ANALISA PENGARUH VISIBILITY, CREDIBILITY, ATTRACTION

advertisement
ANALISA PENGARUH VISIBILITY, CREDIBILITY, ATTRACTION DAN
POWER CELEBRITY ENDORSER TERHADAPBRAND IMAGE
(Studi Pada Konsumen Garnier Men Icy Duo Foam di Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Malang)
Oleh :
Zaenal Abidin *)
Rois Arifin **)
Muhammad Mansur **)
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine how much influence the use of
celebrity endorser pasha ungu the establishment of brand image garnier men ice duo
foam on mole students of faculty of economics, islamic university of malang. Data were
collected through questionnares of male students of faculty of economic, university of
malang islamic forces from 2011 to 2014. The sampling technique used was stratifed
random sampling with proportional allocation technique with a total sample of 85
respondents.
From the results of the analysis carried out it could be concluded that the
factors celebrity endorser ( visibility, credibility, attraction and power) together have
an influence on the brand image of sig. 0.000. variable credibility and of attraction is a
factor that has the most dominant influence on brand image for sig 0.038 and 0.000
Keyword: visibility, credibility, attraction, power and brand image
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi pemasaran merupakan cara awal yang paling umum digunakan
perusahaan untuk menarik perhatian konsumen yaitu dengan memberikan informasi
tentang produk. Ada berbagai bentuk program komunikasi pemasaran di antaranya:
advertising, sales promotions, personal selling, sponsorship marketing, publicity, pointof-purchase communication (Shimp,2003:6). Dari berbagai macam komunikasi
pemasaran, yang paling banyak digunakan yaitu advertising. Advertising dapat
dilakukan melalui media elektronik atau media cetak. Adapun beberapa kegunaan iklan
(advertising) yang dilakukan perusahaan yaitu informing, persuading, reminding,
adding value, assisting (Shimp,2003:357) media yang sering digunakan serta dianggap
efektif dalam mengiklankan suatu produk adalah media Televisi. Karena melalui iklan
Televisi, indra pendengaran dan penglihatan sangat dipengaruhi. Konsumen dapat
menyaksikan hasil dari produk yang diiklankan.
Persaingan industri yang semakin ketat semakin menuntut industri yang ada untuk
dapat bersaing dan bertahan untuk mendapatkan pasarnya ditengah persaingan. Agar
produk dalam satu iklan dapat dikenali dan mudah diingat oleh konsumen, pemasar
harus membuat iklan yang memiliki ciri khas dan mampu menggambarkan manfaat,
hasil dan keuntungan dari produk atau jasa yang ditawarkan. Iklan juga harus dikemas
secara baik untuk menarik perhatian konsumen. Maka diperlukan adanya keberadaan
bintang iklan (endorser) yang menjadi pembeda dari iklan produk-produk serupa dan
mampu untuk menyampaikan pesan yang diharapkan mampu untuk menarik konsumen.
Umumnya celebrity endorser merupakan tokoh yang dikenal masyarakat yang pada
akhirnya bisa mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen. Menurut Terence A.shimp
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
| 259
(2003:455) definisi “Celebrity endorser adalah memanfaatkan seorang artis,
entertainer, atlet dan publik figure yang dikenal oleh orang banyak untuk keberhasilan
dibidangnya masing-masing dari bidang yang didukung”.
salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi selebriti sebagai
endorser adalah dengan menggunakan model VisCAP. Model ini akan menyesuaikan
karaks oter selebriti dengan communication objective yang hendak dicapai. VisCAP itu
sendiri terdiri dari empat unsur yaitu visibility, credibility, attraction dan power.
