A TUTOR SEBAYA DENGAN MCM (MATH CITY MAP) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP N 10 SEMARANG MATERI LINGKARAN disusun oleh : Miftahudin, S.Pd.,M.Si. SMP Negeri 10 Semarang SMP Negeri 10 Semarang Jl. Menteri Supeno No 1 Semarang Tahun 2015 Miftahudin SMPN 10 Semarang, Jl. Menteri Supeno No. 1 Kota Semarang, [email protected] Abstrak.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi dan kemampuan kreatif matematis siswa kelas VIII A SMP N 10 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 materi lingkaran melalui tutor sebaya dengan MCM. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Teori yang digunakan adalah PTK (Kemmis dan Taggart), tutor sebaya (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain), Math City Map (Cahyono, A. N., Ludwig, M, & Marée, S), motivasi belajar (Santrock) dan kreatif matematis (Silver). Hal yang diamati adalah motivasi siswa dalam pembelajaran dan kemampuan kreatif matematis. Pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diambil melalui pengamatan, tes tulis, jurnal dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan analisis deskriptif komparatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi siswa meningkat dengan kriteria minimal motivasi 25% pada prasiklus, 53% pada siklus I dan 63% pada siklus II. Kemampuan kreatif matematis tiap siklus juga mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tes pada prasiklus 65,25, siklus I 69,38 dan siklus II 75,44. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran tutor sebaya dengan MCM dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan kreatif matematis siswa kelas VIII A SMP N 10 Semarang materi lingkaran. Kata kunci: Tutor Sebaya, Math City Map, Kreatif Matematis. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Motivasi belajar mutlak harus dimiliki oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran Matematika sangat lemah. Khususnya pada materi lingkaran permasalahan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik kurang kreatif dan kritis dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual dengan teori yang dimiliki. Menurut Silver (1997) untuk menilai berfikir kreatif ini digunakan The Torance Tests of Creative Thinking (TICC) yang ditandai tiga komponen, yaitu: fluency (kefasihan), flexibility (fleksibel), dan novelty (mengandung pembaruan). Peserta didik yang mempunyai kreatif matematis tinggi sangat terbatas. Memanfaatkan peserta didik yang kreatif matematisnya menjadi tutor sebaya dalam pembelajaran sangat tepat. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002) Metode tutor sebaya merupakan metode yang sumber belajarnya selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-temannya yang mengalami kesulitan. Untuk lebih memotivasi proses pembelajaran dilakukan dengan MCM (Math City Map). MCM dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Menurut Adi Nur Cahyono (2015) MCM memberikan siswa dengan pengalaman matematika secara real dan situasi melalui penemuan matematika dan kegiatan di luar kelas, didukung oleh perangkat teknologi modern. Dari uraian latar belakang diatas, maka diadakan penelitian tindakan kelas yang berorientasi pada keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran dengan mengambil judul “Tutor Sebaya dengan MCM (Math City Map) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Kreatif Matematis Siswa Kelas VIII A SMP N 10 Semarang Materi Lingkaran”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain sebagai berikut: (1) Berapa besar peningkatan motivasi peserta didik kelas VIII A melalui tutor sebaya dengan MCM materi lingkaran? (2) Berapa besar peningkatan kemampuan kreatif matematis peserta didik VIII A melalui tutor sebaya dengan MCM materi lingkaran? 1.3 (1) (2) 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk: Mendeskripsikan peningkatan motivasi peserta didik kelas VIII A melalui tutor sebaya dengan MCM materi lingkaran. