PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA PADA TIKUS YANG DIBERI DIET TINGGI KALORI Nurul Farida, Abdul Gofur, dan Sri Rahayu Lestari Universitas Negeri Malang E-mail : [email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit buah rambutan terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus yang diberi diet tinggi kalori. Data berupa kadar kolesterol total dan kadar trigliserida (mg/dl) dari hasil pengukuran menggunakan alat BioSystem A15. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit buah rambutan tidak berpengaruh terhadap kadar kolesterol total p = 0.586 (p > 0.05) dan berpengaruh terhadap kadar trigliserida p = 0.00 (p < 0.05). Kata kunci: ekstrak kulit rambutan, kolesterol total, trigliserida, diet tinggi kalori Rambutan adalah salah satu buah tropis yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Biji dan kulit rambutan tidak banyak dimanfaatkan karena dianggap sebagai limbah. Masyarakat memanfaatkan biji dan kulit rambutan sebagai obat alami. Biji buah rambutan dimanfaatkan untuk penderita diabetes mellitus, sedangkan kulitnya sebagai obat demam, diare, disentri dan sariawan (Redaksi Agromedia, 2008; Republika, 2012). Daging buah rambutan mengandung karbohidrat, protein, kalsium, dan vitamin C. Kulit buah rambutan mengandung flavonoid, tannin, dan saponin. Biji buah rambutan mengandung lemak dan polifenol. Daun rambutan mengandung tanin dan saponin. Kulit batang rambutan mengandung tanin, saponin, flavonoid, pectic substances, dan zat besi (IPTEKnet, 2005). Menurut Thitilertdecha et al., (2010), kulit buah rambutan mengandung senyawa fenol dengan komponen utama asam elagat, geraniin, dan coraligin. Asam elagat merupakan senyawa yang mempunyai kapasitas antioksidan yang tinggi dibanding antioksidan yang beredar di pasaran. Knekt et al., (2002) menyatakan pemberian diet sumber flavonoid dapat menurunkan resiko beberapa penyakit kronis. Kemajuan teknologi saat ini telah banyak mengubah gaya hidup masyarakat yang menyebabkan aktivitas fisik menurun. Berdirinya restoran cepat saji (fast food) yang mengandung tinggi kalori, lemak, dan kolesterol, jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dapat berdampak meningkatkan risiko obesitas. Energi dikonsumsi dalam diet melalui asupan karbohidrat, protein, dan lemak. Kelebihan kalori yang melebihi takaran, maka tubuh akan mengubah dan menyimpan nutrien energi ini sebagai trigliserida dalam jaringan adiposa. Kelebihan kalori ini dikonsumsi terus tanpa peningkatan pengeluaran energi maka akan disimpan dalam timbunan lemak dan berkembang menjadi obesitas (Wilborn et al., 2005). Karbohidrat akan dipecah menjadi glukosa, selanjutnya glukosa akan mengalami glikolisis menjadi 2 piruvat, dimana masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol terjadi lipolisis menjadi Asetil KoA. Protein dipecah menjadi asam amino melalui proses deaminasi maupun transaminasi menjadi Asetil KoA. Asetil KoA yang terbentuk selan- jutnya dalam menuju jalur siklus krebs untuk menghasilkan energy (Murray dkk, 2003). Apabila kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida di dalam jaringan adiposa (Zulbadar, 2008). Asetil KoA merupakan prekusor dari kolesterol. Kenaikan jumlah prekursor dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah (Murray dkk, 2003). Klasifikasi kadar lipid plasma menurut National Cholesterol Education Program - Adult Treatment Panel (NCEP ATP) III kadar kolesterol total darah yang normal < 200 mg/dl dan kadar Trigliserida <150 mg/dl, jika