MODUL – 1 HUKUM DAN ETIKA PENYIARAN POKOK BAHASAN : Pengantar Hukum dan Etika Penyiaran SUB POKOK BAHASAN : Perkembangan Media Penyiaran Pengantar Etika dan Hukum KODE MK : 42010 SKS :3 DOSEN : Th. Bambang Pamungkas,S.Sos GAMBARA DAN TUJUAN INSTRUKSIONAL Pokok bahasan I ini membahas tentang perkembangan media penyiaran dan aspek etika dan hukum penyiaran. Sehingga mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai perkembangan media penyiaran dan etika serta hukum penyiaran. A. PERKEMBANGAN PENYIARAN Sumber : Kementerian Komunikasi dan Informatika 2012 ‘1 1 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id NILAI FILOSOFIH PENYELENGGARAAN PENYIARAN • Frekuensi adalah benda publik, milik publik, rana publik. Artinya Entitas Kekuasaan Publik dan Berhak Mendapat Keuntungan Sosial. (PR2Media. 2013 : 13) • Frekuensi merupakan Sumber Daya Alam Terbatas (sifatnya terbatas ) dan merupakan kekayaan nasional yang harus dijaga dan dilindungi oleh negara , sehingga harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat • Kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh informasi melalui penyiaran sebagai perwujudan HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dilaksanakan secara bertanggung jawab (Frekuensi sebagai media ) Dalam Pandangan UU No 32 Tahun 2002 Siaran : Pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakater, baik yang bersifat interkatifmaupun tidak yang dapat diterima melalui perangkat siaran (Pasal 1 (ayat) 1. Penyiaran : Kegiatan pemancar luaskan siaran melalui saran pemancara/transmisi di darat, laut, atau diantariksadengan menggunakan frekuensi. Program siaran :Program yang berisi pesan atau pesan daam bentuk suara, gambar, suara dan gambar... (P3 Pasal 1 ayat 5) Selanjutnya bagaimana dengan media penyiaran? Sebelum menjawab itu, kita bahas mengenai makna dan arti penyiaran itu sendiri. Penyiaran adalah : Pancaran melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi dengan sinyal yang mampu diterima di telinga atau didengar dan dilihat oleh publik. (Chester, Garrison, Willis dalam buku “Television and Radio”). Penyiaran merupakan bentuk pengiriman pesan melalui media televisi atau radio dengan tidak dikontrol secara teknik oleh penerima. (Sullivan, Hartley, Saunders, Montgomery, Fiske dalam buku “Key Concept in Communication and Cultural Studies”) Penyiaran menurut UU Penyiaran No 32 Tahun 2002 merupakan bentuk kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, ‘1 2 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Untuk mewujudkan akan penyiaran, setidaknya lembaga penyiaran harus memiliki persyaratan : • Spektrum Frekuensi Radio • Sarana Pemancaran/Transmisi • Adanya Siaran (program atau acara) • Adanya Perangkat Penerima Siaran (receiver) • Dapat Diterima Secara Serentak/bersamaan Spektrum Frekuensi Radio Spektrum frekuensi radio adalah kumpulan pita frekuensi radio yang berbentuk gelombang elektromagnetik serta memiliki lebar tertentu. Spektrum frekuensi radio terdiri atas kanal frekuensi radio yang merupakan satuan terkecil dari spektrum frekuensi radio yang ditetapkan untuk suatu stasiun radio. Secara umum, frekuensi dapat didefinisikan sebagai jumlah pengulangan getaran dalam satu detik yang dihitung dalam satuan cpycle atau Hertz. ‘1 3 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id C. ASPEK HUKUM PENYIARAN Sumber : Hukum Penyiaran (Dr.Judhariksawan.2012) D. DASAR HUKUM PENYIARANA Secara Spesifik Hukum penyiaran tidak dibahas secara detail dalam sistem hukum di Indonesia. (Judhariksawan. 