BAB VI SEJARAH FILSAFAT BARAT A. ARTI

advertisement
BAB VI
SEJARAH FILSAFAT BARAT
A. ARTI SEJARAH FILSAFAT
Sejarah Filsafat ialah deskripsi tentang perkembangan pemikiran filsafat yang
pernah ada sepanjang sejarah manusia. Mengerti sejarah filsafat saja belum dapat
dianggap telah memahami filsafat secara keseluruhan, karena dalam Sejarah
Filsafat hanya dibicarakan secara umum bagaimana sebuah faham dan seorang
tokoh pernah muncul.
Karena pengantar historis saja tidak mencukupi, maka diperlukan pengantar
sistematis yang membicarakan aliran dan cabang-cabang filsafat. Dan sini akan
diperoleh gambaran Iebih jelas seorang filsuf, misalnya, termasuk aliran apa dan
bagaimana pendapatnya rnengenai kosmologi, epistemologi atau cabang tertentu.
B. PERIODESASI FILSAFAT BARAT
Terbagi dalam 4 peniode:
1. Zaman Kuno (600 SM 4OO M).
2. Zaman Patristik dan Skolastik (400 1500 M).
3. Zaman Modem (1500 1800 M).
4. Zaman Sekarang (1800 -....)
1. ZAMAN KUNO
A. Para Filsuf Alam (pra Socrates)
Filsafat dimulai di Yunani 6 SM. Kala itu para filsuf mulai menanyakan
asal mula (arche) alam, karena itu mereka disebut para filsuf alam.
Sebelumnya jawaban mengenai persoalan alam lebih bersifat mitologis..
Maka itu terjadilah pergeseran orientasi dan mitologis ke kosmologis.
Pada jaman ini beberapa filsuf berusaha menjawab ‘arche’ alam.
Thales berpendapat unsur hakiki dari semesta adalah air. Anaximenes
menyebut udaralah arche alam. Berbeda dari keduanya, Anaximandros
menganggap ‘apeiron’ (sesuatu yang tak terbatas) sebagai inti alam.
Pythagoras menganggap alam pada hakikatnya tersusun dari angka yang
ritmis.
Sedang persolan alam itu berubah atau tidak, dijawab oleh Herakeitos
yang mengatakan bahwa alam pada hakikatnya selalu berubah, mengalir
(pantarhei). Sedangkan menurut Parmenides alam selalu tetap tidak
berubah. Apa yang kita lihat berubah sesungguhnya berpindahnya suatu
ketetapan dalam urutan peristiwa.
B. Jaman Keemasan Yunani
Filsafat Yunani mencapai puncak pada era SPA (Socrates Plato
Aristotle). SOCRATES muncul dengan seruannya yang termasyhur:
‘gnothi seauton’ (kenalilah dirimu sendiri). Sejak itu pemikiran filsafat lebih
mengarah pada hakikat manusia, alias berubah dari corak kosmosentris ke
antroposentris. Soerates tidak meninggalkan karyanya dalam bentuk
pustaka., kecuali kemudian nanti ditulis oleh muridnya. Karya filsafatnya
tumbuh melalui kegiatan dialog intensif. Dari dialog tersebut terkuaklah
hakikat keadilan, kebenaran, kebahagiaan dan sebagainya. Metodenya
demikian lain disebut ‘meiutika tekhne’ (teknik pembidanan), yakni bidan
bagi lahirnya kebenaran atau hakikat.
Cara dialog demikian menyebabkan sikap kritis, karena setiap
pernyataan diperdalam maknanya dengan selalu ditanyakan kembali. Ini
pulalah yang menyebabkan pemerintah setempat menganggap Socrates
telah meracuni pikiran massa kala itu hingga harus membayarnya dengan
dihukum menenggak racun. Ia getol menekankan pentingnya akal-budi.
Salah satu ajaran pokonya mengatakan bahwa akal-budi merupakan norma
penting bagi tindakan manusia. Kebahagiaan seseorang karenanya adalah
tergantung pada baik tidaknya pengetahuan yang dimiliki.
PLATO adalah murid Sokrates yang menuliskan karya-karya gurunya.
Filsafatnya yang terkenal adalah tentang ‘dunia ide’. Dunia yang
sesungguhnya adalah dunia ide yang sifatnya tetap dan abadi. Dunia nyata
ini sebenannya hanya bayangan dari dunia ide, maka sifatnya maya dan
berubah-ubah. Manusia sering salah sangka dengan ini, sehingga
pengetahuannya atas apapun selalu keliru karena berangkat dari dasar
yang salah.
Filsafatnya ia gambarkan dengan “The Story of the Cave Man”.
