Uploaded by User23503

filsafat cina

advertisement
Filsafat Filsuf Alam muncul pada abad ke 6SM dengan ciri khas para filsuf yang
menanyakan tentang asal mula alam (arche). Awalnya perkara alam lebih condong ke pada
pembahasan mitologis, namun lama-lama pembahasan itu berubah menjadi kosmologis.
Beberapa filsuf mengemukakan pendapatnya tentang hakikat asal muasal alam. Ada yang
mengatakan bahwa alam berasal dari air, udara bahkan ada pula yang mengatakan bahwa alam
berasal dari keduanya – alam dan air.
Zaman Keemasan Yunani
Jika pada zaman kuno filsafat Barat beralih dari mitologis ke kosmosentris, filsafat
barat pada zaman keemasan beralih paham dari kosmosentris ke antroposentris, yaitu tentang
hakikat manusia secara seutuhnya. Selain itu, pada zaman keemasan ini, para filsuf juga
mencari tahu tentang hakikat kebenaran yang ada disekitar manusia. Pada zaman keemasan ini
muncul tiga tokoh utama yang sangat berperan dalam memajukan Filsafat Barat. Berikut
biografi dan pemikiran sedikit dari Socrates, Plato dan Aristoteles.
Socrates
Sokrates hidup tahun 469-399 SM, ia memindahkan filsafat dari langit ke bumi sasaran
yang diselidiki bukan lagi jagat raya, melainkan manusia sebagai obyeknya. Socrates
memberikan ajarannya dengan kebijakan atau kautaman (arate), yaitu pengetahuan tentang
yang baik adalah satu dan menyeluruh. Sokrates juga dikenal dengan parameter proses tanya
jawab sehingga melahirakn budi yang baik atau dikenal dengan metode maieutik. Selain itu
dalam proses pemikirannya Sokrates percaya akan adanya wujud Tuhan walaupun dalam
riwayat hidupnya dianggap membuat dewa baru dan merusak pemikiran kaum muda yang
pada akahirnya menekam di penjara sampai akhir hayatnya
Plato
Plato dilahirkan di Athena pada tahun 427 SM., dan meninggal pada tahun 347 SM
pada usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga aristokrasi yang secara turun temurun memegang
peranan penting dalam politik Athena. Plato merupakan pengikut sekaligus murid setia dari
Socrates. Plato sendiri memiliki sebuah academica, dimana selama 40 tahun hidupnya di
abadikan untuk mengajarkan ilmu filsafat kepada murid-muridnya.
Intisari pemikiran filsafat Plato adalah pendapatnya tentang Idea. Konsep ‘pengertian’
yang dikemukakan Sokrates diperdalam oleh Plato menjadi idea. Idea itu berbeda sekali dengan
‘pendapat orang orang’. Berlakunya idea itu tidak bergantung kepada pandangan dan pendapat
orang banyak. Idea timbul semata-mata dari kecerdasan berpikir.’Pengertian’ yang dicari
dengan pikiran adalah idea. Idea pada hakekatnya sudah ada.
Aristoteles
Aristoteles lahir di Stageria di Semenanjung Kalkidike, Trasia (Balkan) pada tahun 384
SM., dan meninggal di Kalkis pada tahun 322 SM., di usianya ke-63. Bapaknya adalah seorang
dokter dari raja Macedonia, Amyntas II. Sampai usia 18 tahun ia mendapatkan pendidikan
langsung dari ayahnya tersebut. Aristoteles terkenal sebagai ‘bapak’ logika. Logika tidak lain
dari berpikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab dan
akibat. Aristoteles sendiri memberi nama model berpikirnya tersebut dengan nama ‘analytica’,
tetapi kemudian lebih populer dengan dengan sebutan ‘logika’.
Intisari dari ajaran logikanya adalah silogistik, atau dapat juga digunakan kata ‘natijah’
dalam bahasa Arab. Silogistik maksudnya adalah ‘uraian berkunci’, yaitu menarik kesimpulan
dari pernyataan yang umum atas hal yang khusus, yang tersendiri. Misalnya: Semua manusia
akan mati (umum); Aristoteles adalah seorang manusia (khusus); Aristoteles akan mati
(kesimpulan). Pertimbangan ini, yang berdasarkan kenyataan umum, mencapai kunci
keterangan terhadap suatu hal, yang tidak dapat disangkal kebenaranya.
