Modul Perkuliahan XIII - Universitas Mercu Buana

advertisement
Modul Perkuliahan XIII
Modul ke:
13
Metode Penelitian Kualitatif
Metode Etnografi
Fakultas
ILMU
KOMUNIKASI
Program Studi
Public Relations
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Judul Sub Bahasan
Pengertian Etnografi
Jenis-Jenis Etnografi
Aplikasi Etnografi Dalam Komunikasi
Etnografi Komunikasi
Peristiwa Komunikasi Dalam Etnografi Komunikasi
Data Etnografi
Prosedur Penelitian Etnografi
Pengertian
Etnografi berasal dari bahasa Yunani. kata ethno yang berarti
bangsa, graphy berarti Menguraikan / menggambarkan.
Etnografi merupakan ragam pemaparan penelitian budaya untuk
memahami cara orang berinteraksi dan bekerjasama melalui
fenomena yang teramati dalam kehidupan sehari-hari. Etnografi
merupakan pekerjaan mendeskripsikan kebudayaan.
Tujuan utama aktivitas ini adalah memahami suatu pandangan
hidup dari sudut pandang asli. Etnografi tidak hanya mempelajari
masyarakat, lebih dari itu etnografi berarti belajar dari masyarakat.
Para peneliti pada tahap awal menjadi orang yang dibimbing oleh
masyarakat, karena tanpa belajar dari masyarakat tentu peneliti
akan susah untuk beradaptasi.
Dalam penelitian, mereka harus tinggal dalam kehidupan
penduduk asli dan melakukan penelitian lapangan. Kegiatan yang
dilakukan benar-benar mengamati, mempelajari segala hal
mengenai kebudayaan suatu masyarakat.
Seorang etnografer tidak hanya melihat fenomena tingkah laku
dalam masyarakat, namun lebih dari itu yaitu melihat maknanya.
Etnografer
mengamati dan mencatat berbagai kondisi
emosional, lebih dari itu dia juga menyelidiki makna rasa takut,
cemas, marah, dan berbagai perasaan lain.
• Dalam melakukan kerja lapangan, etnografer membuat
kesimpulan budaya dari tiga sumber:
– Dari yang dikatakan orang/bahasa
– Dari cara orang bertindak/tingkah laku
– Dari berbagai benda yang digunakan (artefak).
Jenis-Jenis Etnografi
Etnografi Deskriptif/konvensional
Deskripsi tentang komunitas/kelompok, mengungkapkan
pola, tipologi, dan kategori.
Etnografi Kritis
Kajian terhadap faktor-faktor sosial makro seperti
kekuasaan, dan meneliti asumsi-asumsi akal sehat serta
agenda-agenda tersembunyi.
Aplikasi Etnografi Dalam Komunikasi
Perilaku dalam menonton televisi (Lull, 1990).
“The Export of Meaning: Cross Cultural Readings of “Dallas” ----Tanggapan kelompok etnis dan ras di Israel saat menonton
Opera Amerika “Dallas” (Liebes & Elihu Katz, 1990).
Pengalaman konsumsi pada etnis minoritas kelompok orang
Pakistan di Inggris (Jamal & Chapman, 2000).
Iklan dan interaksi keseharian siswa sekolah. (Marka Ritson &
Elliot, 1999).
Kajian etnografi biro iklan (Mark Alvesson, 1994),
Bagaimana praktisi periklanan menggambarkan diri,
pekerjaan dan organisasi mereka.
Rini Fitria (2005), Ritual Tabut Sebagai Media Komunikasi
Masyarakat Kota Bengkulu: Pola Komunikasi Masyarakat di
Kota Bengkulu.
J.M. Fatimah (2007), Komunikasi Lintasbudaya antar etnik
Tionghoa
dengan
Etnik
Bugis-Makassar
dalam
Hubungannya dengan Integrasi Bangsa Pasca Orde Baru di
Makassar.
Etnografi Komunikasi
Studi etnografi komunikasi merupakan pengembangan dari
antropologi linguistik yang dipahami dalam konteks
komunikasi.
Studi ini diperkenalkan pertama kali oleh Dell Hymes pada
tahun 1962, sebagai kritik terhadap ilmu linguistik yang terlalu
memfokuskan diri pada fisik bahasa saja.
Definisi etnografi komunikasi itu sendiri adalah pengkajian
peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu masyarakat,
yaitu cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam
masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya.
Bahasa
Mengapa banyak ragam bahasa di dunia?
Bahasa merupakan refleksi dari kemampuan tertinggi akal budi
manusia yang tidak dimiliki binatang.
Pembeda manusia dari spesies lain yang lebih rendah adalah
kemampuan untuk melakukan simbolisasi dan berbicara.
Susanne Langer, filosofis ini mengatakan bahwa setiap mahluk
hidup didominasi oleh instink. Pada manusia, instink ini dilengkapi
dengan instink untuk memiliki konsep dan simbol terutama bahasa.
