TERPAAN IKLAN TELEVISI CALON PRESIDEN DAN FREKUENSI PEMBERITAAN MEDIA TELEVISI TERHADAP ELEKTABILITAS CALON PRESIDEN (Studi Korelasi Terpaan Iklan Televisi Calon Presiden dan Frekuensi Pemberitaan Media Televisi terhadap Elektabilitas Calon Presiden pada Pemilihan Presiden tahun 2014 di Kalangan Pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo) Dessy Christina Dewi Adolfo Eko Setyanto Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract The presence of mass media such as television in life provide convenience for the audience . By using advanced technology and attractive , television is considered capable of affecting the human psyche . The mass media affect the public 's perception of what is considered important . One approach used to discuss the role of the advertisements and the media coverage that The Agenda - Setting Function that shows the ability of the media to act as agenda ( diary ) for the communicant - komunikannya . In the political context , parties and political actors will seek to influence the media agenda to steer public opinion in the formation of the image ( the image ) . Through political advertising and media coverage , not just a political trick looking for a good image in the society , but also to gain public support , which in turn will lead to a candidate 's electability . The purpose of this study was to determine the relationship of exposure to television advertisements about the presidential candidates and the frequency of the television news media about the electability of presidential candidate on the presidential candidates Keyword: relationship, mass media, television advertisements, television news, Electability 1 Pendahuluan Hadirnya media massa seperti televisi dalam kehidupan memberikan berbagai kemudahan bagi para khalayak. Dengan menggunakan teknologi yang canggih dan menarik, televisi dianggap mampu mempengaruhi jiwa manusia. Dengan demikian diharapkan pengguna televisi akan mempunyai pemikiran yang sama dengan apa yang telah disampaikan oleh media dan issue dapat diterima dengan baik sehingga mendapatkan feedback yang diharapkan. Kebutuhan akan informasi menyebabkan seseorang akan menyediakan waktunya untuk menikmati apa yang dihadirkan oleh media massa terutama pada televisi. Salah satu pendekatan yang dipakai untuk membahas peran iklan-iklan dan pemberitaan di media massa yaitu The Agenda-Setting Function yang menunjukan pada kemampuan media massa untuk bertindak selaku agenda (catatan harian) bagi komunikan-komunikannya. Hal ini disebabkan media memiliki kapasitas untuk memilih materi atau isi pesan bagi komunikannya.Materi atau isi pesan ini dapat diterima oleh komunikan sebagai suatu yang penting yang dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya mengenai sesuatu hal. Teori ini secara luas memiliki suatu hubungan erat secara politik antara media massa dengan tata hidup masyarakat, dimana politik sebagai pintu masuk untuk pengaturan tata masyarakat dengan kebijakan-kebijakan pemerintah.Media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Ketika media selalu menampilkan tokoh politik atau partai politik tertentu, maka tokoh atau partai politik tersebut cenderung dianggap penting, lalu juga akan timbul kesan khalayak yang baik terhadap tokoh politik atau partai politik tersebut. 1 Dari hasil riset McCom dan Shaws menemukan adanya korelasi yang signifikan antara isu yang diangkat oleh media dengan isu yang dianggap penting oleh pemilih. Teori ini mengakui bahwa media memberi pengaruh terhadap khalayak dalam pemilihan presiden melalui penayangan berita, isu, citra, maupun penmpilan kandidat itu sendiri. Dalam konteks politik, partai-partai dan para 1 Fahrina Ilhami, Hedi Pudjo Santoso, Djoko Setyabudi, Jurnal Ilmu Komunikasi,Pengaruh Terpaan Pemberitaan Politik di Media Online dan Terpaan Pesan Iklan Kampanye Politik di Media Televisi terhadap Elektabilitas Partai Hanura, (Semarang: Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro,2014), hlm 6 2 aktor politik akan berusaha memengaruhi agenda media untuk mengarahkan pendapat umum dalam pembentukan image (citra).2 Melalui iklan politik dan pemberitaan di media massa, bukan hanya sekedar trik politik mencari citra baik di masyarakat, tapi juga untuk memperoleh dukungan masyarakat. Karena setelah memperoleh citra baik, akan mempermudah dalam memperoleh popularitas. Setelah memperoleh popularitas memberikan peluang besar untuk memperoleh elektabilitas dan atau memenangkan Pilpres dan Cawapres 2014.Elektabilitas itu sendiri adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan.Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang, badan atau partai.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang di atas, dapat disusun rumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah Ada Hubunganyang Signifikan antara Terpaan Iklan Televisi tentang Calon Presiden terhadap Elektabilitas Calon Presiden di Kalangan Pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo pada pemilu tahun 2014? 2. Apakah Ada Hubunganyang Signifikan antara Frekuensi Pemberitaan Media Televisi tentang Calon Presiden terhadap Elektabilitas Calon Presiden di Kalangan PemilihKelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo pada pemilu tahun 2014? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. MengetahuiHubungan Terpaan Iklan Televisi tentang Calon Presiden terhadap Elektabilitas Calon Presiden di Kalangan Pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo pada pemilu tahun 2014 2 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi Edisi Revisi 2011, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm 100-101 3 Fahrina Ilhami, Hedi Pudjo Santoso, Djoko Setyabudi, Op.Cit, hlm 4 3 2. Mengetahui Hubungan Frekuensi Pemberitaan Media Televisi tentang Calon Presiden terhadap Elektabilitas Calon Presiden di Kalangan Pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo pada pemilu tahun 2014 Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi sebagai Proses Sosial yang Membawa Efek Komunikasi adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan serta mengartikan makna dalam lingkungan mereka.4 Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common).5 Menurut Berelson dan Steiner yang disadur oleh Mursito BM dalam bukunya Memahami Institusi Mediakomunikasi adalah proses penyampaian ide atau perasaan melalui simbol atau kata (tertulis atau lisan).6Definisi komunikasi menurut Harold Lasswell adalah (Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says WhatIn Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? 2. Iklan dan Berita sebagai Komunikasi Massa Salah satu bentuk dari komunikasi massa adalah periklanan dan pemberitaan. Tilman dan Kirkpatrick menjelaskan bahwa periklanan merupakan komunikasi massa yang menawarkan janji kepada konsumen melalui pesan yang informatif sekaligus persuasive menjanjikan tentang 4Richard West dan Lynn H. Turner, Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, penerjemah Maria Natalia Damayanti Maer ,(Jakarta: Salemba Humanika, 2008), hlm 5 5Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm 41 6 Mursito, Memahami Institusi Media, (Surakarta: Lindu Pustaka, 2006), hlm 26 4 adanya barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan, tempat memperolehnya dan kualitas dari barang dan jasa.7 Iklan merupakan bagian dari reklame yang berasal dari bahasa perancis, re-clame yang berarti “meneriakkan berulang-ulang”.Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak agar memperoleh sambutan baik. Iklan berusaha untuk memberikan informasi, membujuk, dan meyakinkan8 Berita adalah “untuk memuaskan nafsu ingin tahu” pada manusia dengan memberikan kabar-kabar “dari segala penjuru”.9 3. Komunikasi dan Politik Saling Melintasi Menurut Nimmo10 banyak aspek kehidupan politik dapat dilukiskan sebagai komunikasi, dan bahkan komunikasi meliputi politik.Hal ini didasarkan pada pandangan Mark Roelofs11 yang memandang politik sebagai pembicaraan.Berdasarkan pandangan di atas jelas bahwa komunikasi dan politik saling melintasi, dan bahkan saling mencakupi, dan keduanya telah menyatu menjadi kajian komunikasi politik dan masing-masing memiliki banyak definisi, maka juga komunikasi politik memiliki banyak rumusan dengan ruang lingkup yang beragam.12 Dengan memandang inti komunikasi sebagai proses interaksi sosial dan inti politik sebagai konflik sosial. Nimmo13 merumuskan