hubungan ketepatan pemberian makanan pendamping asi dengan

advertisement
HUBUNGAN KETEPATAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING
ASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12BULAN
DI DESA WATESUMPAK KECAMATAN
TROWULAN MOJOKERTO
*Tri Ratnaningsih, Titis Murti Utami
*STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Abstract
Breast milk’s food supplement is a supplement which is given during 6-24 months old
for completed babies’ nutrition that have not gotten from Breast milk. But there is mother
gives Breast milk’s supplement early and lately who was not proper by time, type, frequency
and quantity decided. Therefore, the gift of Breast milk’s food supplement affects the babies’
growth such as hard motoric, soft, social and independence. This research went for proving
the relation of Breast milk’s food supplement precison with babies’ growth 9-12 months old
in Watesumpak Trowulan Mojokerto. In research used analytical observational designed by
case control. There whose 39 respondents are taken by total sampling. Data collection used
Breast milk’s food supplement questionnaire and Pre Screening Development Questionnaire.
This research used presentil with cross tab data analysis, so it can be concluded that the
hypothesis of this research can be said that there tendency in relation of giving Breast milk’s
food supplement accuracy with babies growth of 9-12 months old in Watesumpak Trowulan
Mojokerto. Giving Breast milk’s food supplement well in time, type, frequency and quantity
can be influenced by education, proffesion, earning, information, society and families’
supports. These support the process of babies’ growth because it is important progress in
constructing the structure and the function of babies body so that the nutrition of babies with
its growth must be balanced to reach the proper growth.
Keywords: Breast milk’s supplement food, Growth, 9-12 months old babies
yang tepat kepada bayi pada usia tertentu.
PENDAHULUAN
ASI merupakan makanan utama dan
Makanan yang diberikan kepada bayi harus
pertama bagi bayi. Kandungan yang kaya
tepat baik jenis makanan, jumlahnya,
akan berbagai macam kebutuhan yang
hingga
diperlukan oleh bayi, semua berada dalam
2010).
ASI.
Jangka
waktu
pemberian
ASI
kandungan
gizinya
(Lituhayu,
Kenyataan yang ada yaitu masih ada
eksklusif yang terbaik bagi bayi adalah
ibu
hingga mencapai usia 6 bulan. Namun
pendamping ASI terlalu cepat atau dini
setelah
ia
sehingga membuat bayinya sering sakit-
membutuhkan makanan tambahan yang
sakitan seperti demam dan batuk pilek
dikenal sebagai makanan pendamping ASI
karena faktor pelindung ASI sedikit.
(MP-ASI). Satu hal penting yang harus
Sehingga
diperhatikan adalah pemberian makanan
menimbulkan
bayi
berusia
6
bulan,
yang
memberikan
pada
sejumlah
reaksi
alergi
makanan
anak
dan
dapat
bisa
mengakibatkan obesitas dan kegemukan
wilayah Mojokerto tercapai dengan hasil
(Yeland, 2008). Sebaliknya, masih ada ibu
1,97 % dari target yang di tentukan (SPM,
yang memberikan makanan pendamping
2009).
ASI dengan terlalu lambat. Hal ini
Dari
Studi
pendahuluan
yang
menyebabkan pertumbuhan bayi menjadi
dilakukan pada tanggal 3 maret 2014 di
lambat, cenderung kurus dan berat badan
desa Watesumpak Trowulan Mojokerto
kurang atau tidak sesuai normalnya bahkan
sebanyak 15 responden bayi dan ibu bayi
gizi buruk terjadi. Jika pemberian MP-ASI
usia 9-12 bulan bahwa 2 bayi (13%) usia 9
tidak optimal dan tidak sesuai dengan usia
dan
maka dimungkinkan perkembangan bayi
“Perkembangannya Sesuai”, 3 bayi (20%)
tidak optimal (Kalnins, 2010 dalam Yatty,
diantaranya 1 bayi (6,7%) usia 11 bulan
2011).
