PENERAPAN NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL APARATUR SIPIL NEGARA DI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN MINAHASA UTARA FRISCA MARSELA TANASELA FLORENCE D. J. LENGKONG FEMMY. TULUSAN Abstract : The implementation of mental revolution vale is a mind program from president of republic Indonesia. But the implementation of the program is not run snoothly at this moment cause there are many problems happend in the implementation of mental revolution such as beliefeness, hope, compasionate, and civil cocupation as a subjec. This research uses qualitative research methods. Informant research by as much as 10 (ten) the informant i.e. consists of 1 head of the Agency, 1 Secretary, 1 head of the Agency, then 2 officers and 2 community. Data collection techniques used i.e., interview techniques, techniques of observation/observation, and technical documentation. As well as the Data analysis techniques used for Data Reduction, namely, The Presentation of Data, as well as the withdrawal of conclusions based on research conducted the nation's Unity in the body of researchers and politics of North Minahasa Regency researched through observation, reality as well as data or documents such as the report of the performance government agencies, strategic plan, a long-term plan. The conclusion can be drawn in the research in the body of the unity of the nation and the Politics of North Minahasa Regency in implementing a Mental revolution of values through 4 Filosofi basic Mental Revolution values as follows: Keyword : The values of the revolution mental, Civil State Apparatus masyarakat dituntut menjadi sumber daya PENDAHULUAN Berbicara mengenai Pemerintah dan masyarakat berarti kita berbicara mengenai Sumber Daya Manusia. Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. Sebagai seorang pemimpin yang juga merupakan sumber daya manusia, tak lepas dari sorotan publik dimana pemerintah yang mengemban tugas dan tanggung jawab seharihari sebagai memberi pelayanan kepada manusia yang berkualitas yang mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat juga harus memiliki etika dan perilaku yang baik agar keberlangsungan proses pemberian pelayanan dapat berjalan dengan semestinya. Masyarakat pun sebagai penerima pelayanan dapat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan pemerintah. Namun pada hakikatnya dizaman reformasi birokrasi ini masih banyak terdapat masalah-masalah yang disebabkan oleh buruknya pemberian pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Perilaku dan etika yang buruk yang kerap kali ditunjukkan oleh pemerintah seakan-akan telah hidup membudaya dan telah menjadi karakter buruk dari para pemberi pelayanan. Banyaknya praktek-praktek penyimpangan seperti karakter si pemberi pelayanan namun juga korupsi, kolusi dan nepotisme serta berbagai karena keadaan prosedur yang berlebihan penyakit-penyakit birokrasi lainnya tumbuh yang menjamur dikalangan pemerintah. Aparatur berbelit-belit dan kurang menguntungkan bagi sipil negara yang seharusnya menjalankan masyarakat ketika dalam keadaan mendesak. tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan ketentuan hukum yang berlaku tidak lagi sejumlah aparatur sipil negara yang “nakal” mampu menjalankan tanggung jawabnya itu untuk mengambil keuntungan. dengan baik dan benar. Masyarakatpun yang mengakibatkan Hal ini pelayanan perlahan-lahan menjadi mendorong terhimpit oleh keadaan yang disebabkan oleh masyarakat untuk menuntut adanya suatu pemberian pelayanan yang buruk mengambil perubahan, bukan hanya janji-janji manis jalan pintas dengan melakukan perbuatan yang sering di ucapkan pemerintah ketika yang melanggar hukum seperti memberikan ingin sejumlah imbalan agar keperluannya cepat pemilihan saja namun ada nya bukti nyata terlayani. Hal ini begitu meresahkan sebagian berupa perubahan karakter pemerintah secara besar signifikan rakyat kecil yang hanya mengambil yang hati rakyatnya terjadi pada ditengah-tengah menggantungkan harapannya pada pemberian kehidupan berbangsa dan bernegara. Melihat pelayanan yang sesuai dengan undang- situasi seperti ini dibawah