PANDUAN PEMBUATAN SOAL KATA PENGANTAR Penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan untuk mengetahui perkembangan dan tingkat pencapaian hasil pembelajaran. Penilaian memerlukan data yang baik. Salah satu sumber data itu adalah hasil pengukuran. Pengukuran merupakan seperangkat langkah dalam rangka pemberian angka terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengukuran ini biasanya dilakukan melalui tes: baik tes prestasi belajar maupun tes psikologi. Tes sebagai alat ukur, perlu dirancang secara khusus sesuai dengan tujuan peruntukannya, dan perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunannya. Dalam suatu proses pengukuran santa diperlukan tes yang bermutu baik, karena baikburuknya mutu tes akan menentukan mutu data yang dihasilkan. Mutu data ini akan menentukan mutu rumusan hasil penilaian, dan selanjutnya akan menentukan mutu berbagai keputusan dan kebijakan kependidikan yang ditetapkan berdasarkan hasil penilaian itu. Pusat Penilaian Pendidikan sebagai satu-satunya lembaga yang memiliki misi mengembangkan dan menyelenggarakan sistem penilaian pendidikan terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan para penulis soal dalam penyusunan tes yang baik, terutama dalam penulisan butir soal. Salah satu upaya itu adalah melalui penyusunan panduan penulisan soal pilihan ganda. Semoga panduan ini bermanfaat bagi para penulis soal. Jakarta, Mei 2008 Kepala Pusat Pendidikan, Penilaian - Burhanuddin-fola, Ph.D. BAB I PENDAHULUAN Tes prestasi belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang setelah menjalani proses pembelajaran. Tes ini penting sekali dilakukan oleh guru, sekolah maupun lembaga kependidikan untuk mengetahui seberapa jauh siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hasil tes dapat digunakan oleh guru, sekolah, atau institusi kependidikan lainnya untuk mengambil keputusan atau umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Jadi secara tidak langsung tes dapat digunakan untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan pendidikan dari waktu ke waktu. Banyak cara yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Jika ditinjau dari penyiapan alat tes yang digunakan, maka pengukuran tes prestasi belajar dapat dibagi dua tipe yaitu: (1) pengukuran yang menggunakan tes yang dibuat guru dan (2) pengukuran yang menggunakan tes standar. Bentuk tes yang dibuat guru di kelas tentunya berbeda dengan bentuk tes standar. Bentuk tes yang dibuat guru bisa sangat bervariasi, misalnya tes tertulis, tes lisan, tes kinerja, sikap dan pengukurannya lebih menekankan untuk mendapatkan informasi proses pembelajaran siswa dari hari ke hari. Sedangkan bentuk tes standar, soal dan penskorannya harus lebih objektif dan mudah dilakukan sehingga pada umumnya hanya menggunakan satu jenis penilaian saja yaitu tes tertulis, khususnya bentuk soal pilihan ganda. Hal ini disebabkan tes standar digunakan untuk keperluan yang lebih luas dan umum, misalnya tes untuk bisa masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, tes untuk melihat daya serap siswa, tes pemantauan mutu siswa, dsb. Selain itu hasil dari tes standar harus bisa dilihat keterbandingannya. Tes standar adalah tes dimana soal-soalnya sudah mengalami proses analisis baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat tes standar adalah: (1) menentukan tujuan tes; (2) menentukan acuan yang akan dipakai oleh tes (criteria atau norma); (3) membuat kisikisi; (4) memilih soal-soal dari kumpulan soal yang sudah ada sesuai dengan ki'si-kisinya BAB II PENULISAN SOAL YANG MENUNTUT PENALARAN TINGGI 1. Pengertian Dalam menulis butir soal, penulis soal umumnya memiliki kecenderungan untuk menulis butir-butir soal yang menuntut perilaku ingatan. Hal ini terjadi karena di samping mudah dalam penulisan soalnya, materi yang hendak ditanyakan juga mudah diperoleh secara langsung dari buku pelajaran. Untuk menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu dalam penulisan soal yang menuntut penalaran tinggi, disamping dibutuhkan penguasaan materi ajar dan keahlian guru dalam menulis soal (kontruksi soal), juga dibutuhkan kreativitas dalam penulisan soal. Pada prinsipnya penalaran tinggi adalah cara berfikir logis yang tinggi. Berfikir logis yang tinggi sangat diperlukan siswa dalam proses pembelajaran di kelas khususnya dalam menjawab pertanyaan, karena siswa perlu menggunakan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang dimilikinya dan menghubungkannya ke dalam situasi baru. 2. Standar Level Kemampuan Pada dasarnya untuk mendapatkan gambaran secara spesifik tentang tingkat kemampuan peserta didik secara individual maupun kelompok, guru (penulis soal) dapat menggunakan Standar Level Kemampuan (Cognitive Domain) berikut dalam penulisan soal. Level 3: Reasoning Siswa pada level ini memiliki kemampuan penalaran dan logika yang tinggi. Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman yang luas terhadap mated pelajaran, dan dapat menerapkan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam situasi yang familiar, maupun dengan cara yang berbeda. Dapat menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi gagasan-gagasan dan informasi yang faktual. Dapat menjelaskan hubungan konseptual dan informasi yang faktual Dapat menginterpretasi dan menjelaskan gagasan-gagasan yang kompleks dalam pelajaran. Dapat mengekspresikan gagasan-gagasan nyata dan akurat dengan menggunakan terminologi yang benar. Dapat memecahkan masalah dengan berbagai cara dan melibatkan banyak variabel. Dapat mendemonstrasikan pemikiran-pemikiran yang original. Level 2: Applying Siswa pada level ini memiliki kemampuan aplikatif. Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran dan dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam konteks tertentu. Dapat menginterpretasi dan menganalisis informasi dan data. Dapat memecahkan masalah-masalah rutin dalam pelajaran. Dapat menginterpretasi grafik-grafik, tabel-tabel, dan mated visual lainnya. Dapat mengkomunikasikan dengan jelas dan terorganisasi penggunaan terminologi. Level 1: Knowing Siswa pada level ini memiliki kemampuan standar minimum dalam menguasai pelajaran. Memperlihatkan ingatan dan pemahaman dasar terhadap materi pelajaran dan dapat membuat generalisasi yang sederhana. Memperlihatkan tingkatan dasar dalam pemecahan masalah dalam pelajaran, paling tidak dengan satu cara. Memperlihatkan pemahaman dasar terhadap grafik-grafik, label-label, dan materi visual lainnya. Dapat mengkomunikasikan fakta-fakta dasar dengan menggunakan terminologi yang sederhana. Dalam penulisan soal yang menuntut penalaran tinggi, penulis soal dapat mengacu pada level 3 dan 2 standar level kemampuan di atas. Selain itu, hal-hal yang juga perlu diperhatikan penulis soal dalam menulis soal berpenalaran tinggi antara lain: 1. Soal hendaknya menggunakan stimulus. Stimulus yang baik hendaknya menyajikan informasi yang jelas, padat, mengandung konsep/gagasan inti permasalahan, dan benar secara fakta. Stimulus dapat berbentuk teks bacaan, paragraf, puisi, penggalan cerita, contoh kasus, gambar, grafik, bagan, foto, daftar kata, simbol, peta film, rekaman, dan sejenisnya. 2. Soal yang dikembangkan harus sesuai dengan kondisi pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, 3. Soal mengukur keterampilan berpikir kritis. 4. Soal mengukur keterampilan pemecahan masalah.