dan 2 bayi (13%) usia 12 bulan mengalami
10
bulan
mengalami
Berdasarkan hasil Survei Demografi
“Perkembangan Meragukan”, 3 bayi (20%)
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
diantaranya 1 bayi (6,7%) usia 9 bulan dan
2006 sebanyak 13% bayi di bawah dua
2 bayi (13%) usia 12 bulan mengalami
bulan telah diberi susu formula dan satu
“Perkembangannya
dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi
hasil wawancara menunjukan bahwa 4 ibu
makanan tambahan (Joomla, 2005 dalam
(27%) memberikan MP-ASI usia < 6 bulan
Ulfa Farah, 2012) dan Survei Demografi
dengan nasi lumat, pisang kerok maupun
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007
bubur susu, sedangkan 1 ibu (6,7%)
menunjukan 30% usia bayi yang kurang
memberikan MP-ASI usia 6 bulan dengan
dari 6 bulan mengkonsumsi selain ASI
pisang kerok, bubur sereal, nasi lumat dan
diberi makanan, 18% ASI dan susu
2 ibu (13%) memberikan MP-ASI umur >
formula, 9% ASI dan air putih serta 20%
6 bulan dengan pepaya, pisang kerok, nasi
ASI dan juice (Yatty, 2011). Data tersebut
tim.
hanya 41,2% bayi usia 6-23 bulan diberi
perkembangan
makan sesuai anjuran yakni diberi ASI,
sebabkan
lebih dari 3(tiga) kelompok makanan dan
kambuhan,
dengan
makanan
frekuensi
(Depkes,
Adanya
Menyimpang”
bayi
yang
mempunyai
stimulasi
yang
dan
mengalami
meragukan
penyakit
yang
di
yang
kurang
minimal
pemberian
diberikan ibu serta interaksi yang kurang
2010).
Sedangkan
diberikan ibu karena ibu sibuk dengan
untuk daerah Mojokerto berdasarkan data
pekerjaannya.
Sedangkan
bayi
dari SPM pada tahun 2012 bahwa indikator
mempunyai
pemberian makanan pendamping ASI 6-24
menyimpang di sebabkan karena ibu
bulan untuk keluarga miskin tahun 2012
memberikan makanan pendamping ASI
perkembangan
yang
yang
yang tidak memenuhi gizi untuk seusia
tentang “Hubungan ketepatan pemberian
bayinya akibat dari faktor ekonominya
makanan
yang kurang, stimulasi yang kurang dan
perkembangan bayi usia 9-12 bulan di
sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Desa Watesumpak Kecamatan Trowulan
Salah
satu
yang
mempengaruhi
pendamping
ASI
dengan
Mojokerto”. Tujuan penelitian ini adalah
perkembangan adalah pemberian makanan
membuktikan
(Depkes RI, 2010). Pemberian makanan
pemberian
pendamping ASI pada bayi yang terlalu
dengan perkembangan bayi usia 9-12 bulan
dini
di Desa Watesumpak Kecamatan Trowulan
dan
terlambat
dipengaruhi
oleh
beberapa faktor yaitu pendidikan ibu,
hubungan
makanan
ketepatan
pendamping
ASI
Mojokerto.
pengetahuan ibu tentang pemberian MPASI, pekerjaan ibu, dan sikap ibu dalam
pemberian MP-ASI. Pemberian makanan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
pendamping ASI yang terlalu dini pada
observasional
bayi usia 0-6 bulan dapat menyebabkan
penelitian yang digunakan case control.
gangguan
bayi
Jenis penelitian ini merupakan kebalikan
mengalami diare, gangguan menyusui
dari penelitian kohort. Populasi dalam
karena
kenyang
penelitian ini adalah seluruh ibu yang
sebelum bayi menyusui ibunya, beban
mempunyai bayi usia 9 – 12 bulan beserta
ginjalyang meningkat,
bayinya yang berjumlah 39 orang di desa
pencernaan,
bayi
sudah
yaitu
merasa
alergi
terhadap
analitik
dengan
makanan, gangguan pengaturan selera
Watesumpak
makan dan perubahan selera makan.
