Standar 3 Identifikasi ibu hamil 1. 2. 3. 4. Tujuan: mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan. Syarat: Bidan bekerja sama dengan tokoh dan kader untuk menentukan ibu hamildan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kehamilannya secara dini dan teratur. Bidan harus memahami -Tujuan pelayanan antenatal dan alasan ibu tidak memeriksakan kehamilannya secara dini. -Tanda dan gejala kehamilan;dan -Keterampilan berkomunikasi secara efektif. Bahan penyuluhan kesehatan yang sudah siap digunakan. Mencatat hasil pemeriksaan pada KMS ibu hamil dan kartu ibu. Proses: 1. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan 2. 3. 4. masyarakat secara teratur untukmenjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil,suami,keluarga maupun masyarakat. Bersama kader kesehatan mendata ibu hamil serta memotivasinya agar memeriksakan kehamilan sejak dini (segera setelah terlambat haid/diduga hamil) Melalui komunikasi dua arah dengansekelompok ibu,dibahas manfaat pemeriksaan kehamilan Melalui komunikasi duaarah dengan pamong ,tokoh masyarakat dan dukun bayi jelaskan prosedur pemeriksaan kehamilan yang diberikan. Lanjutan….. 5. Tekanan bahwa tujuan pemeriksaan 6. 7. 8. 9. kehamilan adalah ibu dan bayi yang sehat pada akhir kehamilan. Berikan penjelasan kepada seluruh ibu tentang tanda kehamilan,dan fungsi organ reproduksinya. Bimbing kader untuk mendata/mencatat semua ibu hamil di daerahnya. Perhatikan ibu bersalin yang tidak pernah memeriksakan kehamilannya. Jelaskan dan tingkatkan penggunaan KMS ibu hamil dan kartu ibu. Standar 4 Pemeriksaan dan pemantauan antenatal Tujuan: Memberikan pelayanan dan pemantauan antenatal berkualitas. Syarat: 1. Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk penggunaan KMS ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan ( kartu ibu ) 2. Alat pelayanan antenatal tersedia dalam keadaan baikdan berfungsi,antara lain: stetoskop, tensimeter, meteran kain, timbangan, penguku lingkar lengan atas, stetoskop janin. Lanjutan…… 3. Tersedia obat danbahan lain, misalnya : vaksin TT, tablet besi danasam folatdan antimalaria (pada daerah endemis malaria). 4. Menggunakan KMS ibu/kartu ibu 5. Terdapat sistemyang berfungsi dengan baik, yaitu ibu hamil resiko tinggi atau mengalami komplikasi dirujuk agar mendapatkan pertolongan yang memadai. Proses: 1. Bersikap ramah,sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan. 2. Pada kunjungan pertama, bidan: Melakukan anamnesis riwayat dan mengisi KMS ibu hamil/kartu ibu secara lengkap. Memastikan bahwa kehamilan itu di harapkan. Tentukan hari taksiran persalinan (HTP). Jika hari pertama haidterakhir (HPHT) tidak diketahui,tanyakan kapan pertama kali irasakan pergerakan janin dan cocokan dengan hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri. Jelaskan bahwa hari taksiran persalinan hanyalah suatu perkiraan. Memeriksa kadar Hb Berikan imunisasi TT (Tetanus toksoid, sesuai dengan ketentuan). Lanjutan…..Proses 3. Pada setiap kunjungan, bidan harus: Menilai keadaanumum (fisik) dan psikologis ibu hamil. Memeriksa urine untuk tes protein danglukosa urine atas indikasi. Bila ada kelainan, ibu dirujuk. Mengukur berat badan dan lingkar lengan atas Mengukur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau berbaring dengan mengganjal punggung kiri dengan bantal. Periksa Hb pada kunjunganpertama dan pada kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia. Tanyakan apakah ibu hamil meminum tablet zat besi sesuai dengan ketentuan dan apakah persediaannya cukup. Tablet zat besi berisi 60 Mg zat besi dan 0,5 Mg asam folat paling sedikit diminum 1 tablet sehari selama 90hari berturut-turut. Ingatkan ibu hamil agar tidak meminumnya dengan teh atau kopi. Lanjutkan…Proses Tanyakan dan periksa tanda/gejala penyakit menular seksual ( PMS ), dan ambil tindakan sesuai dengan ketentuan. Lakukan pemeriksaan fisik ibuhamil secara lengkap. Periksa payudara, lakukan penyuluhan dan perawatan untuk pemberian ASI eksklusif. Pastikan bahwa kandung kencing ibu kosong. Ukur tinggi fundus uteri dalam cm