PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VI SDN BANTARGEBANG III Kota Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013) Disusun Oleh: ABDUL MALIK SDN BANTARGEBANG III UPTD PEMB. SD KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI 2015 0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Agar terwujud masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera maka harus didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, bertaqwa, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan metode tutor sebaya , menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam UndangUndang RI Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3 bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. (Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003 : 6). Dengan adanya Undang-Undang tersebut pemerintah Indonesia memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut maka pemerintah menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah mulai 1 dari tingkat TK (Taman Kanak-kanak) sampai Perguruan Tinggi (PT). Dan di sekolah diberikan berbagai macam pelajaran seperti pelajaran Bahasa Indonesia, Pkn, IPS, PKN, Matematika, Pendidikan Agama Islam dan sebagainya. Khusus pelajaran PAI diberikan di sekolah karena pelajaran ini sangat penting untuk meningkatkan sikap yang baik dan terpuji untuk menghadapi masalah sehari-hari. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya dan perhatian dari pemerintah, komponen pendidikan serta seluruh lapisan masyarakat terhadap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan. Menurut Nanang Fattah dan H Mohammad Ali (MBS : 1.3) , pendidikan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, mengubah perilaku serta meningkatkan kualitas hidup. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian, bahkan tidak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang. Pendidikan tidak hanya menyangkut investasi dan kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan perbaikan dan peningkatan, sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat. 2 Proses pendidikan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan derajat sosial masyarakat bangsa, perlu dikelola, diatur, dan diberdayakan, agar dapat menghasilkan produk atau hasil secara optimal. Dengan kata lain sekolah sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan, merupakan sistem yang memiliki berbagai perangkat dan unsur saling berkaitan tentunya memerlukan pemberdayaan. Secara internal sekolah memiliki perangkat kepala sekolah, guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Secara eksternal sekolah memiliki hubungan dengan instansi lain baik secara vertikal maupun horizontal. Oleh karena itu, sekolah memerlukan pengelolaan yang akurat agar dapat memberikan hasil yang optimal, sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan semua pihak yang berkepentingan. Sekolah sebagai penyelengara pendidikan harus memiliki perangkat kurikulum sebagai rencana yang strategis untuk melaksanakan rencana secara menyeluruh dan berjangka panjang dalam pencapaian tujuan pendidikan. Senada dengan kebijakan pemerintah mengenai desentralisasi pendidikan, memberikan kewenangan untuk mengelola sendiri organisasi sekolah. Sehingga sekolah diberi kekuasaan dan kewenangan untuk menyusun serta melaksanakan kurikulum yang dibuat oleh komponen pendidikan di sekolah tersebut. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum yang disusun dan ditetapkan secara lokal dPknndang memiliki tingkat efektivitas tinggi dan diharapkan dapat memberikan keuntungan, seperti kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung terhadap peserta didik, orang tua dan para pendidik, bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara efektif dalam 3 melakukan pembinaan peserta didik, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral peserta didik, para pendidik dan iklim sekolah. Selain itu dibutukan adanya suatu perhatian bersama untuk mengambil keputusan dalam memberdayakan guru, manajemen sekolah dan perubahan perencanaan pengelolaan sekolah. Dengan demikian upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional maupun tujuan kelembagaan dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam meningkatkan profesionalitasnya untuk menciptakan proses pembelajaran secara optimal dan mampu mengevaluasi secara obyektif. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik tentunya harus mengacu pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang terdapat dalam kurikulum. KKM merupakan tolak ukur pencapaian tujuan pembelajaran dari setiap mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Agar KKM yang ditetapkan menjadi tolak ukur yang absah tentunya harus memenuhi standar penilaian pendidikan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2007 yang isinya, “ Bahwa dalam rangka mengendalikan mutu hasil pendidikan sesuai standar nasional pendidikan dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Standar Penilaian Pendidikan dengan peraturan menteri pendidikan nasional”. Standarisasi penilaian yang disusun dan ditetapkan di sekolah oleh seluruh komponen pendidikan dalam rapat akhir tahun sebagai persiapan menghadapi tahun pelajaran baru yang lebih baik. Di Sekolah Dasar Negeri Bantargebang IV KKM untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, standar kompetensi, kompetensi dasar dan khususnya pada 4 indikator membaca surat Al-Qadr dengan lancar ditetapkan sebagai mana terdapat pada tabel 1, yaitu: KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL SDN BANTARGEBANG III MATA PELAJARAN : PAI KELAS / SEMESTER : VI / 1 (satu) STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR KRITERIA PENENTUAN KKM Kompleksitas (Kesulitan & Kerumitan) Intake Siswa (Kemamp uan) Daya Dukung KKM % 71 1. Surat Al-Qadr dan Surat Al-Alaq ayat 1-5 1.2 Surat Al-Qadr 70 Membaca surat Al-Qadr Tabel 1.1. Kriteria Ketuntasan Minimal Pendidikan Agama Islam Penentuan KKM dengan nilai 70, alasannya karena tingkat kompleksitas materi pembelajaran, daya dukung pendidik dan sarana belajar serta intaks peserta didik terhadap materi tidak terlalu asing bagi mereka. Dengan kata lain pengalaman dan pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik cukup mendukung untuk mencapai target tersebut. Namun, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam 5 pelaksanaan pembelajaran, pendidik harus melakukan usaha secara maksimal, agar