KEBUDAYAAN: Menurut para Filsuf Kontemporer Situasi akhir abad duapuluh telah menyebabkan kiblat budaya berubah nyaris total. Karenanya, kiprah kebudayaan saat ini tak lagi bisa dipahami melalui kerangka-kerangka pikir modern. Para filsuf yang telah dianggap sebagai pilar-pilar peradaban modern barat seperti Kant, Hegel, Marx, Freud, atau Nietzsche misalnya, diperkarakan atau ditafsir ulang secara sama sekali baru. Konsep-konsep dasar yang penting untuk memahami kebudayaan seperti rasionalitas, subyek individu, identitas, ideologi, bahasa, posisi agama atau sains, misalnya, dipertanyakan dan dibongkar habis-habisan. Para filsuf kontemporer, sambil mengritik dan menjungkirbalikkan tradisi Aufklärung Barat, telah mencoba mencari kerangka-kerangka baru untuk memahami perubahan radikal dan pesat kebudayaan manusia pasca Perang Dunia I dan II, yang ditandai dengan gelagat dekolonisasi bangsabangsa jajahan, revolusi kaum muda tahun 68an, skeptisisme intelektual, kesadaran baru atas gender, masalah lingkungan, dsb. Yang menarik adalah bahwa dalam situasi interaksi sejagat yang kian ketat saat ini, semua kebudayaan menjadi korban dan penyebab sekaligus. Barat dan non-Barat sama-sama mengalami kekisruhan serupa. Dimana-mana merebak kesadaran yang seringkali skeptik atas kompleksitas, ketidaktentuan, perubahan dan pluralitas. Ada kecemasan yang sama ihwal hilangnya kepastian arah hidup beserta implikasi etisnya yang kian tak terkontrol. Dengan kata lain, pemahaman atas makna dan dinamika kebudayaan adalah masalah besar semua manusia saat ini, masalah bersama. Maka dalam rangka memahami kebudayaan dalam konteks kontemporer itu, ada baiknya kita mengenali pemikiran-pemikiran para filsuf mutakhir tentangnya. Berharap melalui gagasan mereka kita dapat melihat bermacam kemungkinan untuk memahami kompleksitas situasi kita saat ini. Alain Badiou 9 Maret, Prof. Dr. I. Bambang Sugiharto Giorgio Agamben 16 Maret, Dr. Mitha Budhyanto Slavoj Zizek 30 Maret, Thomas Kristiatmo, SS., M.Hum Jaques Ranciere 13 April, Dr. Yasraf Amir Piliang Gilles Deleuze 20 April, Agustinus Hartono, SS Film 27 April, Fasilitator: Prof. Dr. I. Bambang Sugiharto Pierre Bourdieu 4 Mei, Dr. Haryatmoko, SJ Alfred. N. Whitehead 11 Mei, Prof. Dr. Sudarminta, SJ Antonio Negri 18 Mei, Dr. Stephanus Djunatan Film 25 Mei, Fasilitator: Prof. Dr. I. Bambang Sugiharto Helen Cixous 1 Juni, Dr. Wening Udasmoro Kultur Indonesia Kontemporer 8 Juni, Garin Nugroho Diselenggarakan setiap hari Jumat Tanggal 9 Maret – 8 Juni 2012, pukul 18.30 – 20.30 di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan (Jl. Nias No. 2 Bandung) Pendaftaran : Langsung ke panitia, dengan menyerahkan isian formulir (ada di brosur) Melalui Fax, atau melalui e-mail, subject: "Peserta ECF" tuliskan: ECF, nama, alamat, no telepon, dan pendidikan/ pekerjaan Pembayaran biaya kursus langsung ke panitia paling lambat tgl 9 Maret 2012. Peserta dibatasi maks 60 orang Syarat Peserta : terbuka untuk umum, minimum tamat SMU/ sederajat, berminat menambah wawasan filosofis dan kemanusiaan membayar biaya ECF sebesar Rp. 350.000,- untuk 12 x pertemuan kehadiran minimum 80% untuk mendapat sertifikat Fasilitas: Snack, Makalah, dan Sertifikat Alamat Panitia : Fakultas Filsafat Unpar – Lt. 3, Ruang 6310 Jl. Nias no.2 Bandung 40117 Contact person: Ignatius Yunanto (081321500078) E-mail: [email protected]