Filsafatnya merupakan jalan tengah antara Heraklitos (bahwa segalanya
berubah) dan Parmenides (segalanya tetap). Yang tetap itulah ‘dunia ide’,
yang berubah-ubah adalah dunia nyata ini.
Filsafat Plato umumnya bersifat khayali, idealis. Karyanya amat bisa
meliputi logika, epistemologi, etika, antropologi, kosmologi dan estetika.
Bersama Socrates ia mempengaruhi Filsafat Barat selama kurang-lebih
2000 tahun.
ARISTOTELES adalah murid Plato yang menjadi penasihat Iskandar
Yang Agung (Dzul Qornain). la tak sependapat dengan Plato mengenai
‘dunia ide’. Menurutnya ‘dunia ide’ bukan di dunia sana tapi justru ada di
dunia sehari-hari kita, yakni berada pada benda-benda. Setiap benda,
katanya, selalu terdiri hyle (materi) dan morfe (bentuk). Meskipun sudah
ada materinya (bahan), benda tak kan berwujud bila tak ada bentuknya
(morfe). Morfe inilah yang menjadi ide keberadaan benda-benda. Jadi ia
nyata ada di dunia ini.
Pikiran Aristoteles dikenal sistematis dan mendalam. Karyanya
meliputi bidang biologi. Etika, IPA, metafisika, bahasa dan terutama logika.
Teori-teorinya masih dipakai sampai kini.
C. Jaman Helenisme
Helenisme berasal dari ‘hellas’ = Yunani. Maksudnya, kebudayaan
Yunani yang membanjiri seluruh wilayah kerajaan Iskandar Yang Agung,
yang membentang dari India Barat hingga Mesir.
Lalu-lintas intelektualnya terpusat di Athena (Yunani), Alexandria
(Mesir), Antiochia (Syiria, Syam)
Kala itu ada 3aiiran filsafat yang ternama:
1. STOISME (Zeno, 333 SM). Ajarannya etis, bahwa manusia akan
bahagia bila tindakannya didasarkan pada rasio sehat, sesuai akalbudinya (rasional), tidak emosional. Dalam keadaan ia akan mencapai
apa yang disebut ‘apathea (keadaan bebas, tanpa beban).
2. EPIKURISME (Epikuros, 341 SM). Ajarannya etis. Dikatakan, manusia
harus memiliki kenikmatan sebanyak-banyaknya, tetapi kenikmatan
tidak boleh memiliki kita. Itulah kebahagiaan, yakni sikap bijaksana
untuk dapat membatasi diri.
3. NEO-PLATONIS (Plotinos, 205-270 SM), filsuf MESIR. Filsafatnya
kondang
dengan
sebutan
EMANASI.
Alam,
katanya,
adalah
pendleweran atau tumpahan (emanasi) dari Yang Esa dan yang kembali
pada-Nya. Ini terjadi karena adanya ‘eros’ (kerinduan pada Ilahi).
2. ZAMAN PATRISTIK DAN SKOLASTIK (400 1500 M)
Ini adalah jaman para Bapa Gereja dan sekolah-sekolah biara. Terjadi
pada penghujung Jaman Kuno dan Abad Pertengahan, yang memang
menunjukkan kuatnya dominasi gereja / iman kristiani. Masa emasnya dicapai
pada era patristik dan skolastik, selain oleh besarnya pengaruh dari para filsuf
muslim dan yahudi, terutama pada periode yang mempersiapkan Skolastik,
yaitu sekitar tahun 900 dan 1200.
a. Zaman Patristik
Patres (Latin) = Bapa Gereja, pater. Dibagi Patristik Yunani dan
Patristik Romawi.
-
Patristik Yunani (Patristik Timur), dengan para tokoh:
Clemen dan Alexandria (150-215)
Origenes (185-254)
Gregorius dari Naziane (330-390)
Gregorius dari Neza (3 35-394)
Basilius (330-3 79)
Dionysios Areopagita (± 500)
-
Patristik Latin (Patristik Barat), dengan tokoh:
Helarius (31 5-367)
Ambrogius (3 39-397)
Hieronymus (347-420)
Agustinus (3 54-430)
Umumnya ajarannya dipengaruhi filsafat PLOTINUS, dengan ciri khas
membela gereja dan serangan orang ‘kafir’. Visi filosofisnya sama yakni
rnenunjukkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran terdalam manusia.
b. Zaman Skolastik
Setelah kurang lebih 1000 tahun pikiran Plotinus mengharu-biru
blantika filsafat, mulailah ia tergesar oleh Aristoteles yang dikenalkan oleh
para filsuf Islam macam Avecina (980-1087), Mamonides, dan terutama
Averroes (1126- 1198) yang kondang dengan sebutan ‘Sang Komentator’
bagi ‘Sang Filsuf, Aristoteles.