Zaman Hellenisme
Hellenisme diambil dari kata ‘Hellas’ yang berarti Yunani. Pada masa Hellenisme ini,
filsafat Yunani menyebar ke seluruh wilayah Iskandar Agung, India Barat sampai ke Mesir.
Kegiatan intelektulitas berada dipusat Yunani. Sehingga, masa ini disebut masa Yunani atau
Hellenisme.
Zaman Patristik dan Skolastik (400 1500 M).
Pada zaman patristik dan skolastik terjadi dominasi dari gereja dan imam kristini.
Sehingga tidak khayal pada zaman ini dinamakan zaman patristik, selain itu, banyak sekolah
didirikan digereja sebagai tempat belajar mengajar, sehingga dinamakan zaman skolastik.
Pada zaman ini merupakan zaman penghujung zaman kuno dan abad pertengahan. Pada zaman
ini terjadi sekitar tahun 900 dan 1200.
Zaman Patristik
Patristik berasal dari kata ‘Patres’ berarti Bapa Gereja atau Pater yang diangkan dari
bahasa Yunani, mengingat dominasi yang muncul pada zaman sebelumnya yaitu zaman
keemasan Yiunani. Pada zaman ini dibagi menjadi dua bagian, pertama patristik Yunani dan
kedua yaitu Patrsitik Romawi.
Zaman Skolastik
Kata ‘Scolastik ’ berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘guru’.
Zaman ini disebut zaman skolastik karena pada zaman ini filsafat mulai diajarkan dibiara-biara
dan universitas sebagai kurikulum tetap. Pada zaman ini pemikiran fenomenal Plotinus didunia
filsafat mulai diganti dengan pemikiran Aristoteles. Pemikiran Aristoteles dikenalkan oleh para
filsuf Islam sepeti Avecina (980-1087) Mamonides, dan Averroes (1126- 1198).
Zaman Modern (1500-1800 M).
Renaissance
Zaman Renaissance merupakan zaman kelahiran kembali kebudayaan klasik Yunani
dan Romawi. Zaman ini terjadi pada tahun 1400 s.d 1600 dengan pemahaman yang
antroposentris yang menggeser pemahaman kosmosentris. Pada zaman ini para filsuf lebih
mengutamakan aspek rasio dari pada mitologis.
Bidang ilmu yang muncul pada saat ini adalah seni, kesustraanya dan ispirasi dari yunaniromawai. Dimana bidang ilmu tersebut sudah mulai ditinggalkan oleh orang-orang dalam
jangka waktu 1000 tahun hingga akhirnya muncul lagi. Beberapa tokoh pada zaman ini adalah
N. N. Macchiavell (1469-1527), Th. Robbers(1588-1679), F. Bacon(1561- 1626), Th. More
(1478-1535).
Zaman Barok
Pada zaman barok pemahaman yang disebar melanjutkan zaman renaissance, dimana
perhatian keilmuan lebih ditekankan pada aspek rasionya. Sedangkan pusat pemahaman yang
tersebar pada zaman ini yaitu mengenai pemahaman Matematika atau Matematikus sebagai
dasar filsafatnya
.
Zaman Pencerahan
Pada zaman ini memiliki nama berbeda-beda. Saat masuk zaman Jerman, dinamakan
zaman Aufklarung, sedangkan di Inggris dinamakan zaman Enlightenment atau Fajar Budi.
Zaman ini dinamakan zaman pencerahan karena pada zaman ini manusia semakin
menekankan pada aspek rasionya dan mengindahkan aspek mitologis. Pada zaman ini salah
satu pemikiran yang terkenal yaitu muncul dari tokoh Immanuel Kant dari Jerman dengan
pemahamanya ‘Saphire Aide!’ yang artinya (beranilah berfikir). Immanuel Kant juga
menyebarkan sintesa dengan rasionalisme dan empinisme. Immanuel Kant juga dianggap filsuf
terpenting jaman modern.
Zaman Romantik
Pada zaman romantik terdapat aliran Idealisme dengan pemahaman terpenting
mengenai ide. Para filsuf pada zaman ini berpendapat bahwa ide merupakan bagian terpenting
dari segalanya, bukan materi yang menguasai segalanya melainkan ide. Tokoh yang berperan
yaitu F. Hegel dengan kemunculanya pada abad 19 dan 20.
Sedangkan filsuf lainya yaitu ada J. Fichte (1762- 1814), F. Schelling (1775-1854) yang
berasal dari Jerman. Kedua filsuf tersebut menyumbangkan pemikirannya yang besar di zaman
romantik.
Zaman Sekarang (1800-......)