2013) Dasar Hukumnya 1. UU 1945 Pasal 33 Ayat 3 2. UU No 36 Tahun 199 Tentang Telekomunikasi 3. UU No 8 Tahun 1992 Tentang Film 4. UU No 40 Tahun 1999 5. UU No 5 Tahun 1992 Tentang Larangan Praktek Monopoli. ‘1 4 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dasar Hukum Penggunan Frekuensi Analog (Media Penyiaran) Dasar Hukum Penggunan Frekuensi Digital (Media Penyiaran) 1. UU Penyiaran, yaitu ada di penjelasan. Dalam penjelasan disebutkan, UU ini disusun berdasarkam pokok pikiran mengantisipasi perkembangabng teknologi, seperti tekhnologi digital. Artinya teknologi digital sudah diantisipasi. 2. PP 11/2005 pasal 13 ayat 1: penyelenggaraan (4) penyiaran Tv analog atau Digital (5) multiplexing. Ayat 3 akan diatur dengan Peraturan Menteri. 3. PP 50/2005 Penyelenggaraan Lembaga penyiaran swasta (LPS) pasal 2 ayat 1: (4) pnyiaran Tv analog atau Digital (5) multiplexing. Ayat 3 akan diatur dengan Peraturan Menteri. 4. PP 51/2005 Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) pasal 2 ayat 1 penyiaran Tv analog atau Digital, multiplexing. Ayat 3 akan diatur dengan Peraturan Menteri. (Sumber : Dr. Henry Subiakto Staf Ahli Menteri Kominfo) ‘1 5 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id • Permen Kominfo No. 22/ PER/M.Kominfo/11/2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran TV Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free-to-Air) dan • Permen Kominfo No. 23/ PER/M.Kominfo/11/2011 tentang Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Radio untuk Keperluan Televisi Siaran Digital Terestrial pada Pita Frekuensi Radio 478–694 Mhz, telah dibatalkan Mahkamah Agung (MA) berdasarkan keputusannya pada tanggal 3 April 2013. • Permen Kominfo No 32 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaran Peluang Usaha TV Digital Teresterial di batalkan MA ....Pemerintah tetap bersikap bahwa Digitalisasi Tetap jalan, yaitu mealokasikan dana 300 Milyar untuk pengadaan Set Top Box (Dekoder) E. APA ITU TV DIGITAL Mengapa Digital TV Digital Penyiaran sebuah Keniscayaan Solusi Keterbatasan Frekeunsi Efisiensi Infrastruktur Kualitas penerimaan jauh lebih baik Kaya Kontent & Kepemilikan Pengertian TV Digital Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Modulasi itu sendiri adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Sistem Penerimaan TV Digital Sistem Penerimaan TV Digital melalui Sistem kanal, dimana kanal dikelola oleh Lembaga Multiplesing. TV Analog menggunakan Sistem Frekuensi, yakni UHF (Ultra Hight Frekuensi, seperti TV Swasta) teknologi berbasisi satelit bekerja menggunakan gelombang ‘1 6 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id microwave dan berkeja sangat tinggi dan VHF (Very Hight Frekuensi, seperti TVRI) menggunakan gelombang rendah atau frekuensi tinggi. (Judhariksawaan,2013:24) PERBEDAAN TV ANALOG VS TV DIGITAL Penyiaran TV Digital 1 Slot/kanal untuk 6-8 Saluran TV Penyiaran TV Analog 1 Slot 1 Frekuensi Sistem Penyiaran di Dunia ada 3,yakni: DTV (Amerika); DVB T (Eropa); ISDB T (Japan); DVB T2 ‘1 7 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id F. ETIKA PENYIARAN Memukul seorang perempuan, tidak beretika atau tidak bermoral ? APAKAH ETIKA = MORAL ATAU ETIKA # MORA Apa itu Etika Etika dapat diartikan sebagai: Kebiasaan yang sesuai dengan kebiasaan di suatu kelompok masyarakat Ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat Ilmu yang mempelajari tingkah laku moral Pengertian Etika Verderber : Standar - standar moral yang mengatur perilaku manusia bagaimana harus bertindak dan mengharapkan orang lain bertindak. Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok Atau segolongan masyarakat atau profesi” ‘1 8 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id K. Bertens Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya Mis. Etika suku Jawa adalah nilai benar dan salah yang dianut oleh suku Jawa tersebut Tujuan Mempelajarai Etika Untuk menyamakan persepsi tentang penilaian perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi setiap manusia dalam ruang dan waktu tertentu Masyarakat yang plurarisme (Perkembangan dan Perubahan Jaman) Harmonisasi untuk menghidari ego Mengkukuhkan keyakinan seseorang Mengatur aturan main media massa Mengatur interaksi antara masyarakat dengan media, pemerintah, dan masyarakat Bersikap kritis ‘1 9 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id G. PENGERTIAN HUKUM Hukum. Hukum dalam arti Materiil dan hukum dalam arti Formil. Dalam arti Materiil, Hukum merupakan setiap keputusan tertulis yang dikeluarkan pejabat berwenang yang berisi aturan tingkah laku yang bersifat umum dan mengikat secara umum. Dalam arti Formil, Hukum merupakan keputusan tertulis sebagai hasil kerjasama antara pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif yang berisi aturan tingkah laku yang bersifat umum dan mengikat secara umum. ============ > Produknya adalah Perundang-undangan Perundangan memiliki dua pengertian. Pertama, merupakan proses pembentukan peraturan-peraturan negara, baik di tingkat pusat maupun daerah. Kedua, merupakan segala peraturan negara yang dihasilkan dari pembentukan peraturan-peraturan baik ditingkat pusat maupun daerah (Masduki, 2006). Pemahaman Hukum Thomas Hobbes ====== > Homo Homini Lupus “Manusia akan menjadi Srigala bagi manusia lainnya” Artinya manusai yang kuat akan menang Aristoteles ========= > Manusia cenderung memiliki hidup berkelompok/berkumpul ( zoon politicon), arti manusia membutuhkan manusia lain Kedua pandangan ini dapat diartikan bahwa manusia akan saling berinteraksi tidak hanya berkerjasama melainkan juga melakukan persaingan dan pertentangan. Oleh itu, perlu adanya pengaturan hak dan kewajiban masing-masing dalam melakukan kontak dan hubungan. ‘1 10 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id HUKUM ========= > Diartikan Menguktif Rachmat Kriyanto,Ph.D dalam Bukunya Etika dan Filsafat ilmu Komunikasi 2012 1. Hukum Dalam Arti ============== > Keputusan Penguasa Sebagai keputusan penguasa, hukum merupakan serangkaian peratura tertulis, seperti UUD; Undang-undang; Kepres; Perpu; Kepmen dll. Penguasa disini adalah mereka yang memilki wewenang untuk mengatur hubungan dalam masyarakat agar sesuai dengan hukum yang berlaku. 2. Hukum dalam arti ================ > Sikap-Tindakan Konsep ini, hukum juga berarti yang diterima oleh nilai dan norma masyarakat. Konsep ini lebih cenderung pada pembahasan etika. 3. Hukum dalam arti ================= > Kaidah Hukum sebagai kaidah adalah himpunan petunjuk hidup (perintah-perintah)dan larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam sesuatu masyarakat dan seharusnyalah ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu pelanggaran petunjuk tersebut dapat menimbulkan tindaka dari pihak pemerintah terhadap masyarakat itu (Utrecht 1966). ‘1 11 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ‘1 12 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Judhariksawan. 2013. Hukum Penyiaran PT Grafindo Rajawali Jakarta Maryani, T. , & Ludigdo U. 2001. Survei Atas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku Etis Akuntan, Jurnal Tema 2 Kriyanto Rachmat., 2012. Etika dan Filsafat ilmu Komunikasi. PT Kencana Ilmu Jakarta. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) 2012 ‘1 13 Hukum Dan Etika Penyiaran Th. Bambang Pamungkas, S.Sos Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id