BAB I

advertisement
PENGGUNAAN
METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN
SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VI SDN BANTARGEBANG
III Kota Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013)
Disusun Oleh:
ABDUL MALIK
SDN BANTARGEBANG III
UPTD PEMB. SD KECAMATAN BANTARGEBANG
KOTA BEKASI
2015
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan bagian dari
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
Indonesia. Agar terwujud masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya
saing, maju dan sejahtera maka harus didukung oleh manusia Indonesia yang sehat,
mandiri, bertaqwa, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan metode tutor sebaya ,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi
dan berdisiplin dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Seperti fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam UndangUndang RI Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3 bahwa : Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
(Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2003 : 6).
Dengan adanya Undang-Undang tersebut pemerintah Indonesia memiliki
tanggung jawab untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman dan
bertakwa serta berilmu pengetahuan. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
tersebut maka pemerintah menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah mulai
1
dari tingkat TK (Taman Kanak-kanak) sampai Perguruan
Tinggi (PT). Dan di
sekolah diberikan berbagai macam pelajaran seperti pelajaran Bahasa Indonesia,
Pkn, IPS, PKN, Matematika, Pendidikan Agama Islam dan sebagainya. Khusus
pelajaran PAI diberikan di sekolah karena pelajaran ini sangat penting untuk
meningkatkan sikap yang baik dan terpuji untuk menghadapi masalah sehari-hari.
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan
dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai
upaya dan perhatian dari pemerintah, komponen pendidikan serta seluruh lapisan
masyarakat terhadap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan. Menurut
Nanang Fattah dan H Mohammad Ali (MBS : 1.3) , pendidikan mempunyai tujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, pada intinya bertujuan untuk
memanusiakan manusia, mendewasakan, mengubah perilaku serta meningkatkan
kualitas hidup.
Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana
melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu
berubah seiring dengan perubahan zaman. Setiap saat pendidikan selalu menjadi
fokus perhatian, bahkan tidak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena
pendidikan menyangkut kepentingan semua orang. Pendidikan tidak hanya
menyangkut investasi dan kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga
menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan
senantiasa memerlukan perbaikan dan peningkatan, sejalan dengan semakin
tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.
2
Proses pendidikan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia serta meningkatkan derajat sosial masyarakat bangsa, perlu
dikelola, diatur, dan diberdayakan, agar dapat menghasilkan produk atau hasil secara
optimal. Dengan kata lain sekolah sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan,
merupakan sistem yang memiliki berbagai perangkat dan unsur saling berkaitan
tentunya memerlukan pemberdayaan. Secara internal sekolah memiliki perangkat
kepala sekolah, guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Secara eksternal
sekolah memiliki hubungan dengan instansi lain baik secara vertikal maupun
horizontal. Oleh karena itu, sekolah memerlukan pengelolaan yang akurat agar dapat
memberikan hasil yang optimal, sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan semua pihak
yang berkepentingan.
Sekolah sebagai penyelengara pendidikan harus memiliki perangkat
kurikulum sebagai rencana yang strategis untuk melaksanakan rencana secara
menyeluruh dan berjangka panjang dalam pencapaian tujuan pendidikan. Senada
dengan kebijakan pemerintah mengenai desentralisasi pendidikan, memberikan
kewenangan untuk mengelola sendiri organisasi sekolah. Sehingga sekolah diberi
kekuasaan dan kewenangan untuk menyusun serta melaksanakan kurikulum yang
dibuat oleh komponen pendidikan di sekolah tersebut.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum yang
disusun dan ditetapkan secara lokal dPknndang memiliki tingkat efektivitas tinggi
dan diharapkan dapat memberikan keuntungan, seperti kebijakan dan kewenangan
sekolah membawa pengaruh langsung terhadap peserta didik, orang tua dan para
pendidik, bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara efektif dalam
3
melakukan pembinaan peserta didik, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus
sekolah, moral peserta didik, para pendidik dan iklim sekolah. Selain itu dibutukan
adanya suatu perhatian bersama untuk mengambil keputusan dalam memberdayakan
guru, manajemen sekolah dan perubahan perencanaan pengelolaan sekolah.
Dengan demikian upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional maupun
tujuan kelembagaan dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam meningkatkan
profesionalitasnya untuk menciptakan proses pembelajaran secara optimal dan
mampu mengevaluasi secara obyektif. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh
seorang pendidik tentunya harus mengacu pada kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang terdapat dalam kurikulum. KKM merupakan tolak ukur pencapaian tujuan
pembelajaran dari setiap mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator. Agar KKM yang ditetapkan menjadi tolak ukur yang absah tentunya harus
memenuhi standar penilaian pendidikan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2007 yang isinya, “ Bahwa dalam
rangka mengendalikan mutu hasil pendidikan sesuai standar nasional pendidikan
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Standar
Penilaian Pendidikan dengan peraturan menteri pendidikan nasional”. Standarisasi
penilaian yang disusun dan ditetapkan di sekolah oleh seluruh komponen
pendidikan dalam rapat akhir tahun sebagai persiapan menghadapi tahun pelajaran
baru yang lebih baik.
Di Sekolah Dasar Negeri Bantargebang IV KKM untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, standar kompetensi, kompetensi dasar dan khususnya pada
4
indikator membaca surat Al-Qadr dengan lancar ditetapkan sebagai mana terdapat pada
tabel 1, yaitu:
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
SDN BANTARGEBANG III
MATA PELAJARAN
:
PAI
KELAS / SEMESTER
:
VI / 1 (satu)
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KRITERIA PENENTUAN KKM
Kompleksitas
(Kesulitan &
Kerumitan)
Intake
Siswa
(Kemamp
uan)
Daya Dukung
KKM
%
71
1. Surat Al-Qadr dan Surat Al-Alaq ayat 1-5
1.2 Surat Al-Qadr

70
Membaca surat Al-Qadr
Tabel 1.1. Kriteria Ketuntasan Minimal Pendidikan Agama Islam
Penentuan KKM dengan nilai 70, alasannya karena tingkat kompleksitas
materi pembelajaran, daya dukung pendidik dan sarana belajar serta intaks peserta
didik terhadap materi tidak terlalu asing bagi mereka. Dengan kata lain pengalaman
dan pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik cukup mendukung untuk
mencapai target tersebut. Namun, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
5
pelaksanaan pembelajaran, pendidik harus melakukan usaha secara maksimal, agar
harapan dan tujuan dapat tercapai dengan memuaskan.
Namun, persoalan yang timbul dalam usaha pencapaian KKM yang telah
ditetapkan, tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses pembelajaran yang
telah dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara maksimal tidak membuahkan
hasil yang optimal. Hasil yang dicapai oleh peserta didik masih berada dibawah
kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Belum ketercapaianya kriteria
ketuntasan minimal tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menunjang
ketercapaian hasil proses pembelajaran.
Dalam situasi seperti ini, peneliti mengasumsikan adanya tiga pertanyaan
yang sangat penting dari hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pertama, bagaimana cara mempertanggungjawabkan ketidakberhasilan proses
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan?, pertanyaan yang kedua,
strategi apa yang harus diterapkan dalam memperbaiki ketidakberhasilan proses
pencapaian tujuan pembelajaran agar tercapai hasil yang optimal? dan yang ke tiga
bagaimana operasionalisasi dari konsep dan prinsip-prinsip belajar di dalam
pengelolaan proses pembelajaran telah sesuai dengan kriteria untuk menilai
kelayakan dan kecukupan yang dijadikan ukuran bagi semua faktor yang mendukung
ketercapaian tujuan?.
