membangun-pendidikan-yang-inovatif-dan-efektif-di-abad-21

advertisement
‘’ MEMBANGUN PENDIDIKAN DI ABAD 21 MELALUI TEKNOLOGI
INFORMASI SEBAGAI MEDIA DAN
SUMBER PEMBELAJARAN ‘’
A. Pengantar.
Segala puji bagi Allah yang telah mengangkat harkat derajat manusia
dengan ilmu dan amal, atas seluruh alam karena Raga ini tak mungkin bisa
menyelesaikan, otak tak mampu berfikir tanpa Anugerah besar yang telah Allah
berikan kepada hambanya berupa karunia Sehat dan Nikmat berfikir. Shalawat
dan salam semoga terlimpah atas Nabi Muhammad SAW, pemimpin seluruh
ummat manusia dan semoga pula tercurah atas keluarga dan para sahabatnya
yang menjadi sumber ilmu dan hikmah karena berkat beliaulah kita bisa
membedakan perkara yang hak dan perkara yang bathil.
Karya ilmiah ini tersusun sebagai implementasi wujud saya kepada
pemerintah sekaligus menjadi bukti nyata dalam rangka ikut berfikir dan
berdedikasi dalam dunia pendidikan, yang kemudian nantinya akan menjadi salah
satu bahan pertimbangan oleh pemerintah dalam memetakan paket kebijakan
yang efektif sehingga berdampak terhadap peningkatan Pendidikan di Indonesia
dengan pesat.
Abad 21 merupakan abad yang mana Negara mengalami persaingan
begitu ketat dengan Negara lain, lebih lebih dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean ( MEA ). Pada tahun 2016 ini pemerintah melalui e-government
sudah mulai menerapkan beberapa kebijakan untuk menyiapkan bangsa ini dalam
menghadapi MEA. Pada abad ke 21 ini kita dituntut untuk kreatif, inovatif dan
mampu bersaing dengan para tenaga ahli asing. Dalam hal ini kita harus mulai
membuka mindset kita ke arah Digital karena Negara lain sudah melaju ke arah
sana tentunya kita tidak boleh lengah dalam menyikapi ini, kita harus selalu
tanggap dan terus berupaya memaksimalkan upaya kita, pepatah mengatakan “
Jika Kita Mau Menguasai Dunia Maka Kuasailah IT “ ketika kita berbicara IT
maka tak lepas kita berada dalam dunia Digital. Untuk itu dalam hal ini saya
sepakat dengan tema statmennya PT Telkom Indonesia yang mengatakan The
Word Your Hand.
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
1
Terimakasih kami sampaikan kepada Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan ( KEMENDIKBUD ) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan ( Ditjen GTK ) telah mengadakan SIMPOSIUM Pendidikan, karena
melali program ini kami bisa para praktisi akademik yang peduli dengan
pendidikan di Indonesia telah menemukan wadah berupa kegiatan semacam ini,
kami bisa menuangkan Ide, gagasan dan mencari pemecahan masalah yang
mungkin selama ini Para Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Indonesia ini
memendam rasa yang terbelenggu untuk mempublishnya tentunya dengan
kegiatan semacam ini maka hal yang demikian bisa terselesaikan.
B. Masalah.
Ada beberapa point yang penulis jadikan sebagai hambatan / masalah
terhadap pelaksanaan Pendidikan Di Abad 21 Melalui Teknologi Informasi
Sebagai Media Dan Sumber Pembelajaran kali ini diantaranya :
1. Kalitas Guru Belum Memadai.
Kalitas guru yang kami maksud adalah kondisi guru saat ini belum
terbiasa dengan media pembelajaran yang berbasis tekhnologi, hal ini
dikarenakan mulai pertama mengajar sudah terbiasa dengan gaya lama tentunya
kebiasaan itu yang membawa guru saat ini merasa berada di zona nyaman misal
menjelaskan dengan model ceramah didepan siswa, memeberikan tugas kepada
siswa dan kemudian hasilnya dikumpulkan kepada guru mapelnya untuk di koreksi
dan hasilnya akan disampaikan pada pertemuan yang akan datang. Hal ini sangat
menjadi masalah ketika kita mulai menjajaki abad 21 yang tak lepas dari dunia
digital.
Memang tidak semua guru yang demikian namun mayoritas seperti itu
lebih lebih bagi guru yag ada di desa seperti saya pribadi, namun demikian saya
kira masih banyak guru guru di desa sana yang nasibnya tidak jauh beda dengan
saya, artinya tingkat persoalannya tidak jauh beda mungkin bedanya hanya di
lokasi saja. Belum masih kendala dengan batas kemampuan dalam penggunaan
aplikasi atau media informasinya yang akan digunakan apa saja, sejauh ini yang
kami ketahui ketika kita bicara media pembelajaran berbasis teknologi maka
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
2
terlintas di depan mata kita tentang softwere pembuatan presentasi atau (
Microsoft office power point ), softwere pengolah kata ( Microsoft office word ) dll.