Visibility memiliki dimensi seberapa jauh popularitas selebriti. Credibility berhubungan
dengan product knowledge yang diketahui selebriti. Attraction lebih menitik beratkan
kepada daya tarik selebriti. Power adalah kemampuan selebriti dalam menarik
konsumen untuk membeli. (Royan 2004:14)
Garnier Men Icy Duo Foam merupakan salah satu produk pembersih kulit wajah
laki-laki yang diproduksi oleh PT L’Oréal Indonesia. Mengingat semakin sengitnya
produk pembersih kulit wajah di pasaran yang efektif dalam memenangkan persaingan
antar produk sejenis. Garnier Indonesia mengumumkan penunjukkan Pasha Ungu
sebagai brand endorser produk Garnier Men Icy Duo Foam . Pemilihan pasha ungu
sebagai brand endorser bukan tanpa alasan. Pasha ungu yang salah satu personil
sekaligus pentolan grup band ungu yang pernah dinobatkan sebagai grup band terbaik
Indonesia ini dinilai mampu menginspirasi banyak pria di Indonesia melalui karyakaryanya. Bagi personil Ungu, membersihkan wajah bukanlah hal yang tabu untuk
dilakukan mengingat kulit wajah yang bersih bisa menunjang penampilan. Selain
prestasi di dunia musik, penunjukkan Ungu sebagai brand endorser Garnier Men Icy
Duo Foam juga didasarkan pada penilaian terhadap karakter seluruh personil Ungu
mencerminkan maskulin pria Indonesia. Dengan menjadikan Pasha ungu sebagai brand
endorser Garnier Men Garner Men Icy Duo foam, pihak dari produk Garnier berharap
semakin banyak pria menyadari pentingnya membersihkan wajah menggunakan produk
untuk kulit pria di Indonesia kini bisa membersihkan wajahnya tanpa harus takut
kehilangan maskulin.
Dengan hadirnya iklan Garnier Men Icy Duo Foam ditelevisi diharapkan
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam jadi tertarik melihat iklan tersebut.
Disamping itu iklan Garnier Men Garner Men Icy Duo foam yang ditayangkan di
televisi dapat menarik perhatian Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam yang
menginginkan kulit putih seperti Pasha Ungu yang sebagai brand endorser produk
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan
adalah:
a. Apakah visibility, credibility, attraction, dan power brand endorser berpengaruh
secara simultan terhadap brand image Garnier Men Icy Duo Foam?
b. Apakah visibility, credibility, attraction, dan power brand endorser berpengaruh
secara parsial terhadap brand image Garnier Men Icy Duo Foam?
c. Diantara visibility, credibility, attraction, dan power brand endorser manakah yang
paling berpengaruh terhadap brand image Garnier Men Icy Duo Foam?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam pembuatan proposal ini adalah:
260 |
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
a. Untuk Mengetahui dan menganalisis bahwa visibility, credibility, attraction, dan
power brand endorser berpengaruh secara simultan terhadap brand image Garnier
Men Icy Duo Foam.
b. Untuk Mengetahui dan menganalisis bahwa visibility, credibility, attraction, dan
power brand endorser berpengaruh secara parsial terhadap brand image Garnier
Men Icy Duo Foam.
c. Untuk Mengetahui dan menganalisis diantara visibility, credibility, attraction, dan
power brand endorser yang paling berpengaruh terhadap brand image Garnier Men
Icy Duo Foam.
1.4 Kontribusi Penelitian
a. Dapat digunakan referensi bagi peneliti lebih lanjut
b. Menambah hasil kajian ilmiah serta memberikan sumbangan terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu manajemen pemasaran.
c. Dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan yang
menggunakan Celebrity Endorser untuk membentuk brand image Garnier Men Icy
Duo Foam
2. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arina (2007) dengan judul
penelitian “Pengaruh Selebriti Pendukung (celebrity endorser) Luna Maya dalam
Periklanan Sabun Lux terhadap Pembentukan Brand Image pada Mahasiswa S-1
Ekstensi Manajemen Universitas Sumatera Utara” dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut: a) visibility, credibility, attraction dan power bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap pembentukan brand image pada mahasiswa ekstensi
Universitas Sumatera Utara, b) Hasil uji t: Variabel yang paling berpengaruh terhadapn
pembentukan brand image sabun lux pada Mahasiswa S-1 Ekstensi Manajemen
Universitas Sumatera Utara adalah attraction yaitu daya tarik sang bintang, personality
dan tingkat kesukaan masyarakat dengan thitung sebesar 4,168.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2014), dengan
judul “Analisis pengaruh iklan televisi dan endorser terhadap purchase intention pond’s
men dengan brand awareness sebagai variabel intervening” dengan sampel 100 orang
dengan purposive sampling didapatkan dari hasil penyebaran kuisioner dan pengelolaan
data menggunakan metode analisis jalur, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut: a) hasil dari R-Square: untuk brand awareness memiliki arti bahwa
prosentase besarnya keragaman data brand awareness yang dapat dijelaskan oleh
variabel iklan televisi dan endorser adalah sebesar 32,6%, sedangkan sisanya yaitu
67,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini, atau dengan kata lain
iklan televisi dan endorser dapat mempengaruhi sebesar 32,6% brand awareness iklan
POND’S Men. Hasil dari uji t: dapat disimpulkan bahwa pengaruh iklan terhadap brand
awareness sebesar 6,172. Pengaruh iklan ditelevisi terhadap brand awareness sebesar
4,075. Pengaruh iklan ditelevisi terhadap purchase intention sebesar 2,147. Pengaruh
endorser terhadap purchase intention sebesar 6,984. Pengaruh brand awareness
terhadap purchase intention sebesar 4,489. Dari hasil pengujian hipotesis dapat
diketahui bahwa nilai koefisien dari setiap variabel yang diteliti memiliki t table yang
lebih besar dari 1,96, dimana setiap variabel memiliki pengaruh yang signifikan dan
positif.