harapan dan tujuan dapat tercapai dengan memuaskan. Namun, persoalan yang timbul dalam usaha pencapaian KKM yang telah ditetapkan, tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses pembelajaran yang telah dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara maksimal tidak membuahkan hasil yang optimal. Hasil yang dicapai oleh peserta didik masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Belum ketercapaianya kriteria ketuntasan minimal tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menunjang ketercapaian hasil proses pembelajaran. Dalam situasi seperti ini, peneliti mengasumsikan adanya tiga pertanyaan yang sangat penting dari hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pertama, bagaimana cara mempertanggungjawabkan ketidakberhasilan proses pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan?, pertanyaan yang kedua, strategi apa yang harus diterapkan dalam memperbaiki ketidakberhasilan proses pencapaian tujuan pembelajaran agar tercapai hasil yang optimal? dan yang ke tiga bagaimana operasionalisasi dari konsep dan prinsip-prinsip belajar di dalam pengelolaan proses pembelajaran telah sesuai dengan kriteria untuk menilai kelayakan dan kecukupan yang dijadikan ukuran bagi semua faktor yang mendukung ketercapaian tujuan?. Sebagai jawaban atas pertanyaan yang timbul dari adanya kesenjangan antara tujuan dan hasil pembelajaran yang dicapai, peneliti melakukan kerjasama dengan teman sejawat sekolah dan supervisor. Kegiatan ini dilakukan secara bebas dan demokratis yang diawali dengan proses observasi yang dilakukan supervisor dan 6 teman sejawat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis dan peserta didik, curah pendapat dan memberikan motivasi pada peneliti untuk lebih meningkatkan mutu pembelajaran. Tujuan melakukan kerjasama dengan teman sejawat dan supervisor untuk : 1. Mengetahui segala aspek proses pembelajaran, keunggulan strategi yang diterapkan maupun masalah-masalah yang dihadapi akibat kelemahan yang dialami penulis. 2. Melakukan analisis terhadap perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan hasil proses pembelajaran, apabila kriteria yang ditentukan tidak tercapai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 3. Melakukan refleksi diri, untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya meningkatkan mutu proses pembelajaran yang diharapkan oleh pendidik, peserta didik dan komponen pendidikan lainnya. 4. Merumuskan isu atas permasalahan yang timbul dan harus mencari alternatif pemecahan masalahnya serta menetapkan perencanaan tindakan perbaikan yang akan dilakukan. Sebagai gambaran keterkaitan kegiatan yang dilakukan penulis dalam proses pembelajaran dan hasil observasi yang dilakukan supervisor dan teman sejawat, dapat ditemukan permasalahan yang dianggap sebagai faktor penyebab adanya kesenjangan antara tujuan dan hasil proses pembelajaran. Permasalahan yang teridentifikasi dijadikan bahan rujukan bagi penulis untuk melakukan refleksi diri, agar proses pencapaian tujuan pembelajaran selanjutnya, dapat dicapai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang 7 telah ditetapkan bahkan lebih. Pada akhirnya penulis menyimpulkan seluruh temuan permasalahan yang teridentifikasi menjadi bahan kajian yang perlu dianalisa. Guru adalah motor utama yang mendapat tanggung jawab langsung untuk menterjemahkan kurikulum ke dalam aktifitas belajar mengajar (Soedijarto, 1993:58). Untuk itu guru perlu memiliki kemampuan personal, profesioinal dan kemampuan sosial untuk menunjang tugasnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemampuan tersebut diupayakan untuk dikembangkan dan ditingkat-kan agar mencapai tingkat profesi yang optimal. Proses pertumbuhan profesi dimulai sejak guru mulai mengajar dan berlangsung sepanjang hidup dan karier hidup (Piet A. Sehertian, 1994:7). Kesadaran guru untuk itu ternyata belum begitu nampak. Penelitian Budiyono terhadap 36 guru di Semarang menemu-kan bahwa belum semua guru menghabiskan waktu yang ada untuk keperluan profesionalnya, hanya 38,9% dari sebagian waktu yang ada (Budiyono, 1995:17). Tenaga yang profesional lebih mengutmaakan kemampuan merencanakan dan mengelola proses belajar mengajar yang kondusif bagi perkembangan peserta didik yang mengadakan perbaikan secara berkesinambungan dengan merefleksi diri terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT. dan memeluk Agama Islam seharusnyalah dapat mengetahui isi Kitab Al Qur’an dengan cara mempelajari/membaca kitab tersebut, karena membaca Al Qur’an merupakan perintah Allah SWT. sebagaimana tersurat dalam firman Allah Surat Al ’Alaq ayat 1 s/d 5. Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda : )(رواه لبخارى ُعلَّ َمه َ َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَعَلَّ َم اْلقُ ْرآنَ َو 8 Artinya : Sebaik-baik kamu adalah yang mau belajar membaca Al Qur’an dan mengajarkannya (HR. Bukhori), (Salim Bahreisy, 1986:123). Membaca Al Qur’an bagi umat Islam merupakan ibadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu keterampilan membaca Al Qur’an perlu diberikan kepada anak sejak dini mungkin, sehingga nantinya diharapkan setelah dewasa dapat membaca, memahami dan mengamalkan Al Qur’an dengan baik dan benar. Pemberian pelajaran Al Qur’an sebaiknya melalui tri pusat pendidikan yaitu : keluarga, sekolah dan masyarakat, dimana yang paling dominan dan waktunya banyak adalah di dalam keluarga. Oleh karena itu yang paling menentukan berhasil/tidaknya anak dapat membaca Al Qur’an adalah pendidikan informal di tengah keluarga. Di sekolah perlu adanya pelajaran Al Qur’an, hanya saja waktu dan sarananya terbatasi, materi yang diberikan kepada siswa terbatas, jam pelajaran yang terbatas dalam kurikulum juga terbatas (hanya 2 jam pelajaran per minggu), disamping itu PAI tidak termasuk pelajaran yang di-UASBN-kan, sehingga siswa kurang mendapat pelajaran dengan maksimal serta kurang perhatiannya. Supaya siswa dapat membaca, memahami Al Qur’an dengan baik dan benar maka diadakan tambahan pelajaran Al Qur’an dengan metode Tutor Sebaya. Pendidikan dalam masyarakat juga penting, karena anak lebih banyak bergaul dengan masyarakat yang dapat mempengaruhi sifat, watak dan perilakunya sehari-hari. Karena pentingnya pengetahuan tentang Al Qur’an, maka penulis berusaha mengangkat masalah ini menjadi obyek pembahasan penelitian dengan usaha penambahan pelajaran Al Qur’an di sekolah. Mengacu pada pemikiran dan realita yang ada, peneliti tertarik untuk memberikan tindakan yang membuat siswa dapat membaca Al Qur’an dengan baik dan benar. Dorongan untuk membantu memecahkan masalah ini timbul karena melihat sendiri keadaan siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III. Harapannya selesai penelitian ini siswa dapat membaca ayat Al Qur’an dengan baik dan benar. 