kepemimpinan undang, mereka yang memiliki kekuasaan, presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang uang, dan jabatan dapat menerima pelayanan terpilih pada pemilihan presiden dan wakil dengan cepat dan baik sedangkan bagi rakyat presiden tahun 2014 lalu memberikan suatu kecil yang tidak memilki kekuasaan, uang dan harapan baru bagi masyarakat akan perubahan jabatan tidak bisa berbuat apa-apa. Contohnya karakter dari aparatur sipil negara sebagai dalam pembuatan ktp, kartu keluarga, atau pemberi pelayanan publik. Lewat ke-9 agenda keperluan-keperluan administrasi lainnya agar prioritas cepat untuk dilayani maka masyarakat harus pemerintahan Presiden Joko Widodo dan memberi sejumlah imbalan kepada si pemberi Jusuf Kalla, terutama Nawa Cita ke delapan pelayanan tersebut hal seperti ini seakan akan untuk melakukan revolusi karakter bangsa, telah didalam dan sesuai dengan Roadmap Reformasi kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Birokrasi Nasional Indonesia tahun 2015- Bahkan aparatur sipil negara yang “nakal” ini 2019 sebagaimana telah ditetapkan melalui tidak lagi malu dan terang-terangan untuk peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 11 meminta sejumlah uang sebagai stimulus tahun 2015 dimana salah satu agenda dalam untuk Reformasi menjadi rahasia memperlancar umum pekerjaan yang dikerjakannya. Penyimpangan-penyimpangan seperti ini terjadi bukan hanya karena sifat dan Nawa Birokrasi Cita pembangunan adalah dilakukan Revolusi Mental para Aparatur Sipil Negara. Begitupula di Badan Kesatuan Bangsa kabupaten Minahasa Utara yang masih belum dan Politik kabupaten Minahasa Utara yang mencerminkan Revolusi mental sebagaimana merupakan salah satu badan yang ada di salah satu yang menjadi agenda pemerintah pemerintahan kabupaten Minahasa Utara yang yaitu untuk melakukan revolusi karakter tugasnya melaksanakan penyusunan dan bangsa yang didalamnya bertujuan untuk pelaksanaan kebijakan daerah serta tugas menghadirkan Aparatur Sipil Negara yang pembantuan dibidang kesatuan bangsa dan berkualitas dan mampu menjalankan tugas politik yang menjadi kewenangan daerah yang dan tanggung jawabnya sesuai dengan hukum diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada yang berlaku. Selain itu akibat proses yang Pemerintah Daerah yang juga turut memberi terlalu berbelit-belit membuat masyarakat pelayanan yang kepada masyarakat dalam akan mengurus perizinan Badan menanamkan nilai-nilai kebangsaan terhadap Kesatuan Bangsa dan Politik kabupaten masyarakat, serta dalam mengurusi setiap hal Minahasa Utara merasa dirugikan karena yang berkaitan dengan perijinan-perijinan banyak hal yang seharusnya mudah untuk organisasi dan dalam penangan konflik- dilaksanakan namun menjadi lebih sulit konflik SARA yang terjadi ditengah-tengah karena buruknya kinerja Aparatur sipil Negara masyarakat. ini yang ada disana. Atas dasar isu yang Aparatur Sipil Negara yang bekerja di Badan berkembang tersebut peneliti tertarik untuk Kesatuan Bangsa dan Politik kabupaten melihat secara langsung apakah aparatur sipil Minahasa Utara dituntut untuk memiliki negara yang berada khususnya di badan karakter yang baik dengan mencerminkan kesatuan bangsa dan politik kabupaten Etika pemberi minahasa utara benar telah menerapkan nilai- pelayanan, pemenuhan kebutuhan masyarakat nilai revolusi mental sebagai acuan untuk yang berkaitan dengan tugas di Badan memberikan pelayanan yang terbaik bagi Kesatuan Bangsa dan Politik kabupaten masyarakatnya Minahasa dapat sebagaiman isu yang berkembang ditengah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masyarakat. Untuk itu peneliti mengangkat sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun sebuah judul penelitian mengenai “Penerapan ternyata berdasarkan isu yang berkembang Nilai-Nilai Revolusi Mental Aparatur Sipil ditengah Negara di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Pemerintah Perilaku Utara dalam sebagai dituntut masyarakat hal untuk bahwa di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik kabupaten Minahasa Utara masih belum mampu mewujudkan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat akibat Etika serta perilaku yang ditujukan oleh Aparatur Sipil Negara yang bekerja di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik atau malah sebaliknya kabupaten Minahasa Utara”. Penerapan penerapan adalah tindakan pelaksanaan atau pemanfaatan keterampilan pengetahuan baru terhadap sesuatu bidang untuk suatu kegunaan ataupun tujuan khusus. kata lain gambaran terminal tujuan dan Nilai-nilai McShane dan Von Glinow (2010:47) berpendapat bahwa nilai-nilai trik pencapaian (miles stone) ini harus adalah keyakinan yang stabil dan evaluatif yang jelas. b. Harus ada desain Belief, keyakinan dan menunjukkan preferensi kita untuk hasil atau Nilai operasional tindakan dalam berbagai situasi. Merupakan Untuk memastikan perjalanan Revolusi persepsi tentang apa yang baik atau buruk, mental benar atau salah. Nilai-nilai berfungsi sebagai kembali ke titik awal, maka perlu suatu pedoman moral yang mengarahkan motivasi, patokan keyakinan. Keyakinan berisi keputusan dan tindakan kita. Nilai-nilai tentang hal-hal yang kita percayai berhubungan dengan konsep diri karena meskipun kita belum melihatnya terjadi sebagian mendefinisikan siapa kita sebagai secara fisik. Neuroscience dan psikologi individu dan sebagai anggota kelompok perilaku akan menunjukkan kepada kita dengan nilai-nilai yang sama. bahwa apa yang dipercayai seseorang Revolusi mental akan tidak offside atau mempengaruhi menciut perilaku dan Revolusi Mental adalah perubahan tindakan. Tidak saja mempengaruhi mendasar yang relatif cepat dalam cara respons, keyakinan juga mempengaruhi berpikir, bertindak, dan bekerja. Revolusi hasil. Oleh karena itu perlu dibentuk dan mental menurut presiden Joko Widodo adalah disepakati apa saja Nilai dan Keyakinan revolusi jiwa bangsa dari jiwa budak yang kolektif yang harus dipegang erat oleh negativisme ke jiwa merdeka yang penuh stakeholder dengan keunggulan atau positifisme mengarungi proses revolusi mental. Menurut Hendrik Lim,MBA dkk dalam c. Harus alias ada citizen Compassionate, dalam dalam bukunya “Indonesia Baru Mental Baru” (hal mengeksekusi revolusi mental 52-56) mengemukakan ada 4 filosofi dasar Revolusi dan reformasi sikap mental dalam menggerakan Revolusi Mental. bukan perkara gampang. Ini perkara yang a. Harus ada rancangan Harapan, yang amat sulit. Apalagi kalau kita bicara berisi janji kemajuan dan perbaikan mental. Kita mendekonstruksikan alam Supaya berhasil dan bisa mengajak ke bawah pesertaan, stakeholders, kebiasaan yang telah hidup melekat amat maka aksi revolusi mental harus punya lama dalam suatu masyarakat. Ia bersifat gambaran yang jelas: perbaikan apa yang mengikat akan dihasilkan ketika revolusi mental melepaskannya. berhasil dilaksanakan; apa saja kemajuan intangibles, bukan hal fisik, tetapi sangat atau peningkatan tara hidup yang bisa mempengaruhi alam tindakan dan bentuk dinikmati dari waktu kewaktu. Dengan proses suatu peristiwa berlangsung. keterlibatan sadar. Mental dan menyangkut tidak Ia mudah sesuatu yang Oleh karena itu usaha revolusi mental subjek revolusi mental bukan hal mudah. harus didasari oleh motive yang benar, Ia menuntut transformasi cara pandang tulus dan lurus. Dengan kata lain seorang dari pemimpin; terlebih lagi birokrat penggerak dan pelopor revolusi mental pemerintahan, yang bertugas dalam harus jiwa compassionate. Ia pelayanan publik. memahami kesulitan isa proses Aparatur Sipil Negara transformational dan merasa terpanggil untuk memfasilitasi proses tersebut; memiliki sensitivitas-empati dan pada saat yang bersamaan, tahu dengan persis apa yang hendak mereka ciptakan. Ini sama sekali tidak berarti sebuah gaya kepemimpinan yang serba permissive, alias pembiaran terhadap pelanggaran. Ia harus tegas dalam berbagai prinsip, tidak kompromi terhadap values namun fleksibel dalam pendekatan lapangan sesuai kondisi setempat. d. Dalam undang-undang no.5 tahun 2014 dalam bab 1 tentang ketentuan umum menjelaskan bahwa Aparatur sipil negara yang kemudian disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negri pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, Aparatur sipil negara yang selanjutnya disebut pegawai