Guru Belum
Siap
Guru tidak
maksimal
Melaksanakan
• Guru belum Siap membuat media pembelajaran dengan
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
• Guru belum siap mengkonsep media pembelajaran untuk
proses pembelajan.
• Guru belum melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan apa yang sudah di konsep sebelumnya.
• Guru belum melaksanakan tahapan tahapan yang sudah
menjadi kewajiban menyelaikan materi sesuai kurikulum yang
di pakai.
• Materi tidak dapat diterima dengan baik oleh peserta didik dan
bisa dibuktikan dengan implementasi dalam kehidupan sehari
- hari.
•
Tercapainya Visi dan Misi sekolah dalam menjalankan
Pembelajaran Tidak
salah satu amanah UUD 1945 yakni dalam rangka ikut serta
Tidak Berhasil mencerdaskan anak bangsa
Gambar. 1.1 ( Potret kegiatan pembelajaran guru yang belum siap )
2. Siswa
Dalam hal ini penulis menelaah di sekolah dan didapati siswa sebagai
salah satu problem dalam pelaksanaan Teknologi Informasi Sebagai Media Dan
Sumber Pembelajaran karena yang kami ketahui siswa saat ini sangat pragmatis
dalam berfikir, semuanya mau dilakukan dengan cara yang instant. Dalam belajar
saja siswa kadangkala selalu memiliki banyak alasan untuk malas belajar misal :
materinya sulit, gurunya membosankan dan lain sebagainya. Hal ini tidak menutup
kemungkinan karena guru kurang kreatif dalam menyajikan sebuah materi
trerhadap siswa.
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
3
Gambar. 1.2 ( Potret kondisi siswa )
3. Sekolah.
Sekolah dalam hal ini posisinya sebagai penentu utama dalam
mensukseskan suatu program pendidikan, berjalan tidaknya suatu proses
pembelajaran di sekolah itu tergantung sekolahnya. ketika sekolah mendukung
semua program yang akan diterapkan oleh Pendidik dan Tenaga Kependidikan
disekolah maka tercapainya Misi sekolah itu sendiri, begitu pula sebaliknya.
Dalam hal ini penulis menjadikan sekolah sebagai salah satu masalah dan sangat
menghambat atas keberhasilan proses pembelajaran yang di konsep sedemikian
rupa oleh para guru karena tidak sedikit dalam suatu sekolah yang memiliki Guru
yang berpotensi untuk memajukan sekolah dengan berbagai cara dan kadangkala
sekolah itu sendiri yang kurang memahami. Misal kita selaku guru bermimpi
disekolahnya menjadi sekolah favorit namun sekolah terkadang
terkendala
dengan beberapa hal diantaranya : Sarana dan prasarana belum memadai dan
lain sebagainya.
Sekolah di Indonesia pasti sama Misinya yakni ikut serta mencerdaskan
anak bangsa, namun terkadang sekolah juga mengalami kendala dalam
menjalankan programnya, ketika kebijakan Kepala Sekolah tidak terakomodir
secara baik oleh Pemerintah dan Dewan Pendidikan. maka tidak menutup
kemungkinan kurangnya perhatian Pemerintah terhadap sekolah juga akan
berdampak kepada kemajuan Negeri tercinta ini.
• Guru
Siap
Guru
• Siswa
Siap
•Sarana kurang
•Kebijakan
tidak seranah
Sekolah dengan
kondisi PTK
dan Siswa
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
HASIL
•Gagal
•Non
Send
4
Gambar. 1.3 ( Potret kendala di sekolah )
C. PEMBAHASAN DAN SOLUSI.
Sebuah permasalahan tanpa adanya pembahasan secara gamblang
maka tak akan ada solusi, ibaratkan kita punya sepeda motor tidak bisa hidup
mesinnya tapi kita tidak membawanya ke bengkel untuk di periksa bagian mana
yang bermasalah maka mustahil sepeda tersebut bisa kita pakek karena memang
mesinnya tidak hidup. Begitu pula dengan permasalahan dalam artikel ini ketika
penulis tidak menjelaskan sedetail mungkin rasanya sulit bahkan tak kan ada
solusi yang bisa dirumuskan. Ada tiga hal yang menjadi permasalahan dalam
pelaksanaan Membangun Pendidikan Di Abad 21 Melalui Teknologi Informasi
Sebagai Media Dan Sumber Pembelajaran dalam karya ilmiyah ini diantaranya
adalah Guru, Siswa dan Sekolah maka tiga hal inilah yang penulis coba untuk
dibahas sedetail mungkin.
