UMUR, PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS UNGARAN KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI di Indonesia berada pada angka 262/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Jawa Tengah tahun 2007 mencapai 116,3/100.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Semarang pada tahun 2007 bila dibandingkan dengan tahun 2006 cenderung mengalami kenaikan dari 126,63/100.000 kelahiran hidup menjadi 157,35/100.000 kelahiran hidup. Sebagian besar Angka Kematian Ibu (AKI) disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan yang sebenarnya bisa dicegah jika ibu hamil mempunyai pengetahuan yang baik mengenai tanda bahaya kehamilan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui umur,pendidikan, pekerjaan dan tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang tanda bahaya kehamilan trimester III di wilayah Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Penelitian ini adalah deskriptif. Sampel adalah sampel jenuh sejumlah 41 ibu primigravida trimester III di wilayah Puskesmas Ungaran. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan hasil uji validitas yaitu 0,632. Hasil uji reliabilitas menunjukkan R hitung (0,77). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 31 responden (75,6%), responden paling banyak berpendididikan menengah (SMA/sederajat) sejumlah 27 responden (65,9%) dan sebagian besar responden bekerja sejumlah 27 responden (65,9%). Gambaran pengetahuan responden tentang tanda bahaya kehamilan trimester III adalah cukup (53,7%). Dari hasil penelitian pengetahuan ibu secara umum dikatakan cukup, oleh karena itu perawat perlu terus memberikan informasi mengenai tanda bahaya kehamilan, sehingga bisa menekan terjadinya komplikasi. Kata kunci: Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Tingkat Pengetahuan, Ibu Primigravida, Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III 84 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 84-89 PENDAHULUAN Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Di Indonesia angka kematian ibu masih cukup tinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 262/100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2007). Angka kematian ibu di Jawa Tengah pada tahun 2007 mencapai 116,3/100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2007). Sedangkan angka kematian ibu di Kabupaten Semarang pada tahun 2007 bila dibandingkan dengan tahun 2006 cenderung mengalami kenaikan dari 126,63/100.000 kelahiran hidup menjadi 157,35/100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2007). Yurnaldi (2008) menyatakan dalam data Depkes (2008) yang menyebutkan, bahwa penyebab langsung kematian ibu karena perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (8%), abortus (5%), partus macet/lama (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik (3%) dan lain-lain (11%). Kebijakan departemen kesehatan dalam upaya menurunkan AKI adalah dengan pendekatan pelayanan ibu di tingkat dasar dan rujukan yang bertujuan untuk memantau perkembangan kehamilan dan mendeteksi kelainan atau komplikasi yang menyertai kehamilan secara dini dan dapat ditangani secara benar (Saifuddin, 2006). Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan. Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan serta dapat mengancam jiwanya. Seorang ibu primigravida biasanya mendapatkan kesulitan dalam mengenali perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuhnya yang menyebabkan ketidaknyamanan selama kehamilan. Primigravida juga mendapat kesulitan dalam mengenali tanda bahaya kehamilan karena belum memiliki pengalaman (Manuaba, 2003). METODELOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang tanda bahaya kehamilan trimester III. Sample penelitian sebanyak 41 responden ibu primigravida trimester III di Wilayah kerja Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Enumerator pada pengumpulan data ini dibantu oleh 2 bidan dan 2 kader. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri atas 16 pertanyaan tentang tanda bahaya kehamilan dengan hasil uji validitas dan reliabilitas. uji validitas dengan signifikan 5% yaitu 0,632. Hasil uji reliabilitas menunjukkan R hitung (0,77) yang didapat lebih dari r tabel dengan nilai tingkat signifikan 0,6. Analisa deskriptif prosentase: X dengan rumus f x100% n Keterangan : X : Hasil prosentase. f : Frekuensi hasil pencapaian. n : Total seluruh observasi. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini meliputi karakteristik responden dan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan trimester III. 1. UMUR Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu Primigravida No. Umur 1. < 20 tahun 2. 