Mojokerto. Sampling dalam penelitian ini
Berdasarkan gangguan-gangguan tersebut,
menggunakan Non Probability Sampling
bayi yang terkena diare akan mengalami
adalah pengambilan sampel yang tidak di
penurunan status gizi, tampak lemah,
dasarkan atas kemungkinan yang dapat di
pucat, dan mengalami penurunan berat
perhitungkan, tetapi semata – mata hanya
badan
berdasarkan kepada segi – segi kepraktisan
sehingga
mempengaruhi
perkembangan bayi. MP-ASI yang di
kecamatan
desain
Trowulan
belaka.
berikan tidak tepat memberi pengaruh yang
Teknik sampling yang digunakan
kurang baik bagi kesehatan bayi termasuk
adalah sampling jenuh, Sampel dalam
perkembangannya
penelitian ini adalah Seluruh ibu yang
secara
keseluruhan
(Yatty, 2011).
memiliki bayi yang berusia 9-12 bulan dan
Berdasarkan uraian di atas maka
bayinya di desa Watesumpak, kecamatan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Trowulan Mojokerto sebanyak 39 orang,
Pada penelitian ini metode pengumpulan
(MP-ASI) secara tepat
data
Untuk
bulan sebanyak 26 responden (66,7%).
variabel independen Ketepatan Pemberian
Dari hasil penelitian di atas bahwa
MP-ASI diukur dengan menggunakan
ketepatan pemberian makanan pendamping
Kuesioner.
Sedangkan
ASI
dependen
perkembangan
menggunakan
Kuesioner.
untuk
variabel
bayi
di
sebabkan
pada bayi 9-12
karena
responden
diukur
memberikan makanan pendamping ASI
dengan menggunakan KPSP (Kuisioner
saat umur 6 bulan dengan pisang kerok dan
Pra Skrining Perkembangan).
bubur halus dengan frekuensi makan 3-4
kali
ketahui
bahwa
sehari
dengan
tambahan
makanan selingan seperti biskuit dan
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan
dalam
hasil
penelitian
sebagian
besar
di
kacang
ijo.
Pemberian
makanan
dari
pendamping ASI merupakan makanan
makanan
tambahan selain ASI yang dapat di berikan
pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia
bayi setelah berusia 6 bulan sampai berusia
9-12 bulan dengan tepat sebanyak 26
24
responden (66,7%). Sebagian besar dari
responden
responden
pendamping ASI yang tepat maka sangat
responden
memberikan
memiliki
perkembangan
responden
bayi
sesuai
sebanyak
Responden
25
Aryani,
2010).
memberikan
mempengaruhi
dari
Dengan
makanan
pertumbuhan
dan
yang
perkembangan bayi karena seluruh organ-
memberikan MP-ASI tepat usia, sebagian
organ pencernaannya sudah mampu untuk
besar bayi mengalami perkembangan yang
mengolah makanan yang yang cocok
sesuai sebanyak 23 responden (56,4%);
dengan
responden yang tidak memberikan MP-
meminimalkan kejadian diare, alergi dan
ASI tepat usia, hampir setengah bayinya
metabolisme
mengalami
meragukan
gangguan.
sebanyak 9 responden (23,1%). Sangat
Dari
sedikit
(64,1%).
dengan
bulan(
perkembangan
dari
memberikan
responden
MP-ASI
masa
usianya
sehingga
tubuh
tidak
mengalami
hasil
penelitian
Pemberian
juga
yang
tidak
menunjukan
makanan
secara
tepat
pendamping ASI yang di berikan ibu di
mengalami Perkembangan sesuai sebanyak
pengaruhi
oleh
lingkungan
sekitar
2 responden (5,1%).
rumahnya
yang
ikut-ikutan
dalam
pemberian makanan pendamping ASI dan
apalagi
PEMBAHASAN
Sebagian
besar
responden
memberikan makanan pendamping ASI
salah
mendukung
satu
anggota
pemberian
keluarga
makanan
pendamping ASI walaupun belum belum
berumur
6
bulan
memikirkan
penelitian responden pendidikannya hanya
dampak ke depannya. Pemberian makanan
tingkat SMA dan sebagian responden
pendamping
bentuk
setelah SMA juga langsung bekerja dan
perilaku terbuka (Overt behaviour) yang
bahkan ada yang langsung menikah.
dapat dilihat, diamati orang lain dari luar
Menurut Kuntjoroningrat, makin tinggi
dan dipengaruhi oleh faktor dari dalam
tingkat pendidikan seseorang, maka makin
individu,
individu,
mudah menerima informasi. Sebaliknya
diantaranya umur, pendidikan, pekerjaan
pendidikan yang kurang akan menghambat
serta adanya informasi tentang makanan
perkembangan sikap seseorang terhadap
pendamping ASI ( Notoadmojo, 2005).
nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Yatty,
Ketepatan
makanan
2011). Walaupun responden sebagian besar
pendamping ASI di sebabkan berbagai
hanya sampai berpendidikan SMA saja tapi
macam faktor, diantaranya telah mendapat
responden
informasi tentang makanan pendamping
tepat dari sumber yang ada seperti bidan,
ASI. Meski responden sebagaian besar
perawat, dokter bahkan dari media televisi,
mengenyam
radio
ASI
yaitu
tanpa
merupakan
karakteristik
pemberian
pendidikan
dasar
yaitu
mendapatkan informasi yang
dan
internet
akan
perilaku
dalam
sebagian besar adalah lulusan SMA,
mempengaruhi
karena di tunjang dari kematangan usia
pemberian
sehingga mampu berpikir dewasa dan
sehingga
adanya informasi yang benar tentang
secara positif dan melakukan pemberian
Makanan pendamping ASI dari tenaga
makanan pendamping ASI dengan tepat
kesehatan sehingga responden memberikan
usia.
makanan pendamping ASI secara tepat dari
waktu,
jenis,
pemberian.
frekuensi
responden
pendamping
dapat
ASI
menyikapi
Di ketahui bahwa sebagian besar dari
responden
memiliki
dengan
dapat
di
responden (64,1%). Dari hasil penelitian
karakteristik
juga menjelaskan bahwa perkembangan
responden, seperti umur, pendidikan dan
sesuai yang di alami bayi karena ibu sering
pemberian informasi tentang Makanan
memberikan
pendamping ASI.
umurnya, makanan yang tepat untuk
pendamping
ASI
berdasarkan
Berdasarkan
stimulasi
sebanyak
yang
25
sesuai
penelitian
bayinya sesuai gizi yang di butuhkan bayi,
diketahui bahwa hampir setengah dari
faktor genetik dari saudara-saudaranya
responden berpendidikan SMA sebanyak
yang dulu mempunyai perkembangan yang
16
cepat dan tepat usianya. Perkembangan
responden
(41,0
hasil
sesuai
bayi
perkembangan
jelaskan
lanjut
jumlah
makanan
pemberian
makanan
Lebih
dan
dari
yang
%).
Dari
data
adalah bertambahnya struktur dan fungsi
responden (69,2 %). Dari hasil penelitian
tubuh
dalam
bahwa responden yang yang tidak bekerja
kemampuan gerak kasar, halus, bicara, dan
karena ibu ingin fokus merawat bayinya
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian
serta dapat memantau pertumbuhan dan
(Kemenkes, 2010). Tahap perkembangan
perkembangannya. Dari segi pekerjaan,
seorang anak mengikuti pola yang teratur
menurut Yatty 2011 dalam Markum
dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak
(1991),
bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih
kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi
dahulu
ibu-ibu
yang
lebih
mampu
kompleks
membuat
lingkaran
bekerja
akan
umumnya
merupakan
mempunyai
pengaruh
sebelum membuat gambar kotak, anak
terhadap kehidupan keluarga. Sebagian
mampu berdiri sebelum berjalan, ketika
besar responden tidak bekerja memiliki
anak melihat mainan dengan beraneka
waktu luang yang lebih besar bersama
ragam, anak mempersepsikan dalam otak
anak. Namun hal itu tidak akan terlaksana
nya bahwa dia ingin memainkannya.
jika kesibukan mengurus rumah tangga
Begitu juga perkembangan bayi usia 9
lebih prioritas sehingga mengurangi waktu
bulan tidak akan langsung bisa melakukan
bersama anak dan kurangnya pengetahuan
tahapan perkembangan bayi usia 14 bulan
stimulasi
karena ada tahapan-tahapan umum tertentu
responden ibu tidak mampu meningkatkan
yang berproses sesuai dengan kematangan
perkembangan
fisik anak. Hal itu juga dipengaruhi oleh
perkembangan menjadi meragukan atau
latar belakang responden ibu seperti
bisa terjadi penyimpangan. Maka dari itu
pekerjaan, paritas, umur bayi, serta jenis
peran ibu sangat penting dalam pencapaian
kelamin dari bayi. Pekerjaan menunjukan
perkembangan anak yang sesuai.