Sebagai jawaban atas pertanyaan yang timbul dari adanya kesenjangan
antara tujuan dan hasil pembelajaran yang dicapai, peneliti melakukan kerjasama
dengan teman sejawat sekolah dan supervisor. Kegiatan ini dilakukan secara bebas
dan demokratis yang diawali dengan proses observasi yang dilakukan supervisor dan
6
teman sejawat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis dan
peserta didik, curah pendapat dan memberikan motivasi pada peneliti untuk lebih
meningkatkan mutu pembelajaran. Tujuan melakukan kerjasama dengan teman
sejawat dan supervisor untuk :
1. Mengetahui segala aspek proses pembelajaran, keunggulan strategi yang
diterapkan maupun
masalah-masalah yang dihadapi akibat kelemahan yang
dialami penulis.
2. Melakukan analisis terhadap perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan hasil
proses pembelajaran, apabila kriteria yang ditentukan tidak tercapai, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas.
3. Melakukan refleksi diri, untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya
meningkatkan mutu proses pembelajaran yang diharapkan oleh pendidik,
peserta didik dan komponen pendidikan lainnya.
4. Merumuskan isu atas permasalahan yang timbul dan harus mencari alternatif
pemecahan masalahnya serta menetapkan perencanaan tindakan perbaikan
yang akan dilakukan.
Sebagai gambaran keterkaitan kegiatan yang dilakukan penulis dalam
proses pembelajaran dan hasil observasi yang dilakukan supervisor dan teman
sejawat, dapat
ditemukan permasalahan yang
dianggap sebagai faktor
penyebab adanya kesenjangan antara tujuan dan hasil proses pembelajaran.
Permasalahan yang teridentifikasi dijadikan bahan rujukan bagi penulis untuk
melakukan refleksi diri, agar proses pencapaian tujuan pembelajaran
selanjutnya, dapat dicapai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang
7
telah ditetapkan bahkan lebih. Pada akhirnya penulis menyimpulkan seluruh
temuan permasalahan yang teridentifikasi menjadi bahan kajian yang perlu
dianalisa.
Guru adalah motor utama yang mendapat tanggung jawab langsung
untuk menterjemahkan kurikulum ke dalam aktifitas belajar mengajar
(Soedijarto, 1993:58). Untuk itu guru perlu memiliki kemampuan personal,
profesioinal dan kemampuan sosial untuk menunjang tugasnya dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemampuan tersebut diupayakan untuk
dikembangkan dan ditingkat-kan agar mencapai tingkat profesi yang optimal.
Proses pertumbuhan profesi dimulai sejak guru mulai mengajar dan berlangsung
sepanjang hidup dan karier hidup (Piet A. Sehertian, 1994:7). Kesadaran guru
untuk itu ternyata belum begitu nampak. Penelitian Budiyono terhadap 36 guru
di Semarang menemu-kan bahwa belum semua guru menghabiskan waktu yang
ada untuk keperluan profesionalnya, hanya 38,9% dari sebagian waktu yang ada
(Budiyono, 1995:17).
Tenaga
yang
profesional
lebih
mengutmaakan
kemampuan
merencanakan dan mengelola proses belajar mengajar yang kondusif bagi
perkembangan
peserta
didik
yang
mengadakan
perbaikan
secara
berkesinambungan dengan merefleksi diri terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan. Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT. dan memeluk
Agama Islam seharusnyalah dapat mengetahui isi Kitab Al Qur’an dengan cara
mempelajari/membaca kitab tersebut, karena membaca Al Qur’an merupakan
perintah Allah SWT. sebagaimana tersurat dalam firman Allah Surat Al ’Alaq
ayat 1 s/d 5.
Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda :
)‫(رواه لبخارى‬
ُ‫علَّ َمه‬
َ ‫َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَعَلَّ َم اْلقُ ْرآنَ َو‬
8
Artinya : Sebaik-baik kamu adalah yang mau belajar membaca Al Qur’an dan
mengajarkannya (HR. Bukhori), (Salim Bahreisy, 1986:123).
Membaca Al Qur’an bagi umat Islam merupakan ibadah kepada Allah SWT.
Oleh karena itu keterampilan membaca Al Qur’an perlu diberikan kepada anak sejak
dini mungkin, sehingga nantinya diharapkan setelah dewasa dapat membaca,
memahami dan mengamalkan Al Qur’an dengan baik dan benar.
Pemberian pelajaran Al Qur’an sebaiknya melalui tri pusat pendidikan yaitu :
keluarga, sekolah dan masyarakat, dimana yang paling dominan dan waktunya
banyak adalah di dalam keluarga. Oleh karena itu yang paling menentukan
berhasil/tidaknya anak dapat membaca Al Qur’an adalah pendidikan informal di
tengah keluarga.
Di sekolah perlu adanya pelajaran Al Qur’an, hanya saja waktu dan sarananya
terbatasi, materi yang diberikan kepada siswa terbatas, jam pelajaran yang terbatas
dalam kurikulum juga terbatas (hanya 2 jam pelajaran per minggu), disamping itu
PAI tidak termasuk pelajaran yang di-UASBN-kan, sehingga siswa kurang mendapat
pelajaran dengan maksimal serta kurang perhatiannya. Supaya siswa dapat
membaca, memahami Al Qur’an dengan baik dan benar maka diadakan tambahan
pelajaran Al Qur’an dengan metode Tutor Sebaya. Pendidikan dalam masyarakat
juga penting, karena anak lebih banyak bergaul dengan masyarakat yang dapat
mempengaruhi sifat, watak dan perilakunya sehari-hari. Karena pentingnya
pengetahuan tentang Al Qur’an, maka penulis berusaha mengangkat masalah ini
menjadi obyek pembahasan penelitian dengan usaha penambahan pelajaran Al
Qur’an di sekolah.
Mengacu pada pemikiran dan realita yang ada, peneliti tertarik untuk
memberikan tindakan yang membuat siswa dapat membaca Al Qur’an dengan baik
dan benar. Dorongan untuk membantu memecahkan masalah ini timbul karena
melihat sendiri keadaan siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III. Harapannya
selesai penelitian ini siswa dapat membaca ayat Al Qur’an dengan baik dan benar.
9
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Masih banyak siswa yang belum dapat membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.
2. Ketidakmampuan membaca Al Qur’an dengan baik dan benar disebabkan karena
kurang banyak membaca Al Qur’an bersama-sama atau tadarus.
3. Melalui metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an
dengan baik dan benar.
C. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut di atas, perlu adanya pembatasan
masalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an dengan baik dan benar
diperlukan metode Tutor Sebaya
2. Metode pengajaran yang dipilih untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca Al Qur’an dengan baik dan benar yaitu dengan metode Tutor Sebaya,
Tutor Sebaya dan demonstrasi.
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut :
“ Apakah dengan menggunakan metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an dengan baik dan benar?”
D. TUJUAN PENELITIAN
Bertolak dari rumusan masalah di atas maka penelitian tindakan kelas ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an dengan
baik dan benar melalui tambahan pelajaran Al Qur’an.
10
E.