9 B. IDENTIFIKASI MASALAH Dari latar belakang masalah di atas permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Masih banyak siswa yang belum dapat membaca Al Qur’an dengan baik dan benar. 2. Ketidakmampuan membaca Al Qur’an dengan baik dan benar disebabkan karena kurang banyak membaca Al Qur’an bersama-sama atau tadarus. 3. Melalui metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an dengan baik dan benar. C. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut di atas, perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an dengan baik dan benar diperlukan metode Tutor Sebaya 2. Metode pengajaran yang dipilih untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an dengan baik dan benar yaitu dengan metode Tutor Sebaya, Tutor Sebaya dan demonstrasi. Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut : “ Apakah dengan menggunakan metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an dengan baik dan benar?” D. TUJUAN PENELITIAN Bertolak dari rumusan masalah di atas maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an dengan baik dan benar melalui tambahan pelajaran Al Qur’an. 10 E. MANFAAT HASIL PENELITIAN Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan proses belajar mengajarnya terutama dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca dan memahami Al Qur’an, di samping itu juga bermanfaat bagi siswa itu sendiri sehingga dapat membaca Al Qur’an dengan baik dan benar serta dapat meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT, hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi sekolah yang mengalami permasalahan yang hampir sama dan sejenis, sebagai batu pijakan dan per-bandingan untuk perbaikan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE TUTOR SEBAYA A. Kajian Teori Belajar dan Pembelajaran Metode Tutor Sebaya 1. Teori Belajar dan Pembelajaran Bruner (dalam Dengeng, 1989 : 15 ) mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar, atau upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar. Menurut Thorndike yang dikutif oleh C. Budiningsih (2004 : 21), belajar adalah proses interaksi atara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Menurut Watson yang dikutif C. Budinngsih (2004 : 22), belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri 12 seseorang selama proses belajar, namun ia meganggap hal-hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati. Dari dua teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, semakin kuat stimulus, maka semakin kuat pula respon, hubungan antara stimulus dan respon cenderung bersifat sementara. 2. Metode Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Semua metode mengajar itu dapat diterapkan. “Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud tertentu, cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya)”. (W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 646). Yang dimaksud dengan metode mengajar menurut T. Raka Joni dalam bukunya “Strategi Belajar Belajar” adalah sebagai berikut : Metode mengajar adalah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan cara-cara yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. (T. Raka Joni, 1980 : 783). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat, bagaimana guru mengajar suatu materi pelajaran secara terarah, efisien dan sistematis untuk mencapai tujuan belajar 2. Pengertian Metode Tutor Sebaya Salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan ketika siswa mempelajari materi pelajaran adalah metode diskusi kelompok model tutor sebaya. Melalui metode ini, 13 siswa bisa berdialog dan berinteraksi dengan sesama siswa secara terbuka dan interaktif di bawah bimbingan guru sehingga siswa terpacu untuk menguasai bahan ajar yang disajikan sesuai Standar Kompetensi (SK) yang telah ditetapkan. Diskusi kelompok terbimbing dengan model tutur sebaya merupakan kelompok diskusi yang beranggotakan 5-6 siswa pada setiap kelas di bawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor sebaya. Tutur sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik. Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/Tutor Sebaya kepada teman-temannya yang belum faham. Metode ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain. Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan 14 agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam kelompok kecil. Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama. Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab. Dalam penggunaan metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti halnya tutor sebaya. Uraian di atas adalah beberapa kelebihan dari metode tutor sebaya sementara kekurangan metode ini antara lain : 1. Tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya. 2. Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya. Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas 15 anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan. Ketua kelompok dipilih secara demokratis oleh seluruh siswa. Misalnya, jika di suatu kelas terdapat 35 siswa, berarti ada 7 kelompok dengan catatan satu kelompok yang terdiri atas 5 siswa. Sebelum diskusi kelompok terbentuk, siswa perlu mengajukan calon tutor. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria: (1) memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas; (2) mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa; (3) memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik; (4) memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama; (5) memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik; (6) bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab; dan (7) suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan. Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: (1) memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari; (2) mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis; (3) menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai; dan (4) menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan insidental untuk memecahkan masalah yang dihadapi; serta (5) melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari. 16 Peran guru dalam metode diskusi kelompok terbimbing model tutor sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa. a. Kebaikan Metode Tutor Sebaya Menurut Zuhairini (1983 : 107) dikemukakan bahwa segi fositif metode Tutor Sebaya itu adalah: a. Dalam waktu yang relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan. b. Para murid akan memiliki pengetahuan yang siap karena lebih mudah menangkap bahasa yang disampaikan teman sebayanya. c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara routine dan disiplin. Sedangka menurut Mansyur dan Muhammad (1982 : 11) secara umum metode Tutor Sebaya ini wajar digunakan untuk mengembangkan: a. Kecakapan sebagai penyempurna dari suatu arti (konsep) dan bukan hasil dari suatu proses mekanik semata-mata. Kecakapan dalam arti keterampilan di sisini berarti kemampuan melakukan pekerjaan dengan penuh perhatian. Kecakapan itu tidakk berarti apa-apa jika terpisah dari situasi yang fungsional. b. Kecakapan itu tidak relevan jika hanya mampu menentukan keterampilan rutin yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunakan pikiran, sebab “kecakapan” bertindak atau berbuat itu tidak mempunyai daya sesuai terhadap situasi-situasi baru. c. Mendapatkan kecakapan adalah suatu proses yang mempunyai dua fase: 1. Fase Integratif, dimana persepsi tentang arti kecakapan mulai dikembangkan. 2. Fase penyempurnaan, dimana ketelitian, kecakapan mulai ditingkatkan. 17 Bertolak dari pendapat-pendapat di atas, ternyata metode Tutor Sebaya memberikan kemudahan khusus bagi murid dalam mengikuti proses belajar mengajar. Begitu itu pula dalam pelaksanaan belajar mengajar membaca Al-Qur’an, apalagi materi Al-Qura’an sangat membutuhkan hafalan. Oleh karenanya melalui penggunaan metode Tutor Sebaya, kesulitan-kesulitan yang dialami dapat dibantu b. Kelemahan-kelemahan Metode Tutor Sebaya Selayaknya metode-metode lain, metode Tutor Sebaya juga memiliki kelemahan-kelemahan. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut adalah: Menurut Mansyur dan Muhammad (19821 : 12). Adapun kelemahankelemahan metode Tutor Sebaya ini antara lain: a. b. Menghambat bakat dan inisiatif murid, karena murid lebih banyak dibawa konformitas dan diarahkan kepada uniformitas. Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon secara otomatis, tanpa menggunakan intelegensi. Menurut Zuhairini (1983 : 107). Segi negatif metode Tutor Sebaya sebagai berikut: 1. Menghambat perkembangan dan daya inisiatif murid; 2. Kurang memperhatikan penyesuaian dengan lingkungan; 3. Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang kaku dan otomatis; 4. Membentuk pengetahuan verbalis dan mekanis. 18 Dari kedua pendapat di atas dapat dikemukakan, bahwa kelemahan metode Tutor Sebaya akan mengakibatkan terhambatnya bakat serta inisiatif murid, sering kali Tutor Sebaya dapat membosankan murid, dapat mengakibatkan kebiasaan kaku, serta mengakibatkan timbulnya verbalisme. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Tutor Sebaya tepat untuk digunakan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar membaca Al-Qur’an, sebab membaca Al-Qur’an merupakan mata pelajaran yang banyak memerlukan Tutor Sebaya-Tutor Sebaya seperti; cara membaca yang fasikh, surat Al-Qadr yang benar, menghafal ayat-ayat pilihan. c. Cara Mengatasi Kelemahan-kelemahan Metode Tutor Sebaya Ada beberapa macam usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode Tutor Sebaya ini yaitu antara lain: 1. Tutor Sebaya hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis; 2. Tutor Sebaya harus memiliki arti yang luas, karenanya: a. Jelaskan terlebih dahulu tujuan Tutor Sebaya tersebut; b. Agar murid dapat memahami manfaat Tutor Sebaya itu bagi kehidupan siswa; c. Murid mempunyai sikap bahwa Tutor Sebaya itu diperlukan untuk melengkapi belajar. 3. Masa Tutor Sebaya relatif harus singkat, tetapi harus sering dilkukan pada waktu-waktu tertentu. 19 4. Tutor Sebaya harus menarik, gembira , dan tidak membosankan. Untuk itu perlu: a. Dibandingkan minat instrinsik; b. Tiap-tiap kemajuan yang dicapai murid harus jelas; dan c. Hasil Tutor Sebaya terbaik dengan sedikit menggunakan emosi. 5. Proses Tutor Sebaya dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses perbedaan individual. a. Tingkat kecakapan yang diterima pada satu tidak perlu sama; dan b. Perlu diberikan perorangan dalam rangka menambah Tutor Sebaya kelompok. d. Langkah-langkah Penggunaan Metode Tutor Sebaya Agar penggunaan metode Tutor Sebaya ini dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka diperlukan langkah-langkah yang sistematis. Menurut Rahman (2005 : 207) dikemukakan tentang cara-cara atau langkah-langkah sebagai berikut: 1. Guru membagi kelompok beranggotakan lima orang yang secara heterogen; 2. Guru memberikan wacana sesuai dengan bahan pelajaran; 3. Murid saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tangapan terhadap wacana; 4. Murid saling membacakan hasil kerja kelompok; 5. Guru membuat kesimpulan; 6. Guru membacakan kesimpulan. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, yakni memberikan pengertian dasar, dilakukan secara routine, tidak membosankan, tujuannya jelas, serta Tutor Sebayanya bersifat menarik. Dengan demikian tentu pelaksanaan proses belajar 20 mengajar akan efektif dan efisien. Hal itu sejalan dengan pola-pola penggunaan metode Tutor Sebaya. Diungkapkan dalam buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Sekolah Lanjutan Atas (Depag RI, 1983 : 115) “Agar para siswa dapat membaca dengan lancar tentulah harusa dengan Tutor Sebaya ”. Dengan demikian metode Tutor Sebaya dapat diterapkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, begitu pula kaitannya dengan metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran membaca AlQur’an. Metode ini akan tepat dipergunakan 21 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Subjek Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas VI SDN BANTARGEBANG III Kota Bekasi dengan jumlah siswa 35 orang, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan 2. Tempat Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian di Kelas VI A SDN BANTARGEBANG III Kota Bekasi yang terletak pada Jalan Yayasan Nurul Huda Kecamatan Bantargebang. Yang mana tempat dan kelas penelitian ini merupakan tempat peneliti mengajar, sehingga peneliti sudah mengetahui keadaan sekolah dan siswanya, serta bertujuan memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa tentang membiasakan hidup bergotong royong yang selama ini hasil belajar siswanya masih rendah atau kurang. 