1. Positivisme
Gerakan lairan positivisme inilah yang mengembangkan bagaimana suatu kebenaran
didapat dengan empirisme, dengan bukti nyata. Sehingga dengan kebenaran panca indra dari
manusia lah sesuatu kebenaran dapat dipercaya. Tokoh filsuf yang terkenal di Positivisme
adalah Isidore Auguste Marie Francois Xavier Comte (1798-1857), telah menampilkan ajaran
yang sangat terkenal kemudian disebut hukum tiga tahap (law of three stages).
2. Marxisme
Sesuai namanya dalam paradigma Marxime terinspirasi dari filsuf sensasional dari
Jerman Karl Marx yang kemudian dikembangkan lagi oleh Engels. Gerak sejarah bagi Karl
Mark dikarenakan ekonomi yang membuat perubahan-perubahan termasuk didalamnya yang
kemudian dikenal sebagai pertentangan kelas. Secara universal pemikiran Karl Marx bertumpu
pada tiga pokok yaitu (1) perkembangan histori berlangsung melalui sintesis ketegangan atau
kontradiksi yang inheren-dialektika; (2) institusi sosial dan politik dibentuk dan ditentukan
oleh ekonomi materialisme historis; (3) gerakan dialektik sejarah terungkap dalam
pertentangan atau konflik antar kelompok-kelompok ekonomi pertentangan kelas.
3. Eksitensialisme
Tokoh dari pandangan eksistensialisme yang terkenal adalah Freidrich Nietzche. Filsuf
kenamaan dari jerman dan termasuk tokoh yang kontroversial dimana Nietzche menggangap
dunia adalah hampa atau kekosongan.
Fokus filsafatnya adaalah pengembangan diri manusia semaksimal mungkin, dan
analisis kebudayaan di jamnnya. Ia menekankan sikap menerima dan merayakan
kehidupannya, kreativitas, kekuasaan, segala kontradiksi, serta absuditas hidup manusia. Ia
menolak untuk mengakui adanya dunia lain di lur dunia ini. Ide paling penting didalam
filsafat Nietzsche adalah ide penerimaan pada hidup. Konsekuensinya semua ajaran dan
pemikiran di dalam peradaban manusia yang menolak kehidupan ditolak olehnya. Dengan
pemikirannya ini ia meberikab inspirasi besar bagi para penyair, filsuf, sosiolog, atis dan para
pemikir progresif di kemudian hari. Tokoh eksistensialisme yang lain adalah Søren Aabye
Kierkegaard (5 Mei 1813-11 November 1855), K. Jeespers.
4. Fenomenolog.
Pandangan filsuf fenomenologi lebih mengutamakan pengalaman subjektif pada
fenomena objektif. Tokoh filsuf fenomenologis diantaranya Edmund Gustav Albrecht Husserl
dan Max Scheler. Pandangan fenomenologi melihat bahwa hal yang dituju manusia adalah
nilai. Jika ada orang yang mengejar kenikmatan, maka hal itu bukan demi kepuasan perasaan,
melainkan karena kenikmatan yang dipandang sebagai suatu nilai. Nilai tidak bersifat relatif,
melainkan mutlak. Nilai bukan ide atau cita-cita, melainkan sesuatu yang kongkret, yang hanya
dapat dialami dengan jiwa yang bergetar dan dengan emosi.. Dalam pengertian sehari-hari,
nilai sering dikacaukan dengan hal yang bernilai.Namun Max Scheler telah membedakan
dengan jelas antara nilai dan hal yang bernilai.Nilai adalah kualitas yang membuat suatu hal
menjadi hal yang bernilai, sedangkan hal yang bernilai merupakan suautu hal yang membawa
kualitas nilai.
5. Pragmatisme.
Tokoh-tokoh filsuf pragmatisme yang terkenal ada William James dan John Dewey.
Pragmatisme dalam pandangan William James merupakan sikap memandang jauh terhadap
benda-benda pertama, prinsip-prinsip dan kategori-kategori yang dianggap sangat penting,
serta melihat ke depan kepada benda-benda yang terakhir, buah berakibat dan fakta-fakta.
Pragmatisme lebih menekankan kepada metoda dan pendirian daripada kepada doktrin filsafat
yang sistematis. Ia adalah metoda penyelidikan eksperimental yang dipakai dalam segala
bidang pengalaman manusia. Sedangkan dalam paradigma John Dewey, pengalaman
adalah pokok. Pengalaman adalah hasil dari pengaruh timbal balik antara organisme dan
lingkungannya.