terjadi kelebihan pada kadar tersebut mengindikasikan terjadinya dislipidemia yang merupakan gangguan metabolisme lipid. Untuk menekan kadar lemak darah yang tinggi dapat dilakukan dengan diet yang tepat dan olah raga, namun jika tidak dapat menekan, dapat menggunakan obat penurun lemak darah (hipolipidemik) dari golongan asam nikotinat, resin, fibrat, dan statin (Dalimartha, 2008). Penggunaan obat kimia untuk penurun lemak darah dalam jangka panjang dapat memberikan resiko yang kurang baik untuk kesehatan, sehingga saat ini masyarakat lebih memilih menggunakan bahan-bahan herbal, karena mudah didapatkan dan harganya terjangkau. Efek samping yang sering terjadi akibat penggunaan obat penurun kolesterol antara lain, gangguan pencernaan minor, nyeri otot, dan peradangan otot (Morrel & Bull, 2007).Penggunaan obat kimia dalam menurunkan kdar kolesterol adalah dengan cara menghambat enzim Hidroksimetilglutaril KoA (HMG KoA) yang merupakan sasaran terapi obat (Marks, 2000). Kandungan flavonoid pada kulit buah rambutan juga terdapat pada buah Jeruk. Flavonoid pada buah jeruk mengurangi biosintesis kolesterol melalui penghambatan 3-hydroxy-3methyl-glutaryl-CoA (HMG-CoA) reduktase sehingga menurunkan kadar kolesterol hati (Bok et al, 1999). Penelitain Roza et al., (2007) kandungan flavonoid jeruk dapat menurunkan kadar trigliserida pada subjek hiperkolesterolemia.Dengan adanya kandungan flavonoid sebagai antioksidan pada kulit buah rambutan diharapkan dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. METODE Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai Maret 2013. Hewan coba yang digunakan adalah Tikus putih jantan Rattus norvegicus strain winstar berjumlah 24 ekor, umur 12 minggu dengan berat badan 320-340 gram, yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan dan 6 ulangan. Tiap kelompok diberi perlakuan dengan cara sonde lambung (1) diberi Aquadest, (2) diberi ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kg BB, (3) diberi ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kg BB, dan (4) diberi ekstrak kulit buah rambutan 60 mg/kg BB. Sonde lambung dilakukan setiap 2 hari sekali selama 12 minggu. Pengambilan sampel darah dengan cara membedah tikus dan mengambil darah dari jantung tikus. Darah ditampung dalam tabung sentrifus, kemudian disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Serum darah yang telah diperoleh kemudian disimpan di dalam freezer dengan suhu -44°C. Data penelitian diperoleh dengan melakukan pengukuran serum darah menggunakan alat BioSystem A15. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya bila telah normal dan homogen dianalisis dengan anova satu jalur. Apabila hasilnya signifikan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf kepercayaan 5%. HASIL Hasil pengukuran kadar kolesterol total dan trigliserida dengan alat Biosystem A15 didapatkan hasil dalam mg/dl. Rata-rata kadar kolesterol total disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Rata-rata Kadar Kolesterol Total Tiap Kelompok Perlakuan Kelompok Perlakuan P1 (Plasebo/Aquadest) P2 (Ekstrak 15 mg/kg BB) P3 (Ekstrak 30 mg/kg BB) P4 (Ekstrak 60 mg/kg BB) Rata-rata kadar kolesterol total (mg/dl) 17.80±7.78 14.80±0.98 17.30±1.06 15.80±2.46 Grafik rata-rata kolesterol total tiap kelompok perlakuan disajikan pada Gambar 1 sebagai berikut. Gambar 1 Grafik Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Gambar 1 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit buah rambutan dengan dosis 15 mg/kg BB (P2) diketahui