1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk, meningkatnya kebutuhan masyarakat, dan
semakin majunya teknologi baik di lingkungan rumah tangga, pertanian, dan industri
menyebabkan bertambahnya volume limbah/sampah, sehingga jika tidak ditangani dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Jumlah sampah baik secara kuantitatif maupun kualitatif makin hari makin
meningkat, begitu juga permasalahan sampah yang dihadapi makin hari juga makin
meningkat dan makin kompleks. Disamping itu ketersediaan lahan makin hari makin
berkurang dan makin sulit didapat. Pengelolaan sampah yang tidak baik akan
menyebabkan degradasi lingkungan dan lingkungan menjadi tidak menyenangkan bagi
masyarakat, dan juga berakibat negatif pada keadaan sosial ekonomi masyarakat.
Limbah terdiri dari tiga bentuk yaitu padat, cair, dan gas. Limbah padat atau
sampah dapat menimbulkan masalah yang rumit dan sulit untuk ditangani, karena kata
sampah dapat diartikan sebagai bahan (padat) yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga (belum memiliki nilai ekonomi) untuk maksud biasa atau utama, yang terbuang
atau dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam. Tetapi jika dikaitkan
dengan keseimbangan alam, sampah mengandung bahan-bahan yang berguna untuk
dikembalikan ke dalam tanah.
Banyak orang menganggap bahwa sampah merupakan barang yang kotor,
menjijikkan, dan selalu membuat masalah. Jumlah sampah terus bertambah tanpa
1
mengenal waktu, karena setiap makhluk hidup terus-menerus memproduksi sampah.
Berbagai usaha dan cara telah dilakukan untuk menangani permasalahan sampah, juga
telah banyak saran-saran dan pendapat disampaikan oleh para pakar untuk mengatasi
permasalahan sampah. Pemerintah dengan berbagai upaya selalu berusaha untuk
mengatasi permasalahan sampah dengan biaya yang sangat besar. Namun permasalahan
sampah belum juga teratasi dengan baik, bahkan makin hari makin mengganggu
lingkungan.
Untuk mengatasi sampah kota yang mengandung bahan-bahan organik,
dibeberapa kota besar di luar negeri telah mencoba memanfaatkan cacing tanah. Dimana
cacing tanah tersebut mempunyai kemampuan yang cukup mengagumkan untuk
memusnahkan bahan organik. Menurut beberapa surat kabar, kota Semarang juga telah
menggunakan cara seperti ini. Pemerintah daerah setempat bekerja sama dengan pihak
swasta mendatangkan cacing-cacing tersebut dari Taiwan untuk memusnahkan sampah.
Selain itu di beberapa negara industri juga telah ada usaha mempergunakan cacing tanah
untuk mengolah limbah industri kayu menjadi pupuk organik yang dapat digunakan
untuk pertanian (Palungkun, 1990).
Pengolahan sampah dengan pengomposan memberikan banyak manfaat, tidak
hanya dari segi lingkungan hidup, tetapi juga dari segi ekonomi. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian tentang pembuatan kompos yang baik dan efisien, baik dari segi
waktu, biaya, tenaga, dan kualitas kompos, serta memberikan pemahaman kepada
masyarakat umum khususnya masyarakat di sekitar Pasar Prawirotaman dan Giwangan
Bantul tentang penting dan manfaat pengomposan, baik dari aspek lingkungan maupun
ekonomi.
2
1.2. Permasalahan
a. Apakah proses pengomposan sampah organik pasar dengan bioaktivator cacing
tanah (Lumbricus rubellus) lebih cepat bila dibandingkan dengan pengomposan
tanpa cacing tanah ?
b. Apakah kualitas kompos yang dihasilkan dari pengomposan dengan bioaktivator
cacing tanah (Lumbricus rubellus) lebih baik secara fisik maupun kimia
dibandingkan dengan kompos tanpa cacing tanah ?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kecepatan proses pengomposan sampah organik pasar dengan
bioaktivator cacing tanah (Lumbricus rubellus) dibandingkan dengan tanpa cacing
tanah.
b. Untuk mengetahui kualitas kompos yang dihasilkan dari pengomposan dengan
bioaktivator cacing tanah (Lumbricus rubellus) secara fisik dan kimia
dibandingkan dengan kompos tanpa cacing tanah.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Untuk mereduksi permasalahan lingkungan oleh sampah dengan penerapan sistem
“vermicomposting”.
b. Untuk mendapatkan pupuk organik yang baik.
c. Supaya pembaca dapat mengetahui cara pengomposan yang lebih tepat untuk
diterapkan, mudah, biaya tidak tinggi, dan memperhatikan kondisi lingkungan.
3
Download