Poespoprodjo: “Bahasa adalah keterbukaan manusia terhadap
realitas. Lebih jauh lagi, bahasa dan pikiran adalah tempat terjadinya
realitas”
Poespoprodjo: “Bahasa adalah keterbukaan manusia terhadap
realitas. Lebih jauh lagi, bahasa dan pikiran adalah tempat
terjadinya realitas.”
Definisi bahasa yang digunakan oleh para ahli antropologi adalah
“Sandi konseptual sistem pengetahuan, yang memberikan
kesanggupan kepada penutur-penuturnya guna menghasilkan
dan memahami ujaran.”
Linguistik
Penelitian mengenai bahasa ini dipelopori oleh linguistik dengan
ilmu deskriptifnya. Ilmu ini tertarik pada perubahan-perubahan yang
terjadi dalam bahasa selama masa lalu dan juga tertarik pada variasi
bahasa pada masa kini.
Kajian utama linguistik adalah aspek fonetik (proses ujaran), fonologi
(sistem bunyi), gramatika (struktur kalimat), dan aspek semantik
atau makna kata dan kalimat.
Ilmu linguistik banyak menjelaskan bahasa secara fisik, mulai dari
pembagian kata kerja, subjek-predikat, makna kata dsb., sehingga
dari pembahasannya itu mereka percaya bahwa ada sifat universal
dari bahasa.
Masalah timbul ketika tidak semua temuan mereka dapat
diterapkan pada masyarakat, dan bagaimana suatu masyarakat
bereaksi sangat keras hanya karena keliru dalam penempatan
subjek dan predikat . Contoh pada masyarakat Desa Malagasy
Madagaskar yang tidak pernah menyebut subjek dalam
kalimatnya.
Bahasa ternyata memiliki sifat inequality. Sejalan dengan
pemikiran peneliti etnografi komunikasi yang menyatakan, tidak
semua bahasa bisa disamakan dan mampu memerankan fungsi
yang sama dalam masyarakat.
Ilmu linguistik masih juga mempunyai keterbatasan lain ketika
menjelaskan mengapa suatu kata ‘A’ memiliki makna ‘B’ dan
mengapa kalimat ‘A’ digunakan pada situasi ‘C’ tidak pada situasi
‘D’. Keterbatasan ini oleh para ahli diterjemahkan sebagai
ketidakmampuan ilmu linguistik dalam menempatkan bahasa
dalam konteksnya yaitu komunikasi.
Hakikat Bahasa
1. Bahasa itu sistematik atau mempunyai aturan atau pola.
2. Bahasa itu manasuka (arbitrer), karena seringkali tidak ada
hubungan logis antara kata dengan simbol yang diwakilinya.
3. Bahasa itu ucapan / vokal atau ujaran (selalu dinyatakan, walau
dalam hati sekalipun).
4. Bahasa itu simbol yang kompleks.
5. Bahasa itu mengacu pada dirinya, mampu menjelaskan aturanaturan untuk mempergunakan dirinya.
6. Bahasa itu manusiawi, hasil dari akal budi manusia.
7. Bahasa itu komunikasi, karena bahasa merupakan alat komunikasi
dan interaksi. Selain itu, dengan bahasalah kita mencaci, memuji,
berbohong, mengagungkan Tuhan, dan lain-lain.
Kembali Kepada Etnografi Komunikasi
Etnografi komunikasi adalah salah satu cabang dari ilmu antropologi,
khususnya antropologi budaya. Definisi etnografi itu sendiri adalah
uraian terperinci mengenai pola-pola kelakuan suatu suku bangsa
dalam etnologi (ilmu tentang bangsa-bangsa).
Etnografi komunikasi pada awalnya (1962), disebut Hymes etnografi
of speaking (gabungan antara etnologi dan linguistik) menyangkut
situasi, penggunaan, pola dan fungsi dari berbicara sebagai suatu
aktivitas tersendiri.
Etnografi komunikasi akan mengasilkan hipotesis mengenai berbagai
cara, bagaimana fenomena sosiokultural dalam masyarakat itu
berhubungan dengan pola-pola komunikasi atau cara-cara berbicara
Fokus kajian dari etnografi komunikasi adalah perilaku-perilaku
komunikatif suatu masyarakat, yang pada kenyataannya banyak
dipengaruhi oleh aspek-aspek sosiokultural, seperti kaidahkaidah interaksi dan kebudayaan.
Singkatnya, etnografi komunikasi merupakan pendekatan
terhadap sosiolinguistik bahasa, yaitu melihat penggunaan
bahasa secara umum dihubungkan dengan nilai-nilai sosial dan
kultural. Sehingga tujuan deskripsi etnografi adalah untuk
memberikan pemahaman global mengenai pandangan dan nilainilai suatu masyarakat sebagai cara untuk menjelaskan sikap dan
perilaku anggota-anggotanya.