1. Waktu Waktu yang diambil atau dipilih untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran adalah pada saat jam pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu pada tanggal 26 November 2012 sampai dengan 16 Desember 2012. 2. Mata Pelajaran 22 Peneliti memilih mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VI semester II dengan Materi tentang surat Al-Qadr. 3. Karakteristik Siswa Kelas yang dipakai untuk menjadi bahan peneliti adalah kelas VI yang karakteristik siswanya beragam. Siswa SDN BANTARGEBANG III berasal dari perkotaan keaneka ragaman karakter siswa yang lainnya yang ada di kelas VI antara lain dapat dilihat dari latar belakang keluarganya seperti pendidikan terakhir orang tua ( SD – 10 orang, SLTP – 19 orang, dan SLTA 6 orang ), pekerjaan orangn tua yang sebagian buruh, karyawan dan pedagang. Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran NO TANGGAL Mata Pelajaran SIKLUS POKOK BAHASAN 1 26 Nov 2012 Pendidikan Pra siklus Surat Al-Qadr I Surat Al-Qadr II Surat Al-Qadr Agama Islam 2 1 Des 2012 Pendidikan Agama Islam 3 8 Des 2012 Pendidikan Agama Islam B. Deskripsi Per siklus 1. Mata Pendidikan Agama Islam Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas mengidentifikasi gejala – gejala permasalahan ketika proses pembelajaran berlangsung. Prosedur ini dengan melakukan refleksi menganalisis sebab - sebab 23 permasalahan dibantu supervisor II , serta merencanakan perbaikan pembelajaran dua siklus sebagai berikut. a. Siklus I 1. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Dalam pelaksanaan penelitian, observe mengamati, mencatat kemudian mendokumentasikannya berbagai temuan dan informasi yang didapat pada saat kegiatan pembelajaran siklus I, Perencanaan awal antara lain : a. Membuat rencana pembelajaran b. Menetapkan jadwal pelaksanaan dan perbaikan c. Menyiapkan media tentang membaca surat Al-Qadr 2. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Pada pelaksanaan perbaikan pembelajarandengan materi membaca surat Al-Qadr dengan lancar. Yang dilakukan pada tahap ini, antara lain : 1. Memberi petunjuk dan penjelasan tentang materi pelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya. 2. Memberikan motifasi agar siswa aktif belajar. 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru, atau pertanyaan dari siswa lain. 4. Menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan siswa. 5. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa Dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran antara lain adalah : 24 a. Kegiatan awal ( 5 Menit ) Mengabsen kehadiran siswa Apersepsi : Guru memberikan ilustrasi materi yang berkaitan dengan membaca surat Al-Qadr dengan lancar yang akan di pelajari. Menyampaikan tujuan dari pembelajaran. b. Kegiatan Inti ( 25 menit ) Guru menjelaskan dengan media pembelajaran tentang membaca surat Al-Qadr dengan lancar. Guru melihat dan mencari siswa yang mampu menjadi tutor sebaya dan menjelaskan materi dengan menggunakan metode tutor sebaya. Menunjuk siswa untuk memberikan contoh membaca surat Al-Qadr dengan lancar dan mengajak siswa membentuk kelompok untuk menerapkan metode tutor sebaya. Siswa mengerjakan lembar siswa c. Kegiatan akhir ( 5 menit ) Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa secara individu menjawab soal – soal evaluasi Pemberian tugas PR berupa latihan soal 3. Pengamatan / pengumpulan data 25 Hasil pembelajaran siklus materi I pemahaman siswa tentang tentang membaca surat Al-Qadr dengan lancar, kurang maksimal. Begitu juga dengan keaktifan siswa yang masih kurang, karena tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran. Tabel 3 Nama – nama siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III NO NAMA SISWA KELAS 01 ABDUL ZAELANI VI 02 AHMAD RIZKY HIDAYAT VI 03 AMALIA AINI WIHARJA VI 04 ANGGA KARIDWANSYAH VI 05 APRILIA SAPUTRI VI 06 ARINI FARHATAIN JUNI VI 07 AULIYATUL MUJAHIDA VI 08 AZIS HARISMA VI 09 DEVY MONIKA VI 10 DILA PUTRI.A VI 11 DWI AJENG SRI WAHYUNI VI 12 ENENG NADIA VI 13 FAUZAN WAHYU ADI NUGROHO VI 14 GALANG FACHRIZA MUHAMMADY VI 15 GILLANG NANAN F VI 16 HAFIDZ ABDUL KHOIR VI 17 JAINUL FIKRI VI 18 JEDA SUCIYANA VI 26 19 JIMI WIJAYA VI 20 JOLPIN VI 21 JULIA HARTATI VI 22 LUTFI HUSAENI AKBAR VI 23 M. DANIEL WAHYUDI VI 24 MAULANA IKHSANUDIN ROBBANI VI 25 MIRANDA VI 26 MUHAMAD MAULANA VI 27 MUHAMMAD FIGAR SYAHPUTRA VI 28 MUHAMMAD GHOZALI VI 29 NADILA OCTARINI VI 30 NAVRIDA NUR AMALIA VI 31 NI WAYAN DESI WULANDARI VI 32 NURUL SYAH NASYID FIRDAUZY VI 33 REFO KUSUMA WARDANA VI 34 REYNALDY HERMAWAN VI 35 RIAN DWI PRAMONO VI Tabel 4 Nilai siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III Siklus I NO 01 NAMA SISWA NILAI SIKLUS ABDUL ZAELANI 60 02 AHMAD RIZKY HIDAYAT 50 03 AMALIA AINI WIHARJA 80 ANGGA KARIDWANSYAH 50 APRILIA SAPUTRI 40 04 05 27 06 ARINI FARHATAIN JUNI 60 07 AULIYATUL MUJAHIDA 50 08 AZIS HARISMA 40 09 DEVY MONIKA 60 10 DILA PUTRI.A 40 DWI AJENG SRI WAHYUNI 60 12 ENENG NADIA 30 13 FAUZAN WAHYU ADI NUGROHO 60 14 GALANG FACHRIZA MUHAMMADY 30 GILLANG NANAN F 60 16 HAFIDZ ABDUL KHOIR 60 17 JAINUL FIKRI 60 18 JEDA SUCIYANA 20 M. IKHSAN 30 20 M. AZIZ MAULANA 70 21 JULIA HARTATI 30 22 LUTFI HUSAENI AKBAR 70 23 M. DANIEL WAHYUDI 30 24 MAULANA IKHSANUDIN ROBBANI 20 25 MIRANDA 80 26 MUHAMAD MAULANA 20 27 MUHAMMAD FIGAR SYAHPUTRA 50 11 15 19 28 28 MUHAMMAD GHOZALI 80 29 NADILA OCTARINI 50 30 NAVRIDA NUR AMALIA 70 31 NI WAYAN DESI WULANDARI 70 32 NURUL SYAH NASYID FIRDAUZY 90 REFO KUSUMA WARDANA 70 34 REYNALDY HERMAWAN 50 35 RIAN DWI PRAMONO 100 33 JUMLAH 1890 RATA – RATA 54,0 NILAI MAKSIMAL 100 NILAI MINIMAL 20 Tabel 5 Hasil Nilai siklus I No 1 Jumlah Siswa 35 Nilai Jml Rata Mak Min 1890 54,0 100 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 3 5 3 6 8 5 3 1 1 4. Refleksi dan Analisis Setelah melaksanakan pembelajaran dan pengamatan maka dilakukan hasil yang diperoleh siswa sangat tidak memuaskan. Dimana masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 70. Setelah melihat dari data - data pada siklus satu tersebut maka dilakukan refleksi tehadap kegiatan pembelajaran 29 20 yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menilai kelemahan dan kekurangan siswa dalam pembelajaran sesuai dengan siklus satu guna untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Instrumen Observasi LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I Fokus Observasi : Strategi Pembelajaran Kemunculan No Aspek yang di Observasi 1 Apakah penjelasan guru tidak terlalu Ada √ cepat? 