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
| 261
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2014), dengan judul
“Analisa pengaruh visibility, credibility, attraction, dan power celebrity endorser
terhadap brand image bedak marcks venus” dengan sampel 100 orang dengan purposive
sampling didapatkan dari hasil penyebaran kuisioner dan pengelolaan data
menggunakan metode analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut: Hasil dari uji Fmenunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan visibility, credibility, attraction dan power terhadap brand image bedak
Marcks Venus. Berdasarkan hasil dari uji t menunjukan bahwa empat variabel yang
mempengaruhi brand image, hanya ada dua yang berpengaruh signifikan, yaitu
visibility dan attraction.
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Pengertian Celebrity Endorsement
Endorser adalah icon atau sosok tertentu yang sering juga disebut sebagai direct
source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan
sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk mendukung
efektifitas penyampaian pesan produk (Belch & Belch, 2004:168).
Indikator Celebrity Endorsement dalam penelitian mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh Rini & Astuti (2012) yang mengadopsi teori (Percy &
Rossiter,1987) yaitu diukur dari karakteristik endorser dalam komunikasi yakni VisCAP
Model (visibility, credibility, attraction, power).
a. Visibility
Melalui segi ini seorang endorser adalah orang memiliki karakteristik visibility
yang memadai untuk diperhatikan oleh audience. Pada umumnya pilihan endorser
yang telah dikenal dan berpengaruh luas dikalangan masyarakat, sehingga perhatian
masyarakat bisa teralihkan ke merek yang diiklankan.
b. Credibility
Kredibelitas adalah seperangkat persepsi kelebihan-kelebihan yang dimiliki
sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak. Kredibelitas yang dimiliki
endorser sangat berperan besar. Karakter diri yang dimilikinya dapat menentukan
tinggi rendahnya kredibelitas yang dimiliki. Dua faktor yang berperan dalam
menentukan krediibelitas endorser antara lain:
1) Keahlian (expersite)
Karakter keahlian dapat menunjukkan seberapa luas pengetahuan yang
dimiliki endorser. Seorang yang memiliki nilai yang tinggi pada faktor ini akan
cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman atau terlatih. Menurut
Rakhmat (2005;260) keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikasi tentang
kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan.
2) Kepercayaan (trustworthiness)
Karakter ini memperhatikan bagaimana endorser dipandang dengan
pertimbangan seberapa jujur dalam membawakan sebuah iklan.
c. Attraction
Terdapat dua karakter yang dimiliki oleh attraction yakni kepesonaan
(likability) dan kesamaan (similiarity).
1) Kesopanan (likability)
Karakter ini akan melihan dari sisi penampilan fisik dan kepribadian.
Melalui daya tarik endorser diharapkan bisa memberikan pengaruh yang positif
kepada merek yang dibawakannya.
262 |
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
2) Kesamaan (similiarity)
Kesamaan gambaran emosional dalam iklan dapat sangat membantu dalam
mengefektifkan tujuan dalam beriklan. Alasan mengapa kesamaan menjadi salah
satu penentu keefektifan komunikasi adalah:
a. Kesamaan dapat mempermudah penyandian balik (decoding) yakni
menerjemahkan lambang-lambang hingga tanda-tanda menjadi gagasan.
b. Kesamaan dapat membantu membangun premis yang sama
c. Kesamaan dapat membuat khalayak tertarik kepada komunikator.
d. Kesamaan dapat menumbuhkan rasa hormat dan percaya kepada
kominikator.
d. Power
Karakter ini biasanya diikuti oleh besarnya pengaruh yang dimiliki oleh seorang
komunikator. Tingginya pangkat atau besarnya nama yang dimiliki komunikator
sangat menunjang pada karakter ini.