dengan menggunakan meteran kain ( tinggi fundus sesudah kehamilan kebih dari 24 minggu sama dengan umurkehamilan dalam cm, bila diambilukuran tinggi fundus dari simphisis pubis sampai ke fundus uteri. Dengarkan denyut jantung janin dantanyakan apakah janin sering bergerak. Rujuk jika tidak terdengar atau pergerakanjanin menurun pada bulan terakhir kehamilan. Lanjutkan…Proses Beri nasehat tentang cara perawatan diri selama kehamilan, tanda bahaya pada kehamilan, kurang gizi dan anemia. Dengarkankeluhan yang di sampaikan ibu dengan penuh minat dan beri nasehat atau rujuk bila di perlukan. Bicarakan tentang tempat persalinan, persiapan transportasi untuk rujukan jika di perlukan. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil / kartu ibu. Pelajari semua temuan untuk menentukan tindakan selanjutnya, termasuk rujukan atau fasilitas rujukan / RS . Standar 5 Palpasi Abdomen Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama &melakukan palpasi untuk menentukan usia kehamilan Bila usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin & masuknya kepala janin ke rongga panggul untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu Syarat: 1. Bidan telah dididik tentang prosedur tentang 2. 3. 4. 5. palpasi abdominal yang benar. Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik. Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat. Menggunakan KMS Ibu Hamil/Kartu ibu untuk pencatatan. Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan. Proses: 1. Melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal. 2. Tanyakan pada ibu hamil sebelum palpasi; apa yang dirasakannya, apakah janinnya bergerak, kapan HPHT atau kapan pertama kali merasakan pergerakan janin. 3. Sebelum palpasi abdominal, mintalah ibu hamil untuk mengosongkan kandung kencingnya. 4. Baringkan ibu hamil terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga bantal. Jangan membaringkan ibu hamil terlentang dengan punggung datar, karena berat uterus dapat menekan pembuluh darah balik ke jantung sehingga akan mengakibatkan pingsan. Lanjutan…..Proses 5. Pemeriksaan abdomen: adakah parut (tanyakan penyebabnya), tanda-tanda kehamilan sebelumnya, tanda-tanda peregangan uterus yang berlebihan atau kehamilan ganda (perut terlalu besar, banyak bagian janin yang teraba, terabanya lebih dari satu kepala janin). Catat semua temuan dan segera rujuk ke rumah sakit jika ditemukan bekas bedah sesar, tanda berlebih/kurangnya cairan amnion atau kehamilan ganda. 6. Perkiraan usia kehamilan. Stlh mgg ke-24, cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan metline. 7. Ukur dengan metline dari simfisis pubis ke fundus uteri; catat hasilnya dalam cm. Jika hasilnya berbeda dengan perkiraan umur kehamilan (dalam minggu) lebih dari 3 cm, atau pertumbuhan janin lambat/tidak ada, ibu perlu dirujuk. 8. Lakukan palpasi dengan hati-hati untuk memeriksa letak janin. (Seharusnya memanjang. Jika tidak, dan usia kehamilan 36 minggu atau lebih, rujuk ke rumah sakit). Lanjutan ……Proses 9. Dengan menggunakan dua tangan, lakukan palpasi abdominal untuk menentukan bagian bawah janin. (Kepala teraba keras dan lebih besar dibandingkan bokong. Jika kepala teraba di fundus uteri, biasanya melenting). 10. Pada trimester ketiga, jika bagian bawah janin bukan kepala, persalinan harus dilakukan di rumah sakit. 11. Setelah umur kehamilan 37 minggu, tetutama pada kehamilan pertama, periksa apakah telah terjadi penurunan kepala janin. (Kepala janin sudah melewati pintu atas panggul atau kepala janin teraba hanya dua jari di atas pintu atas panggul). Jika tidak, mintalah ibu hamil duduk, dan lihatlah apakah kepala janin bisa masuk ke panggul. Bila kepala tidak masuk ke panggul, rujuklah ibu ke rumah sakit. Lanjutan… Proses 12.Periksa letak punggung janindan dengarkan denyut jantung janin. (Dengarkan selama satu menit penuh, perhatikan kecepatan dan iramanya). Jika pada bulan terakhir kehamilan tidak ditemukan denyut jantung janin, atau pergerakan janin sangat lemah, rujuklah ibu ke rumah sakit. 