Nutrisia September 2015.indd - E

advertisement
Tiarapuri, Hubungan Antara Asupan Kalsium dan Status Amenore ....
Hubungan Pola Konsumsi, Status Merokok, Olahraga dan Faktor Genetik dengan Kadar
Trigliserida Darah Pengunjung di Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta
Angela Wulansari *), Setyowati **), Isti Suryani **)
ABSTRAK
Latar Belakang : Trigliserida merupakan salah satu unsur lemak dalam plasma darah. Tingginya kadar trigliserida dalam darah
(hipertrigliseridemia) merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner. Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta merupakan
salah satu klinik laboratorium di Yogyakarta yang menyediakan berbagai macam tes, dan salah satunya tes kadar trigliserida darah.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara pola konsumsi (makanan berlemak tinggi, berkarbohidrat tinggi dan kopi), status
merokok, olahraga dan faktor genetik dengan kadar trigliserida darah pengunjung di Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian termasuk penelitian observasional dengan desain penelitian retrospektif. Penelitian dilakukan
di Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta pada tanggal 28 Mei – 9 Juni 2012. Subyek penelitian adalah seluruh pengunjung
Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta yang melakukan tes kadar trigliserida darah dan berumur ≥20 tahun. Subyek penelitian
berjumlah 36 orang. Pengambilan subyek penelitian menggunakan accidental sampling. Variabel penelitian adalah pola konsumsi
(makanan berlemak tinggi, berkarbohidrat tinggi dan kopi), status merokok, olahraga, faktor genetik dan kadar trigliserida darah.
Analisis data menggunakan uji kai kuadrat.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan 63,88% subyek penelitian memiliki kadar trigliserida darah normal dan 36,12% memiliki kadar
trigliserida darah tinggi. Responden yang sering mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan memiliki kadar trigliserida darah
tinggi sebesar 31,82%. Responden yang sering mengkonsumsi makanan berkarbohidrat tinggi dan memiliki kadar trigliserida
darah tinggi sebesar 27,28%. Responden yang jarang mengkonsumsi kopi dan memiliki kadar trigliserida darah normal sebesar
61,76%. Responden yang tidak merokok dan memiliki kadar trigliserida darah normal sebesar 60,61%. Responden yang tidak teratur
berolahraga dan memiliki kadar trigliserida darah tinggi sebesar 37,50%. Responden yang memiliki keturunan hipertrigliseridemia dan
memiliki kadar trigliserida darah tinggi sebesar 41,67%.
Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara pola konsumsi makanan berlemak tinggi dengan kadar trigliserida darah p=0,752 (p>0,05).
Tidak ada hubungan antara pola konsumsi makanan berkarbohidrat tinggi dengan kadar trigliserida darah p=0,304 (p>0,05). Tidak
ada hubungan antara pola konsumsi kopi dengan kadar trigliserida darah p=0,369 (p>0,05). Tidak ada hubungan antara status
merokok dengan kadar trigliserida darah p=0,559 (p>0,05). Tidak ada hubungan antara olahraga dengan kadar trigliserida darah
p=1,000 (p>0,05). Tidak ada hubungan antara faktor genetic dengan kadar trigliserida darah p=0,720 (p>0,05).
Kata Kunci : Kadar trigliserida darah, pola konsumsi, status merokok, olahraga, faktor genetik.
ABSTRACT
Background : Triglyceride is one of fats unsure in blood plasma. High level of blood triglyceride levels (hypertriglyceridemia) is
one of risk factor of coronary heart disease. Some risk factors of high triglyceride blood levels are fat consumption, carbohydrate
consumption, coffee consumption, smoke habit, physical exercise and genetic factor. Sadewa Yogyakarta Clinic Laboratory is one of
clinic laboratory in Yogyakarta. One of their health test is blood triglyceride levels test.
Objective : Knowing the correlation between consumption habit (fatty foods, high carbohydrate foods and coffee), smoke habit,
physical exercise and genetic factor with blood triglyceride levels of the patients in Sadewa Yogyakarta Clinic Laboratory.
Methods : The study is observational research with retrospectif design. The subject were all the patients who checked their blood
triglyceride levels and ≥20 years old in Sadewa Yogyakarta Clinic Laboratory between May 28nd – June 9nd 2012. Total subjects of
this research are 36 people. The collecting method of this research subjects is by accidental sampling method. The research variable
are consumption habit (fatty foods, high carbohydrate foods and coffee), smoke habit, physical exercise, genetic factor and blood
triglyceride levels. The data analysis uses chi square test.
