Arthur Schopenhauer

advertisement
Arthur Schopenhauer

Schopenhauer memberikan fokus kepada investigasinya
terhadap motivasi seseorang.Sebelumnya, filsuf terkemuka
hegel telah mempopulerkan konsep zeitgeist, ide bahwa
masyarakat terdiri atas kesadaran akan kolektifitas yang
digerakkan di dalam sebuah arah yang jelas. Schopenhauer
memfokuskan diri untuk membaca tulisan-tulisan dua filsuf
terkemuka pada masa kuliahnya, yaitu hegel dan kant

Schopenhauer sendiri mengkritik optimisme
logika yang dijelaskan oleh kedua filsuf
terkemuka tersebut dan kepercayaan mereka
bahwa manusia hanya didorong oleh
keinginan dasar sendiri, atau Wille zum
Leben (keinginan untuk hidup) yang diarahkan
kepada seluruh manusia.

Schopenhauer menjelaskan seseorang yang hendak
mengambil keputusan. Menurut dia, ketika kita mengambil keputusan,
kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat. Oleh sebab itu,
keputusan yang diambil memiliki alasan atau dasar. Keputusankeputusan ini menjadi tidak bebas lagi bagi si pemilihnya. Pemilih itu
harus diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah keputusan.
Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan dan
tanggung jawabnya. Segala kebutuhan dan tanggung jawab itu pun
sudah dibawa sejak lahir dan bersifat kekal Schopenhauer juga
menegaskan jika tidak ada keinginan bebas, haruskah kejahatan
dihukum?

Filsafat Schopenhauer ini termasuk ke
dalam Idealisme Jerman. Pendapat ini dibuktikan
melalui perbandingan antara filosofis Schopenhauer
dengan pandangan Idealisme Jerman. Keduanya
mengajarkan bahwa realitas bersifat subjektif, artinya
keseluruhan kenyataan merupakan konstruksi
kesadaran Subjek. Dunia ini juga dipandang sebagai
ide. Pandangan Schopenhauer ini pun dijadikan wakil
dari Idealisme Jerman.

Kendatipun demikian, pengaruh Scopenhauer dalam perkembangan
pemikiran selanjutnya cukup besar. Ia membuka jalan bagi orang
suatupsikologi tentang alam bawah sadar ala FreudPemikiran
Schopenhauer tentang kehendak untuk hidup di kemudian hari
mempengaruhi filsafatNietzsche tentang kehendak untuk berkuasa (Der
Wille zur Macht)'. Setengah abad kemudian, ajaran Schopenhauer ini
memberikan inspirasi padafilsafat hidup (Vitalisme), misalnya pada
pemikiran Henry Bergson (1859-1941). Selain itu, ia menghidupkan
perhatian dan minat orang Barat pada studi kesustraan dan agamaagama Timur, terkhusus Buddhisme
Download