tingkat sosial ekonomi seseorang yang
perkembangan
menyebabkan
anaknya,
sehingga
Sebagian besar dari responden adalah
membentuk cara pandang tertentu terhadap
Multipara
suatu
paritas
sebanyak 20 responden (51,3 %). Dari
menunjukan pengalaman sebagai sumber
hasil penelitian bahwa responden ingin
inspirasi untuk mendapatkan pemahaman
mempunyai anak 2-3 orang dan responden
tentang suatu masalah sedangkan jenis
memantau
kelamin
perkembangannya
masalah,
sebagai
sedangkan
acuhan
dalam
(memiliki
lebih
pertumbuhan
setiap
dua-lebih)
dan
bulan.
membedakan pemahaman tentang suatu
Pengalaman merupakan guru yang terbaik
masalah.
pepatah tersebut dapat diartikan bahwa
Di ketahui bahwa sebagian besar dari
responden tidak bekerja sebanyak 27
pengalaman
merupakan
sumber
pengetahuan atau pengalaman itu suatu
cara
untuk
memperoleh
kebenaran
sedikit lebih banyak dari pada bayi
pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman
perempuan karena energi yang dibutuhkan
pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
juga berbeda dan energi yang di butuhkan
untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
laki-laki
dilakukan dengan cara mengulang kembali
pemberian
pengalaman
untuk
harus tepat waktu, jenis, frekuensi dan
memecahkan permasalahan yang dihadapi
jumlah yang di berikan. Berdasarkan tabel
pada masa lalu ( Notoatmojo, 2005 ).
4.10
Begitu juga seorang ibu saat memiliki bayi
memberikan makanan pendamping ASI
untuk kedua kalinya atau lebih yang
(MP-ASI) secara tepat pada bayi usia 9-12
pastinya akan memiliki pengalaman yang
bulan, sebagian besar bayi mengalami
dijadikan pelajaran untuk mengawasi masa
perkembangan yang sesuai sebanyak 23
pertumbuhan dan perkembangannya untuk
responden (59,0%). Dari hasil penelitian
yang
yang
yang
lebih
baik
diperoleh
sehingga
tahapan
juga
di
di
lebih
makanan
ketahui
dapat
banyak,
maka
pendamping
ASI
bahwa
bahwa
responden
ibu
sudah
perkembangan bayi akan teratur sesuai
memberikan makanan pendamping ASI
proses
hal
berumur 6 bulan dengan jenis yang sesuai
tersebut tidak terlepas dari faktor lainnya
gizi bayi dan perkembangan yang sesuai
yang menjadikan perkembangan bayi bisa
pada aspek gerak kasar, gerak halus, bicara
meragukan.
dan bahasa serta kemandirian sesuai usia
perkembangannya.
Namun
Sebagian besar dari responden jenis
bayi.
Makanan
pendamping
ASI
kelamin bayi adalah Laki-laki sebanyak 21
merupakan makanan peralihan dari ASI
responden (53,8 %). Dari hasil data
dengan makanan keluarga (Proverawati,
penelitian yang di dapat bahwa responden
Atikah dan Siti Asfuah, 2009). Peranan
mengatakan
yang
makanan pendamping ASI sama sekali
diberikan anak laki-laki lebih banyak
bukan untuk menggantikan ASI yang di
ketimbang bayi perempuan sehingga berat
berikan pada bayi usia 6-24 bulan (Hayati,
badannya
secara
2009). Kurangnya pemberian makanan
bertahap dan saat menggendong ibu terasa
pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan
berat.
bisa
asupan
pun
makanan
perbulan
naik
Fungsi reproduksi pada anak
perempuan
berkembang
lebih
cepat
menyebabkan
perkembangan
mental,
terganggunya
terganggunya
daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati
pertumbuhan badan, serta terdapatnya
masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki
berbagai
akan lebih cepat (Kemenkes, 2010). Begitu
merupakan akibat langsung maupun tidak
juga dengan asupan MP-ASI bayi laki-laki
langsung dari kurang gizi. Jika pemberian
jenis
penyakit
pada
bayi
MP ASI tidak optimal dan tidak sesuai
tepat akan meminimalkan bayi untuk
dengan
dimungkinkan
terjadi meragukan apalagi keterlambatan.
perkembangan motorik kasar bayinya tidak
Jadi faktor yang lain perlu diimbangi untuk
optimal ( Kalnins, 2010 dalam Yatty,
menghasilkan perkembangan yang sesuai.
usia,
maka
2011).
