1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi cacing

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit
infeksi
cacing
usus
terutama
yang
ditularkan melalui tanah atau disebut soil-transmitted
helmint infections merupakan salah satu infeksi paling
umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur
yang
berada
pada
kotoran
manusia
kemudian
akan
mengontaminasi tanah. Spesies cacing utama yang sering
menginfeksi
manusia
adalah
cacing
gelang
(Ascaris
lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan
cacing
tambang
(Necator
dan
duodenales),
americanus
cacing
dan
kremi
Ancylostoma
(Enterobius
vermicularis). (WHO, 2014d). Penyakit infeksi cacing
usus sering ditemukan terutama di daerah dengan iklim
hangat
dan
lembab
yang
diikuti
oleh
sanitasi
dan
kebersihan yang buruk. Penyakit ini dianggap sebagai
Penyakit
Tropis
Diseases)
seharusnya
yang
karena
dapat
Terabaikan
dapat
(Neglected
menimbulkan
dikontrol
dan
Tropical
kesakitan
yang
dieliminiasi(CDC,
2013c).
1
2
Lebih
dari
1,5
miliar
orang,
atau
24%
dari
populasi dunia terinfeksi cacing usus. Infeksi tersebar
luas
di
daerah
tropis
dan
subtropis,
dengan
jumlah
terbesar terjadi di sub-Sahara Afrika, Amerika, Cina
dan
Asia
timur.
Lebih
dari
270
juta
anak
usia
prasekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah
tinggal
di
daerah
secara
intensif,
dimana
serta
parasit
ini
membutuhkan
ditransmisikan
pengobatan
dan
intervensi pencegahan (WHO, 2014d).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI tahun
2006 menyatakan bahwa kejadian penyakit infeksi cacing
usus di Indonesia cukup bervariasi antara daerah satu
dengan
daerah
lainnya
yaitu
berkisar
40-60%
untuk
semua umur. Survei yang dilakukan pada tahun 2002 dan
2003 pada 40 SD di 10 provinsi menunjukkan kejadian
berkisar antara 2,2%-96,3%. Tingginya angka tersebut
terutama pada anak balita dan usia sekolah dipengaruhi
oleh beberapa faktor, di antaranya: (1) iklim tropis
dan
lembab,
personal
sosial
(2)
hygiene
ekonomi
kondisi
yang
dan
sanitasi
kurang
pendidikan
lingkungan
terpenuhi,
yang
(3)
rendah,
dan
keadaan
dan
(4)
3
faktor kepadatan penduduk yang tinggi. Penelitian yang
pernah
dilakukan
pada
pekerja
pengangkut
sampah
menunjukkan bahwa pemakaian alat pelindung diri seperti
alas kaki dapat mempengaruhi terjadinya infeksi cacing
usus (Widada, 2001).
Masa lima tahun pertama kehidupan anak (balita),
merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan
masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat
diulang lagi, maka masa baltia disebut sebagai “masa
keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window
of opportunity) dan “masa kritis” (critical period).
Usia balita merupakan usia yang cukup rentan dan mudah
terkena
penyakit
karena
daya
tahan
tubuhnya
masih
lemah(Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Secara
umum,
infeksi
cacing
usus
dapat
mengakibatkan kerugian, terutama gangguan kesehatan dan
status
gizi.
Gangguan
kesehatan
yang
umumnya
ditimbulkan seperti gatal-gatal, kurang nafsu makan,
lemah dan lesu karena anemia (Margono, 1995). Menurut
Widada (2001), infeksi cacing usus dapat mempengaruhi
tingkat penurunan kadar hemoglobin dalam darah sehingga
4
dapat menimbulkan anemia. Selain itu, infeksi cacing
usus juga berpengaruh pada status gizi sehingga dapat
mengakibatkan malnutrisi. Pada umumnya infeksi cacing
usus dapat menimbulkan gangguan konsumsi, absorbsi dan
metabolisme zat-zat gizi, sehingga pada balita dapat
mempengaruhi
pertumbuhan
fisik
dan
mental
sedangkan
pada orang dewasa dapat mempengaruhi ketahanan fisik
dan produktifitas (Rukmono, 1980).
Kampung Cokrodirjan dan Ratmakan merupakan kampung
padat penduduk yang terletak di daerah aliran sungai
Code di Kota Yogyakarta (Roychansyah et al., 2009) yang
memiliki faktor risiko tinggi terjadinya infeksi cacing
usus.
Selain
itu,
kualitas
hunian
fisik
di
lokasi
tersebut kurang memuaskan. Hal ini bisa dilihat dari
kondisi
prasarana,
meliputi
air
yang
tidak
layak
dikonsumsi, saluran pembuangan limbah dan hujan yang
digabung, pengangkutan sampah yang tidak rutin, serta
kebocoran pipa saluran limbah (Pamungkas, 2010).
Berdasarkan laporan Puskesmas Danurejan II tahun
2013
dan
infeksi
Puskesmas
kecacingan
Gondomanan
belum
tahun
dibahas
2012,
sehingga
masalah
informasi
5
mengenai kejadian infeksi cacing sejauh ini masih belum
diketahui
secara
seksama.