Etnografer komunikasi perlu mengembangkan konsep speech
community (komunitas tutur) yang merupakan kelompok sasaran
berlakunya deskripsi etnografi tertentu .
Yang membedakan komunitas tutur yang satu dengan yang lain
adalah kaidah-kaidah untuk berbicara. Sehingga suatu suku
bangsa bisa saja memiliki dua atau lebih komunitas tutur.
Seseorang bisa saja termasuk ke dalam dua atau lebih komunitas
tutur.
Sebagai contoh Asep termasuk ke dalam masyarakat tutur Sunda,
tetapi ia juga bisa termasuk ke dalam masyarakat tutur
Indonesia, dan Inggris, karena ia juga fasih berbicara dalam
kedua bahasa tersebut. Masyarakat tutur Sunda itu pun terbagi
lagi menjadi masyarakat tutur Sunda halus, Sunda preman, dan
lain sebagainya.
Etnografi komunikasi memandang komunikasi sebagai proses
yang sirkuler dan dipengaruhi oleh sosiokultural lingkungan
tempat komunikasi tersebut berlangsung
Unit Diskrit Aktivitas Komunikasi Manusia
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis komunikasi dalam etnografi
komunikasi, diperlukan pemahaman mengenai unit-unit diskrit aktivitas
komunikasi yang dikemukakan oleh Hymes
1. Situasi komunikatif atau konteks terjadinya komunikasi.
2. Peristiwa komunikatif. Sebuah peristiwa komunikatif dinyatakan
berakhir, ketika terjadi perubahan partisipan, adanya periode
hening, atau perubahan posisi tubuh.
3. Tindak komunikatif, yaitu fungsi interaksi tunggal, seperti
pernyataan, permohonan, perintah, ataupun perilaku non verbal.
4. Individu itu sendiri dalam prespektif etnografi komunikasi dibangun
atas tiga jenis pengetahuan, yaitu:
a. pengetahuan linguistik
b. keterampilan interaksi
c. pengetahuan kebudayaan
Ketiganya disebut kompetensi komunikasi
Peristiwa Komunikatif Dalam Etnografi Komunikasi
Genre atau tipe peristiwa komunikatif.
Topik peristiwa komunikatif.
Tujuan dan fungsi peristiwa secara umum dan juga fungsi dan
tujuan partisipan secara individual.
Setting termasuk lokasi, waktu, musim, dan aspek fisik situasi yang
lain.
Partisipan, termasuk usianya, jenis kelamin, etnik, status sosial,
atau kategori lain yang relevan, dan hubungannya satu sama lain.
Bentuk pesan, termasuk saluran verbal non vokal, non verbal dan
hakekat kode yang digunakan, misalnya bahasa mana dan varietas
yang mana.
Isi pesan.
Urutan tindakan, atau urutan tindak komunikatif / tindak tutur
termasuk alih giliran atau fenomena overlap percakapan.
Kaidah interaksi.
Norma-norma interpretasi, termasuk pengetahuan umum,
kebiasaan, kebudayaan, nilai, dan norma yang dianut.
Hubungan antar komponen inilah yang dinamakan dengan pola
komunikasi.
Hymes menjelaskan bahwa dalam setiap masyarakat terdapat
varietas kode bahasa (language code) dan cara-cara berbicara yang
bisa dipakai oleh anggota masyarakat atau sebagai repertoir
komunikatif komunitas tutur.
Peristiwa Komunikatif Dalam Etnografi Komunikasi
Informasi latar belakang, yang mencakup latar belakang historis
komunitas tutur, sejarah hubungan dengan kelompok lain, peristiwa
yang mempengaruhi issue bahasa atau hubungan etnik, ciri-ciri khas
yang dapat ditemukan, dan lain-lain.
Artifak, atau objek-objek fisik yang relevan untuk memahami polapola komunikasi, seperti foto, dokumentasi yang ada, bentuk-bentuk
tulisan, dll.
Data artistik atau sumber-sumber literer (tertulis atau lisan).
Pengetahuan umum, atau asumsi-asumsi yang mendasari
penggunaan bahasa dan interpretasi bahasa.
Kepercayaan tentang penggunaan bahasa, misalnya hal yang tabu
untuk dibicarakan.
Data tentang kode linguistik, yang mencakup unit-unit leksikon,
gramatika, dan
Fonologi.
Prosedur Penelitian Etnografi
Observasi pendahuluan.
Penentuan informan penelitian.
Observasi partisipan.
Etnografer mengikuti kegiatan partisipan.
Wawancara mendalam.
Telaah dokumen.
Mengumpulkan sumber data yang lain, seperti rekaman video, foto,
dsb.
Mengolah dan analisis data.
Intropeksi dan menguji keabsahan data.
Menyusun laporan penelitian.
Referensi
Terima Kasih
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Download