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan kreatif matematis peserta didik VIII A melalui tutor sebaya dengan MCM materi lingkaran. Manfaat Penelitian Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik, guru, sekolah, dan perpustakaan. 2. 2.1 Kajian Teori Tutor Sebaya Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002) mengemukakan bahwa yang terpenting untuk menjadi seorang Tutor Sebaya adalah sebagai berikut: a) Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapatkan program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya b) Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan. c) Mempunyai daya kreatif yang cukup untuk memberikan bimbingan yang dapat menerangkan pembelajaran kepada temannya. 2.2 Kemampuan Kreatif Matematis Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menghasilkan pemikiran yang baru dan benar serta bermanfaat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ciri-ciri berfikir kreatif menurut Silver (1997) yaitu ciri-ciri fluency diantaranya adalah: (1) mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, banyak pertanyaan dengan lancar; (2) memberikan banyak masalah dan cara untuk menyelesaikannya; (3) selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Ciri-ciri flexibility diantaranya adalah: (1) menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda; (2) mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda; dan (4) mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. Ciri-ciri novelty diantaranya adalah : (1) mampu melahirkan ungkapan yang baru; (2) memikirkan cara untuk mengungkapkan diri; dan (3) mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik. 2.3 Motivasi Belajar Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh Santrock (2007), yaitu: a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). 2.4 Math City Map Menurut Adi Nurcahyono (2015) Math city map adalah sebuah kombinasi antara math trail dengan teknologi. MCM menggunakan MCM-App sebagai panduan untuk menerima tugas berorientasi matematis. Aplikasi ini juga menunjukkan koordinat lokasi tugas, rute ke tugas yang sesuai, dan peralatan yang diperlukan. Apabila belum ditemukan ide pada masalah yang diberikan maka dapat menekan tombol bantuan. Tombol bantuan akan mengarahkan pemecahan masalah secara bertahap. Peserta didik yang menemukan permasalahan dapat menuliskan ide-ide dan solusi mereka di atas kertas kemudian mendiskusikan penemuan mereka di tempat dan mendiskusikan kembali di kelas. Setelah menyelesaikan tugas, mereka dapat masukkan jawaban ke app. Menurut Adi Nur Cahyono (2015) tujuan dari masalah adalah untuk membawa perhatian pada proses untuk merumuskan dan memecahkan masalah, tidak menemukan solusi yang tepat tunggal. Peserta didik yang menjawab dengan benar akan diberikan komentar pujian, sedangkan yang menjawab belum tepat akan mendapatkan komentar agar berusaha lagi. Dengan demikian, guru langsung mendapat umpan balik dari sistem. 3. Metode Penelitian 3.1 Setting Penelitian Penelitian ini dirancang berlangsung selama 6 bulan yaitu Januari – Juni 2014. Kegiatan meliputi persiapan, pelaksanaan penelitian, menganalisis data dan menyusun laporan hasil penelitian. 3.2 Subyek Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, subjek penelitian yaitu kemampuan kreatif matematis peserta didik kelas VIII A. Adapun sumber datanya adalah peserta didik kelas VIII A SMPN 10 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 32 peserta didik, yaitu 13 peserta didik laki-laki dan 19 peserta didik perempuan. Kelas ini merupakan salah satu dari delapan kelas VIII di SMP N 10 Semarang. 