau juga untuk manfaat lain bagi suatu perusahaan yang berinvestasi,yang seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang. Pengertian investasi menurut Mulyadi (2001:284) Investasi ialah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk mendapatkan hasil laba di masa yang akan datang 2012 4 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengertian investasi menurut Haming dan Basalamah (2003) investasi ialah pengeluaran pada saat sekarang untuk membeli aktiva real (tanah, rumah, mobil, dan lain-lain) atau juga aktiva keuangan mempunyai tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar lagi dimasa yang mendatang, selanjutnya dikatakan juga investasi ialah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang digunakan untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang Pengertian investasi menurut Sunariyah (2003:4) Investasi ialah penanaman modal untuk satu ataupun lebih aktiva yang dimiliki dan juga biasanya berjangka waktu lama dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Prinsip dasar Investasi Berikut ini adalah 8 (delapan) prinsip dasar investasi yang dapat anda terapkan dalam memulai berinvestasi : 1. Cobalah melangkah setahap demi setahap dengan Investasi yang ingin anda jalankan. Jika resiko yang anda dapatkan sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Seorang investor terkemuka di dunia bernama Warren Buffet mengatakan bahwa, “Aturan pertama yang berinvestasi adalah untuk tidak pernah kehilangan pokok Anda. Aturan kedua adalah untuk tidak pernah melupakan peraturan nomor satu !.” 2. Melihat Track record Investasi, apakah terbukti menguntungkan. Jika seseorang memberitahu Anda tentang investasi baru yang belum pernah anda dengar sebelumnya, sebaiknya anda berhati-hati. Cobalah memilih Investasi yang telah terbukti Ini akan memberi keuntungan yang besar/ 3. Hindarilah investasi yang memiliki track record yang buruk.misalnya saja anda membeli saham perusahan mengalami penurunan secara signifikan setiap 7 tahun. Setelah Anda kehilangan semua yang telah Anda buat dan mayoritas prinsip Anda sangat sulit untuk naik kembali ke tempat ke nilai jual semula . dan akan membutuhkan waktu selama bertahun-tahun setelah penurunan untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan. Aku menaruh uang di pasar saham selama 5 tahun dan menontonnya tumbuh kemudian mencelupkan kemudian menurun. Saya adalah pasien dan menunggu tahun untuk itu untuk naik kembali. Akhirnya Saya menjualnya kembali namun saya masih tetap merugi. Bagaimana ? tentu akan Lebih sulit untuk mengembalikan uang yang telah anda investasikan tersebut. 2012 5 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Investasi haruslah transparansi. Anda harus tahu betul bagaimana uang anda dikelolah secara maksimal. Jika itu benar-benar kabur atau tidak jelas tentang bagaimana uang anda di kelolah, sebaiknya anda menghindarinya. Anda harus dapat memahami bagaimana uang Anda akan tumbuh dan kemungkinan bagaimana Anda bisa kehilangan. 5. Jangan menaruh semua investasi anda kedalam 1 jenis investasi saja. Sebuah aturan investasi adalah untuk diversifikasi. Ada yang mengatakan tidak harus diversifikasi, itu merupakan investasi yang buruk. Lebih baik anda memiliki 3 investasi baik dari 5 investasi yang anda pilih, dengan 3 menjadi baik dan 2 buruk. Mendapat keuantungan itu penting. Tapi untuk keamanan investasi anda jauh lebih penting, memilih 1 atau 3 investasi yang baik jauh lebih bagus, ketimbang anda memilih semua jenis investasi terbaik. Divesifikasi dimaksud disini deposito perbankan, memang dapat dikatakan jenis investas iyang sama, namun anda mendepositokan uang anda di bank yang berbeda, sudah dapat dikatakan diversifikasi atau memilih beberapa asuransi yang memiliki kebijakan yang berbeda dengan perusahaan yang berbeda pula. Anda bisa juga menjalankan bisnis yang berbeda pula. Salah satu diversifikasi yang buruk jika anda memiliki 3 investasi saham, dimana Anda bisa kehilangan segalanya jika pasar saham merosot. Jika anda memiliki investasi di bidang property apabila pasar property sedang lesu mungkin anda harus menunggu beberapa tahun atau bulan hingga pasar property dapat bagus kembali, namun pada masa itu anda akan kesulitan dalam hal pemasukan. Jika ada diversifikasi dalam investasi maka uang anda tumbuh di tempat lain. Salah satu jenis investasi yang dapat dijadikan difesifikasi yaitu investasi emas, kecenderungan investasi emas lebih bersifat jangka panjang. 