Result : The result of this research showed 63,88% of the subjects have normal blood triglyceride levels and 36,12% of the subjects
have high blood triglyceride levels. There were 31,82% of the subjects who have consumption habit of fatty foods and have high blood
triglyceride levels. There were 27,28% of the subjects who have consumption habit of high carbohydrate foods and have high blood
triglyceride levels. There were 61,76% of the subjects who rarely consume coffee, have normal blood triglyceride levels. There were
60,61% of the subjects who do not have smoke habit, have normal blood triglyceride levels. There were 37,50% of the subjects who
do not do physical exersice, have high blood triglyceride levels. There were 41,67% of the subjects who have genetic factor, have high
blood triglyceride levels.
Conclusion : No correlation between consumption habit of fatty foods with blood triglyceride levels p=0,752 (p>0,05). No correlation
berween consumption habit of high carbohydrate foods with blood triglyceride levels p=0,304 (p>0,05). No correlation between
consumption habit of coffee with blood triglyceride levels p=0,369 (p>0,05). No correlation between smoke habit with blood triglyceride
levels p=0,559 (p>0,05). No correlation between physical exercise with blood triglyceride levels p=1,000 (p>0,05). No correlation
between genetic factor with blood triglyceride levels p=0,720 (p>0,05).
Keywords : blood triglyceride levels, consumption habit, smoke habit, physical exercise, genetic factor
*) Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta Jurusan Gizi
**) Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta Jurusan Gizi
87
Jurnal Nutrisia, Vol. 17 Nomor 2, September 2015, halaman 87-91
A. PENDAHULUAN
Unsur – unsur lemak dalam plasma terdiri dari
kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas
(Baraas, 1993).
Penyebab utama tingginya kadar
trigliserida dalam darah adalah konsumsi gula yang
berlebihan. Makanan yang mengandung karbohidrat
tinggi dengan nilai glikemik tinggi adalah penyebab utama
tingginya kadar trigliserida dalam darah¹.
Dibandingkan dengan orang yang tidak merokok,
perokok memiliki kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
dan trigliserida darah lebih tinggi, sedangkan kolesterol
HDL lebih rendah².
Menurut Riskesdas (2010)³, secara nasional
prevalensi perokok saat ini adalah 34,7 %. Sedangkan
untuk provinsi DI Yogyakarta, prevalensi perokok adalah
sebesar 31,6 %.
Olahraga atau latihan sering diidentifikasikan
sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang
teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Tujuan
dari olahraga adalah untuk menjaga agar tubuh selalu
dalam keadaan sehat dan aktif. Olahraga juga dapat
memperbaiki profil lemak darah seperti menurunkan
kadar total kolesterol dan trigliserida⁴.
Hasil studi para pakar ilmu kedokteran menunjukkan
bahwa berbagai penyakit mempunyai hubungan dengan
keturunan. Salah satu fenomena adanya keabnormalan
kadar lemak dalam darah adalah kadar trigliserida yang
terlalu tinggi dalam satu keluarga atau disebut sebagai
Familial Hypertrygliceridemia (FHT)⁵.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pola konsumsi (makanan berlemak tinggi, berkarbohidrat
tinggi dan kopi), status merokok, olahraga dan faktor
genetik dengan kadar trigliserida darah pengunjung di
Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah observasional desain
penelitian retrospektif di mana pengambilan data dilakukan
dengan menelusuri ke belakang. Lokasi penelitian
adalah Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta. Alasan
pemilihan lokasi adalah pasien yang berkunjung atau
memeriksakan lumayan banyak (20–30 orang setiap
hari) dan belum pernah dilakukan penelitian pada klinik
tersebut. Pengambilan data dilakukan di Laboratorium
Klinik Sadewa Yogyakarta pada tanggal 28 Mei – 9 Juni
2012.
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (pola
konsumsi (makanan berlemak tinggi, berkarbohidrat tinggi
dan kopi), status merokok, olahraga dan faktor genetik)
dan variabel terikat (kadar trigliserida darah). Subyek
penelitian ini adalah seluruh pengunjung Laboratorium
Klinik Sadewa Yogyakarta yang melakukan tes kadar
trigliserida darah pada bulan Juni 2012 baik laki-laki
maupun perempuan dengan rentang umur dewasa (2055) tahun serta usila ≥ 56 tahun.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan
data sekunder. Data primer yang dikumpulkan secara
88
langsung, meliputi: status merokok, olahraga dan faktor
genetik diperoleh dengan cara meminta responden
untuk mengisi kuesioner mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi kadar trigliserida darah. Pola konsumsi
(makanan berlemak tinggi, berkarbohidrat tinggi dan
kopi) yang diperoleh dengan cara meminta responden
untuk mengisi form food frequency. Data sekunder yang
dikumpulan meliputi: Identitas dan rekapitulasi hasil tes
kadar trigliserida darah pengunjung setiap harinya.