Responden yang tidak memberikan
Responden memberikan makanan
pendamping
yang
tepat
secara
tepat
mengalami
yang
Perkembangan meragukan sebanyak 2
meragukan
responden (5,1%). Dari data penelitian
sebanyak 3 responden (7,7%). Dari hasil
bahwa responden memberikan makanan
penelitian
Perkembangan
pendamping ASI sebelum usia 6 bulan dan
meragukan yaitu pada aspek gerak kasar
aspek perkembangan yang belum di capai
seperti bayi 9 bulan yang belum bisa duduk
adalah bayi belum bisa bicara dan bahasa
sendiri, berdiri dengan bantuan juga belum
dan gerak kasar . Pemberian makanan
bisa. Hal ini dapat di pengaruhi karena
berumur lebih dari 6 bulan tidak di beri
adanya, stimulasi yang kurang karena ibu
makanan
lebih banyak bekerja dan bayinya di
pertumbuhan dan perkembangannya akan
titipkan ke neneknya, pemberian makanan
mengalami
yang
dengan
Akibat dari pemberian yang tidak tepat
usianya, pendapatan ibu yang kurang
maka menyebabkan kurangnya asupan gizi
sehingga ibu memberikan makanan yang
dan kalori yang dibutuhkannya untuk
sesuai dengan ekonomi yang ada seperti
melakukan perkembangan selanjutnya dari
halnya. Pemberian makanan pendamping
gerakan kasar, kemampuan bicara dan
ASI diberikan sebelum usia 6 bulan, maka
bahasa
dapat menyebabkan penyerapan ASI yang
menopang kepala, menahan berat tubuh
kurang maksimal. Kurangnya pemberian
untuk
ASI akibat bayi telah diberi MP ASI juga
bermain “CILUK BA”, mengucapkan 2 1-
menyebabkan berbagai masalah seperti
2 kata maka sehingga stimulasi dan
sistem pencernaan bayi akan mengalami
perbaikan makanan yang baik dan sesuai
gangguan sehingga akan mendatangkan
gizi bisa di atur dan dukungan dari
beberapa penyakit seperti mencret, sakit
keluarga dan lingkungan
perut,
imbang karena mempengaruhi satu sama
mengalami
ASI
MP-ASI
perkembangan
bahwa
belum
diare,
mempengaruhi
memenuhi
gizi
sembelit
cadangan
sehingga
untuk
perkembangan selanjutnya (Aryani, 2010).
Pemberian makanan pendamping ASI yang
pendamping
gangguan
serta
ASI,
(Aryani,
kemandirian,
merangkak,
berdiri,
maka
2010).
seperti
berjalan,
yang harus
lain.
Responden yang tidak memberikan
MP-ASI
secara
tepat
mengalami
Perkembangan
sesuai
sebanyak
2
SIMPULAN
responden (5,1%). Dari data penelitian
1. Pemberian makanan pendamping ASI (
yang di dapat responden memberikan
MP-ASI) pada bayi usia 9-12 bulan di
makanan pendamping ASI sebelum bayi
Desa
berumur 6 bulan dengan di berikan pisang
Trowulan Mojokerto, sebagian besar
kerok
aspek
memberikan makanan pendamping ASI
terlampaui
( MP ASI ) pada bayi 9-12 bulan tepat
dan
susu
perkembangan
formula
yang
ada
dan
Watesumpak
Kecamatan
keseluruhanya tapi aspek gerak kasar
usia sebanyak 26 responden (66,7%).
sering menjadi hambatan. Banyak hal yang
2. Perkembangan motorik kasar pada bayi
mempengaruhi perkembangan antara lain
usia 9-12 bulan di Desa Watesumpak
dari faktor internal seperti umur, keluarga
Kecamatan
dll,; faktor eksternal seperti gizi, radiasi,
sebagian besar memilki bayidengan
endokrin,
perkembangan
psikologi
ibu
dll;
faktor
persalinan dan faktor pasca persalinan
(Kemenkes,
2010).