6. Anda harus terus dapat mengawasi investasi anda. Jika Anda tidak dapat menemukan di mana uang Anda dan bagaimana melakukan, Hal ini sangat penting untuk tetap terlibat dan periksalah selalu investasi anda. 7. Investasi Anda harus lebih dari nilai Inflasi umumnya berbeda beda tapi rata-rata sekitar 4 % setiap tahun. Jika Anda berinvestasi pastikan investasi yang anda lakukan mengalami pertumbuhan diatas 4,25 % tiap tahunnya. 8. Anda perlu tahu dan mampu menangani investasi itu sendiri. Investasi sendiri ada yang bersifat jangka panjang, ada pula investasi yang bersifat jangka pendek. Dapatkah Anda menghasilkan keuntungan dari investasi yang anda lakukan tampa berkurangnya modal yang anda investasikan. Jangan berinvestasi dalam sesuatu yang akan melumpuhkan keuangan Anda secara keuangan. 2012 6 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kriteria Investasi Kriteria investasi ini sangat bermanfaat dalam melakukan pengukuran manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan investasi terhadap suatu usaha. Banyak orang yang menanggung rugi karena serampangan dalam melakukan perhitungan atau bahkan tidak mengukur terlebih dahulu tingkat viabilitas dan share profit serta management risk-nya ketika ia melakukan investasi. Ada banyak kriteria investasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat investasi, dimana kriteria tersebut dapat membantu untuk melihat apakah investasi tersebut dapat memungkinkan dan menguntungkan atau tidak. Perlu dijelaskan bahwa kriteria investasi merupakan sebuah metode analisis yang dipakai untuk memperhitungkan antar biaya yang dikeluarkan dengan kemanfaatan yang akan diperoleh selama investasi tersebut dilakukan. Ada 5 kriteria investasi : 1) Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate terentu. NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost/biaya. 2) Internal Rate of Return (IRR) Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan return (satuannya %). IRR ini merupakan tingkat discount rate yang membuat NPV proyek = 0. Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk mencari IRR kita harus menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV sama dengan nol. 3) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang diperoleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, apabila net B/C 2012 7 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak untuk dilaksanakan. 4) Break Event Point (BEP) Dalam ilmu ekonomi, terutama akuntansi biaya, titik impas (break even point) adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan. dengan: TR : Pendapatan total/Total Revenue. TC : Biaya total/Total Cost. 5) Payback Period Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. Motif Investasi dan Karakteristik Instrumen, Semua kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif (primary motif) dan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Motif mendasar (primary motif) dari investasi yang membedakan antara kegiatan investasi (investment) dan kegiatan menabung (saving) yang motif dan tujuan utamanya adalah untuk tujuan proteksi atau perlindungan dan untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Suatu realitas bahwa setiap kegiatan investasi akan selalu melibatkan aspek keuntungan pada satu sisi dan aspek resiko pada sisi lainnya dan hal ini menyebabkan suatu kegiatan investasi hanya dapat dipertanggung jawabkan apabila seseorang minimal telah memperoleh gambaran yang relatif jelas terhadap kedua aspek tersebut yaitu prospek keuntungan yang mungkin diperoleh serta di satu sisi lain, segala resiko yang mungkin dihadapinya. Ada beberapa kriteria mendasar apakah suatu investasi layak dilakukan ataukah tidak layak dilakukan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tingkat Keuntungan Investasi Yang Diharapkan Hal ini dapat diukur dengan berbagai metode yang tersedia, salah satu metode yang paling umum adalah dengan mengukur tingkat pengembalian investasi atau dikenal dengan istilah Return On Investment (ROI) yang tidak saja memperhitungkan persentase laba terhadap modal, tetapi juga memperhitungkan periode waktu pengembalian investasi. 