2 √ Apakah dengan menggunakan metode tutor sebaya siswa dapat merespon pembelajaran dengan baik ? 3 √ Apakah guru dalam penyampaian materi pembelajaran menggunakan alat peraga atau media pembelajaran ? 4 Apakah materi pembelajaran √ disampaikan secara variatif ? 5 Apakah semua siswa sudah terlibat aktif dalam pembelajaran 30 √ Tidak Komentar Siklus II 1. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran a. Membuat rencana pembelajaran. b. Menetapkan jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran. c. Merancang pengamatan kegiatan siswa yaitu yang sesuai pembelajaran dengan penggunaan metode tutor sebaya. d. Membuat soal tes hasil belajar 2. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran a. Dengan prosedur umum 1. Kegiatan awal ( 5 menit ) Mengabsen kehadiran siswa Apersepsi Guru memberikan ilustrasi yang berkaitan musyawarah. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti ( 25 menit ) 31 dengan Guru menjelaskan tentang materi membaca surat Al-Qadr dengan lancar dengan metode tutor sebaya. Mengajak siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan berani dalam mengemukakan pertanyaan dan pendapat. menunjuk siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis Siswa mengerjakan lembar siswa 3. Kegiatan Akhir ( 5 menit ) Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pelajaran. Siswa secara individu menjawab soal – soal evaluasi Pemberian tugas PR berupa latihan soal b. Dengan Prosedur Khusus Meningkatkan keaktifan siswa melalui penggunaan metode tutor sebaya tentang membaca surat Al-Qadr dengan lancar 3. Pengamatan / Pengumpulan Data Berdasarkan pengamatan pada siklus mengalami peningkatan hasil belajar karena dengan metode tutor sebaya dalam pembelajaran II, aktivitas siswa menggunakan media Pendidikan Agama Islam. Dan berdasarkan hasil pembelajaran siklus II bahwa pemahaman siswa tentang materi membaca surat Al-Qadr dengan lancar mengalami peningkatan atau menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan tabel sebagai berikut: Tabel. 6 Nilai Siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III Siklus II 32 NO NAMA SISWA NILAI SIKLUS 01 ABDUL ZAELANI 60 02 AHMAD RIZKY HIDAYAT 70 03 AMALIA AINI WIHARJA 80 04 ANGGA KARIDWANSYAH 80 05 APRILIA SAPUTRI 80 06 ARINI FARHATAIN JUNI 60 07 AULIYATUL MUJAHIDA 80 08 AZIS HARISMA 70 09 DEVY MONIKA 60 10 DILA PUTRI.A 70 11 DWI AJENG SRI WAHYUNI 80 12 ENENG NADIA 80 13 FAUZAN WAHYU ADI NUGROHO 80 14 GALANG FACHRIZA MUHAMMADY 90 15 GILLANG NANAN F 80 16 HAFIDZ ABDUL KHOIR 70 17 JAINUL FIKRI 70 18 JEDA SUCIYANA 100 19 JIMI WIJAYA 80 20 JOLPIN 90 21 JULIA HARTATI 70 22 LUTFI HUSAENI AKBAR 80 23 M. DANIEL WAHYUDI 80 24 MAULANA IKHSANUDIN ROBBANI 60 25 MIRANDA 80 26 MUHAMAD MAULANA 80 33 27 MUHAMMAD FIGAR SYAHPUTRA 80 28 MUHAMMAD GHOZALI 80 29 NADILA OCTARINI 80 30 NAVRIDA NUR AMALIA 70 31 NI WAYAN DESI WULANDARI 70 32 NURUL SYAH NASYID FIRDAUZY 90 33 REFO KUSUMA WARDANA 70 34 REYNALDY HERMAWAN 90 35 RIAN DWI PRAMONO 100 JUMLAH 2710 RATA – RATA 77,4 NILAI MAKSIMAL 100 NILAI MINIMAL 60 Tabel. 7 Nilai Siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III Siklus II Nilai Jumlah No Jml Siswa 1 Rata Mak Min 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 35 4 9 16 4 2 2710 77 100 60 4. Refleksi dan Analisis Berdasarkan dari tabel siklus II hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VI di SDN BANTARGEBANG III tentang materi membaca surat AlQadr dengan lancar mengalami peningkatan yang sangat baik atau sehingga dapat disimpulkan bahwa : 34 signifikan a. Keaktifan siswa secara individu pada siklus ini ada peningkatan. b. Pemahaman siswa menjadi lebih baik atau adanya peningkatan 5. Pihak yang membatu Supervisor II LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II Fokus Observasi : Strategi Pembelajaran Kemunculan No Aspek yang di Observasi 1 Apakah penjelasan guru tidak terlalu Ada Tidak Komentar √ cepat? 2 Apakah dengan menggunakan √ metode tutor sebaya siswa dapat merespon pembelajaran dengan baik ? 3 Apakah guru dalam penyampaian materi pembelajaran menggunakan √ alat peraga atau media pembelajaran ? 4 Apakah materi pembelajaran disampaikan secara variatif ? 5 √ Apakah semua siswa sudah terlibat aktif dalam pembelajaran √ Bekasi, …….. 2012 Supervisor II 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dari hasil observasi hasil kinerja siswa pada siklus I yang telah direfleksi serta diberikan tindakan-tindakan pada aspek yang belum mencapai kategori baik pada siklus II, maka didapat hasil analisis yang ditampilkan pada tabel berikut: TABEL KINERJA SISWA NILAI EVALUASI SIKLUS I No 1 Nama Siswa Abdul Zaelani Pra tes 5 Pasca tes 8 Ket Naik 2 Ahmad Rizky Hidayat 5 9 Naik 3 Amalia Aini Wiharja 2 7 Naik 4 Angga Karidwansyah 5 8 Naik 5 Aprilia Saputri 6 9 Naik 6 Arini Farhatain Juni 5 8 Naik 7 Auliyatul Mujahida 7 7 Tetap 8 Azis Harisma 6 8 Naik 9 Devy Monika 5 7 Naik 10 Dila Putri.A 2 5 Naik 11 Dwi Ajeng Sri Wahyuni 5 7 Naik 12 Eneng Nadia 4 8 Naik 13 Fauzan Wahyu Adi 5 7 Naik 4 7 Naik Nugroho 14 Galang Fachriza Muhammady 15 Gillang Nanan F 5 8 Naik 16 Hafidz Abdul Khoir 5 8 Naik 17 Jainul Fikri 4 8 Naik 36 18 Jeda Suciyana 8 9 Naik 19 Jimi Wijaya 2 8 Naik 20 Jolpin 6 9 Naik 21 Julia Hartati 4 6 Naik 22 Lutfi Husaeni Akbar 4 8 Naik 23 M. Daniel Wahyudi 3 6 Naik 24 Maulana Ikhsanudin 6 8 Naik Robbani 25 Miranda 3 5 Naik 26 Muhamad Maulana 2 6 Naik 27 Muhammad Figar 6 9 Naik Syahputra 28 Muhammad Ghozali 6 6 Naik 29 Nadila Octarini 7 9 Naik 30 Navrida Nur Amalia 5 9 Naik 31 Ni Wayan Desi Wulandari 6 9 Naik 32 Nurul Syah Nasyid 3 9 Naik Firdauzy 33 Refo Kusuma Wardana 3 9 Naik 34 Reynaldy Hermawan 4 7 Naik 35 Rian Dwi Pramono 5 7 Naik 4.62 7,62 Rata-rata 37 Berdasarkan data di atas diperoleh gambaran, bahwa tingkat pencapaian hasil belajar surat Al-Qadr siswa kelas VI SDN BANTARGEBANG III secara individual mengalami peningkatan. Pada siklus I, dari rata-rata pra tes 4.62 menjadi 7.62 ratarata pasca tes. Prosentase kenaikan sebesar 64.93 %. Sebanyak 40 siswa memperoleh kenaikan nilai, hanya satu siswa yang memperoleh nilai tetap. Gambaran hasil evaluasi siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL KINERJA SISWA NILAI EVALUASI