Mengapa disebut Skolastik (Bhs. Latin: scholasticus = guru) Karena
filsafat kala itu mulai diajarkan di sekolah-sekolah biara dan universitas
dengan kurikulum tetap.
Tokohnya antara lain Thomas Aquino (1225-1274), Bonaventura
(1217- 1274), Yohanes Duns Scotus (1266-1308), Albertus Magnus (12001280). Tema pokok ajaran mengenai hubungan iman-akal, eksistensi
Tuhan, antropoingi, etika, dan politik.
3. JAMAN MODERN
a. Renaissance
Dimanakan jaman Renaissance (kelahiran kembali.), karena kala itu
kebudayaan klasik Yunani dan Romawi dihidupkan kembali. Kesusateraan,
seni, dan filsafat mencari inspirasi dari dan warisan Yunani-Romawi. Seperti
kita ketahui Abad Tengah telah menenggelamkan semangat kreatif yang
pernah ditunjukkan masa Yunani dan Romawi 5 SM. Setelah terkubur
hampir 1000 tahun lamanya, orang mulai merindukan kembali semangat
Yunani.
Jaman Renaisance terjadi tahun 1400 s.d 1600, dengan corak
antroposentnis (mengulang tema klasik ‘Gneorhi Seauthon’ dari Socrates,.
Tidak lagi kosmosentris seperti jaman Patristik-skolastik atau theosentris
Abad Tengah, melainkan perhatian pada manusia terutama aspek
rasionya.Tokoh jamannya adalah N. Macchiavell (1469-1527), Th. Robbers
(1588-1679), F. Bacon(1561- 1626), Th. More (1478-1535)..
Pembaharuan
terpenting
pada
renesanse
adalah
‘antroposentrisme’nya. Pusat pemikiran tidak lagi kosmos, seperti pada
jaman Yunani kuno, atau Tuhan, seperti dalam Abad Pertengahan Eropa,
melainkan manusia. MuIai saat itu manusialah yang dianggap sebagai titik
fokus kenyataan.
b. Jaman Barok
Perhatian pada kemampuan akal Iebih ditekankan. Sebagian besar
filsufnya adalah matematikus, yang menggunakan matematika sebagai
dasar filsafatnya. Diharapkan hasilnya juga pasti.
Tokohnya:
-
Rene Descartes (1596-1650), filsuf Perancis: ‘Bapak Filsafat Modern’.
‘cogito ergo sum’ hasil dari metodenya: skeptis-metodis.
-
Baruh Spinoza (1632-1677), filsuf Belanda, dengan faham Panteistik.
-
George Leibniz (1646-1710).
c. Jaman Pencerahan
Lazim pula dinamai Aufklarung (Jerman), Enlightenment (Inggris), atau
jaman Fajar Budi. Dinamakan demikian karna setelah semakin rasional,
manusia kini sudah jadi dewasa dan tercerahkan.
Ditandai oleh I. Kant (Jerman) dengan semboyan ‘Shapire Aide!’
(beranilah berpikir). Dia juga yang menciptakan sintesa dari rasionalisme
dan empinisme, dan dianggap filsuf terpenting jaman modern.
Tokoh-tokohnya di lnggris umumnya empirisme, seperti J. Lock (16321704), G. Berkeley (1684-1753), D. Flume (1711-1776), dan di Prancis JJ.
Rousseau (1712-1778).
d. Jaman Romantik
Filsuf besar jaman ini terutama berasal dari Jerman, yaitu J. Fichte
(1762- 1814), F. Schelling (1775-1854), dan G.Hegel (1770-1831).
Alirannya disebut Idealisme. Inti fahamnya: yang penting adalah ide-ide,
bukan dunia materi sebagaimana faham materialisme. Tokoh terpenting
adalah F. Hegel, yang banyak mempengaruhi abad 19 dan 20 kemudian.
4. JAMAN SEKARANG
Jika abad 17 dan 18 Filsafat Barat didominir 3 aliran besar: rasionalisme,
empirisme, dan idealisme, maka pada abad 19 dan 20 ini aliran-aliran baru
bermunculan. Beberapa aliran tersebut antara lain sebagai berikut.
Positivisme
Tokohnya August Comte. Menurutnya pemikiran manusia, pemikiran
dalam ilmu, dan pemikiran suku bangsa manusia itu melewati 3 tahap: teologis,
metafisi, positif-ilmiah.
Bocah-bocah dan suku primitif > butuh dewa-dewa untuk menenangkan
gejaIa-gejala.
Remaja dan suku yang mulai tidak primitif> sudah tak butuh dewa, tapi
prinsip yang abstrak-metafisi untuk menerangkan fenomena.
Orang dewasa dan manusia modem > hanya pakai metode positif-ilmiah.