1). Kwalitas Guru Belum Memadai.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pda pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. ( Pasal 1 Ayat 1 ) peranan guru sangat penting
dalam dunia pendidikan karena selain berperan mentransfer ilmu pegetahuan ke
peserta didik, guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadio
contoh karakter yang baik bagi anak didiknya. Guru terdiri dari guru Pegawai
Negeri Sipil ( PNS ) dan Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil ( GBPNS ). Guru bukan
PNS dapat melakukan penyetaraan angka kredit fungsional guru. Penetapan
jabatan fungsional bukan pegawai negeri sipil dan angka kreditnya, bukan sebatas
untuk memberikan tunjangan profesi bagi mereka namun lebih jauh adalah untuk
menetapkan kesetaraan jabatan, pangkat / golongan yang sesuai dengan
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
5
ketentuan yang berlaku sekaligus demi tertib administrasi guru bukan pegawai
negeri sipil.
Melihat permasalahan yang muncul dalam karya imliyah ini, penulis
mencoba
memunculkan
sebuah
solusi
yang
tentunya
akan
menjawab
permasalahan tersebut, ada beberapa rekomendasi yang harus dimunculkan
untuk mengatasi masalah guru terkait dengan bagaimana sekiranya guru bisa
dalam menyiapkan media pembelajaran yang berbasis digital dengan tujuan
pembelajaran
melalui
Teknologi
Informasi
Sebagai
Media
Dan
Sumber
Pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Adapun solusi yang kami munculkan
pada masalah ini diantaranya :
a. Gabungkan guru di sekolah dengan komunitas guru.
Kita tau di Indonesia tercinta ini begitu banyaknya komunitas Guru yang
disana benar – benar bergerak dalam rangka mendukung program pemerintah
dalam meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia pada umumnya dan
peningkatan Pendidik pada khususnya. Tentunya akan sangat membantu sekali
dalam rangka membangun komunikasi guru guru kita yang disekolah dengan guru
– guru diluar sekolah kita tentunya dengan demikian mereka saling tukar solusi,
saling mengisi, baik secara keilmuan maupun pengalaman dalam menguasai
kelas dan peserta didik tentunya dengan harapan sama sama berhasil mencetak
penerus Bangsa yang unggul.
b. Rekomendasikan guru untuk mengikuti pelatihan.
Banyak pelatihan tentang peningkatan mutu Pendidik, baik itu pelatihan
yang bersifat media pembelajaran dan juga pelatihan yang bersifat management
guru yang professional seperti apa. Disana guru – guru akan bertemu dengan
guru – guru di sekolah lain dan dipastikan dengan pertemuan tersebut akan
terjalin sebuah kemunikasi nantinya dan insya Allah akan lahir guru yang benar –
benar
unggul
dalam
menyiapkan
media
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran.
Banyak instansi yang mengadakan pelatihan Guru tentunya instansi
tersebut juga bergerak di bidang peningkatan mutu pendidik, diantaranya The
Southeast Asean Ministers Of Education Organization ( SEAMEO ) merupakan
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
6
sebuah organisasi internasional yang dimaksudkan untuk memajukan kerjasama
dibidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan di daerah asia tenggara.
Organisasi ini didirikan pada 30 November 1965 sebagai organisasi internasional.
Ada juga yang bergerak dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu
Southeast Asean Ministers Of Education Organization Regional Open Learning
Center ( SEAMOLEC ) adalah sebuah institusi yang bernaung dibawah Southeast
Asean Ministers Of Education Organization ( SEAMEO ) atau organisasi mentri
mentri
pendidikan
se
Asia
Tenggara
yang
bertanggung
jawab
untuk
mengembangkan pendidikan terbuka dan pendidikan jarak jauh di Asia Tenggara.
SEAMOLEC di Indonesia dan bekerjasama dengan departemen pendidikan
nasional, hususnya institusi yang menyelenggarakan PJJ maupun Institusi
pendukung program. Banyak diklat online
yang di selenggarakan oleh
SEAMOLEC diantaranya yang pernah saya ikuti adalah diklat online Digital Class,
Diklat Online Animasi Drawing, Diklat Online Digital Book, Trik Microsoft Office
dan lain lain yang belum sempat saya ikuti diklatnya. Kemudian instansi lain yang
mendukung dalam rangka peningkatan mutu Pendidikan di Indoesia misalnya PT.