Subyek penelitian sebanyak 36 orang. Instrumen
penelitian yang digunakan meliputi surat kesediaan
menjadi responden, kuesioner faktor – faktor yang
berhubungan dengan kadar trigliserida darah, form food
frequency dan data hasil rekapitulasi tes kadar trigliserida
darah setiap harinya. Untuk mengetahui hubungan antara
pola konsumsi (makanan berlemak tinggi, berkarbohidrat
tinggi dan kopi), status merokok, olah raga dan faktor
genetik dengan kadar trigliserida darah digunakan uji
statistik Kai kuadrat.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Subyek penelitian yang digunakan adalah seluruh
pengunjung di Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta
yang melakukan tes kadar trigliserida darah.
Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian
Karakteristik
n
%
Laki - Laki
20
55.6
Perempuan
16
44.4
Jumlah
36
100
Dewasa (20 - 55)
26
72.2
Usila (≥ 56)
10
27.80
Jumlah
36
100
Jenis Kelamin
Umur (tahun)
Konsultasi Gizi
Pernah
13
36,11
Belum Pernah
23
63,89
Jumlah
36
100
Normal (≤150 mg/dl)
23
63.88
Tinggi (>150 mg/dl)
13
36.12
Jumlah
36
100
Kadar Trigliserida Darah
Tabel 1 menunjukkan bahwa subyek penelitian
mayoritas berjenis kelamin laki – laki (55,6%). Subyek
penelitian terbanyak termasuk dalam golongan umur
dewasa (20-55 tahun) yaitu 72,2%. Sebanyak 63,89% dari
seluruh subyek penelitian belum pernah mendapatkan
konsultasi gizi dan 63,88% subyek penelitian memiliki
kadar trigliserida darah yang normal.
Hubungan Pola Konsumsi, Status Merokok, Olahraga dan Faktor Genetik...
Tabel 2. Hubungan Pola Konsumsi Makanan
Berlemak Tinggi dengan Kadar Trigliserida Darah
Pola
Konsumsi
Kadar Trigliserida Darah
Makanan
Berlemak
Tinggi
n
%
n
%
n
%
Sering
15
68.18
7
31.82
22
100
Jarang
8
57.14
6
42.86
14
100
Total
23
63.88
13
36.12
36
100
Normal
Total
p
Tinggi
Tabel 4. Hubungan Pola Konsumsi Kopi dengan
Kadar Trigliserida Darah
0.752
Tabel 3. Hubungan Pola Konsumsi Makanan
Berkarbohidrat Tinggi dengan Kadar Trigliserida
Darah
Kadar Trigliserida Darah
Normal
Total
Kopi
Kadar Trigliserida Darah
Normal
Dari 36 orang subyek penelitian, 22 diantaranya
sering mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan
sisanya jarang mengkonsumsi makanan berlemak
tinggi. Sebanyak 68,18% subyek penelitian sering
mengkonsumsi makanan berlemak tinggi tetapi memiliki
kadar trigliserida darah yang normal. Dalam penelitian ini
tidak terdapat hubungan antara pola konsumsi makanan
berlemak tinggi dengan kadar trigliserida darah (p=0,752).
Sekitar 95% lemak dalam makanan merupakan
trigliserida, dan trigliserida merupakan bentuk lemak
utama yang disimpan dalam tubuh6. Dengan demikian
mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dapat
menyebabkan meningkatnya kadar trigliserida dalam
darah. Namun secara statistik tidak terdapat hubungan
antara pola konsumsi makanan berlemak tinggi dengan
kadar trigliserida darah pengunjung di Laboratorium Klinik
Sadewa Yogyakarta.