Meski
tidak
Trowulan
Mojokerto
Sesuai
sebanyak
24responden (64,1%).
3. Berdasarkan hasil tabulasi silang di atas
memberikan MP ASI secara tepat usia,
dapat
namun faktor-faktor lain diluar MP ASI
hipotesis dalam penelitian ini dapat
yang bersifat positif tampaknya lebih
dikatakan ada kecenderungan hubungan
dominan
ketepatan
mempengaruhi
perkembangan
ditarik
kesimpulan
bahwa
pemberian
makan
bayi. Hal ini dapat terjadi jika perhatian
pendamping ASI dengan perkembangan
ibu maksimal terhadap bayi. Ibu rutin
bayi
melakukan stimulasi untuk meningkatkan
Watesumpak
perkembangan bayi, mengingat sebagian
Mojokerto.
usia
9-12
bulan
Kecamatan
di
Desa
Trowulan
besar ibu tidak bekerja, sehingga memiliki
waktu luang yang cukup banyak. Dapat
juga karena kondisi pranatal yang baik,
seperti ibu mencukupi kebutuhan gizinya
dengan baik saat fase kehamilan maupun
akibat status kesehatan anak yang cukup
baik, stres yang positif, sanitasi lingkungan
yang baik itu juga sangat berperan
sehingga perkembangan bayi mengalami
kesesuaian.
SARAN
1. Bagi
Ibu,
dalam
penelitian
ini
makanan pendamping ASI menjadi
faktor
yang
perkembangan.
kedepannya,
mempengaruhi
Untuk
peneliti
ke
dari
arah
selanjutnya
supaya menjadikan hasil penelitian ini
sebagai data dasar bagi penetilian
selanjutnya mengenai faktor lain yang
mempengaruhi
perkembangan
bayi
usia
2.
9-12
,misalnya
bermacam-macam menu. Selain itu
dihubungkan dengan motivasi ibu
untuk memotivasi ibu memberikan
dalam memberikan MP ASI maupun
MP ASI,tenaga kesehatan bekerja
dikaitkan dengan perkembangan.
sama dengan pihak ketiga dapat
Bagi Responden, Responden agar
menyelenggarakan lomba balita sehat,
dapat meningkatkan pengetahuannya
lomba menciptakan menu balita dan
hingga pada taraf aplikasi tentang
sebagainya.
pemberian
bulan
makanan
pendamping
Pada penelitian ini bisa di jadikan
ASImelalui berbagai sumber informasi
bahan
tentang Makanan pendamping ASI
pengetahuan bagi mahasiswa lain yang
terutama
dari
tenaga
kesehatan
akan mengajukan tugas skripsi.
maupun
media
massa.
Ibu
sebaiknya
meningkatkan
stimulasi
memiliki perkembangan sesuai. Bagi
responden yang memiliki bayi dengan
perkembangan yang meragukan dan
menyimpangan, sebaiknya perlu di
konsultasikan pada tenaga kesehatan
agar meminimalkan kejadian tersebut
serta mendapatkan solusi yang tepat
untuk menghasilkan perkembangan
yang sesuai.
Tenaga
kesehatan
lebih
mengembangkan kegiatan kesehatan
bayi
seperti diadakan penyuluhan
Makanan pendamping ASI berkaitan
dengan cara pemberian, pengolahan
dengan memanfaatkan bahan makanan
lokal serta penyajian yang dapat
mengandung
selera
makan
bacaan
dan
tambahan
juga
bayisesuai umurnya agar anak dapat
3.
4.
bayi.
Dengan cara tersebut ibu responden
mampu mengeluarkan ketrampilannya
dalam mengolah makanan bayi dengan
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, Mia Siti. 2009.Seri Buku Pintar
Ibu Baby's Corner Kamus bayi 0-12
Bulan . Jakarta: PT Luxima Metro
Media, 2009
Aryani, Wahyu. 2010.Aneka Menu Sehat
bayi. Yogyakarta: Insania, 2010
Arikunto,
Prof.
Dr.
Suhartini.
2006.Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Arumningtyas, Restu Maharani. 2010.
Hubungan Jenis Asupan Makanan
Pendamping ASI Dominan dengan
Perkembangan Anak usia 6-24
bulan. Skripsi sarjana kedokteran
fakultas kedokteran Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta.
http://digilib.uns.ac.id diakses 08
Februari 2014
Asfuah, Atikah Proverawati dan Siti.