TELKOM INDONESIA pernah menggagas pelatihan tentang digital learning,
Microsoft juga sering ada diklat diklat tentang peningkatan mutu Pendidikan dan
masih banyak instansi instansi atau lembaga yang sudah sanggup dan siap
mendukung atas terselenggaranya kegiatan untuk menunjang peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia.
c. Rekomendasikan guru untuk aktif di MGMP.
Di kabupaten kota se-Indonesia saya pastikan sudah ada yang
namanya Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP ), disana sangat bermanfaat
sekali ketika guru mau aktif, karena disana disamping guru di pertemukan dengan
guru mapel yang sama dan jenjang sekolah yang sama juga terjalin bagaimana
metode dalam menyampaikan materi efektifnya bagaiamana, ketika guru – guru
seranah dalam arti mata pelajaran dan jenjang sekolahnya sama maka dengan
demikian mereka arahnya sama yakni bagaimana memsaksimalkan dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik di jenjangnya.
Dengan MGMP ini pula guru yang mungkin ketinggalan informasi terkait
diklat diklat dalam rangka peningkatan mutu pendidik bisa dapat dari guru lain
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
7
artinya anggota MGMP nantinya akan saling mengisi manakala ada salah satu
anggotanya belum tersentuk oleh program atau kegiatan peningkatan mutu
pendidik baik berupa seminar, diklat bahkan informasi yang lainnya tentang
pendidikan. Lewat komunitas MGMP ini juga guru bisa saling bekerjasama dalam
hal penyusunan RPP, Silabus, RKS dll. Tentunya sangat disayangkan sekali
manakala ada guru yang tidak aktif dalam komunitas MGMP ini karena dengan
demikian Guru yang bersangkutan secara tidak langsung sudah tidak mau lagi
menjadi guru yang benar – benar professional yang nantinya akan menghambat
kepada Misi sekolahnya.
2). Siswa.
Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan
menengah pertama dan menengah atas. Siswa adalah komponen masukan dalam
system pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai
pendekatan, antara lain : pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan
pendekatan edukatif/pedagogis.
Dari pengertian diatas dapat kita jabarkan bahwa siswa pada
hakikatnya adalah aset dalam sebuah sekolah artinya, aset yang kami maksud
adalah seberapa besar keberhasilan sekolah itu bisa kita lihat dari sisi siswa dan
alumni dari sekolah itu. Ketika siswanya unggul, bermutu, berprestasi dan mandiri
maka dengan demikian kita sudah bisa membaca bahwa sekolah tersebut
merupakan sekolah yang benar – benar menjalankan system atau management
pendidikannya dengan baik sehingga lahirlah siswa yang demikian itu. Namun
demikian hal itu tidak mudah kita capai ketika dalam perjalanan siswanya malah
sebaliknya missal : siswa tidak semangat dalam menerima materi dari guru, siswa
kurang berpartisipasi dengan program sekolah, siswa sering bolos dan lain
sebagainya.dalam kesempatan ini kami mencoba memunculkan beberapa solusi
untuk mengatasi siswa semacam ini diantaranya :
a. Sentuhlah siswa dengan pendekatan sosialnya.
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
8
Dengan pendekatan sosial ini kita mencoba masuk dalam lingkungan
sosial siswa tersebut, kita dekati mereka dan telusuri dia bagaimana
lingkungannya, dengan siapa tinggal, siapa saja temannya sehingga dengan
demikian kita bisa tau letak permasalhannya dimana karena tidak menutup
kemungkinan tidak semangatnya siswa tersebut dikarenakan oleh faktor
lingkungannya, atau mungkin karena temennya dirumah kurang mendukung untuk
dia belajar dengan semangat, atau mungkin temennya yang di sekolah itu sendiri
yang membuat dia tidak semangat ketika di sekolah misal ketika di sekolah sering
di gunjing temen kelasnya dan lain sebagainya.
Ketika kita sudah mengetahui permasalahannya maka dengan
demikian kita sarankan dia dengan nasehat sekiranya menyentuh hatinya, kita
beri nasehat dia bagaimana menjalani hidup dengan lingkungan seperti yang
dialami siswa, ketika masalahnya dengan teman maka kita arahkan dia
bagaimana mencari dan memilih teman yang tepat sehingga menjadikan dia
semangat dalam belajar.
b. Buat siswa semangat dengan kegiatan yang memotivasi.