MANFAAT HASIL PENELITIAN
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru Pendidikan
Agama Islam dalam meningkatkan proses belajar mengajarnya terutama dalam
meningkatkan kemampuan siswa membaca dan memahami Al Qur’an, di samping
itu juga bermanfaat bagi siswa itu sendiri sehingga dapat membaca Al Qur’an
dengan baik dan benar serta dapat meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT,
hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi sekolah yang mengalami permasalahan
yang hampir sama dan sejenis, sebagai batu pijakan dan per-bandingan untuk
perbaikan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA TENTANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE TUTOR SEBAYA
A. Kajian Teori Belajar dan Pembelajaran Metode Tutor Sebaya
1. Teori Belajar dan Pembelajaran
Bruner (dalam Dengeng, 1989 : 15 ) mengemukakan bahwa teori
pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Preskriptif karena
tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang
optimal, dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses
belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel
yang menentukan hasil belajar, atau bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain
agar terjadi hal belajar, atau upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasi
dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
Menurut Thorndike yang dikutif oleh C. Budiningsih (2004 : 21), belajar
adalah proses interaksi atara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat
merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain
yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan,
atau gerakan/tindakan.
Menurut Watson yang dikutif C. Budinngsih (2004 : 22), belajar adalah proses
interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud
harus berbentuk tingkah laku yang diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan
kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri
12
seseorang selama proses belajar, namun ia meganggap hal-hal tersebut sebagai faktor
yang tak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan
mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan
apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati.
Dari dua teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
interaksi antara stimulus dan respon, semakin kuat stimulus, maka semakin kuat pula
respon, hubungan antara stimulus dan respon cenderung bersifat sementara.
2.
Metode
Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses
belajar mengajar. Semua metode mengajar itu dapat diterapkan. “Metode adalah cara
yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud tertentu, cara
menyelidiki (mengajar dan sebagainya)”. (W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 646). Yang
dimaksud dengan metode mengajar menurut T. Raka Joni dalam bukunya “Strategi
Belajar Belajar” adalah sebagai berikut : Metode mengajar adalah cara, yang
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan cara-cara yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. (T. Raka Joni, 1980 : 783).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar
adalah cara yang paling tepat, bagaimana guru mengajar suatu materi pelajaran
secara terarah, efisien dan sistematis untuk mencapai tujuan belajar
2. Pengertian Metode Tutor Sebaya
Salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan ketika siswa mempelajari materi
pelajaran adalah metode diskusi kelompok model tutor sebaya. Melalui metode ini,
13
siswa bisa berdialog dan berinteraksi dengan sesama siswa secara terbuka dan
interaktif di bawah bimbingan guru sehingga siswa terpacu untuk menguasai bahan
ajar yang disajikan sesuai Standar Kompetensi (SK) yang telah ditetapkan.
Diskusi kelompok terbimbing dengan model tutur sebaya merupakan
kelompok diskusi yang beranggotakan 5-6 siswa pada setiap kelas di bawah
bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor sebaya. Tutur sebaya
adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam
memahami materi ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap
anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi
sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi
ajar dengan baik.
Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa
yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/Tutor
Sebaya kepada teman-temannya yang belum faham. Metode ini banyak sekali
manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang
diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan
memberi pengarahan dan lain-lain.
Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar
peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu
menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain
yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan
14
agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam
kelompok kecil.
Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk
membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif
bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta
didik yang bekerja bersama. Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan
juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah
dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika
mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan
kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami
apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada
temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat
masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka
menggunakan bahasa yang lebih akrab.
Dalam penggunaan metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan
dan kekurangan, seperti halnya tutor sebaya. Uraian di atas adalah beberapa
kelebihan dari metode tutor sebaya sementara kekurangan metode ini antara lain :
1.
Tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya.
2.
Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya.
Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus
dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas
15
anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan.
Ketua kelompok dipilih secara demokratis oleh seluruh siswa. Misalnya, jika di
suatu kelas terdapat 35 siswa, berarti ada 7 kelompok dengan catatan
satu
kelompok yang terdiri atas 5 siswa. Sebelum diskusi kelompok terbentuk, siswa
perlu mengajukan calon tutor.
Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria: (1) memiliki kemampuan
akademis di atas rata-rata siswa satu kelas; (2)
mampu menjalin kerja sama
dengan sesama siswa; (3) memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis
yang baik; (4) memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama; (5)
memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang
terbaik; (6) bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab; dan (7) suka
membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.
Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
(1) memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang
dipelajari; (2) mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis;
(3) menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar
yang belum dikuasai; dan (4) menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok,
baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan insidental
untuk memecahkan masalah yang dihadapi; serta (5) melaporkan perkembangan
akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang
dipelajari.
16
Peran guru dalam metode diskusi kelompok terbimbing model tutor
sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya
melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa.
a. Kebaikan Metode Tutor Sebaya
Menurut Zuhairini (1983 : 107) dikemukakan bahwa segi fositif metode Tutor
Sebaya itu adalah:
a.
Dalam waktu yang relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan
keterampilan yang diharapkan.
b.
Para murid akan memiliki pengetahuan yang siap karena lebih mudah
menangkap bahasa yang disampaikan teman sebayanya.
c.
Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara routine dan
disiplin.
Sedangka menurut Mansyur dan Muhammad (1982 : 11) secara umum metode
Tutor Sebaya ini wajar digunakan untuk mengembangkan:
a. Kecakapan sebagai penyempurna dari suatu arti (konsep) dan bukan hasil
dari suatu proses mekanik semata-mata. Kecakapan dalam arti keterampilan
di sisini berarti kemampuan melakukan pekerjaan dengan penuh perhatian.
Kecakapan itu tidakk berarti apa-apa jika terpisah dari situasi yang
fungsional.
b. Kecakapan itu tidak relevan jika hanya mampu menentukan keterampilan
rutin yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunakan
pikiran, sebab “kecakapan” bertindak atau berbuat itu tidak mempunyai daya
sesuai terhadap situasi-situasi baru.
c. Mendapatkan kecakapan adalah suatu proses yang mempunyai dua fase:
1.
Fase Integratif, dimana persepsi tentang arti kecakapan mulai
dikembangkan.
2.
Fase penyempurnaan, dimana ketelitian, kecakapan mulai
ditingkatkan.
17
Bertolak dari pendapat-pendapat di atas, ternyata metode Tutor Sebaya
memberikan kemudahan khusus bagi murid dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Begitu itu pula dalam pelaksanaan belajar mengajar membaca Al-Qur’an,
apalagi materi Al-Qura’an sangat membutuhkan hafalan. Oleh karenanya melalui
penggunaan metode Tutor Sebaya, kesulitan-kesulitan yang dialami dapat dibantu
b. Kelemahan-kelemahan Metode Tutor Sebaya
Selayaknya metode-metode lain, metode Tutor Sebaya juga memiliki
kelemahan-kelemahan. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut adalah:
Menurut Mansyur dan Muhammad (19821 : 12). Adapun kelemahankelemahan metode Tutor Sebaya ini antara lain:
a.
b.
Menghambat bakat dan inisiatif murid, karena murid lebih banyak dibawa
konformitas dan diarahkan kepada uniformitas.
Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak
ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon secara
otomatis, tanpa menggunakan intelegensi.