Visibility dapat diukur melalui (Royan,2004:15-16) :
1). Bintang iklannya populer
2). Bintang iklannya menimbulkan kekaguman
Credibility dapat diukur melalui (Royan,2004:17) :
1). Bintang iklannya mampu menimbulkan kepercayaan
2). Bintang iklannya mempunyai kemampuan dalam menyampaikan pesan
Attraction dapat diukur melalui (Royan,2004:18-19) :
1). Bintang iklannya menarik dan disukai
2). Karakter bintang iklannya sudah sesuai dengan produk yang diiklankan
Power dapat diukur melalui (Royan,2004:19-20) :
1). Bintang iklannya mempunyai kemampuan untuk memerintahkan kepada audience
untuk membeli.
2). Bintang iklannya banyak dipuja konsumen
e. Brand Image
Sedangkan menurut Tjiptono (2011:49) pengertian brand image adalah
“diskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu”.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa brand image
merupakan representasi dari keseluruhan persepti terhadap merek yang dibentuk dari
informasi dan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini indikator variabel brand image adalah Triawan, (2011:43)
a. Iklan mudah diingat
b. Pesan Iklan dipahami
c. Merek dikenali
d. Menarik perhatian
2.3 Hipotesis
H1 : Visibility, Credibility, Attraction dan Power mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap brand image
H2 : Visibility, Credibility, Attraction dan Power mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap brand image
H3 : Attraction paling berpengaruh terhadap brand image
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
| 263
3. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa laki-laki Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Malang angkatan Tahun 2011 sampai 2014 dengan jumlah populasi
sebanyak 579 Mahasiswa. Dengan memakai rumus slovin didapat sampel sebanyak 85.
Metode alokasi proporsional digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini,
yaitu pemilihan sampel sesuai dengan alokasi sampel secara proporsional menurut
jumlah elemen populasi disetiap angkatan Mahasiswa laki-laki Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Malang dari tahun 2011-2014.
rumus: ni= Ni/N x n .(Sanusi,2014:93).
Tabel 1 Alokasi Proporsional
Populasi laki-laki Per
Jumlah Sampel
Angkatan
Alokasi Proporsional
Angkatan
Per Angkatan
Angkatan 2011
53
(53/579) x 85
8
Angkatan 2012
112
(112/579) x 85
16
Angkatan 2013
187
(187/579) x 85
28
Angkatan 2014
227
(227/579) x 85
33
Total
579
85
Sumber data: Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan perhitungan diatas, maka sempel berjumlah 85 Mahasiswa laki-laki
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang angkatan tahun 2011 Sampai 2014.
3.2 Definisi Operasional Variabel
a. Visibility (X1)
Endorser yang telah terkenal dan mempunyai pengaruh besar terhadap
masyarakat. Indikator dari variabel Visibility yaitu: Popularitas selebritis, Selebritis
yang berpengaruh luas di masyarakat dan Kekaguman
b. Credibility (X2):
Kepercayaan diri seorang selebriti dalam meyakinkan seorang konsumen
mengenai produk yang sedang dipromosikan. Indikator dari variabel Credibility
yaitu: Keahlian, Kepercayaan dan Kemampuan menyampaikan pesan
c. Attraction (X3):
Daya tarik sang Selebriti yang menyangkut dua hal penting yaitu tingkat
disukai (likeability) dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan
pengguna produk (similarity). Indikator dari variabel Attraction yaitu: Kesopanan,
Kesamaan dan Menarik
d. Power (X4):
Kemampuan selebriti dalam menarik konsumen untuk membeli. Indikator
dari variabel Power yaitu: Kemampuan untuk memerintahkan audience untuk
membeli dan Dipuja konsumen.
e. Brand image (Y):
Asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek
tertentu. Indikator dari variabel Brand image yaitu: Mudah diingat, Pesan Iklan
dipahami, Merek dikenali dan Menarik perhatian
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan kuisioner. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
264 |
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
(Sugiyono, 2011:192).