Bermacam macam karakteristik siswa di sekolah, ada kalanya siswa itu
sudah semangat ketika pertama kali masuk sekolah, alasannya bermacam
macam bisa karena memang sudah kemauan untuk menjadi siswa berprestasi
karena cita – citanya tinggi sehingga semangat, ada pula yang mungkin karena
dengan bersekolah dia merasa banyak teman dan masih banyak lagi mungkin
alasan dari mereka. Dalam kesempatan ini perlu kami munculkan dalam rangka
memunculkan semangat siswa dengan kegiatan yang memotivasi yaitu kegiatan
seminar kepribadian, misal sekolah mengadakan seminar yang nantinya berisi
tentang apa hakikat dari pada siswa itu sendiri mungkin dengan kegiatan
semacam ini siswa kita merasa nyaman di sekolah, siswa merasa diperhatikan
oleh sekolah karena ketika siswa butuh sentuhan berupa kegiatan lain diluar jam
belajar namun dari poihak sekolah tidak ada program atau kegiatan semacam itu
maka siswa jenuh di sekolah. Untuk itu dengan adanya kegiatan yang di
selenggarakan oleh sekolah maka siswa tambah semangat belajarnya ketika di
kelas sehingga bisa maksimal dalam menerima materi dari guru.
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
9
Adakan juga bimbingan belajar diluar jam sekolah sehingga siswa bisa
belajar lebih atau mungkin siswa enggan bertanya nantinya dengan adanya
kegiatan bimbel maka bisa dilakukan diluar sekolah yaitu di kegiatan bimbel.
Namun demikian perlu diperhatikan bahwa kegiatan ini alangkah baiknya jangan
diwajibkan semua siswa karena kegiatan ini pada intinya untuk menjaring siswa
yang kurang bersemangat dengan harapan siswa nantinya bisa mengisi
kegiatannya sekali lagi bagi siswa yang bersedia dengan acara yang
diselenggarakan oleh sekolah. Kegiatan ini bisa dilimpahkan kepada Guru
Bimbingan konseling karena memang pada hakikatnya siswa yang demikian perlu
melibatkan Guru Bimbingan Konseling.
c. Maksimalkan Keorganisasian siswa.
Dalam suatu sekolah tak lepas dari sebuah organisasi siswa baik itu
berupa intra maupun ekstra. Dengan demikian sebenarnya hal ini sangatlah
menunjang untuk meningkatkan semangat siswa di sekolah. Banyak organisasi
yang sering kita jumpai dalam suatu sekolah apalagi sekolahnya sudah besar
tentu gak perlu ditanya lagi tentang organisasi siswa karena sekolah yang besar
semata mata siswanya yang aktif baik dalam dalam kegiatan belajar mengajar
maupun dalam kegiatan ekstranya misal Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ),
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ( IPNU ) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
( IPPNU ), Pramuka, Organisasi Jurnalis Sekolah juga bisa dimanfaatkan untuk
saling melengkapi kegiatan disekolah karena dalam suatu sekolah pasti ada yang
bakat dibidang jurnalis. Karena di sekolah kami saja ada meskipun sekolah kami
tergolong sekolah yang berada di desa dan tidak terlalu besar.
Dengan adanya berbagai kegiatan tentang kesiswaan diatas nantinya
sekolah bisa mendelegasikan siswanya manakala ada kegiatan ajang perlombaan
diluar sekolah yang tujuannya untuk memunculkan prestasi siswa dan sekolah.
Karena kegiatan yang di selenggarakan oleh lembaga kependidikan misalnya
dalam egiatan yang sudah tiap tahun diselenggarakan oleh Pemerintah untuk
menjaris putra terbaik bangsa yakni Olimpiade Sain Nasional ( OSN ), Lomba
Kompetensi Siswa ( LKS ), dan masih banyak lagi event – event yang bahkan
menulispun juga ada artinya banyak hal yang bisa kita ikuti ketika kita mampu
mengaktifkan semua kegiatan disekolah.
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
10
3). Sekolah.
Sekolah ini adalah penentu utama dalam mensukseskan Membangun
Pendidikan Di Abad 21 Melalui Teknologi Informasi Sebagai Media Dan
Sumber Pembelajaran karena muara kegiatan, kebijakan dan lain sebagainya
ada di sekolah, bayangkan seandainya Guru – gurunya sudah semangatnya luar
biasa untuk mengembangkan dan untuk mencerdaskan anak bangsa, siswapun
juga semangat untuk belajar sehingga menurut akal sehat manusia akan berjalan
suatu kegiatan belajar dan mengajar yang efektif yang nantinya akan muncul putra
terbaik bangsa disana, namun karena sekolah kurang mendukung terhadap
situasi yang sangat bagus itu misalkan sekolah tidak memfasilitasi sinyal internet,
sekolah kurang dalam menyusun kurikulumnya sehingga jamnya kurang efektif
yang terbentuk. Nah dengan demikian kami dalam hal ini akan memunculkan
beberapa rekomendasi terhadap sekolah bagaimana sekolah menjadi penentu
utama yang mendukung dan ikut terlibat dalam kesuksesan Membangun
Pendidikan Di Abad 21 Melalui Teknologi Informasi Sebagai Media Dan Sumber
Pembelajaran ini diantaranya :
a. Sekolah Membangun Jaringan Internet.