komunikasi politik sebagai kegiatan yang bersifat politis atas dasar konsekuensi aktual dan potensial, yang menata perilaku dalam kondisi konflik.Nimmo menggunakan formula Lasswell dalam menjelaskan luas lingkup komunikasi politik, yaitu komunikator politik, pesan-pesan politik, media komunikasi politik, khalayak 7 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2004), hlm 13 8 Dedi Sudiana,Komunikasi Periklanan Cetak,(Bandung:Remadja Karya,1986), hlm 1 9 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2009),hlm 39 10 Dan Nimmo, Komunikasi Politik; Komunikator, Pesan dan Media ,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) hlm 9 11Ibid, hlm 8 12Ibid, hlm 10 13Ibid, hlm 9 5 politik dan efek politik. Berdasarkan ruang lingkup itu, terlihat bahwa surat kabar dan saluran massa lainnya tercakup dalam kajian media komunikasi politik. 4. Iklan Politik Pembangun Citra Periklanan politik adalah pengiklanan citra (image), daya tarik yang diarahkan untuk membangun reputasi seorang pejabat publik atau pencari jabatan; menginformasikan khalayak mengenai kualifikasi seorang politisi, pengalamannya, latar belakangnya dan kepribadiannya, dan mendorong prospek pemilihan calon yang bersangkutan atau mempromosikan program atau kebijakan tertentu. Orang yang paling banyak diterpa komunikasi persuasif kampanye adalah yang paling cenderung telah sampai kepada keputusan pemberian suara, yang paling besar kemungkinannya dipengaruhi oleh imbauan persuasif adalah yang paling sedikit minatnya terhadap politik14. Predisposisi(sikap) pemberi suara digerakkan oleh media massa presisi seperti iklan menggerakkan pembeli. Pemberi suara terombang ambing diantara kandidat yang satu dengan yang lain, sementara propaganda meresap ke dalam dirinya. Akhirnya, ia sampai kepada keputusan pada saat terakhir sebelum ia masuk ke dalam bilik suara tepat seperti pembeli yang mempunyai urusan melakukan pilihan di bagian makanan di supermarket.15 5. Berita Mampu Membentuk Kecenderungan Menurut Sumadiria, berita jurnalistik adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media online internet.16Sedangkan menurut William. S. Maulby, berita merupakan 14 Da Nimmo,Komunikasi Politik : Khalayak dan Efek, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 162 Da Nimmo, Op.Cit , hlm 187-188 16 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feauture, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm 65 15 6 suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.17 Partisan memiliki kecenderungan untuk lebih memperhatikan media selama kampanye pemilu.Sumber media tertentu yang orang pilih sebagai cara untuk memenuhi ketidakpastian politik mereka pasti membingkai berbagai isu, pesta, dan kandidat berbeda, dan perbedaan ini cenderung mengarah pada cara berpikir yang berbeda tentang mereka. Atribut kandidat digambarkan positif di media berita akan secara signifikan berkorelasi dengan kecenderungan masyarakat untuk menerapkan atribut untuk calon presiden.18Dalam waktu diantara pemilihan dan selama kampanye tertentu, mereka diterpa berbagai media politik – interpersonal,organisasi, dan massa. Terpaan komunikasi membawa serta akibat otomatis sehingga bila pemberi suara dapat diterpa imbauan berkali-kali sampai jumlahnya cukup banyak, mereka akan beraksi kearah yang dimaksudkan.19 6. Terpaan Media Mempengaruhi Elektabilitas Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan.Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang, badan atau partai.Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan umum.Elektabilitas partai politik berarti tingkat keterpilihan partai politik di publik.Elektabilitas partai tinggi berarti partai tersebut memiliki daya pilih yang tinggi.Untuk meningkatkan elektabilitas maka objek elektabilitas harus memenuhi kriteria keterpilihan dan juga populer.20 Terpaan, penggunaan, dan pemuasan media politik mempunyai beberapa konsekuensi kognitif bagi komunikan. Terpaan yang mendalam oleh televisi 17 Imim Suhirman, Menjadi Jurnalis Masa Depan, (Bandung: Dimensi Publisher, 2005), hlm 1 Lindita Camaj,David H.Weaver, International Journal of Communication 7:Need for Orientation and Attribute Agenda-Setting During a