Menurut Zuhairini (1983 : 107). Segi negatif metode Tutor Sebaya
sebagai berikut:
1. Menghambat perkembangan dan daya inisiatif murid;
2. Kurang memperhatikan penyesuaian dengan lingkungan;
3. Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang kaku dan otomatis;
4. Membentuk pengetahuan verbalis dan mekanis.
18
Dari kedua pendapat di atas dapat dikemukakan, bahwa kelemahan metode
Tutor Sebaya akan mengakibatkan terhambatnya bakat serta inisiatif murid, sering
kali Tutor Sebaya dapat membosankan murid, dapat mengakibatkan kebiasaan kaku,
serta mengakibatkan timbulnya verbalisme.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Tutor Sebaya tepat
untuk digunakan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar membaca Al-Qur’an,
sebab membaca Al-Qur’an merupakan mata pelajaran yang banyak memerlukan
Tutor Sebaya-Tutor Sebaya seperti; cara membaca yang fasikh, surat Al-Qadr yang
benar, menghafal ayat-ayat pilihan.
c. Cara Mengatasi Kelemahan-kelemahan Metode Tutor Sebaya
Ada beberapa macam usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan metode Tutor Sebaya ini yaitu antara lain:
1. Tutor Sebaya hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis;
2. Tutor Sebaya harus memiliki arti yang luas, karenanya:
a. Jelaskan terlebih dahulu tujuan Tutor Sebaya tersebut;
b. Agar murid dapat memahami manfaat Tutor Sebaya itu bagi kehidupan
siswa;
c. Murid mempunyai sikap bahwa Tutor Sebaya itu diperlukan untuk
melengkapi belajar.
3. Masa Tutor Sebaya relatif harus singkat, tetapi harus sering dilkukan pada
waktu-waktu tertentu.
19
4.
Tutor Sebaya harus menarik, gembira , dan tidak membosankan. Untuk itu
perlu:
a. Dibandingkan minat instrinsik;
b. Tiap-tiap kemajuan yang dicapai murid harus jelas; dan
c. Hasil Tutor Sebaya terbaik dengan sedikit menggunakan emosi.
5.
Proses Tutor Sebaya dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan
proses perbedaan individual.
a. Tingkat kecakapan yang diterima pada satu tidak perlu sama; dan
b. Perlu diberikan perorangan dalam rangka menambah Tutor Sebaya
kelompok.
d. Langkah-langkah Penggunaan Metode Tutor Sebaya
Agar penggunaan metode Tutor Sebaya ini dapat berjalan dengan efektif dan
efisien, maka diperlukan langkah-langkah yang sistematis. Menurut Rahman (2005 :
207) dikemukakan tentang cara-cara atau langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru membagi kelompok beranggotakan lima orang yang secara heterogen;
2. Guru memberikan wacana sesuai dengan bahan pelajaran;
3. Murid saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tangapan
terhadap wacana;
4. Murid saling membacakan hasil kerja kelompok;
5. Guru membuat kesimpulan;
6. Guru membacakan kesimpulan.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, yakni memberikan pengertian
dasar, dilakukan secara routine, tidak membosankan, tujuannya jelas, serta Tutor
Sebayanya bersifat menarik. Dengan demikian tentu pelaksanaan proses belajar
20
mengajar akan efektif dan efisien. Hal itu sejalan dengan pola-pola penggunaan
metode Tutor Sebaya. Diungkapkan dalam buku Pedoman Guru Pendidikan Agama
Sekolah Lanjutan Atas (Depag RI, 1983 : 115) “Agar para siswa dapat membaca
dengan lancar tentulah harusa dengan Tutor Sebaya ”. Dengan demikian metode
Tutor Sebaya dapat diterapkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, begitu
pula kaitannya dengan metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran membaca AlQur’an. Metode ini akan tepat dipergunakan
21
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
1. Subjek
Sebagai
subjek
dalam
penelitian
ini
adalah
kelas
VI
SDN
BANTARGEBANG III Kota Bekasi dengan jumlah siswa 35 orang, terdiri dari 17
siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan
2. Tempat Penelitian
Peneliti
melaksanakan
penelitian
di
Kelas
VI
A
SDN
BANTARGEBANG III Kota Bekasi yang terletak pada Jalan Yayasan Nurul Huda
Kecamatan Bantargebang. Yang mana tempat dan kelas penelitian ini merupakan
tempat peneliti mengajar, sehingga peneliti sudah mengetahui keadaan sekolah dan
siswanya, serta bertujuan memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa
tentang membiasakan hidup bergotong royong yang selama ini hasil belajar
siswanya masih rendah atau kurang.
1. Waktu
Waktu yang diambil atau dipilih untuk melaksanakan perbaikan
pembelajaran adalah pada saat jam pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu pada
tanggal 26 November 2012 sampai dengan 16 Desember 2012.
2.
Mata Pelajaran
22
Peneliti memilih mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VI
semester II dengan Materi tentang surat Al-Qadr.
3.
Karakteristik Siswa
Kelas yang dipakai untuk menjadi bahan peneliti adalah kelas VI
yang karakteristik siswanya beragam. Siswa SDN BANTARGEBANG III berasal
dari perkotaan keaneka ragaman karakter siswa yang lainnya yang ada di kelas VI
antara lain dapat dilihat dari latar belakang keluarganya seperti pendidikan terakhir
orang tua ( SD – 10 orang, SLTP – 19 orang, dan SLTA 6 orang ), pekerjaan orangn
tua yang sebagian buruh, karyawan dan pedagang.
Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran
NO
TANGGAL
Mata Pelajaran
SIKLUS
POKOK BAHASAN
1
26 Nov 2012
Pendidikan
Pra siklus
Surat Al-Qadr
I
Surat Al-Qadr
II
Surat Al-Qadr
Agama Islam
2
1 Des 2012
Pendidikan
Agama Islam
3
8 Des 2012
Pendidikan
Agama Islam
B. Deskripsi Per siklus
1. Mata Pendidikan Agama Islam
Prosedur
pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas mengidentifikasi
gejala – gejala permasalahan ketika proses pembelajaran berlangsung.
Prosedur ini dengan melakukan refleksi menganalisis sebab - sebab
23
permasalahan
dibantu supervisor II ,
serta
merencanakan
perbaikan
pembelajaran dua siklus sebagai berikut.
a. Siklus I
1. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan penelitian, observe mengamati, mencatat
kemudian mendokumentasikannya berbagai temuan dan informasi
yang didapat pada saat kegiatan pembelajaran siklus I, Perencanaan
awal antara lain :
a. Membuat rencana pembelajaran
b. Menetapkan jadwal pelaksanaan dan perbaikan
c. Menyiapkan media tentang membaca surat Al-Qadr
2.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajarandengan materi membaca
surat Al-Qadr dengan lancar. Yang dilakukan pada tahap ini, antara lain :
1. Memberi petunjuk dan penjelasan tentang materi pelajaran dengan
menggunakan metode tutor sebaya.
2. Memberikan motifasi agar siswa aktif belajar.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan guru, atau pertanyaan dari siswa lain.
4. Menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan siswa.
5. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
Dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran antara lain adalah :
24
a. Kegiatan awal ( 5 Menit )
 Mengabsen kehadiran siswa
 Apersepsi :
Guru memberikan ilustrasi materi yang berkaitan dengan
membaca surat Al-Qadr dengan lancar yang
akan
di
pelajari.
 Menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
b. Kegiatan Inti ( 25 menit )
 Guru menjelaskan
dengan media pembelajaran tentang
membaca surat Al-Qadr dengan lancar.
 Guru melihat dan mencari siswa yang mampu menjadi tutor
sebaya dan menjelaskan materi dengan menggunakan metode
tutor sebaya.
 Menunjuk siswa untuk memberikan contoh membaca surat
Al-Qadr dengan lancar dan mengajak siswa membentuk
kelompok untuk menerapkan metode tutor sebaya.
 Siswa mengerjakan lembar siswa
c. Kegiatan akhir ( 5 menit )
 Dengan bimbingan guru, siswa
menyimpulkan materi
pembelajaran.
 Siswa secara individu menjawab soal – soal evaluasi
 Pemberian tugas PR berupa latihan soal
3.
Pengamatan / pengumpulan data
25
Hasil pembelajaran siklus
materi
I pemahaman siswa tentang
tentang membaca surat Al-Qadr dengan lancar, kurang
maksimal. Begitu juga dengan keaktifan siswa yang masih kurang,
karena tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran.
Tabel 3
Nama – nama siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III
NO
NAMA SISWA
KELAS
01
ABDUL ZAELANI
VI
02
AHMAD RIZKY HIDAYAT
VI
03
AMALIA AINI WIHARJA
VI
04
ANGGA KARIDWANSYAH
VI
05
APRILIA SAPUTRI
VI
06
ARINI FARHATAIN JUNI
VI
07
AULIYATUL MUJAHIDA
VI
08
AZIS HARISMA
VI
09
DEVY MONIKA
VI
10
DILA PUTRI.A
VI
11
DWI AJENG SRI WAHYUNI
VI
12
ENENG NADIA
VI
13
FAUZAN WAHYU ADI NUGROHO
VI
14
GALANG FACHRIZA MUHAMMADY
VI
15
GILLANG NANAN F
VI
16
HAFIDZ ABDUL KHOIR
VI
17
JAINUL FIKRI
VI
18
JEDA SUCIYANA
VI
26
19
JIMI WIJAYA
VI
20
JOLPIN
VI
21
JULIA HARTATI
VI
22
LUTFI HUSAENI AKBAR
VI
23
M. DANIEL WAHYUDI
VI
24
MAULANA IKHSANUDIN ROBBANI
VI
25
MIRANDA
VI
26
MUHAMAD MAULANA
VI
27
MUHAMMAD FIGAR SYAHPUTRA
VI
28
MUHAMMAD GHOZALI
VI
29
NADILA OCTARINI
VI
30
NAVRIDA NUR AMALIA
VI
31
NI WAYAN DESI WULANDARI
VI
32
NURUL SYAH NASYID FIRDAUZY
VI
33
REFO KUSUMA WARDANA
VI
34
REYNALDY HERMAWAN
VI
35
RIAN DWI PRAMONO
VI
Tabel 4
Nilai siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III Siklus I
NO
01
NAMA SISWA
NILAI
SIKLUS
ABDUL ZAELANI
60
02
AHMAD RIZKY HIDAYAT
50
03
AMALIA AINI WIHARJA
80
ANGGA KARIDWANSYAH
50
APRILIA SAPUTRI
40
04
05
27
06
ARINI FARHATAIN JUNI
60
07
AULIYATUL MUJAHIDA
50
08
AZIS HARISMA
40
09
DEVY MONIKA
60
10
DILA PUTRI.A
40
DWI AJENG SRI WAHYUNI
60
12
ENENG NADIA
30
13
FAUZAN WAHYU ADI NUGROHO
60
14
GALANG FACHRIZA MUHAMMADY
30
GILLANG NANAN F
60
16
HAFIDZ ABDUL KHOIR
60
17
JAINUL FIKRI
60
18
JEDA SUCIYANA
20
M. IKHSAN
30
20
M. AZIZ MAULANA
70
21
JULIA HARTATI
30
22
LUTFI HUSAENI AKBAR
70
23
M. DANIEL WAHYUDI
30
24
MAULANA IKHSANUDIN ROBBANI
20
25
MIRANDA
80
26
MUHAMAD MAULANA
20
27
MUHAMMAD FIGAR SYAHPUTRA
50
11
15
19
28
28
MUHAMMAD GHOZALI
80
29
NADILA OCTARINI
50
30
NAVRIDA NUR AMALIA
70
31
NI WAYAN DESI WULANDARI
70
32
NURUL SYAH NASYID FIRDAUZY
90
REFO KUSUMA WARDANA
70
34
REYNALDY HERMAWAN
50
35
RIAN DWI PRAMONO
100
33
JUMLAH
1890
RATA – RATA
54,0
NILAI MAKSIMAL
100
NILAI MINIMAL
20
Tabel 5
Hasil Nilai siklus I
No
1
Jumlah
Siswa
35
Nilai
Jml
Rata
Mak Min
1890
54,0
100
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
3
5
3
6
8
5
3
1
1
4. Refleksi dan Analisis
Setelah melaksanakan pembelajaran dan pengamatan maka dilakukan
hasil yang diperoleh siswa sangat tidak memuaskan. Dimana masih banyak siswa
yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 70. Setelah melihat dari data - data
pada siklus satu tersebut maka dilakukan refleksi tehadap kegiatan pembelajaran
29
20
yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk
menilai
kelemahan
dan
kekurangan
siswa dalam
pembelajaran sesuai dengan siklus satu guna untuk melakukan perbaikan pada
siklus selanjutnya.
Instrumen Observasi
LEMBAR OBSERVASI
SIKLUS I
Fokus Observasi
: Strategi Pembelajaran
Kemunculan
No
Aspek yang di Observasi
1
Apakah penjelasan guru tidak terlalu
Ada
√
cepat?
2
√
Apakah dengan menggunakan
metode tutor sebaya siswa dapat
merespon pembelajaran dengan baik ?
3
√
Apakah guru dalam penyampaian
materi pembelajaran menggunakan
alat peraga atau media pembelajaran ?
4
Apakah materi pembelajaran
√
disampaikan secara variatif ?
5
Apakah semua siswa sudah terlibat
aktif dalam pembelajaran
30
√
Tidak
Komentar
Siklus II
1. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran
a. Membuat rencana pembelajaran.
b. Menetapkan jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
c. Merancang pengamatan
kegiatan
siswa yaitu
yang
sesuai
pembelajaran dengan penggunaan metode tutor sebaya.
d. Membuat soal tes hasil belajar
2. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
a. Dengan prosedur umum
1. Kegiatan awal ( 5 menit )
 Mengabsen kehadiran siswa
 Apersepsi
Guru
memberikan
ilustrasi
yang berkaitan
musyawarah.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti ( 25 menit )
31
dengan
 Guru menjelaskan tentang materi membaca surat Al-Qadr
dengan lancar dengan metode tutor sebaya.
 Mengajak siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan
berani dalam mengemukakan pertanyaan dan pendapat.
menunjuk siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis
 Siswa mengerjakan lembar siswa
3.
Kegiatan Akhir ( 5 menit )
 Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi
pelajaran.