Internet adalah sarana bagaimana kita bisa mengakses informasi
secara global dengan online kita bisa mengakses informasi yang ada di dunia
saat ini, dengan internet juga kita bisa komunikasi lewat elektronik yang
jangkauannya sudah berskala internasional sehingga dapat kita artikan bahwa
jaringan internet sangatlah butuh dan wajib di adakan oleh sekolah karena
jaringan internet ini sangat dibutuhkan oleh semua warga sekolah karena guru
guru mau diklat online saja tidak bisa manakala internet ini tidak dibangun di
sekolah, bukan berarti guru tidak bisa online di warnet akan tetapi alangkah
baiknya jika sekolah menyediakan jaringan internet sendiri. Siswapun juga
demikian ketika jaringan internet tersedia maka dengan mudahnya siswa mencari
referensi tentang materi mata pelajaran yang dibutuhkan waktu itu, apalagi
sekolah sudah pasti sangat mendapatkan mafaat yang begitu besar karena
dengan jaringan internet ini sekolah bisa menerima informasi penting dari
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
11
pemerintah dan dari lembaga yang menangani atau menjamin peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia.
Ketika Lembaga yang bergerak dalam peningkatan mutu Pendidikan ,
saja saat ini informasinya bisa kitya akses dengan jaringan internet katakanlah
SEAMEO, SEAMOLEC, Microsoft Education dan lain sebagainya yang kami
ketahui informasi – informasi terkait dengan kegiatan yang di selenggarakan oleh
lembaga diatas aksesnya lewat internet baik jadwal, undangan dan materinyapun
lewat internet manakla pelaksanaannya nanti secara online dilakukan.
b. Sekolah MoU dengan lnstansi external.
Sekolah dalam hal ini juga wajib membangun jaringan kemitraan
dengan instansi external artinya bukan hanya bermiytra dengan organisasi
didalam sekolah saja, sebut saja OSIS, IPNU, IPPNU, dan lain sebsgainya akan
tetapi sekolah dalam hal ini harus mampu bermitra denga yang diluar itu misalkan
sekolah bermitra dengan sentra batik di daerah itu dalam rangka memunculkan
bakat seni batik utamanya di sekolah itu maka bermitralah dengan pimpinan
sentra batik yang nantinya dari pihak sentra batik akan mengajarkan bagaimana
memulai desain, mencanting atau mewarna bahkan sampai nantinya akan jadi
baju siap pakai, kemudian selepas dari itu lanjutkanlah kemitraan dengan
disperindag di daerah itu dalam rangka membangun jiwa entrepreneur siswa,
bagaimana cara pemasarannya nanti sehingga dengan demikan siswa akan lebih
semangat lagi dalam memproduksi batik karena mereka tau endingnya nanti
mereka bisa menjadi pengusaha yang sukses dengan batik.
c. Maksimalkan Team Pengembang Sekolah.
Dalam suatu sekolah pasti ada yang namanya team pengembang
sekolah
yang
mempunyai
beban
kerja
melebihi
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan ( PTK ) yang lain, artinya mereka yang tergabung dalam struktur
team pengembang sekolah memiliki tugas tambahan diluar jam dikelas, dalam hal
ini sekolah juga memiliki Standarisasi Management dan Pengelolaan Sekolah
agar berkembang sesuai dengan Visi dan Misi sekolah itu sendiri. Bagi sekolah
yang selama ini kurang memperhatikan terhadap struktur team pengembang
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
12
sekolah ini saya kira bukan tidak ada team di sekolah itu akan tetapi hanya saja
terkadang kita sering lengah dengan hal yang menurut kita sepele tapi efeknya
sangat luar biasa. Dalam hal ini banyak manfaatnya ketika kita mau
memaksimalkan team pengembang sekolah karena ketika ini berjalan dengan
baik maka roda kegiatan di sekolah akan maksimal, dalam strukturnyapun ada
Tugas Pokok dan Fungsinya ( TUPOKSI ) nya masing masing, Kepala Sekolah
sebagai penanggung jawab kebijakan disekolah, Komite Sekolah, Masyarakat,
Dewan Guru dan seterusnya tentunya kita sudah sama sama tau tentang hal ini.