3.4 Model Penelitian
Visibility (X1)
Credibility (X2)
Brand image (y)
Attraction (X3)
Power (X4)
Gambar 1 Model Penelitian
3.5 Metode Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diteliti diperlukan beberapa pengujian terhadap
data-data yang diperoleh yaitu dengan uji Validitas, Riliabilitas dan Normalitas data
terlebih dahulu dengan menggunakan program SPSS. Untuk menguji hipotesis maka
dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. adapun menurut Sanusi,
(2014:114-115) persamaan regresi Regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b 2X2 + b 3X3 + b 4 X4+e
Keterangan:
Y = Brand image (dependen)
a = Konstanta
b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi
X1 = Visibility (independen)
X2 = Credibility (independen)
X3 = Attraction (independen)
X4 = Power (independen)
e = Variabel pengganggu
3.6 Pengujian hipotesis
3.6.1 Uji F
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengujian variabel bebas secara
simultan. Rumusan yang digunakan menurut Supranto (2001:267), adalah sebagai
berikut :
R 2 /( k  1)
F=
(1  R 2 ) /( n  k )
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinan
k = Jumlah variabel bebas
n = Banyaknya sampel
Adapun kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa atas dasar signifikasi pada
taraf nyata 5% (taraf kepercayaan 95%) dengan kriteria:
a. Bila p value  0,05 maka terdapat pengaruh secara bersama-sama atau simultan
antara variabel independent terhadap variabel dependent.
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
| 265
b. Bila p value > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama atau
simultan antara variabel independent terhadap variabel dependent Berdasarkan
probabilitas.
3.6.2 Uji t
Analisis uji yang digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidak signifikan
antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual. Formulasi analisis uji t
menurut Supranto (2001:224) adalah :
b
t= 1
Sb
keterangan :
b1
= Bobot Regresi
Sb1
= standar error
Kriteria Pengujian :
a. Bila nilai Sig. t   maka terdapat pengaruh secara parsial antara variabel
independent terhadap variabel dependent.
b. Bila Sig. t >  maka terdapat pengaruh yang tidak secara parsial antara variabel
independent terhadap variabel dependent.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Uji instrumen data
1. Uji validitas
Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 uji validitas instrument/pertanyaan.
Kode
Variabel
Indikator
item
Popularutas
X1
Berpengaruh
Visibility
X2
dimasyarakat
kekaguman
X3
Keahlian
X1
Kepercayaan
X2
Credibility
Kemampuan
X3
menyampaikan pesan
Kesopanan
X1
Atraction Kesamaan
X2
Menarik
X3
Kemampuan untuk
memerintahkan
X1
audience untuk
Power
membeli
Dipuja konsumen
X2
Mudah diingat
Y1
Pesan
Iklan
dipahami
Y2
Brand
Image
Merek dikenali
Y3
Menarik perhatian
Y4
Sumber: data primer yang diolah, 2015
266 |
r hitung
r tabel
0,811
0,212
Keteranga
n
Valid
0,778
0,212
Valid
0,805
0,749
0,806
0,212
0,212
0,212
Valid
Valid
Valid
0,803
0,212
Valid
0,751
0,771
0,79
0,212
0,212
0,212
Valid
Valid
Valid
0,869
0,212
Valid
0,87
0,808
0,818
0,746
0,782
0,212
0,212
0,212
0,212
0,212
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
Setelah dilakukan Uji Validitas dengan program SPSS di atas, diketahui
bahwa nilai r hitung dari semua indikator variabel lebih besar dari nilai r
tabelnya. Oleh karena itu dapat disampaikan bahwa, semua indikator yang
digunakan dalam penelitian ini adalah valid. hal ini ditandai dengan nilai
korelasi pearson (r hitung) tiap-tiap item pertanyaan yang lebih tinggi dari r
table atau nilai sig. yang lebih rendah dari nilai alfa (0,05 / 5%).
2. Uji reliabilitas
Hasil uji Riliabilitas dapat dilihat pada tabel dihalaman berikutnya:
Tabel 2 uji Riliabilitasitem pertanyaan koesioner.
Variabel
Nilai Cronbach's Alpha Keterangan
Visibility
0,715
Reliabel
Credibility
0,680
Reliabel
Atraction
0,659
Reliabel
Power
0,677
Reliabel
Brand Image
0,797
Reliabel
Sumber: data primer yang diolah, 2015
Setelah dilakukan Uji Reliabilitas dengan program SPSS, di peroleh hasil semua
item pertanyaan kuesioner reliabel, hal ini ditandai dengan nilai koefisien
cronbach’s alpha yang lebih tinggi dari 0,6.
b. 4.2.2 Uji Normalitas
Hasil uji Riliabilitas dapat dilihat pada Halaman berikutnya:
Tabel 3 pengujian normalitas data.