Pola Konsumsi
Makanan
Berkarbohidrat
Tinggi
kadar trigliserida dalam darah. Namun dalam penelitian ini
tidak terdapat hubungan antara pola konsumsi makanan
berkarbohidrat tinggi dengan kadar trigliserida darah
pengunjung di Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta.
p
Tinggi
n
%
n
%
n
%
Sering
16
72.72
6
27.28
22
100 0.304
Jarang
7
50
7
50
14
100
Total
23
63.88
13
36.12
36
100
Dari 36 orang subyek penelitian, 22 diantaranya
sering mengkonsumsi makanan berkarbohidrat tinggi dan
sisanya jarang mengkonsumsi makanan berkarbohidrat
tinggi. Sebanyak 72,72% subyek penelitian sering
mengkonsumsi makanan berkarbohidrat tinggi tetapi
memiliki kadar trigliserida darah yang normal. Dalam
penelitian ini tidak terdapat hubungan antara pola
konsumsi makanan berkarbohidrat tinggi dengan kadar
trigliserida darah (p=0,304).
Karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh akan
mengalami metabolisme untuk menghasilkan energi,
mengalami konversi menjadi glikogen dan mengalami
konversi menjadi lemak. Mengkonsumsi makanan
berkarbohidrat tinggi dapat menyebabkan meningkatnya
Total
Tinggi
n
%
n
%
n
%
Sering
2
100
0
0
2
100
Jarang
21
61.76
13
38.24
34
100
Total
23
63.88
13
36.12
36
100
Dari 36 orang subyek penelitian, hanya 2
orang yang sering mengkonsumsi kopi, sisanya
jarang mengkonsumsi kopi. Dari 2 orang yang sering
mengkonsumsi kopi, keduanya memiliki kadar trigliserida
darah yang normal. Data pada tabel 4 tidak dapat diuji
menggunakan kai kuadrat karena salah satu selnya
ada yang berjumlah 0, sehingga digunakan uji t-test
dengan independent test untuk mengetahui apakah
ada perbedaan kadar trigliserida darah antara subyek
penelitian yang sering mengkonsumsi kopi dan yang jarang
mengkonsumsi kopi. Dalam penelitian ini tidak terdapat
perbedaan kadar trigliserida darah yang signifikan antara
subyek penelitian yang sering mengkonsumsi kopi dan
yang jarang mengkonsumsi kopi (p=0,369).
Mengkonsumsi kopi sebanyak 2 cangkir setiap
harinya dapat meningkatkan kadar kolesterol dan
trigliserida dalam darah tetapi hal ini tidak permanen,
kadar trigliserida dan kolesterol darah dapat kembali
normal apabila konsumsi kopi dihentikan7. Namun dalam
penelitian ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
hubungan antara pola konsumsi kopi dengan kadar
trigliserida darah pengunjung di Laboratorium Klinik
Sadewa Yogyakarta.
Tabel 5. Hubungan Status Merokok dengan Kadar
Trigliserida Darah
Status Merokok
Kadar Trigliserida Darah
Normal
Total
Tinggi
n
%
n
%
n
%
Merokok
3
100
0
0
3
100
Tidak Merokok
20
60.61
13
39.39
33
100
23
63.88
13
36.12
36
100
Total
Dari 36 orang subyek penelitian, hanya 3
diantaranya yang merokok, dan sisanya tidak merokok.
Dari ketiga orang yang merokok, semuanya memiliki
kadar trigliserida darah yang normal. Data pada tabel
5 tidak dapat diuji menggunakan kai kuadrat karena
ada satu selnya yang berjumlah 0, sehingga digunakan
89
Jurnal Nutrisia, Vol. 17 Nomor 2, September 2015, halaman 87-91
uji t-tes dengan independent test untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan kadar trigliserida darah
yang signifikan antara subyek penelitian yang merokok
dan tidak merokok. Dalam penelitian ini tidak terdapat
perbedaan kadar trigliserida darah yang signifikan antara
subyek penelitian yang merokok dan tidak merokok
(p=0,559).
Merokok terbukti dapat meningkatkan kadar LDL,
kolesterol dan trigliserida darah, serta menurunkan kadar
HDL darah yang pada akhirnya dapat menyebabkan
arteriosklerosis5. Namun dalam penelitian ini dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara status
merokok dengan kadar trigliserida darah pengunjung di
Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta.
Tabel 6. Hubungan Olahraga dengan Kadar
Trigliserida Darah
Olah
Raga
Kadar Trigliserida Darah
Normal
Total
p
Tinggi
n
%
n
%
n
%
Teratur
10
62.50
6
37.50
16
100
Tidak
Teratur
13
65.00
7
35.00
20
100
Total
23
63.88
13
36.12
36
100
1.000
Dari 36 orang subyek penelitian, 16 diantaranya
teratur berolahraga dan sisanya tidak teratur berolahraga.