 Siswa secara individu menjawab soal – soal evaluasi
 Pemberian tugas PR berupa latihan soal
b. Dengan Prosedur Khusus
Meningkatkan keaktifan siswa
melalui
penggunaan
metode tutor sebaya tentang membaca surat Al-Qadr dengan lancar
3.
Pengamatan / Pengumpulan Data
Berdasarkan
pengamatan
pada
siklus
mengalami peningkatan hasil belajar karena dengan
metode tutor sebaya
dalam pembelajaran
II, aktivitas
siswa
menggunakan media
Pendidikan Agama Islam. Dan
berdasarkan hasil pembelajaran siklus II bahwa pemahaman siswa tentang
materi membaca surat Al-Qadr dengan lancar mengalami
peningkatan atau
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan tabel sebagai berikut:
Tabel. 6
Nilai Siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III Siklus II
32
NO
NAMA SISWA
NILAI
SIKLUS
01
ABDUL ZAELANI
60
02
AHMAD RIZKY HIDAYAT
70
03
AMALIA AINI WIHARJA
80
04
ANGGA KARIDWANSYAH
80
05
APRILIA SAPUTRI
80
06
ARINI FARHATAIN JUNI
60
07
AULIYATUL MUJAHIDA
80
08
AZIS HARISMA
70
09
DEVY MONIKA
60
10
DILA PUTRI.A
70
11
DWI AJENG SRI WAHYUNI
80
12
ENENG NADIA
80
13
FAUZAN WAHYU ADI NUGROHO
80
14
GALANG FACHRIZA MUHAMMADY
90
15
GILLANG NANAN F
80
16
HAFIDZ ABDUL KHOIR
70
17
JAINUL FIKRI
70
18
JEDA SUCIYANA
100
19
JIMI WIJAYA
80
20
JOLPIN
90
21
JULIA HARTATI
70
22
LUTFI HUSAENI AKBAR
80
23
M. DANIEL WAHYUDI
80
24
MAULANA IKHSANUDIN ROBBANI
60
25
MIRANDA
80
26
MUHAMAD MAULANA
80
33
27
MUHAMMAD FIGAR SYAHPUTRA
80
28
MUHAMMAD GHOZALI
80
29
NADILA OCTARINI
80
30
NAVRIDA NUR AMALIA
70
31
NI WAYAN DESI WULANDARI
70
32
NURUL SYAH NASYID FIRDAUZY
90
33
REFO KUSUMA WARDANA
70
34
REYNALDY HERMAWAN
90
35
RIAN DWI PRAMONO
100
JUMLAH
2710
RATA – RATA
77,4
NILAI MAKSIMAL
100
NILAI MINIMAL
60
Tabel. 7
Nilai Siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III Siklus II
Nilai
Jumlah
No
Jml
Siswa
1
Rata Mak Min
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
35
4
9
16
4
2
2710
77
100
60
4. Refleksi dan Analisis
Berdasarkan dari tabel siklus II hasil pembelajaran Pendidikan Agama
Islam kelas VI di SDN BANTARGEBANG III tentang materi membaca surat AlQadr dengan lancar mengalami peningkatan yang sangat baik atau
sehingga dapat disimpulkan bahwa :
34
signifikan
a. Keaktifan siswa secara individu pada siklus ini ada peningkatan.
b. Pemahaman siswa menjadi lebih baik atau adanya peningkatan
5. Pihak yang membatu
 Supervisor II
LEMBAR OBSERVASI
SIKLUS II
Fokus Observasi
: Strategi Pembelajaran
Kemunculan
No
Aspek yang di Observasi
1
Apakah penjelasan guru tidak terlalu
Ada
Tidak
Komentar
√
cepat?
2
Apakah dengan menggunakan
√
metode tutor sebaya siswa dapat
merespon pembelajaran dengan baik ?
3
Apakah guru dalam penyampaian
materi pembelajaran menggunakan
√
alat peraga atau media pembelajaran ?
4
Apakah materi pembelajaran
disampaikan secara variatif ?
5
√
Apakah semua siswa sudah terlibat
aktif dalam pembelajaran
√
Bekasi, …….. 2012
Supervisor II
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari hasil observasi hasil kinerja siswa pada siklus I yang telah direfleksi serta
diberikan tindakan-tindakan pada aspek yang belum mencapai kategori baik pada
siklus II, maka didapat hasil analisis yang ditampilkan pada tabel berikut:
TABEL KINERJA SISWA
NILAI EVALUASI SIKLUS I
No
1
Nama Siswa
Abdul Zaelani
Pra tes
5
Pasca tes
8
Ket
Naik
2
Ahmad Rizky Hidayat
5
9
Naik
3
Amalia Aini Wiharja
2
7
Naik
4
Angga Karidwansyah
5
8
Naik
5
Aprilia Saputri
6
9
Naik
6
Arini Farhatain Juni
5
8
Naik
7
Auliyatul Mujahida
7
7
Tetap
8
Azis Harisma
6
8
Naik
9
Devy Monika
5
7
Naik
10
Dila Putri.A
2
5
Naik
11
Dwi Ajeng Sri Wahyuni
5
7
Naik
12
Eneng Nadia
4
8
Naik
13
Fauzan Wahyu Adi
5
7
Naik
4
7
Naik
Nugroho
14
Galang Fachriza
Muhammady
15
Gillang Nanan F
5
8
Naik
16
Hafidz Abdul Khoir
5
8
Naik
17
Jainul Fikri
4
8
Naik
36
18
Jeda Suciyana
8
9
Naik
19
Jimi Wijaya
2
8
Naik
20
Jolpin
6
9
Naik
21
Julia Hartati
4
6
Naik
22
Lutfi Husaeni Akbar
4
8
Naik
23
M. Daniel Wahyudi
3
6
Naik
24
Maulana Ikhsanudin
6
8
Naik
Robbani
25
Miranda
3
5
Naik
26
Muhamad Maulana
2
6
Naik
27
Muhammad Figar
6
9
Naik
Syahputra
28
Muhammad Ghozali
6
6
Naik
29
Nadila Octarini
7
9
Naik
30
Navrida Nur Amalia
5
9
Naik
31
Ni Wayan Desi Wulandari
6
9
Naik
32
Nurul Syah Nasyid
3
9
Naik
Firdauzy
33
Refo Kusuma Wardana
3
9
Naik
34
Reynaldy Hermawan
4
7
Naik
35
Rian Dwi Pramono
5
7
Naik
4.62
7,62
Rata-rata
37
Berdasarkan data di atas diperoleh gambaran, bahwa tingkat pencapaian hasil
belajar surat Al-Qadr siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III secara individual
mengalami peningkatan. Pada siklus I, dari rata-rata pra tes 4.62 menjadi 7.62 ratarata pasca tes. Prosentase kenaikan sebesar 64.93 %. Sebanyak 40 siswa memperoleh
kenaikan nilai, hanya satu siswa yang memperoleh nilai tetap.