2009.Buku
Ajar
Gizi
Untuk
Kebidanan.
Jogjakarta:
Nuha
Medika, 2009
Azwar, Saifuddin.2007. Sikap Manusia
Teori
dan
pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Danim, Prof. Dr. Sudarwan. 2007.Metode
Penelitian Ilmu-Ilmu Perilaku .
Jakarta: Bumi Aksara
Lituhayu, Rivanda. 2008. A-Z Tentang
Makanan
Pendamping
ASI.
Yogyakarta: Genius Publiser
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman
Umum
Pemberian
Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
Lokal. Jakarta: Depkes RI
LPPM STIKES Bina Sehat PPNI
Mojokerto.2013. Buku Panduan
Penyusunan KTI dan Skripsi.
Mojokerto: LPPM
Depkes RI. 2010.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/in
dex.php/pgm/article/view/142 di
akses 23 Februari 2014
Marimbi,
Hanum.
2010.
Tumbuh
Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi
Dasar Balita. Jogjakarta : Nuha
Medika
Fathoni, A. 2005. Metodologi Penelitian &
Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:
Rineka Cipta
Nasution, S. 2009. Metodh Research :
Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi
Aksara
Hayati, Aslis Wirda. 2009.Buku Saku Gizi
Bayi. jakarta: EGC, 2009
Notoatmojo,
Prof.
Dr.
Soekidjo.2012.Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,
2012
Hidayat, A. A. 2008. Riset Keperawatan
dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika
Indiarti, MT. 2009. Your baby Day Baby
Perkembangan Bayi Sehat 0-3 tahun.
Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2009
Kemenkes
RI.
2010.
Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak
Di
Tingkat
Pelayanan
Kesehatan Dasar. Jakarta : Indonesia
Sehat
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Purnamasari, Ariavita. 2006. Kamus
Perkembangan Bayi dan Balita.
Jakarta: Erlangga
Rusilanti, Mutiara Dahlia dan. 2008. Bubur
Sehat Pendamping ASi. Jakarta:
Agro Media Pustaka
Sari,
Lawson, Dr. Margaret. 2009. Makanan
Sehat Untuk Bayi dan Balita. Jakarta:
Dian Rakyat, 2009
Lewis, Sara. 2011. Menyiapkan Makanan
Bayi. Jakarta: Erlangga
Lisa,
Ulfa Farrah. 2012. Hubungan
Pemberian ASI Ekslusif dengan
Perkembangan Motorik Kasar Balita
di
Kelurahan
Brontokusuman
Kecamatan Mergangsan Yogyakarta.
Banda Aceh : Jurnal Ilmiah STIKES
U'Budiyah, 2012
Aninggar
Citra
dan
Ana
Wigunantiningsih. 2010. Hubungan
ibu tingkat Menyusui dengan
Ketepatan Pemberian Makanan
Pendamping ASI. Semarang : jurnal
ilmiah AKBID MITRAHUSADA
KARANGANYAR, 2010
Setiawati, Santun dan Agus Citra
Dermawan.
2009.
Ketrampilan
khusus Praktik Keperawatan Anak.
Jakarta: EGC
Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. 2010.
Dasar Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Jakarta: Sagung Seto
Sudarlasih, Feni. 2010. Optimal Mengurus
Segala Kebutuhan dan Masalah Bayi
sehari-hari Bayi Anda. Jogjakarta :
Garailmu
Sugiyono.
2013.
Statistika
untuk
Penelitian. Bandung: AlfaBeta
Sukarmin, Sujono Riyadi dan. 2009.
Asuhan Keperawatan Pada Anak.
Jogjakarta: Graha Ilmu
Supartini, Yupi. 2004. Konsep dasar
Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Yatty, Rosdiana Linda. 2011. Hubungan
pemberian
MP-ASI
dengan
perkembangan, Motorik. Kasar bayi
usia 9-12 bulan didesa Besuki Kec
Jabon Kabupaten Sidoarjo. Skripsi
STIKES BINA SEHAT PPNI,
MOJOKERTO
Yeland, Anne. 2008. 18 bulan Pertama.
Jakarta: Dian Rakyat
Download