20 – 35 tahun 3. > 35 tahun Jumlah F 5 31 5 41 % 12,2 75,6 12,2 100,0 Umur, Pendidikan, Pekerjaan Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III Di Wilayah Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Elisa 85 Dari tabel 4.1. dapat diketahui sebagian besar responden berusia antara 20 – 35 tahun sebanyak 31 responden atau 75,6%, responden yang berumur < 20 tahun sebanyak 5 responden atau 12,2%, dan > 35 tahun memiliki jumlah yang sama dengan responden yang berumur < 20 tahun yaitu sebanyak 5 responden atau 12,2%. Dari tabel 4.4. dapat diketahui sebanyak 12 responden atau 29,3% memiliki pengetahuan kurang tentang tanda bahaya kehamilan Trimester III, sebanyak 22 responden atau 53,7% Ibu Primigravida memiliki pengetahuan cukup dan 7 responden atau 17,1% memiliki pengetahuan baik. 2. PENDIDIKAN Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Primigravida No. Tingkat Pendidikan F % 1. Pendidikan Dasar 13 31,7 2. Pendidikan Menengah 27 65,9 3. Pendidikan Tinggi 1 2,4 Jumlah 41 100,0 Dari tabel 4.2. dapat diketahui responden sebagian besar berpendidikan menengah sebanyak 27 responden atau 65,9 %, yang memiliki tingkat pendidikan dasar sebanyak 13 responden atau 31,7%, dan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 1 responden atau 2,4%. PEMBAHASAN 1. UMUR Dari hasil penelitian sebagian besar ibu berumur 20 - 35 tahun sebanyak 31 responden atau 75,6%. Pada umur ini merupakan umur yang baik untuk terjadinya kehamilan dan persalinan karena organ reproduksi telah siap untuk menerima terjadinya kehamilan dan persalinan, selain kematangan psikis dan emosional untuk menghadapi kehamilan (Wiknjosastro, 2006). Umur 20 - 35 tahun merupakan umur reproduksi sehat. Hal ini sangat baik untuk terjadinya kehamilan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya AKI adalah faktor umur, dimana resiko kematian pada kelompok umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Umur merupakan salah satu faktor resiko yang berhubungan dengan kualitas kehamilan atau berkaitan erat dengan kesiapan fisik ibu dalam reproduksi (Manuaba, 2003). Pada umur yang relatif muda dimungkinkan kurang pengalaman seseorang untuk mendapatkan informasi. Hal ini sesuai dengan Istiarti (2002) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah paparan media massa dan pengalaman. Umur merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan seseorang secara psikis dan sosial, sehingga membuat seseorang mampu lebih baik dalam merespon informasi yang diperoleh (Notoatmodjo, 2003). Hal ini akan berpengaruh terhadap daya tangkap seseorang dalam mencerna informasi yang diperolehnya, sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. 3. PEKERJAAN Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Primigravida No. Kategori F % 1. Bekerja 27 65,9 2. Tidak Bekerja 14 34,1 Jumlah 41 100,0 Dari tabel 4.3. dapat diketahui responden yang bekerja sebanyak 27 responden atau 65,9% dan responden yang tidak bekerja sebanyak 14 responden atau 34,1%. 4. PENGETAHUAN IBU TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III No. Kategori F % 1. Kurang 12 29,3 2. Cukup 22 53,7 3. Baik 7 17,1 Jumlah 41 100,0 86 2. PENDIDIKAN Dari hasil penelitian terhadap 41 Ibu Primigravida yang periksa di Wilayah Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 84-89 Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang sebagian besar ibu (65.9%) berpendidikan menengah dan dari tingkat pengetahuan didapatkan sebagian besar tingkat pengetahuan ibu cukup (53,7%). Hal ini membuktikan bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan karena tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin mereka peroleh dari gagasan tersebut. Ibu Primigravida yang berpendidikan, tentu akan banyak memberikan perubahan terhadap apa yang mereka lakukan di masa lalu (Sukmadinata, 2003). Rendahnya tingkat pendidikan mempengaruhi kualitas kesehatan karena minimnya pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan (Kompas, 2007). Menurut Notoatmodjo (2003), sikap dan tindakan seseorang yang didasari oleh pendidikan akan langgeng. Tingkat pendidikan ibu akan menentukan sikap dan tindakannya dalam menghadapi berbagai masalah khususnya masalah kesehatan. Ibu yang berpendidikan tinggi semakin mudah menyerap informasi sehingga memiliki persepsi yang lebih baik dibandingkan dengan yang berpendidikan menengah atau dasar. Ibu primigravida yang berpendidikan tinggi tentu akan lebih banyak memberikan respon karena ada anggapan hal yang baru akan memberikan perubahan. 