6. Neo-Kantianismc dan neo-tmismc
Tokoh yang terkenal adalah Joseph Marechal dan A. Sertilliangers. Joseph Marechal
dalam karya filsafat terpentingnya adalah Le point de depart de la metaphisique (Titik Tolak
Metafisika dalam lima jilid dari tahun 1922 sampai 1926, yang terakhir diterbitkan setelah dia
meninggal). Dia lahir pada tahun 1878 dan meninggal pada 1944. Marechal berusaha
mengadakan konfrontasi antara thomisme dan filsafat Kant, hasilnya adalah thomisme
transendetal yang menjelaskan struktur dan berfungsinya pengenalan manusia berdasarkan
dinamisme rasional yang terarah kepada Allah sebagai tujuannya. Menurut Marechal,
pengetahuan obyektif didasari pada suatu analisis dari akhir rasio.
7. Filsafat Analitis.
Wittgenstein adalah penulis Tractatus Logico-Philosophicus yang merupakan sumber
inspirasi kaum logis-positivis dalam hal analisis antara pernyataan yang bermakna dengan
pernyataan yang tidak bermakna. Dia menjelaskan ini melalui teori pemaknaan yang dikenal
sebagai teori gambar. Dalam karyanya kemudian, Philosphical Investigations, dia mengoreksi
pandangan awalnya dalam Tractatus dan lebih menekankan pendekatan holistik-praktis dalam
pendekatan terhadap persoalan bahasa. Pandangan ini memengaruhi para filsuf yang
menganut paham ordinary language philosophy, seperti Gilbert Ryle.
8. Strukturalisme
Claude Lévi-Strauss berpendapat bahwa "pikiran primitif" memiliki struktur yang sama
dengan pikiran yang "beradab" dan bahwa ciri-ciri manusia itu sama saja di mana-mana.
Pengamatannya ini berpuncak pada bukunya yang terkenal, Tristes Tropiques, yang
menempatkan
Lévi-Strauss
sebagai
tokoh
utama
dalam aliran pemikiran strukturalis. Strukuralisme didefinisikan sebagai "pencarian polapola pikiran tersembunyi di dalam segala bentuk kegiatan manusia". Lévi-Strauss telah
menerima kehormatan dari berbagai universitas di seluruh dunia dan memimpin Antropologi
Sosial di Collège de France (1959 – 1982). Dia terpilih sebagai anggota Akademi Prancis
atau Académie Française pada 1973.
Filsafat timur
1. Sejarah Filsafat Timur
Filsafat timur merupakan produk pemikiran filosofis yang muncul dari masyarakat Asia
terutama China, India, Jepang dan lain-lain. Masing-masing dari negara tersebut memiliki
pemikiran yang berbeda-beda, sehingga pemikirannya lebih bersifat pluralisme. Salah satunya
yaitu Filsafat China yang terbagi menjadi dua pemahaman. Filsafat Konfuisme dan Taoisme.
Kemudian India ada pemahaman filsafat Hindu dan Budha. Sedangkan Islam seperti yang ada
ditimur tengah secara garis besar terbagi menjadi filsafat teoretis (al-hikmah al-nazhariyyah)
dan filsafat praktis (al-hikmah al-‘amaliyyah).
Salah satu ciri khas dari Filsafat Barat yaitu akan pemahamanya yang lebih kepada
tentang Ketuhanan atau berkaitan dengan Agama. Sempat terjadi perdebatan oleh kaum post
kolonial akan keyakinan apakah filsafat timur bisa dianggap sebagai filsafat atau tidak. Filsafat
Timur tetap menyebar dengan pandangan ciri khasnya yang mistis sebagai suatu keilmuan.
Padahal pandangan seperti yang demikian bisa dipatahkan begitu saja dengan bukti yang telah
diciptakan oleh Filsafat Timur. Salah satunya yaitu perkembangan filsafat yang begitu besar.
Penemuan-penemuan yang luar biasa dimulai dari filsafat Timur. Bahkan para filsuf barat
sempat mengkaji keilmuan yang ada difilsafat Timur. Hal tersebut menunjukkan bukti bahwa
filsafat Timur sudah sangat layak untuk disebut sebagai filsafat. Salah satu contohnya yaitu,
kitab al-Quran fi al-Tibb hasil pemikiran Ibnu Sina sudah menyebar sampai ke Barat dengan
julukan The Canon sebagai buku panduan kedokteran yang sampai sekarang masih digunakan.