13.Bicarakan hasil pemeriksaan dengan ibu hamil, suami atau anggota keluarga yang mengantarkannya. 14.Catat semua temuan, pelajari dan jika ada kelainan segera rujuk ke puskesmas atau ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan. Standar 6 Pengelolaan anemia pada kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan (identifikasi), penanganan dan rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Syarat: 1. Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan 2. Bidan mampu: - 3. 4. 5. 6. mengani dan mengelola anemia pada kahamilan memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia Alat untuk mengukur kadar Hb yang berfungsi dengan baik Tersedia tablet zat besi atau asam folat Obat anti malaria (didaerah endemis malaria ) Menggunakan KMS ibu hamil / kartu ibu Proses: 1. memeriksa kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan perttama dan pada minggu ke 28. Hb dibawah 11 gr % pada kehamilan termasuk anemia ,dibawah 8 mg% adalah anemia beerat .bila alat pemeriksa tidak tersedia, periksa kelopak mata dan perkirakan ada tidaknya anemia. 2. beri tablet zat besi pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selam 90 hari berturut-turut. Bila Hb kurang dari 11 gr % teruskan pemberian tablet zat besi. 3. beri penyuluhan gizi setiap kunjungan Antenatal, tentang perlunya minum tablet zat besi, makanan yang mengandung zat besi dan kaya viamin C serta menghindari minum kopi dalam 1 jam sebelum atau sesudah makan. 4. jika prevalensi malaria tinggi selalu ingatkan ibu hamil unutk berhati-hati agar tidak tertular penyakit malaria. Beri taablet anti malaria sesuai dengan ketentuan. Lanjutan…Proses 5. jika ditemukan atau diduga anemia (bagian dalam kelopak 6. 7. 8. 9. mata pucat) berikan 2-3 kali 1 tablet zat besi perhari. rujuk ibu hamil dengna anemia untuk pemeriksaan terhadap penyakit cacing atau penyakit lainnya dan sekaligus unnutk pengobatannya. jika diduga ada anemia berat, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebruan, kelopak mata sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya. Ibu hamil dengan anemia pada TM III perlu di beri zat besi dan asam folat secara IM. rujuk ibu hamil dengan anemia berat dan rencanakan untuk bersalin di RS. sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan. Standar 7 Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Syarat: 1. Bidan melakukan pemeriksaan kahamilan secara teratur temasuk pengukuran tekanan darah. 2. Bidan mampu : - Mengukur tekanan darah dengan benar. - Mengenali tanda-tanda preeklamsi. - Mendeteksi hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan. 3. Tensimeter berfungsi dengan baik. 4. Menggunakan KMS ibu hamil atau kartu ibu. Proses: 1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan termasuk pengukuran tekanan darah dengan teknik yang benar. 2. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari apakah tensimeter berrfungsi dengan baik. 3. Ukur tekanan darah pada lengan kiri, posisi ibu hamil duduk dan berbaring dengan bagian kiri punggung diisangga dengan bantal : - Letakkkan tensimeter di tempat yang datar, setinggi jantung ibu hamil. - Gunakan ukuran manset yang sesuai. 4. catat tekanan darah. Lanjutan…..Proses 5. jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg atau peningkatan diastol 15 mmHg atau lebih, ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam. Bila tetap berarti ada kenaikan tekanan darah. Periksa adannya oedema, terutama pada wajah, tungkai wajah atau tulang kering dan daerah sakral,. 6. bila ditemuka hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan unri terhadap albumin pada setiap kali kunjungan. 7. rujuk ibu hamil ke rumah sakit: - Kenaikan tekanan darah dengan proteinuria atau tanpa oedema. - Oedema pada punggung tangan atau wajah yang timbul mendadak. NB: bila ibu tidak dirujuk dan kenaikan tekanan darah 160/110 mmHg, berikan metildopa 250mg peroral. Dilanjutkan dengan dosis yang sama setiap 8 jam. Lanjutan….Proses 8. Segera rujuk ibu hamil ke RS jika : - Tekanan darah sangat tinggi(misalnya diatas 160/110 mmHg), atau lebih. - Kenaikan tekanan darah terjadi secara tiba-tiba. - Berkurangnya air seni (sedikit dan berwarna gelap) - Oedema berat yang timbul mendadak, khususnya pada daerah wajah atau daerah sacral atau punggung bawah atau prooteinuria. NB : jika ibu tidak di rujuk berikan bolus MgSO4 2 g IV dilanjutkan dengan MgSO4 4 g IM setiap 4 jam dengan Nifedifin 10 mg peroral dilanjutkan 10 mg setiap 4 jam. 9. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema ,maka pantaulah tekanan darah,periksa urine terhadap proteinuria dan denyut janyung janin dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudaah 6 jam istirahat. 10. Jika tekanan darah tetap naik,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan, walaupun tdk ada edema atau proteinuria. Lanjutan….Proses 11.Jika tekanan darah kembali normal ,atau kenaikanya kurang dari 15 mmHg : - Beri penjelasan pada ibu hamil,suami atau keluarga nya tentang tanda-tanda eklamsia yang mengancam,khusus nya sakit kepala,pandangan kabur,nyeri ulu hati dan pembekakan mendadak pada kaki/punggung/wajah. - Jika tanda tersebut ditemukan ,segera rujuk ke rumah sakit 12. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami atau keluarganya. 13. Catat semua temuan dengan pada KMS ibu hamil atau kartu ibu. Standar 8 Persiapan Persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami dan keluarganya pada TM III Memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasanan yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik Memastikan persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan Syarat: 1. Adanya ketentuan indikasi persalinan yang 2. 3. 4. 5. harus di rujuk dan berlangsung di RS. Alat untuk pelayanan antenatal tersedia dalam keadaan yang berfungsi. Alat untuk persalinan tersedia dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi kedaruratan. Menggunakan KMS ibu hamil atau kartu ibu dan partograf. Proses: 1. mengatur pertemuan ibu hamil dan suami atau keluarga pada TM III untuk membicarakan tempat persalinan dan hal yang perlu di ketahui dan dipersiapkan. 2. melaksanakan seluruh pemeriksaan antenatal, termasuk anamnesis dan riwayat obstetri secara rinci sebelum memberikan nasihat. 3. memberikan informasi agar mengetahui saat akan melahirkan dan kapan harus mencari pertolongan termasuk pengenalan tanda bahaya (ketuban pecah sebelum waktunya dan perdarahan pada kehamilan yang bukan darah lendir normal/show perlu pertolongan secepatnya). Lanjutan….Proses 4. Jika direncanakan persalinan dirumah atau didaerah meliputi : - Berikan ibu hamil perlengkapan yang diperlukan untuk persalinan yang bersih dan aman. Paling sedikit tersedia tempat yang bersih untuk ibu yang berbaring sewaktu bersalin, sabun yang baru, air yang bersih dan handuk yang besih untuk cuci tangan, kain bersih dan hangat untuk membersihkan dan mengeringkan bayi serta ruangan yang bersih dan sehat. - Atur agar ada orang yang dipilih oleh ibu sendiri untuk kmembantu persalinan (harus disepakati tentang bagaimana dan kemana merujuk jika terjadi kegawat daruratan). - Beri penjelasan kepada ibu hamil kapan memanggil bidan (jika ketuban pecah atau timbulnya rasa mulas yang teratur). -Sebagai persiapan untuk rujukan atur transportasi ke RS bersama ibu hamil atau suami dan keluarganya (termasuk persetujuan jenis dan biaya tranportasi yang diperlukan dalam keadaan darurat) Lanjutan …Proses 5. Jika direncanakan persalinan di RS atau tempat lainnya : - Beri penjelasan pada ibu hamil dan suami atau keluarganya tentang kapan ke RS dan perlengkapan yang diperlukan. - Ibu hamil dengan kondisi di bawah ini, sebaiknya dianjurkan untuk melahirkan di RS : pernah mengalami persalinan sulit atau lahir mati, Pernah menjalani SC, Anemia berat, Penyakit kronis seperti DM, jantung, asma berat, Pedarahan ante partum, Preeklamsi pada kehamilan sekarang, kelainan letak atau posisi janin, Kehamilan gemeli, kehamilan ke 5 atau lebih terutama pada ibu hamil dengan status sosial yang rendah atau kurang energi kronis, primigravida sangat muda (dibawah 15 tahun) atau multiparitas dengan usia diatas 40 tahun, Kehamilan kurang