Positivisme (lawannya khayalan metafisis) populer di lnggris : oleh J. Stuart Mill
dan H. Spencer. Abad 20 faham ini diperbarui oleh ‘lingkaran Wina’ sebagai
neopositivisme.
Marxisme
Filsafat tidak boleh hanya memberi interpretasi saja, tapi harus
merumuskan ideologi yang dapat mengubah dunia. Hakikat sesuatu adalah
materi, yang berkembang melalui proses tesa-antitesa-sintesa.
Beberapa konsep penting filsafat Marxis adalah ‘Materialisme dealektis’,
‘materialisme historis’, komunis.
Tokoh: Karl Marx dan F. Engeis.
Eksitensialisme
Filsafat harus berpangkal pada eksistensi manusia yang kongkrit (aku,
kamu, dia), tidak pada esensi manusia pada umumnya. Manusia pada
umumnya itu tak ada, abstrak. Yang ada itu ya orang ini dan orang itu. Jadi,
esensi seseorang ditentukan oIeh selama eksistensinya (keberadaannya) di
dunia. Tidak Iebih.
Tokoh: F. Nietzsche, S. Kierkegaard, K. Jespers, Heidegger, Sartre.
Fenomenologi
Fenomen (gejala) dan kenyataan harus dikenali dengan intusisi, bukan
dengan argumen, konsep atau teori. Fenomenologi adalah metode filsafat,
bukan ajaran filsafat. Banyak berhasil dalam bidang epistemologi, psikologi,
antropologi, studi agama, dan etika.
Caranya: gejala yang diamati diabstaksir (dilepas sifat-sifat yang tak
hakiki), maka gejala itu akan ‘berbicara’ sendiri, dan bahasa itu kita mengerti
berkat intuisi.
Biarkan kenyataan itu ‘bicara’ sendiri jangan memaksakan teori tertentu
untuk mengenalinya. Toh ia punya hakikat sendiri-sendiri, Gunakan intuisi
untuk menangkap hakikatnya.
Tokoh: F. Husserl, M. Scheler.
Pragmatisme
Lahir dan terutama berkembang di AS tahun 1900. Sesuatu dianggap
benar dan baik itu tergantung manfaatnya. Kalau ada gunanya, benarlah itu,
kalau tidak ada gunanya salah dan buruk. Ide-ide tidak bersifat benar atau
salah, melainkan dibenarkan atau disalahkan oleh tindakan tertentu. Sepeti kita
mengenal pohon dan buah-buahnya, demikian pula kita mengenal suatu
konsep dan konsekuensinya. Kalau konsekuensi itu baik, maka teori atau
konsep itu baik, karena itu berguna. Terhadap sesuatu tidak perlu ditanyakan
‘apa itu’, melainkan ‘apa gunanya’ atau untuk apa’.
Tokoh: W. James (1842-1920), J. Dewey (1859-1914)..
Neo-Kantianismc dan neo-tomismc
Beberapa aliran filsafat periode terdahulu lahir kembali, yaitu skolastik,
filsafat Kant, dan filsafat Hegel. Yang terpenting adalah Neo-Kantianisme dan
Neo-Tomisme.
Neo-Kantianisme berkembang di Jerman. Dalam aliran ini filsafat dianggap
sebagai epistemologi dan kritik ilmu pengetahuan. Tokohnya E. Cassirer (18741945), Hegel. Rickert (1863-1936), dan H. Vaihinger (1852-1933).
Neo-Tomisme berkembang di negara-negara Katolik Eropa dan Amerika.
Mula-mula
konservativ,
tetapi
berkat
pengaruh
filsafat
Kant,
dengan
eksistensialisme dan ilmu pengetahuan modern menjadi aliran penting dan
berpengaruh.
Tokohnya J. Marechal S.J (1872-1944), A. Sertilianges (1863-1948), dan
J. Maritain (1882-1973).
Filsafat Analitis (analitic philosophy, linguage philosophy)
Berkembang di Inggris dan AS. Menurutnya tugas filsafat adalah
menyelidiki ‘language game’, menunjukkan aturannya, menetapkan logikanya
dsb.
Masalah-masalah flisafat, teologi dan sains sering timbul karena
penggunaan bahasa yang tak benar (rumit, bertele-teel dsb). Dengan analisa
bahasa dapat ditunjukkan semua itu karena penggunaan bahasa yang tak
sehat.
Tokoh: L. Wittgenstein (1889-1951).
Strukturalisme
Setiap hal tensusun oleh ‘pola-pola dasar yang tetap’ (pattern). Filsafat
menyelidiki ‘pattern’ itu, meliputi filsafat, gejala agama, psikiatri, politikologi,
budaya, dan seni.
Tokoh : Levi – strauss, J. Lacan, M. Foucault.
Download