SKLUS II No 1 Nama Siswa Abdul Zaelani Pra tes 4 Pasca tes 8 Ket Naik 2 Ahmad Rizky Hidayat 3 8 Naik 3 Amalia Aini Wiharja 3 8 Naik 4 Angga Karidwansyah 3 7 Naik 5 Aprilia Saputri 4 9 Naik 6 Arini Farhatain Juni 3 8 Naik 7 Auliyatul Mujahida 5 8 Tetap 8 Azis Harisma 5 7 Naik 9 Devy Monika 5 9 Naik 10 Dila Putri.A 4 8 Naik 11 Dwi Ajeng Sri Wahyuni 4 9 Naik 12 Eneng Nadia 5 8 Naik 13 Fauzan Wahyu Adi 3 7 Naik 4 8 Naik Nugroho 14 Galang Fachriza Muhammady 15 Gillang Nanan F 5 8 Naik 16 Hafidz Abdul Khoir 4 9 Naik 17 Jainul Fikri 5 9 Naik 38 18 Jeda Suciyana 4 8 Naik 19 Jimi Wijaya 4 9 Naik 20 Jolpin 3 8 Naik 21 Julia Hartati 2 7 Naik 22 Lutfi Husaeni Akbar 5 9 Naik 23 M. Daniel Wahyudi 3 8 Naik 24 Maulana Ikhsanudin 3 8 Naik Robbani 25 Miranda 2 7 Naik 26 Muhamad Maulana 6 9 Naik 27 Muhammad Figar 5 9 Naik Syahputra 28 Muhammad Ghozali 3 8 Naik 29 Nadila Octarini 3 7 Naik 30 Navrida Nur Amalia 4 8 Naik 31 Ni Wayan Desi Wulandari 3 8 Naik 32 Nurul Syah Nasyid 3 8 Naik Firdauzy 33 Refo Kusuma Wardana 3 7 Naik 34 Reynaldy Hermawan 4 8 Naik 35 Rian Dwi Pramono 3 9 Naik 4 5 6 5 5 4.17 9 8 8 9 8 8.10 Naik Naik Naik Naik Naik 36 37 38 39 40 Rata-rata Berdasarkan data di atas diperoleh gambaran, bahwa hasil belajar surat AlQadr siswa pada siklus II, dari rata-rata pra tes sebesar 4.17 menjadi rata-rata pos tes 39 sebesar 8.10. Prosentase kenaikan sebesar 94.24 %. Seluruh siswa memperoleh kenaikan nilai dari pra tes ke nilai pos tes. Dari rata-rata nilai pos tes siklus I dan siklus II diperoleh gambaran kenaikan rata-rata 7.62 menjadi 8.10 atau mengalami kenaikan sebesar 6.30 %. Siswa yang memperoleh kenaikan nilai pos tes 19 siswa (47.5 %), Siswa yang memperoleh nilai tetap 11 siswa (27.5 %), Siswa yang memperoleh nilai menurun 10 siswa (25 %). Secara keseluruhan rata-rata nilai siklus I ke siklus II meningkat sebesar 6.30 %. Kenaikan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II Secara individual 81 80 79 78 77 76 75 74 73 Siklus I Siklus II Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran surat Al-Qadr melalui model Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Membaca Al-Quran. Peningkatan ini lebih disebabkan makin intensifnya anggota kelompok ahli dalam mentranfer pengetahuan yang diperoleh kepada anggota kelompok yang lain. 40 Selanjutnya pemberian bahan ajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan dapat membantu peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa juga terjadi dalam nilai kelompok. Seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini: TABEL KINERJA SISWA HASIL EVALUASI KELOMPOK No Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 I II III IV V VI VI VII Rata-rata Nilai Evaluasi Siklus I Siklus II 6.7 5.6 7.2 7.0 7.5 8.3 8.0 7.0 7.22 8.2 8.5 8.4 8.0 8.2 8.6 8.5 8.3 8.34 Ket Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Berdasarkandata di atas diperoleh gambaran bahwa terjadi peningkatan hasil belajar kelompok dari rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 7.22 menjadi 8.34 pada siklus II. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 15.51 %, seluruh kelompok memperoleh kenaikan nilai hasil belajar surat Al-Qadr dalam membaca Al-Quran. Nilai rata-rata evaluasi siklus I dan siklus II secara kelompok dapat diliahat pada grafik berikut: Grafik Evaluasi Kelompok 41 84 82 80 78 76 74 72 70 68 66 Siklus I Siklus II B. Pembahasan Berdasarkan hasil temuan secara kuantitatif di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar surat Al-Qadr siswa kelas VI SD Negeri Bantargebang IV mengalami peningkatan dengan menggunakan pembelajaran surat Al-Qadr melalui Tutor Sebaya. Dapat dilihat dari rata-rata nilai pos tes siklus I dan siklus II diperoleh gambaran kenaikan rata-rata 7.62 menjadi 8.10 atau mengalami kenaikan sebesar 6.30 %. Siswa yang memperoleh kenaikan nilai pos tes 19 siswa (47.5 %), Siswa yang memperoleh nilai tetap 11 siswa (27.5 %), Siswa yang memperoleh nilai menurun 10 siswa (25 %). Secara keseluruhan rata-rata nilai siklus I ke siklus II meningkat sebesar 6.30 %. Sacara individual. 42 Pembelajaran surat Al-Qadr siswa melalui Tutor Sebaya secara kelompok ada peningkatan hasil belajar hal ini dapat dilihat angka yang diperoleh dari rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 7.22 menjadi 8.34 pada siklus II. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 15.51 %, seluruh kelompok memperoleh kenaikan nilai hasil belajar surat Al-Qadr dalam membaca Al-Quran. 43 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas mengenai pembelajaran surat Al-Qadr siswa melalui Tutor Sebaya di kelas VI SDN BANTARGEBANG III Kecamatan Bantargebang semester 2 tahun pelajaran 20122013 , selama dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran Kooperatif melalui Tutor Sebaya dapat meningkatkan perhatian, keberanian, kesungguhan, kemampuan dan kejelian, keseriusan siswa dalam pembelajaran baca Al-Quran surat Al-Qadr mengalami peningkatan siklus I rata-rata cukup menjadi rata-rata baik pada siklus II. (Berada di antara 60 79) 2. Siswa yang memperoleh peningkatan nilai dalam pembelajaran surat Al-Qadr melalui Tutor Sebaya dari 40 siswa. Siswa yang memperoleh kenaikan nilai pos tes 19 siswa (47.5 %), Siswa yang memperoleh nilai tetap 11 siswa (27.5 %), Siswa yang memperoleh nilai menurun 10 siswa (25 %). Secara keseluruhan rata-rata nilai siklus I ke siklus II meningkat sebesar 6.30 %. Yaitu nilai ratarata pada siklus II sebesar 8.10. Berdasarkan indikator keberhasilan termasuk kategori sanagat baik. 3. Model pembelajaran surat Al-Qadr melalui Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar secara individual maupun kelompok. Secara individual dari ratarata 7.62 menjadi rata-rata 8.10 atau mengalami peningkatan sebesar 6.30 %. 44 Sedangkan secara kelompok dari rat-rata 7.22 pada siklus I meningkat menjadi rata-rata 8.34 pada siklus II 4. Model pembelajaran kooperatif dengan materi surat Al-Qadr melalui Tutor Sebaya terbukti dapat meningkatkan hasil belajar secara individual maupun kelompok. Berdasarkan hasil temuan di atas kinerja pembelajaran surat Al-Qadr dengan menerapkan metode Tutor Sebaya atau Tim Ahli dapat digunakan sebagai alternatif dalam praktek membaca Al-Quran dengan menerapkan makhraj dan tajwid, karena qaidah metode Tutor Sebaya telah terbukti berpengaruh positif terhadap siswa di lapangan. B. Saran-saran Dari hasil BANTARGEBANG temuan III penelitian Kecamatan tindakan kelas Bantargebang di Kota kelas VI Bekasi SDN penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi guru, dalam pembelajar Pendidikan Agama Islam hendaklah guru menggunakan metode atau model pembelajaan yang bervariatif salah satunya model pembelajaran Tutor Sebaya. 