memiliki rata-rata kadar kolesterol total paling randah dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Rata-rata kadar trigliserida pada Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2 Rata-rata Kadar Trigliserida Tiap Kelompok Perlakuan Kelompok Perlakuan P1 (Plasebo/Aquadest) P2 (Ekstrak 15 mg/kg BB) P3 (Ekstrak 30 mg/kg BB) P4 (Ekstrak 60 mg/kg BB) Rata-rata kadar trigliserida (mg/dl) 183.00±21.18 43.00±6.20 45.75±2.86 47.25±5.08 Grafik rata-rata kadar trigliserida tiap kelompok perlakuan disajikan pada Gambar 2 sebagai berikut. Gambar 2 Grafik Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Rerata hasil pengukuran kadar trigliserida menunjukkan bahwa kelompok perlakuan yang diberi ekstrak kulit buah rambutan (P2, P3, dan P4) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo (P1). Sebelum data dianalisis secara statistik, data diuji dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data kolesterol total berdistribusi normal (P > 0.05), sedangkan data kadar trigliserida berdistribusi tidak normal dengan nilai (p < 0.05). Dengan demikian untuk data kadar trigliserida dilakukan transformasi Lg10 terlebih dahulu, dan diketahui hasilnya berdistribusi normal (p > 0.05). Hasil uji homogenitas menunjukan bahwa kadar kolesterol total dan trigliserida adalah homogen (p > 0.05). Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, dilakukan pengujian statistik anova satu jalur. Hasil analisis anova untuk kolesterol total disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Hasil Analisis Anova Kadar Kolesterol Total Perlakuan Galat Total JK Db KT F 34.480 347.973 382.453 3 20 23 11.493 17.399 .661 Sig. .586 Hasil perhitungan kadar kolesterol total diketahui nilai p = 0.586 (p > 0.05) yang berarti bahwa tidak ada pengaruh ekstrak kulit buah rambutan pada kelompok perlakuan. Hasil analisis anova trigliserida disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut. Tabel 4 Hasil Analisis Anova Kadar Trigliserida Perlakuan Galat Total JK Db KT F 1.687 .258 1.945 3 20 23 .562 .013 43.661 Sig. .000 Hasil perhitungan kadar trigliserida diketahui nilai p = 0.00 (p < 0.05) menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah rambutan berpengaruh signifikan terhadap kadar trigliserida dan dilanjutkan dengan uji BNT pada Tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5 Hasil Uji Lanjut BNT Kadar Trigliserida Kelompok Perlakuan P2 P3 P4 P1 Mean±SE 43.00±6.20 45.75±2.86 47.25±5.08 183.00±21.18 Notasi a a a b Keterangan: Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan, huruf yang berbeda menunjukan adanya perbedaan. Hasil uji BNT dapat diketahui terdapat perbedaan yang nyata diantara ketiga kelompok perlakuan ekstrak kulit buah rambutan (P2, P3, dan P4) dengan kelompok plasebo, tetapi antara kelompok P2, P3, dan P4 tidak terdapat perbedaan yang nyata. PEMBAHASAN Produksi kolesterol yang disintesis di dalam tubuh dipengaruhi oleh jumlah kolesterol dalam makanan. Jika asupan kolesterol yang dikosumsi dan diserap kurang dari kebutuhan tubuh, maka kolesterol akan lebih banyak disintesis oleh hati. Sintesis kolesterol dihati terjadi karena adanya umpan balik antara produksi kolesterol eksogen yang berasal dari makanan dan kolesterol endogen di hati (Linder, 2006). Pemberian diet tinggi kalori yang terutama tinggi karbohidrat, tidak mempengaruhi peningkatan kadar kolesterol total dalam tubuh, dimana peningkatan kadar kolesterol total dipengaruhi oleh diet tinggi lemak. Penelitian pada tikus ketika pemberian pakan berupa kolesterol 