U.S. Election Campaign, (University of Houston-Indiana University,Bloomington, 2013),hlm 18 19 Da Nimmo, , Op.Cit., hlm 187-188 20 Fahrina Ilhami, Hedi Pudjo Santoso, Djoko Setyabudi, Op.Cit, hlm 4 18 7 sebagai sumber informasi kampanye pada seluruh segmen pemilih menimbulkan pertanyaan tentang jenis informasi mana yang paling diperhitungkan yang terdapat di dalam iklan politik yang ditelevisikan atau di dalam berita televisi.21Terpaan iklan politik yang ditelevisikan itu segera dan langsung mempengaruhi kepercayaan pemberi suara terhadap kandidat.22 Salah satu pendekatan yang dipakai untuk membahas peran iklan-iklan dan pemberitaan di media massa yaitu The Agenda-Setting Function yang menunjukan pada kemampuan media massa untuk bertindak selaku agenda (catatan harian) bagi komunikan-komunikannya. Hal ini disebabkan media memiliki kapasitas untuk memilih materi atau isi pesan bagi komunikannya.Materi atau isi pesan ini dapat diterima oleh komunikan sebagai suatu yang penting yang dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya mengenai sesuatu hal. Teori ini secara luas memiliki suatu hubungan erat secara politik antara media massa dengan tata hidup masyarakat, dimana politik sebagai pintu masuk untuk pengaturan tata masyarakat dengan kebijakan-kebijakan pemerintah.Media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Ketika media selalu menampilkan tokoh politik atau partai politik tertentu, maka tokoh atau partai politik tersebut cenderung dianggap penting, lalu juga akan timbul kesan khalayak yang baik terhadap tokoh politik atau partai politik tersebut. 23 21 Da Nimmo,Op.Cit,hlm 190 Da Nimmo, Op.Cit,hlm 191 23 Fahrina Ilhami, Hedi Pudjo Santoso, Djoko Setyabudi, Jurnal Ilmu Komunikasi,Pengaruh Terpaan Pemberitaan Politik di Media Online dan Terpaan Pesan Iklan Kampanye Politik di Media Televisi terhadap Elektabilitas Partai Hanura, (Semarang: Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro,2014), hlm 6 22 8 Metodologi 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dikategorikan dalan tipe penjelasan atau menerangkan(explanatory research) , karena fokus utamanya adalah menyoroti hubungan antara variabel dengan menguji hipotesis yang diajukan.24 2. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode survei. Secara umum penelitian ini dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.25Ciri khas penelitian ini adalah data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner.26Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.Pemilihan obyek penelitian di Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. 4. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah warga Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. yang telah memiliki hak pilih dan warga yang menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan Presiden tahun 2014 adalah 7239 orang berdasarkan Daftar Pemilih Tetap dari Panitia Pemilihan Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.Dari populasi diatas maka banyaknya sampel dalam penelitian ini, diambil berdasarkan rumus Yamane (dalam Jalaludin, 2007) dibawah ini: n = N . Nd2+1 Keterangan: 24 25 n = sampel N = populasi Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi,(Jakarta: Kencana, 2007), hlm 68 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei,( Jakarta: PT Pustaka LP3ES, 1995), hlm 3 26Ibid, hlm 25 9 d = presisi 1 = angka konstan Dalam hal ini presisi standar error (d) yang digunakan adalah 10% karenadiperkirakan kesalahan yang terjadi sebesar 10%. Dengan demikian besarnya sampel yang diambil minimal adalah 98,63 yang dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 99 responden. 5. Teknik Sampling Individu atau responden dipilih untuk memenuhi suatu presentase yang sudah diketahui atau sudah ditentukan sebelumnya. Sampel kuota dapat didefinisikan sebagai suatu tipe penarikan sample nonprobabilitas dimana unit sampel dipilih sebagi sampel berdasarkan karakterisitik yang telah ditentukan sebelumnya, sedemikian rupa sehingga total sampel akan memiliki distribusi dengan karakteristik yang sama sebagaimana yang diperkirakan terdapat dalam populasi yang tengah diteliti.27 6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian, diisi oleh responden kemudian diolah dengan analisis penelitian.28 7. Analisis Data Berdasarkan jenis data yang digunakan yaitu data ordinal, maka penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis data deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Statistik digunakan karena dalam penelitian ini dihadapkan pada hipotesis, populasi, dan metode pengambilan data. Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel dan presentase.29 27 Earl Babbie, The Basic of Social Research, 4th Edition, (Thomson Wadsworth, 2008), hlm 205 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta,2012), hlm 142 29 Muhibin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2007), hlm 53 28 10 Sedangkan metode untuk membuktikan hipotesis adalah metode korelasi. Teknik korelasi yang akan digunakan adalah Korelasi Tata Jenjang Spearman dengan rumus sebagai berikut: Keterangan r : koefisien korelasi Rank Order 1 : bilangan konstan 6 : bilangan konstan ∑ : jumlah d : perbedaan antara pasangan jenjang n : jumlah individu dalam sample Dalam penelitian ini proses penghitungan korelasi tidak dilakukan secara manual menggunakan rumus, namun menggunakan program SPSS 17 for Windows.Output data berupa tabel akan dibahas lebih lanjut pada bagian analisis. Terdapat 3 hal yang dikemukakan dalam perhitungan korelasi, yakni : 1. Tingkat signikansi (signifikan / tidak signifikan). Uji Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis yang melibatkan pengaruh antar variabel dapat dirumuskan melalui prosedur berikut ini : Perumusan Hipotesis selanjutnya melihat r tabel dengan nilai-nilai (α) = 0,01 dan N= 100. Kemudian melihat nilai rxy, jika berada diatas nilai r tabel maka disimpulkan bahwa hubungan bivariat masing-masing dari variabel tersebut adalah signifikan. 2. Arah hubungan (positif / negatif). Arah hubungan dari variabel terpaan iklan dan pemberitaan televisi tentang Calon Presiden terhadap elektabilitas Calon Presiden pada Pilpres 2014 (di Kalangan Pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo) akan diketahui dari keduanya apakah bernilai positif atau negatif, dan selanjutnya dicari kuat tidaknya hubungan variabel tersebut. 11 3. Kuat atau lemahnya hubungan Berikut merupakan nilai koefisien korelasi hubungan menurut Burhan Burgin.30 +0,70 - keatas Hubungan positif yang kuat +0,50 - +0,69 Hubungan positif yang mantap +0,39 - +0,49 Hubungan positif yang sedang +0,10 - +0,29 Hubungan positif yang tak berarti 0 Tidak ada hubungan antara dua variabel -0,10 - -0,29 Hubungan negatif yang tak berarti -0,39 - -0,49 Hubungan negatif yang sedang -0,50 - -0,69 Hubungan negatif yang mantap -0,70 - kebawah Hubungan negatif yang kuat 30 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, (Surabaya:AUP,2001), hlm 212 12 Sajian Data Berikut hasil dari penelitian pada 99 sample di Kalangan Pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo: A. Prabowo Subianto Tabel 4.2 Korelasi Spearman Rank Prabowo Subianto Spearman's Iklan Correlation rho Coefficient prabowo Sig. (2-tailed) N Berita Correlation prabowo Coefficient Sig. (2-tailed) N Elektabilitas Correlation Prabowo Iklan Berita Elektabilitas prabowo prabowo Prabowo 1.000 .887** .630** . .000 .000 99 99 99 .887** 1.000 .649** .000 . .000 99 99 99 .630** .649** 1.000 .000 .000 . 99 99 99 Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : data olah Hipotesis berdasarkan: a. Hubungan yang signifikan antara terpaan iklan televisi Calon Presiden Prabowo Subianto dengan elektabilitas Calon Presiden Prabowo Subianto a) H01 : ρ (artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan televisi Calon Presiden Prabowo Subianto dengan elektabilitas Calon 13 Presiden Prabowo Subianto pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo) b) H11 : ρ ≠ 0 (artinya ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan televisi Calon Presiden Prabowo Subianto dengan elektabilitas Calon Presiden Prabowo Subianto pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo). b. Hubungan yang signifikan antara frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden Prabowo Subianto dengan elektabilitas Calon Presiden Prabowo Subianto a) H02 : ρ (artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden Prabowo Subianto dengan elektabilitas Calon Presiden Prabowo Subianto pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo). b) H12 : ρ ≠ 0 (artinya ada hubungan yang signifikan antara frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden Prabowo Subianto dengan elektabilitas Calon Presiden Prabowo Subianto pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo). 