3.3 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II. 3.4 Sumber Data Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, sumber data diperoleh dari data primer yang didapat dari ulangan harian yang telah direncanakan. Selain itu, data sekunder yang didapat dari pengamatan peserta didik. Lembar pengamatan pengamatan peserta didik digunakan untuk melihat bagaimana motivasi peserta didik tiap siklus. 3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai teknik tes dan teknik non tes. 3.6 Validasi Data Validasi data dalam penelitian ini menggunakan validasi isi yaitu melalui verifikasi oleh guru lain yang serumpun. 3.7 Analisis data Analisis data yang dilakukan yaitu meliputi analisis data kuantitatif dan analisis data deskriptif. 3.8 Indikator Kinerja Indikator keberhasilan PTK ini adalah sebagai berikut: Terdapat peningkatan kemampuan kreatif matematis peserta didik kelas VIII A SMP N 10 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 pada materi lingkaran dengan rata-rata ketuntasan klasikal 70. Terdapat perubahan peningkatan motivasi peserta didik kelas VIII A SMP N 10 Semarang sebagai dampak pembelajaran dengan Tutor Sebaya dengan MCM berdasarkan masukan hasil wawancara. (1) (2) 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan kreatif matematis materi lingkaran yang tercermin dari rata-rata hasil belajar kelas VIII A di bawah KKM. Hasil klasifikasi uji kompetensi awal seperti Tabel 1 berikut. Interval Kriteria Tabel 1. Klasifikasi Nilai Uji Kompetensi Awal Nilai Uji Komp. Awal Keterangan 90-100 Amat Baik 80-89 Baik 70-79 Cukup 0-69 Kurang Jumlah Rata-rata Nilai terendah Jumlah PD 1 3 4 24 32 65.25 40 Nilai Tertinggi Persentase 3.13% 9.38% 12.50% 75.00% 100% 92 Pada tabel klasifikasi hasil uji kompetensi awal di atas, menunjukkan peserta didik yang memiliki prestasi kurang dari KKM masih banyak yaitu ada 75,00% atau 24 peserta didik dari 32 peserta didik pada kelas VIII A . Pada kondisi awal ini pembelajaran menggunakan metode ceramah, penugasan dan tanya jawab. Dengan metode tersebut ternyata peserta didik belum terfasilitasi dalam penggunaan berbagai media sebagai sumber belajar (alam takambang jadi guru) sebagai bekal untuk memecahkan masalah yang ada. Masalah lain dalam kondisi awal ini adalah rendahnya motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini karena pembelajaran kurang menarik, membosankan, dan materi lingkaran ini sangat sulit karena terlalu abstrak. Guru berpikir, mengidentifikasi masalah, dan melakukan diskusi dengan teman sejawat dan akhirnya diperoleh gagasan baru yaitu pembelajaran dengan tutor sebaya dengan MCM untuk mengatasi masalah tersebut. 4.2 HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil uji kompetensi, lembar pengamatan, dan wawancara diperoleh hasil sebagai berikut: 4.2.1 Deskripsi Siklus I Pada siklus I model pembelajaran menggunakan Tutor Sebaya dengan MCM. Perencanaan tindakan meliputi perencanaan instrumen pendukung penelitian meliputi pembuatan kisi-kisi, lembar kerja, serta instrumen lainnya. Perencanaan penyajian pembelajaran meliputi perencanaan apersepsi materi, kegiatan inti dan penutup. Pelaksanaan tindakan apersepsi dimulai dengan mengucapkan salam, melihat kondisi fisik dan psikologis peserta didik untuk menerima pembelajaran dan memberi contoh benda di sekitar yang berbentuk lingkaran. Pada pelaksanaan kegiatan inti dilakukan sesuai dengan rencana yaitu dimulai dengan tanya jawab materi prasyarat kemudian memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengerjakan masalah yang disajikan dengan bantuan MCM App. Peserta didik secara berkelompok sebanyak 4 kelompok mencari permasalahan sesuai dengan peta yang ada di app. Masalah didiskusikan di tempat, kemudian dibawa ke kelas untuk didiskusikan kembali dan dipresentasikan di kelas. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis sebagai peneliti dan observer di lembar observasi motivasi yang didalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan karakter juga belum menunjukkan hasil sesuai yang diharapkan. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I masih mengalami banyak hambatan, diantaranya: (1) peserta didik banyak yang belum memiliki ide secara mandiri dengan permasalahan yang diberikan (2) kegiatan tutor belum maksimal, karena tutor masih malu ketika mengajari temannya, anggota dalam kelompok terlalu banyak sehingga kurang efektif (3) motivasi belum sepenuhnya bagus, terlihat hanya beberapa peserta didik yang antusias mengerjakan tugas (4) sikap bertanggung jawab dan kerjasama masih kurang, (5) pada presentasi di depan kelas, tidak semua anggota kelompok ikut andil (6) kemampuan kreatif matematis masih kurang, terlihat juga saat pengerjaan tugas seringkali menggunakan tombol bantuan dan (7) pemanfaatan media MCM belum maksimal karena jumlah smartphone hanya 4 buah. Kegiatan penutup dilakukan dengan menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran dan guru membimbing peserta didik melakukan refleksi serta menyampaikan rencana kegiatan pertemuan berikutnya. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi peserta didik adalah dengan membuat tugas lebih bervariasi, dan mencari permasalahan yang mudah dipahami. Rekap hasil uji kompetensi pada siklus I diklasifikasikan sebagai berikut. Tabel 2. Kriteria Nilai Siklus I Nilai Uji Komp. Siklus 1 Keterangan Jumlah PD Persentase 90-100 Amat Baik 2 6.25% 80-89 Baik 6 18.75% 70-79 Cukup 7 21.88% 0-69 Kurang 17 53.13% Jumlah 32 100% Rata-rata 69.38 Nilai terendah 50.00 Nilai Tertinggi 94.00 Dari tabel 2 di atas didapatkan persentase keberhasilan yang meningkat dibandingkan data uji kompetensi awal. Hal ini berarti terjadi peningkatan kemampuan kreatif matematis dari hasil pembelajaran dengan terjadinya peningkatan rata-rata nilai uji kompetensi. Dari tabel klasifikasi juga dapat dilihat peserta didik yang memiliki kemampuan kreatif matematis kurang masih banyak yaitu ada 53,13% atau 17 peserta didik dari 32 peserta didik pada kelas VIII A . Dari hasil siklus 1 ini dilakukan refleksi untuk siklus 2 yaitu penambahan jumlah kelompok dan smartphone menjadi 8 agar memungkinkan terjadinya diskusi yang lebih efektif, penambahan materi untuk tutor secara khusus di luar jam pelajaran. Interval Kriteria 4.2.2 Deskripsi Hasil Siklus II Perencanaan tindakan pada siklus II melanjutkan proses pada siklus I dengan mempertimbangkan rekomendasi dari observer pada saat proses siklus I penyesuaian perencanaan. Perencanaan instrumen pendukung penelitian meliputi pembuatan kisi-kisi, soal uji kompetensi, instrumen evaluasi serta instrumen lainnya. Perencanaan penyajian pembelajaran meliputi perencanaan apersepsi materi, kegiatan inti dan penutup. Pada sesi kegiatan inti kegiatan pembelajaran, dimulai dengan tanya jawab materi prasyarat kemudian memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengerjakan masalah yang disajikan dengan bantuan MCM App. Jumlah kelompok menjadi delapan. Peserta didik yang memiliki pretasi baik dan amat baik dalam siklus I dijadikan sebagai tutor. Anggota tutor juga ditentukan sesuai hasil tes uji kompetensi. Tutor sebelumnya sudah mendapatkan tambahan materi di luar jam pelajaran. Peserta didik secara berkelompok sebanyak delapan kelompok mencari permasalahan sesuai dengan peta yang ada di app. Masalah didiskusikan di tempat, kemudian dibawa ke kelas untuk didiskusikan kembali dan dipresentasikan di kelas. Saat presentasi setiap anggota kelompok memiliki tugas masing-masing untuk ikut andil dalam presentasi. Hasil pengamatan berdasar lembar observasi motivasi sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil sesuai yang diharapkan yaitu > 50% peserta didik termotivasi. Terbukti peserta didik masih penasaran mengerjakan tugas di luar pelajaran. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini hambatan yang masih ditemukan diantaranya: (1) kemampuan kreatif matematis peserta didik perlu ditingkatkan lagi. Hal ini terlihat saat kelompok masih menggunakan tombol bantuan untuk menjawab pertanyaan (2) peserta didik belum maksimal dalam mengerjakan tugas, (3) sebagian penyaji kurang percaya diri, (4) pertanyaan dari peserta didik sebagian belum mengarah kepada pertanyaan tingkat tinggi/kemampuan kreatif matematis. Kegiatan penutup dilakukan dengan menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran dan guru membimbing peserta didik melakukan refleksi serta menyampaikan rencana kegiatan pertemuan berikutnya. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi peserta didik adalah dengan membuat tugas lebih bervariasi dan mencari permasalahan di luar lingkungan sekolah berkaitan lingkaran. Rekap hasil uji kompetensi pada siklus II diklasifikasikan sebagai berikut. Tabel 3. Kriteria Nilai Siklus II Nilai Uji Komp. Siklus 2 Keterangan Jumlah PD Persentase 90-100 Amat Baik 2 6.25% 80-89 Baik 12 37.50% 70-79 Cukup 14 43.75% 0-69 Kurang 4 12.50% Jumlah 32 100% Rata-rata 75.44 Nilai terendah 60.00 Nilai Tertinggi 100.00 Dari tabel 3 di atas didapatkan persentase kemampuan kreatif matematis mengalami peningkatan dibandingkan data siklus 1 dalam menyelesaikan masalah atau uji kompetensi. Dari tabel klasifikasi juga dapat dilihat peserta didik yang memiliki prestasi/kemampuan kreatif matematis dengan kriteria baik dan amat baik telah mencapai 42,75% atau 14 peserta didik dari 32 peserta didik pada kelas VIII A. Interval Kriteria 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pembahasan pelaksanaan tindakan Tindakan yang diambil berdasarkan deskripsi hasil penelitian dari kondisi awal, siklus I dan siklus II penelitian ini seperti Tabel 4 berikut: Tabel 4. Pelaksanaan Tindakan Tiap Siklus Kondisi Awal Pembelajaran belum menggunakan Tutor Sebaya dengan MCM Siklus I Pembelajaran sudah menggunakan Tutor Sebaya dengan MCM. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan kreativitas matematis peserta didik adalah dengan membentuk kelompok sebanyak empat sesuai jumlah tutor, membuat masalah di app,presentasi kelompok di kelas Siklus II Pembelajaran sudah menggunakan Tutor Sebaya dengan MCM. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan kreativitas matematis peserta didik adalah dengan membentuk kelompok sebanyak delapan sesuai jumlah tutor, penambahan materi untuk tutor di luar jam pelajaran, membuat masalah di app lebih bervariasi,presentasi kelompok dengan ketentuan semua tampil Pembelajaran Tutor Sebaya memberikan daya kreatif yang cukup untuk memberikan bimbingan yang dapat menerangkan pembelajaran kepada temannya (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002). MCM bertujuan membawa perhatian pada proses untuk merumuskan dan memecahkan masalah, tidak menemukan solusi yang tepat tunggal (Adi Nur Cahyono, 2015). Dari data terlihat motivasi peserta didik dari prasiklus, siklus I, dan siklus II meningkat. Peningkatan motivasi karena adanya penilaian dari guru melalui tes merupakan motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman (Santrock, 2007). 4.3.2 Pembahasan hasil observasi Data uji kompetensi juga menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kreatif matematis tiap siklus dan antar siklus seperti gambar 1 berikut: Rata-rata Nilai % Peningkatan % Peningkatan 6,98 Gambar 1. Nilai Uji Kompetensi Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata uji kompetensi atau kemampuan kreatif Tiap Siklus matematis tiap siklus dan antar siklus mengalami peningkatan yaitu siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 6,33% dibanding kondisi awal dan siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 8,73% dibanding siklus 1. Hal ini berarti potensi peserta didik sebagai tutor dimanfaatkan secara baik oleh guru untuk memberikan daya kreatif kepada (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002). Hal ini berarti mendukung hipotesis bahwa pembelajaran Tutor Sebaya dengan MCM dapat meningkatkan kemampuan kreatif matematis peserta didik. 