Unstandardized Residual
N
85
Test Statistic
.050
Asymp. Sig. (2-tailed)
.200c,d
Sumber: data primer yang diolah, 2015
Setelah dilakukan Uji Normalitas dengan program SPSS, di peroleh hasil
berdistribusi normal, hal ini bisa dilihat dari nilai Asymp. Sig. yang lebih besar dari alfa
(0,05 / 5%).
c. Hasil analisis regresi berganda
Setelah dilakukan analisis regresi berganda dengan program SPSS, di peroleh
hasil model regresi yang digunakan adalah :
Y = 0,547 + 0,110X1 + 0,192X2 + 0,542X3 + 0,002X4+e
Tabel 4 Hasil Analisis Regresi.
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
T
Sig.
(Constant)
,547
,384
1,426
,158
Visibility
,110
,084
,126
1,314
,193
Credibility
,192
,091
,207
2,106
,038
Attraction
,542
,096
,519
5,659
,000
Power
,002
,084
,002
,024
,981
Sumber: data primer yang diolah, 2015
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
| 267
Dari tabel diatas disimpulkan bahwa variabel credibility dan attraction
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand image. Sedangkan variabel
visibility dan power memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap brand image.
d. Uji asumsi klasik
1. Heterokedastisitas
Tabel 5 Uji Asumsi Heterokedastisitas
Variabel
t
Sig.
Visibility
-1.952
.054
credibility
-1.438
.154
Attraction
-1.074
.286
Power
1.491
.140
Sumber: data primer yang diolah, 2015
Setelah dilakukan Uji Heterokedastisitas dengan program SPSS, di
peroleh hasil sig. pada variabel X1 sampai X4 lebih besar dari alfa (0,05) berarti
tidak mengalami heteroskedastisitas
2. Multikolinieritas
Tabel 6 Uji Asumsi Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Variabel
Tolerance
VIF
visibility
,700
1,429
credibility
,663
1,509
attraction
,761
1,315
power
,708
1,413
Sumber: data primer yang diolah, 2015
Setelah dilakukan Uji Multikolinearitas dengan program SPSS, diperoleh
hasil nilai tolerance variabel visibility, credibility, attraction dan Power lebih
besar dari 0,1 (10%) dan nilai VIF variabel visibility, credibility, attraction dan
Power kurang dari 10. berarti tidak mengalami multikolinearitas antar variabel
independen dalam modal regresi.
e. Koefesien Determinasi
Tabel 7 Koefesien Determinasi
Model
R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1
,699a
,489
,463
,47281
Sumber: data primer yang diolah, 2015
Setelah dilakukan analisis regresi berganda dengan program SPSS model
summary besarnya adjusted R2 adalah sebesar 0,463. artinya 46,3% brand image
dapat dijelaskan oleh empat variabel independen yaitu visibility, credibility,
attraction dan Power. Sedangkan sisanya (100%-46,3%=53,7) dijelaskan oleh
sebab-sebab yang lain dilyar model.
f. Pengujian hipotesis
1. Uji simultan (Uji F)
Tabel 8 Hasil Uji simultan (Uji F)
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
17,116
4
4,279
19,141 ,000b
Residual
17,884
80
,224
Total
35,000
84
Sumber: data primer yang diolah, 2015
268 |
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
Berdasarkan hasil uji ANOVA atau uji F pada tabel 4.20 diperoleh F
hitung sebesar 19,141 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena nilai probabilitas
<0,05 yaitu (0,000 < 0,05) maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi pembentukan brand image (Y) iklan produk Garnier Men Icy Duo
Foam Dapat pula dikatakan bahwa variabel visibility (X1), credibility (X2),
attraction (X3) dan Power (X4 ) secara bersama-sama berpengaruh secara nyata
terhadap brand image (Y).
2. Uji t (Uji secara parsial)
Tabel 9 Hasil Uji t (Uji secara parsial)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Variabel
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
,547
,384
1,426
,158
Visibility
,110
,084
,126
1,314
,193
credibility
,192
,091
,207
2,106
,038
Attraction
,542
,096
,519
5,659
,000
Power
,002
,084
,002
,024
,981
Sumber: data primer yang diolah, 2015
Pada variabel Visibility (X1) memiliki nilai 0,193 yang berarti > 0,05 ,
dengan demikian maka Kesimpulannya, maka terdapat pengaruh yang tidak
secara parsial antara variabel Visibility terhadap variabel brand image.