Gambaran hasil evaluasi siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL KINERJA SISWA
NILAI EVALUASI SKLUS II
No
1
Nama Siswa
Abdul Zaelani
Pra tes
4
Pasca tes
8
Ket
Naik
2
Ahmad Rizky Hidayat
3
8
Naik
3
Amalia Aini Wiharja
3
8
Naik
4
Angga Karidwansyah
3
7
Naik
5
Aprilia Saputri
4
9
Naik
6
Arini Farhatain Juni
3
8
Naik
7
Auliyatul Mujahida
5
8
Tetap
8
Azis Harisma
5
7
Naik
9
Devy Monika
5
9
Naik
10
Dila Putri.A
4
8
Naik
11
Dwi Ajeng Sri Wahyuni
4
9
Naik
12
Eneng Nadia
5
8
Naik
13
Fauzan Wahyu Adi
3
7
Naik
4
8
Naik
Nugroho
14
Galang Fachriza
Muhammady
15
Gillang Nanan F
5
8
Naik
16
Hafidz Abdul Khoir
4
9
Naik
17
Jainul Fikri
5
9
Naik
38
18
Jeda Suciyana
4
8
Naik
19
Jimi Wijaya
4
9
Naik
20
Jolpin
3
8
Naik
21
Julia Hartati
2
7
Naik
22
Lutfi Husaeni Akbar
5
9
Naik
23
M. Daniel Wahyudi
3
8
Naik
24
Maulana Ikhsanudin
3
8
Naik
Robbani
25
Miranda
2
7
Naik
26
Muhamad Maulana
6
9
Naik
27
Muhammad Figar
5
9
Naik
Syahputra
28
Muhammad Ghozali
3
8
Naik
29
Nadila Octarini
3
7
Naik
30
Navrida Nur Amalia
4
8
Naik
31
Ni Wayan Desi Wulandari
3
8
Naik
32
Nurul Syah Nasyid
3
8
Naik
Firdauzy
33
Refo Kusuma Wardana
3
7
Naik
34
Reynaldy Hermawan
4
8
Naik
35
Rian Dwi Pramono
3
9
Naik
4
5
6
5
5
4.17
9
8
8
9
8
8.10
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
36
37
38
39
40
Rata-rata
Berdasarkan data di atas diperoleh gambaran, bahwa hasil belajar surat AlQadr siswa pada siklus II, dari rata-rata pra tes sebesar 4.17 menjadi rata-rata pos tes
39
sebesar 8.10. Prosentase kenaikan sebesar 94.24 %. Seluruh siswa memperoleh
kenaikan nilai dari pra tes ke nilai pos tes.
Dari rata-rata nilai pos tes siklus I dan siklus II diperoleh gambaran kenaikan
rata-rata 7.62 menjadi 8.10 atau mengalami kenaikan sebesar 6.30 %. Siswa yang
memperoleh kenaikan nilai pos tes 19 siswa (47.5 %), Siswa yang memperoleh nilai
tetap 11 siswa (27.5 %), Siswa yang memperoleh nilai menurun 10 siswa (25 %).
Secara keseluruhan rata-rata nilai siklus I ke siklus II meningkat sebesar 6.30 %.
Kenaikan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada grafik
berikut:
Grafik Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II Secara individual
81
80
79
78
77
76
75
74
73
Siklus I Siklus II
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran surat Al-Qadr
melalui model Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Membaca Al-Quran.
Peningkatan ini lebih disebabkan makin intensifnya anggota kelompok ahli dalam
mentranfer pengetahuan yang diperoleh kepada anggota kelompok yang lain.
40
Selanjutnya pemberian bahan ajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan dapat
membantu peningkatan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa juga terjadi dalam nilai kelompok. Seperti
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL KINERJA SISWA
HASIL EVALUASI KELOMPOK
No
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
I
II
III
IV
V
VI
VI
VII
Rata-rata
Nilai Evaluasi
Siklus I
Siklus II
6.7
5.6
7.2
7.0
7.5
8.3
8.0
7.0
7.22
8.2
8.5
8.4
8.0
8.2
8.6
8.5
8.3
8.34
Ket
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Berdasarkandata di atas diperoleh gambaran bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar kelompok dari rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 7.22 menjadi 8.34 pada
siklus II. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 15.51 %, seluruh
kelompok memperoleh kenaikan nilai hasil belajar surat Al-Qadr dalam membaca
Al-Quran.
Nilai rata-rata evaluasi siklus I dan siklus II secara kelompok dapat diliahat
pada grafik berikut:
Grafik Evaluasi Kelompok
41
84
82
80
78
76
74
72
70
68
66
Siklus I
Siklus II
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil temuan secara kuantitatif di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar surat Al-Qadr siswa kelas VI SD Negeri Bantargebang IV mengalami
peningkatan dengan menggunakan pembelajaran surat Al-Qadr melalui Tutor
Sebaya.
Dapat dilihat dari rata-rata nilai pos tes siklus I dan siklus II diperoleh
gambaran kenaikan rata-rata 7.62 menjadi 8.10 atau mengalami kenaikan sebesar
6.30 %. Siswa yang memperoleh kenaikan nilai pos tes 19 siswa (47.5 %), Siswa
yang memperoleh nilai tetap 11 siswa (27.5 %), Siswa yang memperoleh nilai
menurun 10 siswa (25 %). Secara keseluruhan rata-rata nilai siklus I ke siklus II
meningkat sebesar 6.30 %. Sacara individual.
42
Pembelajaran surat Al-Qadr siswa melalui Tutor Sebaya secara kelompok ada
peningkatan hasil belajar hal ini dapat dilihat angka yang diperoleh dari rata-rata
hasil belajar siklus I sebesar 7.22 menjadi 8.34 pada siklus II. Peningkatan hasil
belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 15.51 %, seluruh kelompok memperoleh
kenaikan nilai hasil belajar surat Al-Qadr dalam membaca Al-Quran.
43
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas
mengenai pembelajaran surat Al-Qadr siswa melalui Tutor Sebaya di kelas VI SDN
BANTARGEBANG III Kecamatan Bantargebang semester 2 tahun pelajaran 20122013 , selama dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Model pembelajaran Kooperatif melalui Tutor Sebaya dapat meningkatkan
perhatian, keberanian, kesungguhan, kemampuan dan kejelian, keseriusan siswa
dalam pembelajaran baca Al-Quran surat Al-Qadr mengalami peningkatan siklus
I rata-rata cukup menjadi rata-rata baik pada siklus II. (Berada di antara 60 79)
2. Siswa yang memperoleh peningkatan nilai dalam pembelajaran surat Al-Qadr
melalui Tutor Sebaya dari 40 siswa. Siswa yang memperoleh kenaikan nilai pos
tes 19 siswa (47.5 %), Siswa yang memperoleh nilai tetap 11 siswa (27.5 %),
Siswa yang memperoleh nilai menurun 10 siswa (25 %). Secara keseluruhan
rata-rata nilai siklus I ke siklus II meningkat sebesar 6.30 %. Yaitu nilai ratarata pada siklus II sebesar 8.10. Berdasarkan indikator keberhasilan termasuk
kategori sanagat baik.
3. Model pembelajaran surat Al-Qadr melalui Tutor Sebaya dapat meningkatkan
hasil belajar secara individual maupun kelompok. Secara individual dari ratarata 7.62 menjadi rata-rata 8.10 atau mengalami peningkatan sebesar 6.30 %.
44
Sedangkan secara kelompok dari rat-rata 7.22 pada siklus I meningkat menjadi
rata-rata 8.34 pada siklus II
4. Model pembelajaran kooperatif dengan materi surat Al-Qadr melalui Tutor
Sebaya terbukti dapat meningkatkan hasil belajar secara individual maupun
kelompok.