2012 8 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Tingkat Resiko Investasi Yang Akan Dihadapi Ada banyak metode untuk mengukur tingkat resiko suatu investasi namun yang paling mendasar adalah mengukur Risk Benefit Ratio yang membandingkan tingkat manfaat yang dapat diperoleh dengan tingkat resiko yang harus dihadapi. 3. Tingkat Likuiditas Suatu Investasi Ukuran likuiditas tersebut pada hakekatnya mengacu pada dua aspek dasar, yaitu seberapa cepat suatu investasi mulai menghasilkan keuntungan dana tunai (seberapa cepat penerimaan dana hasil investasi didapatkan kembali), kemudian seberapa cepat suatu investasi dapat dikonversikan kembali menjadi dana tunai apabila muncul kebutuhan dana tunai secara mendadak. 4. Tingkat Kompleksitas Atau Kerumitan Suatu Investasi Semakin rumit suatu kegiatan investasi maka semakin tidak menariklah kegiatan investasi itu. Kompleksitas suatu kegiatan investasi menyangkut juga kompleksitas pada berbagai tahapan proses investasi termasuk pula dalam hal ini proses manajemen pelaksana kegiatan investasi bersangkutan. 5. Tingkat Kesulitan Memulai Kegiatan Investasi (Entry Barrier) Entry barrier adalah hambatan-hambatan tertentu yang merintangi seseorang calon investor untuk dapat memulai atau menerjuni kegiatan investasi tersebut. Entry Barrier ini bisa mencakup berbagai aspek ekonomi dan non ekonomi antara lain misalnya : besarnya ukuran permodalan yang dibutuhkan , tingginya tingkat persaingan bisnis, tingginya tingkat kesulitan teknologi, tidak tersedianya sarana dan prasarana pendukung, sulitnya perijinan, langkanya bahan baku utama dan berbagai hal lainnya ang merintangi berlangsungnya suatu kegiatan investasi secara sederhana dan mudah. 6. Tingkat Familiaritas Suatu Kegiatan Investasi Faktor selanjutnya adalah faktor pengenalan (familiaritas) serta pemahaman seorang calon investor terhadap kegiatan investasi yang akan diterjuninya, dimana faktor ini dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi keputusan akhir untuk menerima ataupun menolak suatu usulan rencana investasi yang akan diajukan. Faktor terakhir ini sebenarnya dapat diatasi dengan mengupayakan akses informasi yang seluas-luasnya terhadap kegiatan investasi bersangkutan. Pada kenyataannya seorang investor dalam memutuskan atau menentukan apakah suatu investasi layak dilakukan atau tidak layak dilakukan dipengaruhi berbagai pertimbangan lain selain faktor-faktor tersebut di atas, pertimbangan-pertimbangan ini sangat beragam 2012 9 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan meliputi mulai dari pertimbangan teknis dari berbagai segi hingga pertimbangan yang bersifat subjektif semata-mata. Instrumen Investasi Pada saat kita berniat untuk investasi sebaiknya kita pahami dahulu mengenai instrumeninstrumen investasi. Tujuannya adalah agar kita bisa menentukan instrumen mana yang paling baik. Setidaknya, ada tiga instrumen dasar yang perlu kita pahami, yaitu deposito, obligasi, saham dan reksa dana. Deposito Deposito yang sering dimaksud umumnya adalah deposito berjangka (time deposit). investasi deposito dikeluarkan oleh bank. Di dalam sistem ini, kita (investor) memberikan pinjaman kepada bank dengan imbalan “bunga” atas nilai pokok yang kita pinjamkan kepada bank. Seandainya, saat ini, kita menempatkan deposito Rp100 juta selama satu tahun dan mendapatkan bunga sebesar 8% per tahun, berarti kita akan menerima hasil investasi sebesar Rp8 juta (sebelum pajak) dan pengembalian nilai pokok (nominal) sebesar Rp100 juta, satu tahun kemudian. Dari mana bank dapat membayar bunga 8%? Dari deposito yang terkumpul, bank akan menyalurkan pinjaman (kredit) kepada dunia usaha (perusahaan) dan menerima pembayaran bunga kredit misalnya 15% per tahun. Selisih bunga yang diterima dari dunia usaha dan yang dibayarkan kepada deposan sebesar 7% (15%-8%) — sering disebut spread — merupakan sumber penghasilan bagi bank. Sebagian besar masyarakat sudah sangat mengenal instrumen ini melalui perbankan. Dengan tingkat suku bunga perbankan di Indonesia yang secara historis cukup tinggi serta risiko yang rendah membuat deposito menjadi pilihan investasi sebagian besar masyarakat. Namun, dengan adanya perbaikan ekonomi, tingkat suku bunga deposito akan terus menurun. Oleh karena itu, perlu juga kita mengetahui alternatif investasi lainnya selain deposito yang bisa memberikan tingkat hasil investasi yang lebih tinggi. Obligasi 2012 10 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Instrumen