2. Filsafat Persia dan Timur Tengah
Filsafat Persia dan Timur Tengah yang tertua berada di Negara India dengan
pemahaman yang mendominasi yaitu tentang philosophia. Ajaran ini memaparkan tentang
cara-cara yang dapat ditempuh agar manusia mencapai kebahagiaan yang kekal. Selain itu,
pemahaman yang menyebar tidak melulu tentang keilmuan mencapai kebahagiaan yang kekal,
melainkan juga tentang pembebasan diri dari segala hal yang mengurung jiwa. Bagus takwin
(2003: 38) Hinduisme sendiri merupakan suatu kepercayaan monetheistik yang hanya pada
satu Tuhan. Selain itu, ajaran Hinduisme juga familiar dengan istilah Sanathana Dharma,
dimana kata tersebut memiliki arti ‘kebajikan’.
Filsafat India bercorak religius dan etis. Sejarah filsafat India dibagi menjadi empat
periode, yaitu periode Weda (1500-600 SM), periode Wiracarita (600 SM – 200 M), periode
Sutra -Sutra (200-sekarang), periode Skolastik (200M-sekarang).
1. Periode Weda Samhita. Suatu pengumpulan mantra-mantra yang berbentuk syair,yang
dipergunakan untuk mengundang Dewa, yang untuknya akan dipersembahkan korban.
2. Periode Wiracarita. Periode Wiracarita sering disebut periode epic atau periode hikayat
cerita-cerita kepahlawanan. Periode ini meliputi berkembangnya upanisad-upanisad
yang tertua dan sitem-sistem filsafat (Darsyana). Sistem-sistem dari Budaisme,
Jainisme, Syiwaisme, dan Wishnuisme termasuk periode ini. Kemudia Periode ini
merupakan bahan yang berupa konsep-konsep pemikiran menjadi banyak, sehingga
sukar sekali untuk disederhanakan serta perlu untuk membuat semacam rangkuman,
skema kefilsafatan yang pendek dan ringkas. Ikhtisar ini dibuat dalam bentuk sutrasutra.
3. Adapun Periode Skolastik sukar sekali dipisahkan dengan periode sutra-sutra, tetapi di
sini muncul tokoh-tokoh besar seperti Kumarila, Sankra, Syridhara, Ramanuja,
Madhwa, Wacaspati, Udayana, Bhaskara, dan Jayanta. Guru-guru filsafat itu dijumpai
berselisih paham karena masing-masing mempunyai teori-teori sendiri yang cukup
mantap, dengan mengajukan alasan-alasan yang tersusun rapi. Mereka dengan penuh
harapan saling mengajukan argumentasi dengan menetapkan sifat-sifat umum atas
dasar logika.
Pemikiran-pemikiran filsafat inilah yang banyak mempengaruhi ajaran agama Hindu
hingga saat ini. Kedua agama besar dari Timur, Hindu dan Budha, asalnya dari IndoEropa. Demikian pula filsafat Yunani, dan kita dapat melihat adanya sejumlah paralel
yang nyata antara ajaran Hindu dan Budha di satu pihak dan filsafat Yunani di pihak
lain. Bahkan hingga sekarang, ajaran Hindu dan Budha sarat dengan renungan filosofis.
Salah satu ajaran dari kedua agama tersebut adalah tentang menentukan nasib
seseorang. Dalam ajaran agama tersebut dikatakan bahwa nasib seseorang tidak akan
berubah jika orang tersebut yang merubahnya. Dalam doktrin ajaran Islam pun juga
demikian. Di dalam al-Qur’an surat ar-Ra’d ayat 11 disebutkan, “Bahwasanya Allah
tidak akan merubah suatu kaum sehingga mereka merubah diri mereka sendiri”. AsySya’rawi dalam kitabnya mengatakan bahwa yang tidak akan dirubah oleh Allah swt.
adalah terbitnya matahari dari timur, angin, dll. Adapun mengenai musibah yang
menimpa manusia itu sudah menjadi hak manusia tersebut. Karena Allah swt.
menciptakan manusia dengan diiringi dengan sifat memilih bukan memaksa,
sebagaimana Allah memaksa gunung-gunung, binatang-binatang, matahari, bulan,
tumbuh-tumbuhan, dll, untuk menyembah kepada-Nya.
Zaman Pembaharuan.
Zaman ini ditandai dengan masuknya Budhisme dari India, sehingga kemudian melahirkan
aliran baru dalam Budhisme Cina yang diberi nama Ch ’an Budhismeatau Ch’anisme. Selain
Budhisme muncul juga aliran Neo-Taoisme yang memberikan arti baru Tao sebagai Nirwana.
