KOMUNITAS B10 JUMAT 22 OKTOBER 2010 IKLAN SENI&BUDAYA uara ganrang bulo eksplorasi dan menjiwai lagu mengalir naik-turun. yang dibawakannya. Suasana Lambat searah alun- tampak hening. Suara merdu an seruling, trompet, yang keluar dari mulut Julia serta saksofon. Tem- saat bernyanyi, bak mencari ponya menjadi rancak seiring mantra dan mencari-cari naentakan drum dan berbagai da yang pas. Sekitar tiga memusik pengiring lain. Di ta- nit ia bernyanyi tanpa instrungan Daeng Basri, alat musik men. tradisional khas Makassar itu Setelah itu, suara harmoni tampil memukau penonton. serentak berdendang dari Sang maestro ganrang bulo melodi piano, pa’gendang, tampil tunggal biola, bas, drum, mempertontondan seruling. Alat musik tradikan kemahiranSontak kehenya. Bunyi gensional berkolabo- ningan pecah. dang pun bertaSuara penyanyi rasi dengan jazz lu-talu dengan wanita ini meberbagai variasi etnik pada pekan lengking bersaketukan. maan dengan lalu. Hasilnya, Tepuk tangan suara ganrang menyeruak dari bulo, yang disuracikan musik sekitar tiga pusul musik pengkaya sentuhan luh penonton iring lain. Suara aksi Daeng Basri tepuk tangan etnik. dalam acara Etkerap terdengar no Jazz Session di tengah dan Play and Talk, Selasa malam akhir lantunan lagu Julia. pekan lalu. Ia menampilkan Pencinta musik etno asal ganrang bulo berdampingan Yogyakarta, Agus Bing, medengan berbagai alat musik ngatakan penampilan Cucut jazz modern. Penikmat musik luar biasa. Peniup seruling jazz, seniman, dan budayawan ini mampu menghibur pemenonton pementasan ini di nonton, terutama saat tampil halaman belakang kantor tunggal. Sebelum penampilLSM Bhakti. “Ini jadi bukti an ketiga, Cucut di depan pebahwa musik tradisional bisa nonton menyampaikan betaberkolaborasi dengan jazz,” pa kayanya budaya Sulawesi kata pemain perkusi sekaligus Selatan. Lalu, ia yang semula penggiat jazz Makassar, Andi memainkan seruling, memaMangara, di tengah panggung. inkan pui-pui, alat musik tiPerpaduan dua jenis musik up tradisional khas Makassar berbeda genre itu semakin hi- yang terbuat dari bambu sedup saat para musisi memain- panjang 10 sentimeter. kan lagu instrumental. PePenampilan yang dibuka mentasan diawali dengan ti- suara kecapi ini menggunaupan saksofon selama lima kan ritme sedikit rancak. Satu menit. Lagu ini tak asing di te- per satu pemain tampil tunglinga warga Makassar, Pa’co- gal selama beberapa menit debana Ri Lino. Dengan impro- ngan diiringi alat musik movisasi di sejumlah bagian, lagu dern lain. Sayangnya, suara yang biasa dibawakan dengan kecapi terdengar sedikit summelankolis itu menjadi lebih bang akibat pengaturan nada progresif. Setelah lima menit yang kurang pas. “Secara kesuara tunggal saksofon, suara seluruhan, kolaborasi bisa digitar, bas, dan keyboard meng- katakan cukup berhasil,”kata alun serentak. Andi.“Minimal, bagi para jazz Kolaborasi berlanjut. Lagu lovers yang hadir malam ini.” berjudul Ininnawa dilantunNamun anggota Komisi Pekan oleh Julia. Mula-mula mantau Penyiaran Indonesia suasana panggung hening se- Sulawesi Selatan ini mengaku jenak, seolah penonton mem- agak sedikit kesulitan melakubiarkan sang vokalis meng- kan kolaborasi lagu Pa’cobana ambil napas terlebih dulu.Vo- Ri Lino. Lagu tersebut memikalis dari kelompok Jazz Et- liki tingkat kesulitan yang cunovision ini mampu meng- kup tinggi. “Kami berharap, KINK KUSUMA REIN (TEMPO) S EKSPLORASI LOKAL DALAM SENTUHAN JAZZ apa yang ditampilkan sudah sesuai dengan harapan semua pihak,”dia menuturkan. Anshar, salah seorang pengunjung, menilai, komunitas jazz Makassar yang tampil malam itu sudah membuat satu terobosan baru, yakni memadukan alat tradisional dan alat musik modern jazz. Selain itu, acara ini menurut dia patut mendapat penghargaan tersendiri.“Perpaduan itu bukan per- soalan gampang,” kata dia. “Butuh kemampuan yang mumpuni untuk menghasilkan suguhan sempurna.” Warna etnik tak hanya hadir dari lantunan musiknya saja, tapi juga oleh aneka suguhan tradisional Makassar. Suasana lokal begitu hidup dalam tontonan Etno Jazz Session selama lebih dari dua jam yang dipadukan makanan putu cangkiri dan pisang epe. ● ARIFUDDIN KUNU | ICHSAN AMIN Kekayaan Unsur Jazz Bugis-Makassar lat musik tradisional Bugis-Makassar memiliki kekayaan unsur jazz. Begitulah pecinta musik etno asal Yogyakarta, Agus Bing, menyampaikan kekagumannya saat menonton Jazz Session di Gedung Bakti di Jalan Dokter Soetomo. Penampilan De Laga Ligo Syndicates yang dipimpin oleh Andi Managara dianggap sangat memikat. “Luar biasa penampilan Daeng Basri,” kata Agus. “Inilah hebatnya etnik Makassar. Kaya irama pa’gendang yang berkarakter.” Ia paling terkesan oleh penampilan Pakarena Etnovision yang komposisinya memadukan instrumen modern dan tradisional pa’gendang maupun alat musik gesek keso-keso. Variasi etnik Makassar kaya akan eksplorasi dan akulturasi perpaduan jazz dan etnik. “Terutama musik jazz, ya. Cukup dengan menggabungkan instrumen pa’gendang dan keso-keso,” kata dia. “Karakter gendangnya dan keseluruhan instrumen lain mampu membuka ruang kreativitas, terutama saat mereka memainkan komposisi tradisional ala Bugis-Makassar.” Budayawan A.M. Muchtar pun menganggap perpaduan alat musik tradisional dalam jazz Makassar bisa unggul. Namun para musisi perlu mengeksplorasi lebih banyak. “Kekayaan musik etnik Sulawesi Selatan sangat unggul apabila dieksplorasi dengan unsur lain seperti jazz etnik,” kata dia. A ● ICHSAN AMIN