investasi Obligasi mirip dengan deposito, namun investasi ini bukanlah produk perbankan. Obligasi biasanya diterbitkan oleh pemerintah ataupun perusahaan. Perbedaan umum antara kedua instrumen itu adalah dari jangka waktu jatuh tempo. Deposito berjangka pendek, sedangkan obligasi berjangka panjang. Selain itu, deposito tidak bisa diperdagangkan di pasar, sementara obligasi bisa. Perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk membiaya kegiatan usahanya. Selain dari modal yang dimiliki sendiri, ia sering membutuhkan pinjaman dari pihak lain, seperti bank. Perusahaan biasanya mempunyai alternatif lain untuk memperoleh pinjaman, yaitu dengan berutang kepada investor secara langsung. Instrumen (efek) utang yang digunakan, salah satunya, adalah obligasi. Obligasi merupakan surat utang yang dibeli oleh investor. Perusahaan akan lebih menguntungkan berutang kepada investor melalui obligasi dibandingkan dengan berutang kepada bank. Mengapa? Karena, perusahaan dapat membayar bunga yang lebih rendah daripada berutang kepada bank. Seandainya perusahaan menerbitkan obligasi, pada saat suku bunga kredit 15%, ia akan menawarkan obligasi kepada investor dengan “kupon bunga” (istilah bunga untuk obligasi) di bawah 15%. Mengapa investor tertarik membeli obligasi? Karena, kupon bunga yang akan diterima akan lebih tinggi (misalnya 3%-5%) di atas bunga deposito. Tambahan ini wajar karena selain perlu melakukan analisis tantang perusahaan yang bersangkutan, investor perlu berinvestasi untuk jangka waktu yang lebih panjang (lebih dari satu tahun), serta harus menerima risiko baik buruknya kinerja perusahaan tersebut. Saham Sebagian kecil masyarakat sudah mengenal Instrumen investasi saham dan berinvestasi di saham. Walaupun dipahami sebagai instrumen yang berisiko tinggi, saham juga menarik untuk dijadikan alternatif investasi karena memiliki potensi hasil yang juga tinggi. Bagaimana dasar penerbitan saham? Pemilik perusahaan, selain dari modal yang dimiliki sendiri dan berutang kepada bank (melalui kredit atau pinjaman) atau kepada investor (melalui obligasi) masih memiliki alternatif untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usahanya, yakni dengan menjual sebagian kepemilikannya (sahamnya) kepada investor publik. Ini yang sering disebut perusahaan go public. 2012 11 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perusahaan yang baik umumnya akan menghasilkan investasi yang lebih tinggi dari bunga pinjaman deposito atau bahkan bunga kredit. Mengapa? Karena, sebagian modal usahanya umumnya berasal dari pinjaman bank, sehingga ia perlu menghasilkan investasi yang lebih tinggi untuk mampu membayar pinjaman kepada bank. Selain itu, mendirikan dan mengoperasikan usaha memiliki risiko yang tinggi (misalnya kemungkinan bangkrut), sehingga wajar jika pengusaha akan berusaha sekuat tenaga memperoleh hasil investasi yang tinggi di atas bunga pinjaman. Kita, sebagai investor, dapat ikut merasakan potensi keuntungan dari perusahaan dengan memiliki saham-saham perusahaan yang sudah go public. Namun, kita perlu bersiap juga menerima kemungkinan risiko yang timbul, layaknya sebagai pemilik perusahaan. Salah satu cara mengurangi risiko investasi di saham adalah dengan berinvestasi secara diversifikasi dan untuk jangka panjang. Reksadana Reksadana dalah sarana (vehicle) sebagai alternatif dari cara berinvestasi. Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 8 tentang Pasar Modal, reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana dibentuk oleh manajer investasi dan bank kustodian melalui akta kontrak investasi kolektif (KIK) yang dibuat notaris. Manajer investasi akan berperan sebagai pengelola dana investasi yang terkumpul dari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek, seperti T/D, SBI, obligasi, dan saham. Sementara, bank kustodian akan berperan dalam penyimpanan dana atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan administrasi reksadana. Reksadana merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar. Melalui reksadana, investor sudah tidak perlu repot mengelola portofolio investasinya sendiri. Banyak instrumen investasi yang tersedia di pasar. Namun, kita sulit untuk berinvestasi ke dalam instrumen tersebut karena adanya kendala. Dengan adanya reksadana, investor dapat memperoleh manfaat, antara lain: 1. Akses ke dalam instrumen investasi yang beragam. 