Sebanyak 65% subyek penelitian tidak teratur berolahraga
tetapi memiliki kadar trigliserida darah yang normal.
Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan antara
olahraga dengan kadar trigliserida darah (p=1,000).
Salah satu manfaat berolahraga secara rutin
adalah menurunnya kadar lemak dalam darah, misalnya
kolesterol dan trigliserida darah, sehingga bahaya
pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah dapat
dikurangi. Namun dalam penelitian ini tidak terdapat
hubungan antara olahraga dengan kadar trigliserida darah
pengunjung di Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta.
Tabel 7. Hubungan Faktor Genetik dengan Kadar
Trigliserida Darah
Faktor
Genetik
Kadar Trigliserida Darah
Normal
n
%
Total
p
Tinggi
n
%
n
%
Ada
7
58.33
5
41.67
12
100
Tidak Ada
16
66.67
8
33.33
24
100
Total
23
63.88
13
36.12
36
100
0.720
Dari 36 orang subyek penelitian, 12 diantaranya
memiliki keturunan hipertrigliseridemia dan sisanya
tidak memiliki keturunan hipertrigliseridemia. Sebanyak
66,67% subyek penelitian tidak memiliki keturunan
hipertrigliseridemia tetapi memiliki kadar trigliserida
90
darah yang normal. Dalam penelitian ini tidak terdapat
hubungan antara faktor genetik dengan kadar trigliserida
darah (p=0,720).
Hasil studi para pakar ilmu kedokteran
menunjukkan bahwa berbagai penyakit mempunyai
hubungan dengan keturunan. Dalam kaitan antara
keturunan dan kadar lemak yang abnormal dikenal
adanya fenomena tingginya kadar trigliserida darah
dalam satu keluarga atau sering disebut dengan Familial
Hipertrigliseridemia (FTH). Namun dalam penelitian ini
tidak terdapat hubungan antara faktor genetik dengan
kadar trigliserida darah pengunjung di Laboratorium Klinik
Sadewa Yogyakarta.
D. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Tidak ada hubungan antara pola konsumsi
makanan berlemak tinggi dengan kadar
trigliserida darah pengunjung di Laboratorium
Klinik Sadewa Yogyakarta p=0,752 (p>0,05).
2. Tidak ada hubungan antara pola konsumsi
makanan berkarbohidrat tinggi dengan kadar
trigliserida darah pengunjung di Laboratorium
Klinik Sadewa Yogyakarta p=0,304 (p>0,05).
3. Tidak ada hubungan antara pola konsumsi kopi
dengan kadar trigliserida darah pengunjung di
Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta p=0,369
(p>0,05).
4. Tidak ada hubungan antara status merokok
dengan kadar trigliserida darah pengunjung di
Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta p=0,559
(p>0,05).
5. Tidak ada hubungan antara olahraga dengan
kadar
trigliserida
darah
pengunjung
di
Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta p=1,000
(p>0,05).
6. Tidak ada hubungan antara faktor genetik
dengan kadar trigliserida darah pengunjung di
Laboratorium Klinik Sadewa Yogyakarta p=0,720
(p>0,05).
E. SARAN
Untuk Penelitian Lebih Lanjut
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan mempertimbangkan jenis kelamin,
adanya Diabetes Mellitus, asupan makan dan
mempertimbangkan keadaan obat-obatan yang
dikonsumsi responden.
F.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.jakartalantern.com/thegreatbiz/
wellness-and-nutrition/atasi-kolesterol-sekarang/
kolesterol-dalam-darah/trigliserida.html (Diunduh
jam 21.00, 28 Januari 2012)
2. http://www.domeclinic.com/lifestyle/merokok-akesehatan (Diunduh jam 21.00, 28 Januari 2012)
Hubungan Pola Konsumsi, Status Merokok, Olahraga dan Faktor Genetik...
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2010. Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS
2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
4. Soeharto, Iman. 2001. Kolesterol & Lemak Jahat
Kolesterol & Lemak Baik dan Proses Terjadinya
Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
5. Soeharto, Iman. 2004. Serangan Jantung dan
Stroke Hubungannya Dengan Lemak dan
Kolesterol. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
6. Williams dan Wilkins. 2011. Ilmu Gizi Menjadi
Sangat Mudah Edisi 2. Alih Bahasa Bwijayanthi,
Linda. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
7. Baraas, Faisal. 1993. Mencegah Serangan
Jantung dengan Menekan Kolesterol. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama
91
Download