Berdasarkan hasil temuan di atas kinerja pembelajaran surat Al-Qadr dengan
menerapkan metode Tutor Sebaya atau Tim Ahli dapat digunakan sebagai alternatif
dalam praktek membaca Al-Quran dengan menerapkan makhraj dan tajwid, karena
qaidah metode Tutor Sebaya telah terbukti berpengaruh positif terhadap siswa di
lapangan.
B. Saran-saran
Dari
hasil
BANTARGEBANG
temuan
III
penelitian
Kecamatan
tindakan
kelas
Bantargebang
di
Kota
kelas
VI
Bekasi
SDN
penulis
menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, dalam pembelajar Pendidikan Agama Islam hendaklah guru
menggunakan metode atau model pembelajaan yang bervariatif salah satunya
model pembelajaran Tutor Sebaya.
2. Bagi Kepala Sekolah hendaklah memberikan motivasi kepada guru agar dalam
pembelajaran di kelas guru senantiasa menggunakan model pembelajaran yang
bervariatif agar hasil belajar siswa ada peningkatan.
3. Bagi Pengawas PAI hendaklah memberikan pembinaan kepada guru PAI agar
kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya lebih meningkat.
45
DAFTAR PUSTAKA
Ablah Jawwad Al-Harsyi, (2006). Kecil-kecil Hafal Al-Quran, Jakarta : Hikmah
C. Asri Budiningsih. (2004). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Departemen Agama. (2004). Pedoman Pendidikan Agama Untuk Umum, Jakarta :
Dirjen Kelembagaan Islam.
Fathiyah Hasan Sulaeman. (1986). Alam Pikiran Al-Gozali Mengenai Pendidikan
dan Ilmu, CV Diponegoro.
Ikhya Ulumuddin. (2003). Makhraj Sifat Huruf, Surabaya.
Lukman Hadi Negoro. (2006). Teknik Seni Brpidato Mutakhir dalam Teori dan
Praktek, Yogyakarta : Absolut.
M. Athiyah Al-Abrasyi. (1987). Dasar-dasar Pendidikan Islam, Jakarta : Bu;an
Bintang
Mansyur dan Muhammad. (1992). Pengantar Metologi Pendidikan Agama, PT
Srugo Abadi Inti.
Rahman. (2004). Model Pembelajaran (Model of Teaching), Bandung : FPBS UPI
____________ (2006). Alternatif Model Tindakan Kelas, Bandung : LPMP
____________ (2000). Bunga Rampai Perencanaan Pengajaran Bahasa, Bandung :
FPBS.
Silberman Melvin L. (2006). Active Learnig 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung
: Nusamedia
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. (2006). Penelitian Tidakan
Jakarta : PT Bumi Aksara.
Kelas ,
Sukmadinata, NS. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, Kesuma Karya
: Bandung
46
Winarno Surachmad. (1984). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Dasar dan
Tekni Metode Pengajaran, Bandung : Tarsito
Zuhaerini. (1983). Metodik Khusu Pendidikan Agama, Jakarta : Usaha Nasional
ABSTRAK
Penerapan pembelajaran model Tutor Sebaya pada pembelajaran surat AlQadr siswa di kelas VI Semester 1 SD Negeri Bantargebang IV, dengan langkahlangkah: (1). Guru membagi kelompok beranggotakan lima orang yang secara
hetegoren; (2). Guru memberikan wacana sesuai dengan bahan pelajaran; (3). Murid
saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap
wacana; (4) Murid membacakan hasil kerja kelompok; (5). Guru membuat
kesimpulan bersama murid; (6). Guru membacakan kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, teknik observasi pada sebuah
proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel sebanyak
40 siswa kelas VI SD Negeri Bantargebang IV semester 2 tahun 2012-2013
pada
tanggal 17 Maret sampai dengan tanggal 29 Maret 2013. Data yang dikumpulkan
bersumber dari penelitian tindakan kelas yang mencakup perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi sebanayak 2 siklus.
Temuan hasil penelitian ini sebagai berikut: (1). Perhatian siswa tertuju sejak
guru berbicara dan meningkat pada saat guru menjelaskan materi pada siklus I dan
siklus II. Hasil temuan kuantitatif terhadap prestasi belajar siswa, baik secara
individual maupun secara kelompok meningkat dari siklus I ke siklus II, rata-rata
7,62 menjadi rata-rata 8.10 atau mengalami kenaikan 6.30 %. Sedangkan secara
kelompok dari rata-rata 7.22 menjadi rata-rata 8.34 atau mengalami kenaikan 15.51
%. Dengan demikian prestasi belajar siswa dikategorikan sangat baik yaitu berkisat (
< - 80 ) dan dinyatakan tuntas dalam belajar surat Al-Qadr.
Sedangkan hasil temuan kualitatif menunjukkan adanya peningkatan atau
perubahan positif yang sesuai dengan tujuan khusus penelitian yaitu tentang
47
perhatian, kesungguhan, keberanian, kejelian, kemampuan, pemecahan masalah,
serta hasil peningkatan prestasi pembelajaran surat Al-Qadr.
Kata Kunci
Model Tutor Sebaya, Pembelajaran Surat Al-Qadr
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, Segala Puji dan syukur dipanjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan PTK ini dengan lancar. Shalawat serta salam
semoga tetap dilimpahcurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya,
sahabat-sahabatnya, tabi’in, tabi’it-tabi’in, san sampai kepada kita selaku umatnya
yang taat dan patuh terhadap ajaran yang dibawanya
Penulis menyadari, bahwa selesainya penyusunan hasil Penelitian Tindakan
Kelas ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semua pihak, oleh karena pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
yang terhormat :
1. Ibu Niken Setyasih,S.Pd selaku Kepala SDN BANTARGEBANG III yang telah
memberikan dorongan dan arahan kepada penulis yang sangat berharga.
2. Teman-teman guru SDN BANTARGEBANG III yang telah mendukung dalam
penyusunan ini, yang telah memberikan kritikan yang konstruktif dan saran yang
inovatif.
3. Teman-teman guru pengurus KKG PAI Kecamatan Bantargebang yang telah
mendukung dalam penyusunan ini, yang telah telah berpartisipasi membantu
penulis dalam melakukan penelitian.
48
4. Suami dan anak-anakku yang dengan kesabaran dan kerelaan mereka dalam
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah ilmu melalui
penulisan naskah ini.
.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis berdoa semoga amal baik
Bapak/Ibu/Sdr. Diterima disisi Allah SWT. dan semoga hasil PTK ini
bermanfaat khusus bagi penulis dan umunya bagi dunia pendidikan. Amin.
Bantargebang, April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………
1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ………………………….
2
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………..
4
D. Manfaat Hasil Penelitian …………………………………………
5
E. Hipotesis ………………………………………………………….
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG UPAYA PENINGKATAN
PEMBELAJARAN SURAT AL-QADR MELALUI TUTOR SEBAYA
A. Kajian Teori dan Pembelajaran Metode Tutor Sebaya …………………...
10
B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan ………………………....
20
C. Kerangka Pikir …………………………………………………...
22
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………
24
B. Subjek dan Metode Penelitian …………………………………...
24
C. Prosedur Penelitian ………………………………………………
24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
49
A. Hasil Penalitian …………………………………………………
29
B. Pembahasan ……………………………………………………..
34
BAB V SIMPULAN DAN SARA
A. Simpulan ………………………………………………………..
36
B. Saran-saran ……………………………………………………...
37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
50
Download