2. Bagi Kepala Sekolah hendaklah memberikan motivasi kepada guru agar dalam pembelajaran di kelas guru senantiasa menggunakan model pembelajaran yang bervariatif agar hasil belajar siswa ada peningkatan. 3. Bagi Pengawas PAI hendaklah memberikan pembinaan kepada guru PAI agar kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya lebih meningkat. 45 DAFTAR PUSTAKA Ablah Jawwad Al-Harsyi, (2006). Kecil-kecil Hafal Al-Quran, Jakarta : Hikmah C. Asri Budiningsih. (2004). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT Rineka Cipta. Departemen Agama. (2004). Pedoman Pendidikan Agama Untuk Umum, Jakarta : Dirjen Kelembagaan Islam. Fathiyah Hasan Sulaeman. (1986). Alam Pikiran Al-Gozali Mengenai Pendidikan dan Ilmu, CV Diponegoro. Ikhya Ulumuddin. (2003). Makhraj Sifat Huruf, Surabaya. Lukman Hadi Negoro. (2006). Teknik Seni Brpidato Mutakhir dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta : Absolut. M. Athiyah Al-Abrasyi. (1987). Dasar-dasar Pendidikan Islam, Jakarta : Bu;an Bintang Mansyur dan Muhammad. (1992). Pengantar Metologi Pendidikan Agama, PT Srugo Abadi Inti. Rahman. (2004). Model Pembelajaran (Model of Teaching), Bandung : FPBS UPI ____________ (2006). Alternatif Model Tindakan Kelas, Bandung : LPMP ____________ (2000). Bunga Rampai Perencanaan Pengajaran Bahasa, Bandung : FPBS. Silberman Melvin L. (2006). Active Learnig 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung : Nusamedia Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. (2006). Penelitian Tidakan Jakarta : PT Bumi Aksara. Kelas , Sukmadinata, NS. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, Kesuma Karya : Bandung 46 Winarno Surachmad. (1984). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Dasar dan Tekni Metode Pengajaran, Bandung : Tarsito Zuhaerini. (1983). Metodik Khusu Pendidikan Agama, Jakarta : Usaha Nasional ABSTRAK Penerapan pembelajaran model Tutor Sebaya pada pembelajaran surat AlQadr siswa di kelas VI Semester 1 SD Negeri Bantargebang IV, dengan langkahlangkah: (1). Guru membagi kelompok beranggotakan lima orang yang secara hetegoren; (2). Guru memberikan wacana sesuai dengan bahan pelajaran; (3). Murid saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana; (4) Murid membacakan hasil kerja kelompok; (5). Guru membuat kesimpulan bersama murid; (6). Guru membacakan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, teknik observasi pada sebuah proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel sebanyak 40 siswa kelas VI SD Negeri Bantargebang IV semester 2 tahun 2012-2013 pada tanggal 17 Maret sampai dengan tanggal 29 Maret 2013. Data yang dikumpulkan bersumber dari penelitian tindakan kelas yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi sebanayak 2 siklus. Temuan hasil penelitian ini sebagai berikut: (1). Perhatian siswa tertuju sejak guru berbicara dan meningkat pada saat guru menjelaskan materi pada siklus I dan siklus II. Hasil temuan kuantitatif terhadap prestasi belajar siswa, baik secara individual maupun secara kelompok meningkat dari siklus I ke siklus II, rata-rata 7,62 menjadi rata-rata 8.10 atau mengalami kenaikan 6.30 %. Sedangkan secara kelompok dari rata-rata 7.22 menjadi rata-rata 8.34 atau mengalami kenaikan 15.51 %. Dengan demikian prestasi belajar siswa dikategorikan sangat baik yaitu berkisat ( < - 80 ) dan dinyatakan tuntas dalam belajar surat Al-Qadr. Sedangkan hasil temuan kualitatif menunjukkan adanya peningkatan atau perubahan positif yang sesuai dengan tujuan khusus penelitian yaitu tentang 47 perhatian, kesungguhan, keberanian, kejelian, kemampuan, pemecahan masalah, serta hasil peningkatan prestasi pembelajaran surat Al-Qadr. Kata Kunci Model Tutor Sebaya, Pembelajaran Surat Al-Qadr KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, Segala Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan PTK ini dengan lancar. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahcurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, tabi’in, tabi’it-tabi’in, san sampai kepada kita selaku umatnya yang taat dan patuh terhadap ajaran yang dibawanya Penulis menyadari, bahwa selesainya penyusunan hasil Penelitian Tindakan Kelas ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semua pihak, oleh karena pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat : 1. Ibu Niken Setyasih,S.Pd selaku Kepala SDN BANTARGEBANG III yang telah memberikan dorongan dan arahan kepada penulis yang sangat berharga. 2. Teman-teman guru SDN BANTARGEBANG III yang telah mendukung dalam penyusunan ini, yang telah memberikan kritikan yang konstruktif dan saran yang inovatif. 3. Teman-teman guru pengurus KKG PAI Kecamatan Bantargebang yang telah mendukung dalam penyusunan ini, yang telah telah berpartisipasi membantu penulis dalam melakukan penelitian. 48 4. Suami dan anak-anakku yang dengan kesabaran dan kerelaan mereka dalam memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah ilmu melalui penulisan naskah ini. . Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis berdoa semoga amal baik Bapak/Ibu/Sdr. Diterima disisi Allah SWT. dan semoga hasil PTK ini bermanfaat khusus bagi penulis dan umunya bagi dunia pendidikan. Amin. Bantargebang, April 2013 Penulis DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya …………………………. 2 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 4 D. Manfaat Hasil Penelitian ………………………………………… 5 E. Hipotesis …………………………………………………………. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN SURAT AL-QADR MELALUI TUTOR SEBAYA A. Kajian Teori dan Pembelajaran Metode Tutor Sebaya …………………... 10 B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan ……………………….... 20 C. Kerangka Pikir …………………………………………………... 22 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………… 24 B. Subjek dan Metode Penelitian …………………………………... 24 C. Prosedur Penelitian ……………………………………………… 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49 A. Hasil Penalitian ………………………………………………… 29 B. Pembahasan …………………………………………………….. 34 BAB V SIMPULAN DAN SARA A. Simpulan ……………………………………………………….. 36 B. Saran-saran ……………………………………………………... 37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 50