Puncak dari zaman pembaruan yang terjadi pada waktu pemerintahan Dinasti Han, dengan
munculnya seorang tokoh Tung Chung Shu.
Zaman Neo-Konfusianisme.
Zaman ini ditandai dengan adanya gerakan untuk kembali kepada ajaran-ajaran Konfusius yang
asli, tokohnya adalah Kong Hu Cu. e.
Zaman Modern
Zaman modern China sekitar tahun 1900 Aliran yang paling berpengaruh adalah pragmatisme
yang berasal dari Amerika Serikat. Pada tahun 1950 daratan Cina dikuasai oleh pemikiran
Marx, Lenin dan tokoh yang terkenal Mao Ze Dong.B
Filsafat Islam
Berdasarkan Ensiklopedi Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve, Filsafat Islam
dijelaskan sebagai kebudayaan Yunani yang masuk ke daerah-daerah Islam melalui ekspansi
Alexander Agung, penguasa Macedonia (336-323 SM), setelah mengalahkan Darius pada abad
ke-4 SM di kawasan Arbela (sebelah timur Tigris). Alexander Agung mengambil kebijakan
yang sangat berarti dengan tidak membinasakan kebudayaan yang ada, melainkan menyatukan
kebudayaan Yunani dengan Persia. Sehingga, pusat-pusat kebudayaan Yunani berada di
wilayah Timur, seperti Alexandria di Mesir, Antiokia di Suriah, Jundisyapur di Mesopotamia,
dan Bactra di Persia. Bertolak belakang dari Alenxandrea, pada masa Dinasti Umayyah,
pengaruh kebudayaan Yunani dalam Islam tidak begitu terlalu menonjol karena tidak mendapat
perhatian besar dari Umayyah. Perhatian penguasa Umayyah saat itu lebih didominasi oleh
kebudayaan Arab. Seiring berjalanya waktu, kebudayaan Yunani mulai bercampur pada masa
Dinasti Abasiyyah. Hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya orang-orang persia yang duduk
dalam jabatan penting di dinasti Abasiyah. Para Khalifah Abbasiyah pada mulanya hanya
tertarik pada ilmu kedokteran Yunani berikut dengan sistem pengobatannya. Tetapi kemudian
mereka juga tertarik pada filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Perhatian pada filsafat
meningkat pada zaman Khalifah Al-Makmun (198-218 H/813-833 M). Hal yang menonjol dari
masuknya filsafat Yunani ke dalam dunia Islam yaitu dengan diadakanya penerjemahanpenerjemahan buku-buku filsafat. Upaya yang demikian melahirkan tokoh filosuf Islam
terkenal seperti al-Kindi, Ibn Rusyd, Ibn Sina, ibnu bajjah dan lain-lain.
Al-Kindi
Hidup pada tahun 796-873 M pada masa khalifah al-Ma’mun dan al- Mu ’ tashim. Al-Kindi
menganut aliran Mu’tazilah dan kemudian belajar filsafat. Menurut Al-Kindi filsafat yang
paling tinggi adalah filsafat tentang Tuhan. Menurut Al-Kindi memiliki suatu pandangan
bahwa filsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya adalah ilmu tentang Yang Benar Pertama
yang menjadi sebab dari segala yang benar. Masih menurut Al-Kindi kebenaran ialah
bersesuaian apa yang ada dalam akal dan yang ada diluar akal.
Al-Farabi
Al-Farabi hidup tahun 870-950 M, dia meninggal dalam usia 80 tahun. Filsafatnya yang
terkenal adalah teori emanasi (pancaran). Filsafatnya mengatakan bahwa yang banyak ini
timbul dari Yang Satu. Tuhan bersifat Maha Satu tidak berubah, jauh dari materi , jauh dari
arti banyak, Maha sempurna dan tidak berhajat apapun.
Ibnu Sina
Ibnu Sina lahir di Asyfana 980 M dan wafat di Isfahana tahun 1037 M.pemikiran terpenting
yang dihasilkan oleh Ibnu Sina adalah tentang jiwa. Ibnu Sina juga manganut paham pancaran,
jiwa manusia memancar dari akal kesepuluh. Ibnu Sina membagi jiwa dalam tiga bagian yaitu
al nafs nabatiyyah (tumbuh-tumbuhan), al nafs hayawaniyyah (nafsu kehewanan) dan terakhir
al nafs mutmainnah (jiwa ke-Tuhanan).
Download