Dalam hal ini sekolah memaksimalkan ptunjuk dan teknis yang sudah di
keluarkan oleh pemerintah dalam rangka mengelola Bantuan Operasional Sekolah
yang disana juga ada point untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi sebagai salah satu media pembelajaran jadi dengan adanya dana dari
pemerintah lewat BOS SMA kita bisa Membangun Pendidikan Di Abad 21 Melalui
Teknologi Informasi Sebagai Media Dan Sumber Pembelajaran di sekolah kita
masing
–
masing
sehingga
ketika
kita
bersama
sama
se
Indonesia
memaksimalkan dan mau memulai program ini secara bersama sama maka
dengan demikian kita sudah mendigitalkan duniua pendidikan di Indonesia.
D. Kesimpulan dan Harapan Penulis.
1). Kesimpulan.
Setelah kita baca karya ilmiyah ini kita sudah bisa menarik kesimpulan
dari apa yang sudah kit abaca, dalam hal ini penulis mencoba menyimpulkan
bahwa Keberhasilan Pendidikan Dalam suatu negara itu tak lepas dari sebuah
Proses pelaksanaan di sekolah seperti apa, bagaimana sekolah menyikapi
kegiatan dan Program sekolah, bagaimana guru menyikapi peran nya sebagai
pendidik disekolah, bagaimana siswa bersikap sebagiamana mestinya selaku
siswa, dan tak lepas peran serta keterlibatan Pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat juga ikut mendukung dan mensupport apa yang menjadi
program dana pa yang menjadi kegiatan di sekolah dengan catatan program dan
kegiatan yang dimaksud tidak melenceng atau tidak menyalahi prosedur yang
berlaku di negara kita tercinta dalam hal sudah kita ketahui bersama yang
tertuang dalam UUD 1945.
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
13
Dalam karya ilmiyah ini sudah kita ketahui bersama bahwa ada
beberapa masalah yang perlu dipecahkan untuk dimunculkan solusi dalam rangka
memenuhi ketercapaian Membangun Pendidikan Di Abad 21 Melalui Teknologi
Informasi Sebagai Media Dan Sumber Pembelajaran
sehingga nantinya
kemaksimnalan dunia pendidikan di Indonesia menjadi keberhasilan bersama.
Kita tau bahwa Guru menjadi salah satu problem dalam rangka tercapainya
Membangun Pendidikan Di Abad 21 Melalui Teknologi Informasi Sebagai Media
Dan Sumber Pembelajaran namun kami juga sudah memunculkan solusi disana
bahwa ketika kita mau menyiapkan guru perlu adanya dukungan dari berbagai
pihak yakni program sekolah harus di torehkan juga dalam pengembangan
kwalitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mana dalam hal ini kita tahu
solusi yag kami ambil adalah bagimana sekiranya guru itu bisa memiliki sebuah
komunitas guru, komunitas guru banyak bisa Ikatan Guru Indonesia, bisa
Persatuan Guru Republik Indonesia dan masih banyak komunitas guru yang lain
tentunya komunitas ini murni yang benar – benar membangun kualitas pendidikan
di Indonesia, merekomendasikan guru untuk berpartisipasi dalam elatihan guru
yang mana dengan pelatihan itu kita bisa meningkatkan kwalitas guru karena
banyak yang bergerak dan ikut serta dalam mendukung mislkan SEAMEO,
SEAMOLEC, MICROSOFT, dan masih banyak yang lainnya. Slain guru juga ada
siswa sebagai salah satu masalah yang juga perlu dimunculkan solusinya yng
mana dalam hal ini, kami memunculkan solusi bagaimana pihak sekolah
mendekatinya dengan pendekatan sosial, dengan berupa kegiatan kesiswaan
yang memotivasi siswa kemudian memaksimalkan keorganisasian siswa untuk
kualitas diri siswa itu sendiri. Terkhir adalah sekolah yang kami jadikan problem
manakala kurang seranah dengan keadaan guru dan siswanya artinya
keberhasilan pendidikan di sekolah itu juga tidak mungkin kita capai manakala
sekolah kurang mendukung atau kurang tepat dalam mengambil posisi sebagai
Rumah belajar, dalam hal ini kami memunculkan bagaimana sekolah membangun
jaringan internet di sekolah karena ketika kita bicara Membangun Pendidikan Di
Abad 21 Melalui Teknologi Informasi Sebagai Media Dan Sumber Pembelajaran
maka internet adalah gerbang utama untuk menuju kesana, sekolah mampu
bermitra dengan instansi external dalam rangka memajukan pendidikan di sekolah
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
14
itu sehingga seklah secara tidak langsung sudah semakin banyak yang medukung
keberhasilan perkemmbangansekolah, kemudian terakhir kami munculkan solusi
bagimana sekolah memaksimalkan team pengembang sekolah dalam rangka
perkembangan sekolah agar semakin pesat karena team pengembang sekolah
nantinya yang mengatur laju percepatan perkembangan sekolah.