0.05% akan menyebabkan sintesis 70-80% sintesis kolesterol di dalam tubuh, namun jika pemberian asupan kolesterol ditingkatkan akan menyebabkan sintesis kolesterol dalam tubuh tersebut akan turun (Marks dkk., 2000). Pernyataan tersebut mendukung penelitian yang dilakukan yakni banyaknya asupan makanan yang mengandung diet tinggi kalori kurang berpengaruh terhadap tingginya kadar kolesterol, dimana hiperkolesterolemia lebih dipengaruhi oleh makanan yang mengandung tinggi kolesterol. Kelompok perlakuan ekstrak kulit rambutan memiliki kadar kolesterol total lebih rendah daripada kelompok plasebo, hal ini diduga disebabkan adanya penghambatan sintesis kolesterol di hati. Menurut Bok et a.l, (1999) flavonoid mengurangi sintesis kolesterol melalui penghambatan 3- hydroxy-3-methylglutaryl-CoA (HMG-CoA) reduktase sehingga menurunkan kadar kolesterol. Penghambatan enzim HMG-CoA reduktase menyebabkan penghambatan sintesis kolesterol. Kelompok perlakuan ekstrak kulit rambutan 30 mg/kg BB (P3) memiliki kadar kolesterol total lebih tinggi daripada kelompok perlakuan ekstrak 15 mg/kg BB (P2). Kandungan flavonoid dan asam fenolik berfungsi sebagai antioksidan, namun dalam konsentrasi yang tinggi bisa menjadi pro-oksidan (Yordil et al., 2012). Penelitian pada tikus yang diberi pakan kaya oksidasi kolesterol dapat me- nyebabkan peningkatan hemolisis sel darah merah (Al Kanhal et al., 2002). Hemolisis sel darah merah dapat berpengaruh pada pengukuran kadar kolesterol (Koseoglu et al., 2010). Kadar kolesterol total kelompok perlakuan ekstrak kulit buah rambutan 60 mg/kg BB (P4) lebih rendah daripada kelompok perlakuan ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kg BB (P3), hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan bahwa semakin tinggi konsentrasi antioksidan dapat berpengaruh terhadap hasil pengukuran kadar kolesterol. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat pengaruh signifikan pemberian ekstrak kulit buah rambutan terhadap kadar trigliserida. Pada pengukuran kadar trigliserida, kelompok perlakuan dengan ekstrak kulit buah rambutan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo. Namun, tidak ada perbedaan nyata diantara ketiga kelompok perlakuan ekstrak kulit buah rambutan. Selain pada kulit buah rambutan, flavonoid juga terkandung dalam buah jeruk dan brinjai. Penelitain Roza et al.,(2007) kandungan flavonoid jeruk dapat menurunkan kadar trigliserida pada subjek hiperkolesterolemia. Kandungan flavonoid pada kulit buah rambutan dapat meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase. Penelitian Sudheesh et al,. (1997) ekstrak brinjai (Solanum Melongena) yang mengandung flavonoid dapat menurunkan kadar trigliserida melalui mekanisme peningkatan aktivitas enzim lipoprotein lipase. Dengan meningkatnya enzim tersebut lipoprotein VLDL yang mengangkut trigliserida akan mengalami hidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak yang dibebaskan kemudian diserap oleh otot dan jaringan lain yang dioksidasi untuk menghasilkan energi dan oleh jaringan adiposa disimpan sebagai cadangan energi (Marks dkk., 2000). Selain itu, flavonoid dapat menghambat Fatty Acid Synthase (FAS) yakni enzim penting dalam metabolisme lemak. Adanya hambatan pada FAS secara langsung menurunkan pembentukan asam lemak (Tian et al., 2011). Dengan demikian penurunan asam lemak dapat menyebabkan penurunan dalam pembentukan trigliserida. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan ekstrak kulit buah rambutan tidak berpengaruh terhadap kadar kolesterol total dan berpengaruh terhadap kadar trigliserida. Saran 1. Perlu dilakukan pengukuran asam lemak bebas untuk melengkapi data tentang jumlah kadar kolesterol total dan trigliserida. 2. Pengukuran kadar kolesterol total dan trigliserida dapat dilakukan pada tikus yang diberi diet tinggi kolesterol. DAFTAR RUJUKAN Bok, S.H., Lee, S.H., B., Park, Y.B., Bae, K.H., Son,K.H., Jeong, T.S., & Choi, M.S. 1999. Plasma and Hepatic Cholesterol and Hepatic Activities of 3Hydroxy-3-methyl-glutaryl-CoA Reductase and Acyl CoA: Cholesterol Transferase are Lower in Rats Fed Citrus Peel Extract or a Mixture of Citrus Bioflavonoids. Journal. Nutrition. 129: 1182–1185 Dalimartha, S. 2008. 36 Resep Tumbuhan Obat untuk Menurunkan Kolesterol. Jakarta: Penebar Swadaya IPTEKnet. 2005. Rambutan. (Online), (http://www.iptek.net.id /ind/pd_tanobat/view.php?id=247, diakses 31 Maret 201) Al Kanhal, M.A., Ahmad F., Al Othman, A.A, Arif, Z., Al Orf, S., & Al Murshed, K.S. 2002. Effect of Pure and Oxidized Cholesterol-rich Diets on some Biochemical Parameters in Rats. International Journal of Food Sciences and Nutrition 53: 381-388 Knekt, P., , Kumpulainen, J., Jarvinen, R., Rissanen, H., Heliovaara, M., Reunanen, A., Hakulinen, T., & Aromaa, A. 2002. Flavonoid Intake And Risk Of Chronic Diseases. The American Journal of Clinical Nutrition 76:5608. Koseoglu, M., Aysel, H., Atay, A., & Cuhadar S. 2011. Effect of Hemolysis Interferences on Routine Biochemistry Parameters. Biochemia Medica 21(1):79-85 Linder, Maria C. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: Universitas Indonesia Press Marks, A.D., Smith, Collen M. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: ECG Morrell, Jonathan dan Bull, Eleanor. 2007. Simple Guide Kolesterol. Jakarta: Gramedia Murray RK., Granner D.K., Mayes, P.A. & Rodwell V.W. 2003. Biokimia Harper Edisi25. Jakarta: EGC. Redaksi Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat: 431 Jenis Tanaman Penggempur Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka. Republika. 2012. Obat dari Sampah “Si Rambut Merah” (Online), (http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/12/06/14/ m5jy90-obat-dari-sampah-si-rambut-merah, diakses 31 Maret 2013) Roza, J.M., Xian-Liu, Z. & Guthire N. 2007. Effect of Citrus Flavonoids and Tocotrienols on Serum Cholesterol Level in Hypercholesterolemic Subjects. Alternative Therapies Health Med 13 (6) 44-48. Sudheesh, S., Presannakumar, G., Vijayakumar, S., & Vijayalaksmi, N.R. 1997. Hypolidemic effect of flavonoid from Solanum melongena. Plant Foods for Human Nutrition 51: 321-330 Thitilertdecha, N., Teerawatgulra, A., Kilburn, J.D. & Rakariyatham, N. 2010. Identification of Major Phenolic Compounds from Nephelium lappaceum L. and their Antioxidant Activities. Molecules 15: 1453-1465. Tian, Wei-xi; Ma, Xiau-feng; Zhang, Shu-yan; Sun, Ying-hui; and Li, Bing-hui. 2011. Fatty Acid Synthese Inhibitor from Plants and Their Potential application in the Prevention of Metabolic Syndrome. Clin Oncol Cancer Res 8: 1-9 Wilborn, C., Beckham, J., Campbell, B., Harvey, T., Galbreath, M., Bounty, P., Nassar, E., Wismann, J. & Kreider, R. 2005. Obesity: Prevalence, Theories, Medical Consequences, Management, and Research Directions. (http://www.jissn.com /content/2/2/4, diakses 8 september 2012). Yordil, E.g., Perez, E.M., Matos, M.J. & Villares, E.U. 2012. Antioksidant and Pro-Oxidant Effect of Polyphenolic Compounds nd Structure-Activity Relationship Evidence. Nutrition, Well-Being and Health 23:42