3. PEKERJAAN Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar ibu bekerja (65,9%), dan (34,1%) adalah tidak bekerja. Aktifitas ekonomi wanita bisa mempengaruhi akses mereka pada materi melalui pekerjaan yang menghasilkan pendapatan. Menurut Sukmadinata (2003) manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan individu satu saling berinteraksi dengan individu yang lain dan dapat berinteraksi secara batinnya sehingga terpapar informasi. Melalui pekerjaan dan rutinitas seseorang akan berinteraksi dengan orang lain dan terpapar informasi. Berbeda halnya dengan ibu primigravida yang tidak bekerja. Kemungkinan besar ibu primigravida yang tidak bekerja mendapat informasi yang minimal karena kurang berinteraksi dengan orang lain. 4. TINGKAT PENGETAHUAN IBUPRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III Dari hasil penelitian terhadap 41 Ibu Primigravida yang periksa di Wilayah Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang III Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yaitu 22 responden (53,7%), dengan adanya pengetahuan cukup diharapkan informasi tentang kesehatan dan informasi umum dapat lebih mudah diterima. Azwar (2007) mengemukakan pengetahuan adalah kebiasaan, keahlian atau kepakaran, ketrampilan, pemahaman atau pengertian yang diperoleh dari pengalaman, latihan atau melalui proses belajar.. Menurut Sukmadinata (2003), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pendidikan, paparan media massa, ekonomi, hubungan sosial dan pengalaman. Seseorang yang lebih sering terpapar media masa (TV, radio, majalah, pamflet) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dengan meningkatnya pendidikan dan informasi yang diperoleh maka akan meningkatkan pengetahuan dan akan menimbulkan sikap atau perilaku yang positif (Notoatmodjo, 2003). KESIMPULAN DAN SARAN 1. Ibu primigravida trimester III di Wilayah kerja Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang berumur antara 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 31 responden atau 75,6%, 5 responden atau 12,2% berumur < 20 tahun dan 5 responden atau 12,2% berumur > 35 tahun. 2. Ibu primigravida trimester III di Wilayah kerja Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Umur, Pendidikan, Pekerjaan Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III Di Wilayah Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Elisa 87 Semarang memiliki pendidikan menengah yaitu sebanyak 27 responden atau 65,9% dan yang paling sedikit adalah responden berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 1 responden atau 2,4%. 3. Ibu primigravida trimester III di Wilayah kerja Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang bekerja yaitu sebanyak 27 responden atau 65,9% dan yang tidak bekerja (sebagai ibu rumah tangga) sebanyak 14 responden atau 34,1%. 4. Ibu primigravida trimester III di Wilayah kerja Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu sebanyak 22 responden atau 53,7%, dan 12 responden atau 29,3% mempunyai pengetahuan kurang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi tenaga kesehatan untuk terus memberikan informasi mengenai tanda bahaya kehamilan, sehingga bisa menekan terjadinya komplikasi dalam kehamilan dan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan maternitas. Karena masih ditemukannya ibu primigravida pada umur < 20 tahun dan > 35 tahun, tenaga kesehatan perlu memberikan pendidikan kesehatan khususnya tentang usia reproduksi yang sehat. DAFTAR PUSTAKA Alimul, A. (2007). Riset Keperawata dan Tehnik Penulusan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Atiq (2007). Hamil tanpa masalah. Available:http://luluvikar.wordpres s.com (03 th Maret 2009). Azwar, A. (2007). Sikap Manusia. Batan: Bina Rupa Aksara. 88 Budiarto. (2002). Biostatika untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: EGC. Dinkes (2007). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinkes. (2007). Profil Kesehatan Kabupatn Semarang. Kabupaten Semarang: Dinkes. Istiarti, T. (2002). Menanti Buah Hati. Yogyakarta: Media Presindo. Kasdu, D. (2005). Solusi Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Depkes RI. Kompas (2007). Perempuan dan Pendidikan. Available: http:/www. Kompas.com/kompas cetak/0010/13/IPTEK/Turu/0,htm. Manuaba, IBG. (2003). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Mansjoer, dkk. (2005). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius Muchlas (1999). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: PT Karipta. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian lmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2003). Buku 2 Asuhan Antenatal. Jakarta. Rochman, Maman ddk (2003). Filsafah Ilmu. Semarang : UPTUNNES Press. Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 84-89 Sabri, L, dkk. (2006). Statistika Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Saifuddin, A. B. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo Sugiono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, N. (2003). Landasan Psikologi Proses pendidikan. Bandung: PT Remaja Pusdakarya. Sumaryoto, S. (2003). Bukan Salah Anak dilahirkan. Jakarta : Harian Kompas. Yurnaldi, (2008). Sulitnya Mengatasi Kematian Ibu dan Anak.Available:http://www.koran.k ompas.com/read/xml/2008/11/25/0 035038/sulitnya.mengatasi.kematia n.ibu-anak(12 th Agustus 2009). Umur, Pendidikan, Pekerjaan Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III Di Wilayah Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Elisa 89