4.3.3 Pembahasan refleksi Pada prasiklus terlihat masih banyak peserta didik yang belum berinteraksi dengan baik, kerjasama dan saling menghargai kurang, tanggung jawab terhadap tugas kurang, peserta didik masih pasif, dan kemampuan kreatif matematis peserta didik belum sesuai yang diharapkan. Jadi proses pembelajaran belum dapat dikatakan berhasil pada prasiklus ini. Proses pembelajaran pada kondisi awal, siklus I dan siklus II serta refleksinya pada penelitian ini seperti Tabel 5 berikut: Tabel 5. Proses Pembelajaran dan Refleksi Tiap Siklus Kondisi Awal Peserta didik cenderung memiliki motivasi belajar yang rendah Kemampuan kreatif matematis rendah Siklus I Motivasi Peserta didik mulai meningkat dan menikmati pembelajaran Kemampuan kreatif matematis meningkat dibanding prasiklus. Pendidikan karakter seperti mau bekerja sama dengan teman, lebih bertanggung jawab, dan kreatif belum muncul Kualitas pembelajaran rendah Siklus II Motivasi peserta didik lebih maksimal dalam proses pembelajaran Kemampuan kreatif matematis meningkat dibanding prasiklus dan siklus 1. Pendidikan karakter seperti mau bekerja sama dengan teman, lebih bertanggung jawab, dan kreatif mulai konsisten Pendidikan karakter seperti mau bekerja sama dengan teman, lebih bertanggung jawab, dan kreatif mulai muncul Kualitas pembelajaran lebih baik dari Kualitas pembelajaran lebih sebelumnya. baik dari sebelumnya. Refleksi yang dilakukan berdasarkan kondisi prasiklus untuk melakukan perbaikan di siklus 1 adalah peserta didik diberi kesempatan belajar dengan tutor, diberikan masalah menggunakan aplikasi MCM, dan melakukan presentasi. Sedangkan refleksi untuk siklus 1 ini untuk siklus 2 adalah penambahan jumlah Tutor, pembekalan Tutor di luar jam pelajaran, dan pemberian tugas lebih bervariasi. Berdasar refleksi-refleksi inilah terlihat bahwa motivasi peserta didik dalam pembelajaran meningkat yaitu lebih dari 50% peserta didik. Hal lain yaitu pendidikan karakter yang ditanamkan mulai tumbuh dan tertanam baik pada peserta didik seperti sikap mau bekerja sama dengan teman, lebih bertanggung jawab, dan kreatif. Hal ini berarti mendukung hipotesis bahwa pembelajaran Tutor Sebaya dengan MCM dapat meningkatkan motivasi peserta didik. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut. (1) Pembelajaran tutor sebaya dengan MCM materi lingkaran dapat meningkatkan motivasi peserta didik kelas VIII A lebih dari lima puluh persen (2) Pembelajaran tutor sebaya dengan MCM materi lingkaran dapat meningkatkan kemampuan kreatif matematis peserta didik kelas VIII A yaitu siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 6,33% dibanding kondisi awal dan siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 8,73% dibanding siklus 1. 5.2 Saran Berdasarkan penelitian ini, maka beberapa saran sebagai berikut. (1) Perlu adanya penelitian lanjutan tentang penggunaan tutor sebaya dengan berbagai pendekatan. (2) Perlu adanya penelitian lanjutan tentang pemanfaatan MCM untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar. Daftar Pustaka Adi Nur Cahyono. 2015. “Designing Mathematical Outdoor Tasks for the Implementation of The MathCityMap-Project in Indonesia”. Tersedia: http://www.math.unifrankfurt.de/~ludwig/publikationen/EARCOME7_%20TSG_5_Cahyono_Ludwig_Maree.pdf (6 Juni 2015). Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Deakin: Deakin University. Santrock, J.W. 2007. Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Silver, E.A. 1997. “Fostering Creativity through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Problem Posing”. Tersedia: http://www.fizkarlsruhe.de/fiz/publications/zdm/2dm97343.pdf (23 maret 2011). Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.