Nilai signifikansi variabel Credibility (X2) pada tabel diatas yakni 0,038
yang berarti < 0,05, dengan demikian maka Kesimpulannya, maka terdapat
pengaruh secara parsial antara variabel Credibility terhadap variabel brand
image.
Nilai signifikansi variabel attraction (X3) pada tabel diatas yakni 0,000
yang berarti < 0,05 , dengan demikian Kesimpulannya, maka terdapat pengaruh
secara parsial antara variabel Attraction terhadap variabel brand image.
Nilai signifikansi variabel Power (X4) pada tabel diatas yakni 0,981
yang berarti > 0,05, dengan demikian Kesimpulannya, maka terdapat pengaruh
yang tidak secara parsial antara variabel Power terhadap variabel brand image.
Diantara variabel visibility, credibility, attraction dan Power, variabel
Attraction yang paling berpengaruh signifikan secara parsial terhadap brand
image dengan nilai sig. 0,000. < 0,05
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
a. Berdasarkan dari uji F diketahui bahwa terdapat pengaruh antara visibility,
credibility, attraction dan power terhadap brand image Garnier Men Icy Duo Foam.
dilihat dari nilai sig sebesar (0,000) < 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel
visibility, credibility, attraction dan power berpengaruh secara simultan terhadap
brand image Garnier Men Icy Duo Foam
b. Berdasarkan hasil dari uji t dari variabel visibility, credibility, attraction dan power
yang berpengaruh secara parsial terhadap brand image hanya ada dua, yaitu
Credibility dengan nilai sig sebesar 0,038 dan attraction dengan nilai sig sebesar
0.000 sedangkan variabel yang kurang berpengaruh secara parsial terhadap brand
image adalah Visibility sig. sebesar 0.193 dan power sig. sebesar 0.891.
c. Diantara variabel visibility, credibility, attraction dan power yang paling berpengaruh
secara parsial adalah variabel Attraction dengan signifikan sebesar 0.000 < 0.5.
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
| 269
5.2 Saran
a. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menggunakan jumlah sampel yang lebih
banyak mengingat penelitian ini menggunakan jumlah sampel yang kurang banyak.
b. Dalam penelitian mendatang, dapat dilakukan penambahan variabel-variabel pada
model yang telah ada maupun pada model yang mengalami pengembangan.
c. Memilih celebrity endorser yang baru sesuai dengan trend yang sedang berkembang
dengan cara memonitor kehidupan pribadinya apakah masih diminati oleh
konsumen atau tidak, sehingga konsumen tidak bosan dengan tokoh iklan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Sanusi. 2014. "Metodelogi Penelitian Bisnis". Jakarta: Salemba Empat.
Belch, GeorgeE & Belch, Michael A. 2004 . "Advertising and Promotion" : An
Integrated.
Rakhmat, J. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rini, Endang Astuti, Astuti dan Dina Widya. 2012. "Pengaruh Agnes Monica sebagai
Celebrity Endorser terhadap Pembentukan Image Honda Vario". Bisma Jurnal
Bisnis dan Manajemen, vol.6, no. 1,pp.1-12.
Royan Frans M. 2004. "Sales Force (Meningkatkan Penjualan Dengan Rancangan
Bangun Sales Force Effective) ". Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Shimp, Terence A. 2003. "Periklanan promosi dan aspek tambahan komunikasi
pemasaran terpadu". Jilid I (Edisi 5), Jakarta : Erlangga.
Tjiptono, Fandy & Gregorius Chandra. 2011. "Service, Quality & Satisfaction Edisi 3".
Yogyakarta: Andi.
Triawan, Deddy. 2011. "Ilmu Komputer Universitas Pembangunan Nasional, Pengaruh
daya tarik endorser (Sherina) dalam iklan televisi terhadap brand image produk
Simpati". Diakses tanggal 27 Juli 2012.
Sugiyono. 2011. "Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D". Bandung: CV.
Alfabeta.
Anwar Sanusi. 2014. "Metodelogi Penelitian Bisnis". Jakarta: Salemba Empat.
*) Zaenal Abidin Adalah alumnus Prodi Manajemen FE Unisma.
**) Rois Arifin Adalah dosen tetap Prodi Manajemen FE Unisma
***) Muhammad Mansur Adalah dosen tetap Prodi Manajemen FE Unisma
270 |
JEMA Vol. 13 No. 2 Juni 2015
Download