14 B. Joko Widodo Tabel 4.3 Korelasi Spearman Rank Joko Widodo Iklan Elektabilitas Jokowi Spearma Iklan Correlation n's rho Coefficient Jokowi Sig. (2-tailed) N Berita Correlation Jokowi Coefficient Sig. (2-tailed) N Elektabilitas Correlation Jokowi Berita Jokowi Jokowi 1.000 .799** .658** . .000 .000 99 99 99 .799** 1.000 .724** .000 . .000 99 99 99 .658** .724** 1.000 .000 .000 . 99 99 99 Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: data olah Hipotesis berdasarkan: a. Hubungan yang signifikan antara terpaan iklan televisi Calon Presiden Joko Widodo dengan elektabilitas Calon Presiden Joko Widodo a) H01 : ρ (artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan televisi Calon Presiden Joko Widodo dengan elektabilitas Calon Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo) 15 b) H11 : ρ ≠ 0 (artinya ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan televisi Calon Presiden Joko Widodo dengan elektabilitas Calon Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo). b. Hubungan yang signifikan antara frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden Joko Widodo dengan elektabilitas Calon Presiden Joko Widodo a) H02 : ρ (artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden Joko Widodo dengan elektabilitas Calon Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo). b) H12 : ρ ≠ 0 (artinya ada hubungan yang signifikan antara frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden Joko Widodo dengan elektabilitas Calon Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo). Analisis Data Berdasarkan hasil penghitungan SPSS for windows 17 dengan rumus korelasi Spearman diperoleh rxy = antara terpaan iklan televisi Calon Presiden Prabowo Subianto dengan elektabilitas Calon Presiden Prabowo Subianto pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo sebesar 0,630. Nilai rxy = antara frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden dengan elektabilitas Calon Presiden Prabowo Subianto pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo sebesar 0,649. Nilai rxy = antara iklan televisi Calon Presiden Prabowo Subianto dengan frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden Prabowo Subianto sebesar 0,887. Selanjutnya nilai-nilai (α) = 0,01 dan N= 100 yaitu sebesar 0,256 . Karena nilai rxy berada diatas nilai r tabel (> 0,256) maka disimpulkan bahwa hubungan bivariat masing-masing dari ketiga variabel tersebut adalah signifikan. 16 Arah hubungan ketiga variabel positif dan kuatnya hubungan tergolong pada hubungan yang mantap dikarenakan > 0,50 dan < 0,69. Berdasarkan hasil penghitungan SPSS for windows 17 dengan rumus korelasi Spearman diperoleh rxy = antara terpaan iklan televisi Calon Presiden Joko Widodo dengan elektabilitas Calon Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo sebesar 0,658. Nilai rxy = antara frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden dengan elektabilitas Calon Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo sebesar 0,724. Nilai rxy = antara iklan televisi Calon Presiden Joko Widodo dengan frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden Joko Widodo sebesar 0,799. Selanjutnya nilai-nilai (α) = 0,01 dan N= 100 yaitu sebesar 0,256 . Karena nilai rxy berada diatas nilai r tabel (> 0,256) maka disimpulkan bahwa hubungan bivariat masing-masing dari ketiga variabel tersebut adalah signifikan. Arah hubungan ketiga variabel positif dan kuatnya hubungan tergolong pada hubungan yang mantap dikarenakan rxy = antara terpaan iklan televisi Capres Joko Widodo dengan elektabilitas Capres Joko Widodo> 0,50 dan < 0,69 dan hubungan yang kuat karena rxy = antara frekuensi pemberitaan media televisi tentang Capres Joko Widodo dengan elektabilitas Capres Joko Widodo +0,70 – keatas. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan uji statistik yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dengan menggunakan Korelasi Spearman Rank dimana dalam perhitungannya penulis menggunakan SPSS 17 for Windows, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Hipotesis yang menyatakan bahwa 1. H11 (ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan televisi Calon Presiden dengan elektabilitas Calon Presiden pada pemilihan presiden 17 tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo) terbukti 2. H12 (ada hubungan yang signifikan antara frekuensi pemberitaan media televisi tentang Calon Presiden dengan elektabilitas Calon Presiden pada pemilihan presiden tahun 2014 di kalangan pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo) terbukti. Hal tersebut menunjukan bahwa baik iklan televisi calon presiden maupun pemberitaan media televisi berpengaruh terhadap elektabilitas calon presiden. Hasil koefisien korelasi yang positif berarti semakin tinggi terpaan iklan televisi calon presiden dan semakin tinggi pemberitaan media televisi maka akan semakin tinggi pula elektabilitas calon presiden. Saran Dari hasil penelitian “Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Calon Presiden dan Frekuensi Pemberitaan Media Televisi Terhadap Elektabilitas Calon Presiden pada Pemilihan Presiden tahun 2014 di Kalangan Pemilih Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura Sukoharjo”, penulis ingin memberikan beberapa saran, sebagai berikut : 1. Bagi Tim Sukses Kampanye Membuat kampanye dalam berbagai media, karena frekuensi dan ketertarikan khalayak melihat iklan tergolong dalam kategori rendah. 2. Bagi Masyarakat Masyarakat hendaknya lebih sering melihat berita untuk menambah informasi mereka. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat jauh lebih memperluas batasan populasi dan sampel dalam penelitiannya sehingga hasil yang diperoleh nantinya juga dapat lebih tepat sehingga bisa dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya dengan topik yang sama. 18 Daftar Pustaka Ardianto, Elvinaro & Lukiati Komala Erdinaya,(2004), Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Babbie, Earl ,(2008), The Basic of Social Research, 4th Edition.Thomson Wadsworth. Bungin, Burhan,(2001), Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Penelitian Kuantitatif Kualitatif.Surabaya:AUP. Cangara, Hafied,(2011), Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi Edisi Revisi 2011.Jakarta: Rajawali Pers. Krisyantono,Rachmat,(2007), Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta: Kencana. Muhibin, Sambas Ali & Maman Abdurrahman,(2007), Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian.Bandung : CV Pustaka Setia, 2007. Mulyana, Dedy,(2005), Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mursito,(2006), Memahami Institusi Media.Surakarta: Lindu Pustaka. Nimmo, Dan,(2006), Komunikasi Politik : Khalayak dan Efek.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Nimmo,Dan,(1999), Komunikasi Politik Komunikator, Pesan dan Media.Bandung : Remaja Rosdakarya. Singarimbun, Masri & Soffian Effendy, (1995), Metode Penelitian Survei Jakarta: PT Pustaka LP3ES. Sudiana, Dedi,(1986), Komunikasi Periklanan Cetak.Bandung: Remadja Karya. Sugiyono, (2012), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D, Bandung:Alfabeta,2012. Suhirman, Imim ,(2005), Menjadi Jurnalis Masa Depan.Bandung: Dimensi Publisher. Sumadiria,Haris,(2006), Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feauture.Bandung : Simbiosa Rekatama Media. West,Richard & Lynn H. Turner, (2008), Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, penerjemah Maria Natalia Damayanti Maer .Jakarta: SalembaHumanika. Ilhami, Fahrina, & Dr. Hedi Pudjo Santoso, M.SI, Djoko Setyabudi, S.Sos,MM,(2014), Jurnal Ilmu Komunikasi, Pengaruh Terpaan Pemberitaan Politik di Media Online dan Terpaan Pesan Iklan Kampanye Politik di Media Televisi terhadap Elektabilitas Partai Hanura.Semarang: Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro. Camaj, Lindita , & David H.Weaver, (2013), International Journal of Communication 7: Need for Orientation and Attribute Agenda-Setting During a U.S. Election Campaign. Bloomington:University of Houston- Indiana University 19