Dengan demikian kita pahami bersama bahwa untuk Membangun
Pendidikan Di Abad 21 Melalui Teknologi Informasi Sebagai Media Dan
Keterangan
: oleh berbagai pihak,
Sumber Pembelajaran maka kita harus menyikapi
bersama
A
A : Kondisi
Awal
ketika bangsa,
sekoilah mau
pihak Guru selaku pendidik yang akan mengantarkan
calon
penerus
melaksanakan Membangun Pendidikan
siswa selaku output yang akan dicetak menjadi siswa
benar
– benar
unggul
Di yang
Abad 21
Melalui
Teknologi
Informasi
Sebagai
Media
Pembelajaran.
Dan
Sumber
sehingga mampu menjadi insan terbaik yang akan menggantika para pemimpin
kita kedepan, dan sekolah selaku rumah belajar yang menjadi tempat terbaik
dalam proses pendidikan
pemerintah.
B
C
B
C
B: Keadaan Guru, Siswa dan Sekolah
dengan
bagai campur
problem dalam
di Indonesia tentunya
dengan
tanganrangka
pelaksanaan Membangun Pendidikan
Di Abad 21 Melalui Teknologi Informasi
Sebagai
Media
Dan
Sumber
Pembelajaran
B
C
C : Pelaksanaan Program Sekolah untuk
mencapai keberhasilan Membangun
Pendidikan Di Abad 21 Melalui
Teknologi Informasi Sebagai Media
Dan Sumber Pembelajaran.
D : Evaluasi yang dilakukan sekolah dalam
rangka memastikan keberhasilan yang
maksimal.
E :Kondisi Akhir setelah hasil evaluasi
menyatakan
sekolah
berhasil
menerapkan Membangun Pendidikan
Di Abad 21 Melalui Teknologi Informasi
Sebagai
Media
Dan
Sumber
Pembelajaran.
D
E
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
15
Gambar 2.1 : Flowchart dan Narasi Membangun Pendidikan Di Abad 21 Melalui
Teknologi Informasi Sebagai Media Dan Sumber Pembelajaran.
2). Harapan Penulis.
Dalam hal ini penulis mearuh harapan yang sangat besar agar nantinya
karya ilmiyah ini menjadi salah satu bentuk usaha saya dalam rangka
menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. Kami sangat mendambakan
pendidikan di Indonesia ini maju sebagaimana dulu ketika dari berbagai negara
berbondong – bonding menuntut ilmu di Negara kita tercinta untuk menaruh
harapan artinya mereka meyakini bahwa diIndonesia kita ini mereka bisa meraih
cita – citanya, di Indonesia kita ini mereka meyakini mampu memperolah apa yang
tidak bisa diperoleh di neraganya sendiri, tapi sekarang seolah terbalik, banyak
warga kita yang meyakini bisa mencapai citanya denga sekolah di Negara lain.
Daftar Pustaka.
‘’ Kompetensi,5/11/2016, Definisi Guru Menurut Undang Undang,
http://kompetensi.info/kompetensi-guru/definisi-guru-menurut-undangundang.html ( Di akses pada pukul : 20:00 WIB ) ‘’
“ Wikipedia, 7/11/2016, SEAMEO, https://id.m.wikipedia.org/wiki/SEAMEO ,
(Di akses pada pukul : 10:00 WIB ) ‘’
“wordpress.com, 7/11/2016, Mitra SEAMOLEC,
https://mitra500.wordpress.com/about/ , (Di akses pada pukul : 10:00 WIB ) ‘’
‘’ Wikipedia.com, 9/11/2016, Definisi peserta didik,
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik , (Di akses pada pukul : 10:00
WIB ). ‘’
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
16
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: SAMSUL MU’IN, S.Pd.
NIP
:-
Jabatan
: Guru Mapel, Kepala Administrasi
Pangkat / Gol
:-
Unit Kerja
: SMA Darul Mukhlashin
NUPTK / Peg ID
: 20575416192001
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya saya yang berjudul “ Membangun
Pendidikan Di Abad 21 Melalui Teknologi Informasi Sebagai Media Dan
Sumber Pembelajaran “ merupakan karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari
terbukti bahwa karya ini merupakan plagiasi maka saya bersedia dituntut secara
hukum yang berlaku.
Mengetahui,
Probolinggo, 15 November 2016
Kepala Sekolah
Penulis
SALIKIN, S.Pd.I.
SAMSUL MU’IN, S.Pd.
Menyetujui :
Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Tegalsiwalan
Drs. ALI NGISOM
NIP. 19600510 197907 1 006
ARTIKEL DALAM RANGKA SIMPOSIUM GTK TINGKAT NASIONAL
TANGGAL 23-25 NOVEMBER TAHUHN 2016
17
Download