2012 12 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Pengelolaan portofolio investasi yang profesional oleh manajer investasi dan bank kustodian 3. Diversifikasi investasi dengan biaya yang rendah. Melalui dana yang terkumpul dari sekian banyak investor, reksa dana dapat berinvestasi ke berbagai jenis instrumen dari berbagai perusahaan. 4. Likuiditas yang relatif tinggi. Dalam kondisi normal, reksa dana dapat dibeli dan dicairkan (dijual kembali) setiap hari kerja. 5. Potensi hasil investasi yang tinggi dalam jangka panjang. 6. Manfaat bebas pajak untuk instrumen investasi tertentu (saat ini investasi dalam obligasi). Instrumen Riil dan Instrumen Keuangan Secara umum, investasi dibedakan menjadi dua macam yaitu instrumen riil dan instrumen keuangan. Instrumen riil bisa dilakukan dengan membeli emas, rumah, tanah, dan sebagainya. Sedangkan berinvestasi di instrumen keuangan lebih membutuhkan metode dan cara-cara tertentu. Instrumen keuangan merupakan aset yang wujudnya tidak terlihat, tetapi tetap memiliki nilai yang tinggi. Umumnya aset ini terdapat di dunia perbankan dan juga di pasar modal, yang di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Beberapa contoh dari aset finansial adalah instrumen pasar uang, obligasi, saham, dan reksa dana. Masing-masing instrumen tersebut memiliki profil risiko dan tingkat imbal hasil yang berbeda-beda pula. Instrumen investasi dengan profil resiko rendah, akan memberikan imbal hasil yang rendah pula. Sebaliknya, instrumen investasi dengan profil resiko tinggi, akan memberikan imbal hasil yang tinggi pula. Metode Penilaian Investasi 2012 13 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id NPV (Net Present Value) Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate terentu. NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost/biaya “ NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur pada tingkat suku bunga tertentu. Dalam perhitungan NPV ini perlu kiranya ditentukan dengan tingkat suku bunga saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari suatu cash flow yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukan. NPV merupakan selisih antara present value benefit dengan present value cost Indikator NPV : Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) utk dilaksanakan Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) utk dilaksanakan Net Benefit-Cost Ratio (Net-B/C) Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang diperoleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak untuk dilaksanakan. 2012 14 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dimana : (Bt-Ct)/(1+i)t, utk (Bt-Ct) > 0 dan (Ct-Bt)/(1+i)t utk (Bt-Ct) < 0 Net B/C rasio merupakan perbandingan antara present value positif (sbg pembilang) dgn jumlah present value negatif (sbg penyebut). Indikator NET B/C adalah : - Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan - Jika Net B/C < 1 , maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Perbedaannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian jumlah present value positif dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif. Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif semakin layak. Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif semakin layak. 2012 15 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Indikator Gross B/C : Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan - Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan IRR (Internal Rate of Return) Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan return (satuannya %). IRR ini merupakan tingkat discount rate yang membuat NPV proyek = 0. Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk mencari IRR kita harus menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV sama dengan nol. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka langkah-langkah perhitungan IRR adalah sebagai berikut : 1. Terlebih dahulu disiapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha. 2. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0 3. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV 4. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0 maka kita pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh NPV = 0 5. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai memperoleh NPV yang negatif ( NPV < 0 ) 6. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat interpolasi antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan negatif agar tercapai NPV = 0. 7. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi. Perhitungan IRR dgn cara interpolasi Jika diperoleh NPV +, maka carilah NPV – dgn cara meningkatkan discount faktornya 2012 16 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Keterangan : i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif. i2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif. Indikator IRR : - Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) utk dilaksanakan - Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan. 8. Hasil perhitungan IRR tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku, jika IRR hasil perhitungan > bunga bank yang berlaku maka proyek atau gagasan usaha tersebut layak untuk diusahakan. Payback Periods (PP) Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biayabiaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. Indikator Payback Periods : Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu). Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money dimana : I = besarnya biaya investasi Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. 2012 17 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini: 1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll. 2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll. 3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi. Rumus yang digunakan untuk analisis Break Event Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut: 1. Dasar Unit Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas: BEP = FC /(P-VC) 2. Dasar Penjualan Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas: FC/ (1 – (VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit. Rumus Perhitungan BEP : 2012 18 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 2012 Alfred, Christyadi (2010). Alasan Berinvestasi dan Kriteria Umum Penentuan Investasi. Sumber : www.masdab.financialplan.blogspot.co.id/2010 (diakses tanggal 3 Oktober 2015) Apnb News (2015). Kenali 4 Instrumen Dasar Investasi. Sumber : www.apbnnews.com/keuangan/4-instrumen (diakses tanggal 2 Oktober 2015) Baihaqi dkk (2012), Membeli Bisnis yang sudah ada. Sumber : www.scribd.com/doc (diakses tanggal 13 September 2015) Ciputra Entrepreneurship (2014). Membedah Jenis Instrumen Investasi. Sumber : www.ciputraentrepreneurship.com/investasi (diakses tanggal 3 Oktober 2015) Hisrich, Robert D dan Michael P Peters (2002),’Enterpreneurship’, Mc Graw Hill, New York Ilkha, Firman (2013). Pengertian Break Even Point (BEP). Sumber : www.zahiraccounting.com/id/blog/bep (diakses pada tanggal 2 Oktober 2015) Investasi Emas (2015). 8 Prinsip Dasar Investasi dan Cara Mengelolanya. Sumber : www.investasiemas.net/8 (diakses tanggal 2 Oktober 2015) Kuratku, Donald F & Hodgetts, Richard (2004), ”Entrepreneurship : Theory, Process, Practice ”. 6th ed., Thomson South-Western, Ohio (buku wajib) Kiyosaki, Robet (2000) Cashflow Quadran, Kompas Gramedia Komunitas Portal UKM (2013), Membeli Usaha, sumber portalukm.com/siklususaha Kurniawan, Tubagus (2014), Mingidentifikasi Resiko Usaha Untuk Wirausahawan. Sumber : infousahaupdate.blogspot.co.id/2014. (diakses tanggal 14 September 2015) Lambing(2000), ’Enterpreneurship’, Mc Graw Hill, New York Longenecker, G Just M Carlos W Moore dan J.W.Petly, (2003).‘Small Business Management an Enterpreneurial Emphasis’, 12ed Morse, Eric A dan Ronald K Mitchell (2006),’Cases in Entrepreneurship: The Venture Creation Process’,The Ivey Casebook Series, SAGE Publication 19 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2012 Reycca (2013). Identifikasi Resiko. Sumber : https://reycca.wordpress.com/2013/04/22/identifikasi. (Diakses tanggal 15 September 2015) Setiawan, Parta (2015). 10 Pengertian dan Definisi Investasi menurut Ahli Ekonomi. Sumber : www.gurupendidikan.com/10 (diakses tanggal 3 Oktober 2015) Shyaty (2012). Evaluasi Risiko. Sumber : http://curhataty.blogspot.co.id/2012/03/evaluasi-risiko. (Diakses tanggal 15 September 2015) Zimmerrer, Thomas W dan Norman M Scarborough (2005), ‘Essential of Entrepreneurshipand Small Business Management’ 20 Nama Mata Kuliah dari Modul Dr. Ir. Achmad Fachrodji MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id