ASN adalah pegawai negri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau Masyarakat sebagai subjek diserahi tugas negara lainnya dan digaji Mengayunkan revolusi mental tidak akan pernah berhasil kalau masyarakat tidak ikut terlibat. Dan supaya berhasil, masyarakat tidak bisa diletakan sebagai objek revolusi, tetapi ia harus menjadi subjek revolusi mental. Dengan filosofi seperti itu, barulah berbagai upaya untuk berdasarkan peraturan perundang-undangan dan Pegawai negri sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan mengajak keterlibatan dan kepesertaan akan berhasil. masyarakat Jika sebagai menempatkan objek revolusi mental, maka masyarakat akan menjadi penonton, yang ketika diperlukan. Jika ditempatkan sebagai subjek ia akan menjadi project owner. Jika ditempatkan sebagai subjek akan timbul akuntabilitas terhadap keberhasilan Menempatkan masyarakat program. sebagai Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 11 tahun 2015 Melalui Pendayahgunaan peraturan Aparatur menteri Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road map Reformasi Birokrasi Nasional 2015-2019 didalamnya salah satu pelaksanaan reformasi birokrasi tingkat makro untuk menciptakan birokrasi yang bersih dan akuntabel terdapat 3 program kerja yang salah pemerintah yang harus menjadi pelopor dalam satunya ialah Revolusi Mental Aparatur. Hasil menerapkan Nilai-Nilai Revolusi Mental. yang Mental Dalam menerapkan Nilai-Nilai Revolusi kepuasan Mental harus dimulai dari mental dan karakter masyarakat/publik atas pelayanan pegawai individu pegawai masing-masing Pembahasan Aparatur Sipil Negara. Selain itu juga terdapat dalam penelitian skripsi ini mengunakan 4 dalam program quick wins reformasi birokrasi filosofi dasar dalam menggerakan Revolusi terdapat 9 program quick wins dan pada poin Mental pertama program quick wins ini ialah untuk (hope),keyakinan Kampanye Gerakan Revolusi Mental Bidang (compassionate), subjek yakni masyarakat. diharapkan Aparatur ialah dari Revolusi meningkatnya Aparatur Negara. Kampanye ini dilakukan dengan menggunakan komunikasi, yang berbagai sarana diharapkan dapat menjangkau seluruh lini pemerintahan dan lapisan masyakat. Tujuannya untuk mengakselerasi perubahan Mindset aparatur sipil negara dari budaya priyayi ke budaya melayani; dan memberikan pesan kepada masyarakat tentang tekad pemerintah untuk hadir dan memberikan pelayanan publik yang lebih baik. 1. yakni harus ada (belief), harapan rasa iba Harus ada harapan (hope) Dalam Filosofi yang pertama yakni Harapan (Hope) yang harus dimiliki semua aparatur sipil negara di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Minahasa Utara dapat ditarik beberapa indikator dapal menilai penerapan Revolusi Mental melalui Harapan (Hope) sebagai berikut : pertama janji perbaikan dalam melaksanakan kegiatan dan program, kedua peran aparatur sipil negara atau pencapaian dari janji perbaikan, ketiga hasil pencapian. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, yang didasari dari Indikator penilaian pertama mengenai sejumlah masalah yang tertuang dalam latar janji perbaikan dalam melaksanakan kegiatan belakang masalah penulis serta disesuaikan dan program di Badan Kesatuan Bangsa dan dengan tujuan peneliti, maka penelitian ini Politik Kabupaten Minahasa Utara harus mengunakan jenis atau metode penelitian memperhatiak kualitatif. Model penelitian kualitatif ini dihadapi terlebih dahulu, agar janji perbaikan biasanya digunakan dalam pengamatan dan dalam melaksanakan kegiatan dan program penelitian sosial. sesuai dengan permasalahaan atau kendala Nilai-Nilai Revolusi Mental Aparatur Sipil Negara di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Minahasa Utara merupakan masalah yang yang sering di hadapi. Pembahasan Penerapan sejumlah salah-satu lembaga Indikator penilaian yang kedua yakni peran aparatur sipil negara atau pencapaian dari janji perbaikan. Dalam melihat peran aparatur sipil negara dalam pencapaian janji perbaikan melalui hasil pencapaian. Indikator penilaian yang kedua yakni peran aparatur memperkuat Keyakinan (Belief). Perjanjian sipil negara atau pencapaian dari janji