Hal
ini
dapat
disebabkan
karena infeksi ringan dari cacing usus yang menyebabkan
tidak timbulnya gejala klinis sehingga penderita tidak
pergi
ke
fasilitas
kesehatan
untuk
berobat
karena
ketidaktahuan penderita.
Maka
penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
kejadian infeksi cacing usus terutama pada balita di
Kampung Cokrodirjan dan Ratmakan, beserta hubungannya
terhadap faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian
infeksi
kecacingan
tersebut,
meliputi
sanitasi
lingkungan dan personal hygiene.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
di
atas
dapat
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana angka kejadian infeksi cacing usus pada
balita di Kampung Cokrodirjan dan Ratmakan?
2. Apakah
ada
hubungan
antara
sanitasi
lingkungan
dengan kejadian infeksi cacing usus pada balita di
Kampung Cokrodirjan dan Ratmakan?
6
3. Apakah ada hubungan antara personal hygiene dengan
kejadian
infeksi
cacing
usus
pada
balita
di
tujuan
di
Kampung Cokrodirjan dan Ratmakan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini
memiliki
beberapa
antaranya sebagai berikut.
1. Mengetahui angka kejadian infeksi cacing usus pada
balita di Kampung Cokrodirjan dan Ratmakan.
2. Mengetahui
hubungan
antara
sanitasi
lingkungan
dengan kejadian infeksi cacing usus pada balita di
Kampung Cokrodirjan dan Ratmakan.
3. Mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan
kejadian
infeksi
cacing
usus
pada
balita
di
Kampung Cokrodirjan dan Ratmakan.
D. Keaslian Penelitian
Menurut kepustakaan yang ada, penelitian terkait
hubungan
sanitasi
lingkungan
dan
personal
hygiene
terhadap kejadian infeksi cacing usus pada balita belum
pernah
dilakukan
di
daerah
bantaran
Kali
Code,
7
khususnya Kampung Cokrodirjan dan Ratmakan. Penelitian
serupa pernah dilakukan, namun dengan tempat, waktu,
dan subyek yang berbeda. Berikut beberapa penelitian
serupa yang pernah dilakukan.
8
No
1
2
3
4
5
Tabel 1. Penelitian Tentang Sanitasi, Personal Hygiene,
Dan Infeksi Cacing Usus
Judul
Tahun
Penulis
Hasil
Hubungan Antara
2012 Friscasari
Tidak ada
Sanitasi Lingkungan
Kundaian,
hubungan antara
dengan Infestasi
Jootje M.
sanitasi
Cacing pada Murid
L.Umboh,
lingkungan dengan
Sekolah Dasar di Desa
Billy J.
infestasi cacing.
Teling Kecamatan
Kepel
Tombariri Kabupaten
Minahasa Ratulangi
Effect of Sanitation
2012 Ziegelbauer Terdapat hubungan
on Soil-Transmitted
et al
antara sanitasi
Helminth Infection:
lingkungan dengan
Systematic Review and
penyakit
Meta-Analysis
kecacingan.
Hubungan Higiene
2010 Liena
Ada hubungan
Perorangan, Sanitasi
Sofiana
bermakna antara
Lingkungan Rumah dan
higiene
Sekolah dengan Infeksi
perorangan dan
Soil Transmitted
sanitasi
Helminths Pada Anak
lingkungan rumah
Sekolah Dasar di
dengan Infeksi
Wilayah Kerja
Soil Transmitted
Puskesmas Kokap I
Helminths.
Kabupaten
Hubungan Antara
2013 Brian R.
Tidak terdapat
Higiene Perorangan
Lengkong,
hubungan antara
Dengan Infestasi
Woodford B. memakai alas
Cacing Pada
S. Joseph,. kaki, memotong
Pelajar Sekolah Dasar
Victor D.
kuku, mencuci
Negeri 47 Kota Manado
Pijoh
tangan terhadap
infestasi cacing
pada pelajar.
Sanitasi Rumah,
2012 Dina Merisa Ada hubungan yang
Sekolah, Personal
Damanik
signifikan antara
Hygiene dan Infeksi
sanitasi
Soil Transmitted
lingkungan rumah,
Helminths (STH) pada
sekolah, dan
Murid Sekolah Dasar di
personal hygiene
Pulau Palue, Provinsi
dengan kejadian
Nusa Tenggara Timur
infeksi STH.
9
E. Manfaat Penelitian
Hasil
rujukan
penelitian
bagi
ini
pengurus
dapat
posyandu
digunakan
balita
sebagai
dalam
rangka
meningkatkan derajat kesehatan balita tentang penyakit
infeksi cacing usus beserta faktor risikonya.
Bagi
menjadi
puskesmas
masukan
setempat,
mengenai
penelitian
informasi
ini
kejadian
dapat
infeksi
cacing usus di Kampung Cokrodirjan dan Ratmakan serta
gambaran sanitasi lingkungan dan personal hygiene di
wilayah tersebut.
Bagi
pendidikan
dan
pengabdian,
penelitian
ini
dapat menjadi salah satu bahan rujukan untuk penelitian
lebih
lanjut
masyarakat
khususnya
yang
yang
maupun
untuk
berlokasi
berfokus
di
kegiatan
daerah
pada
pengabdian
bantaran
bidang
sungai
kesehata
Download