Kerja dibuat agar realisasi dan pencapaian perbaikan dan indikator penilaian yang ketiga bisa optimal dan terbukti di Badan Kesatuan yakni hasil pencapaian memiliki hubungan Bangsa dan Politik hasil realisasinya bisa yang erat, jika hasil pencapaian kinerja 100% dan dikategorikan sangat baik namun optimal maka peran ASN juga optimal yang menjadi kendalah masih sedikitnya maupun sebaliknya jika hasil kenerja belum program yang berkaitan dengan Penrapan optimal mka peran ASN juga belum optimal Nilai-Nilai Revolusi Mental yang disusun dan hasilnyapun 2. Harus ada keyakinan (Belief) Dapat dilihat di Badan Kesatuan bangsa dan Politik Kabupaten Minahasa Utara dalam melaksanakan filosofi yang kedua yaitu Harus masih belum nampak di lingkungan pemerintahan maupun lingkungan masyarakat. 3. Harus ada Rasa Ibah (Compassionate) ada Keyakinan (belief) dalam menerapkan Revolusi dan reformasi sikap mental Nilai-Nilai Revolusi Mental harus diperlukan bukan perkara gampang. Ini perkara yang landasan yang kuat dalam perjalanan Revolusi amat sulit. Apalagi kalau kita bicara mental. mental agar tidak offside atau menciut Kita mendekonstruksikan alam bawah sadar. kembali ke titik awal, maka perlu suatu Mental menyangkut kebiasaan yang telah patokan keyakinan. Hadirnya Perjanjian Kerja hidup melekat amat lama dalam suatu yang disusun oleh Badan Kesatuan Bangsa masyarakat. Ia bersifat mengikat dan tidak dan Politik Kabupaten Minahasa Utara dan mudah melepaskannya. Ia sesuatu yang dituang kedalam Laporan Kinerja Instansi intangibles, bukan hal fisik, tetapi sangat Pemerintah (LAKIP) tahun 2016 agar semua mempengaruhi alam tindakan dan bentuk ASN dapat melaksanakan pekerjaan yang proses suatu peristiwa berlangsung. sesuai serta penerapan Nilai-Nilai Revolusi Mental tidak salah arah. Oleh karena itu usaha revolusi mental harus didasari oleh motive yang benar, tulus Hasil realisasi yang didapatkan dari dan lurus. Dengan kata lain seorang pelaksanaan program atau kegiatan yang penggerak dan pelopor revolusi mental harus berfokus pada Nilai-Nilai Revolusi mental jiwa compassionate. Ia akan membuktikan bahwa perjanjian kerja kesulitan proses transformational dan merasa yang dubuat bisa dilaksanaanya. Dan dapat terpanggil diterik kesimpulan berdasarkan filosofi yang tersebut; memiliki sensitivitas-empati dan kedua yakni Harus ada kenyakinan (Belief) pada saat yang bersamaan, tahu dengan persis dalam apa yang hendak mereka ciptakan. Ini sama menerapkan Nilai-Nilai Revolusi untuk tidak isa memahami memfasilitasi berarti sebuah proses Mental yang harus ada landasan yang kuat, sekali gaya landasan dibuat oleh Badan Kesatuan Bangsa kepemimpinan yang serba permissive, alias dan Politik Kabupaten Minahasa Utara dalam pembiaran terhadap pelanggaran. Ia harus tegas dalam berbagai prinsip, tidak kompromi pegawai yang memiliki terhadap values namun fleksibel dalam (Compassionate) terhadap pelayanan yang pendekatan lapangan sesuai kondisi setempat. diberikan melalui Rasa pekerjaan Ibah yang Dalam melihat dan menilai adanya rasa dilaksanakan, dan terbukti dalam penelitian Rasa Ibah (Compassionate) yang harus yang dilakukan ada cukup banyak pegawai dimiliki para Aparatur Sipil Negara di Badan dengan tulus dan iklas dalam melanyani dan Kesatuan Bangsa dan politik Kabupaten memberikan Minahasa Utara, terletak pada mental dan selama melaksanakan penelitian. Hal tersebut pribadi masing-masing individu dari ASN di dapat diukur berdasarkan kenyataan yang ada Badan dan di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik masing-masing Kabupaten Minahasa Utara cukup banyak individu sangat berbeda sehingga pemahaman pegawai yang mampu menanamkan Nilai- mengenai penarapan Nilai-Nilai Revolusi Nilai Revolusi Mental terhadap mental dan Mental yang dimiliki ASN pasti juga berbeda. karakter Kesbangpol. karakter yang Setiap dimiliki mental pelayanan pegawai kepada atau ASN peneliti dalam Lingkungan juga menjadi salah satu yang memberikan pelayanan melalui rasa Rasa Ibah mempengaruhi karakter dan mental yang (Compassionate) sehingga pelayanan yang dimiliki oleh ASN, dalam menciptakan diberikan menjadi berkualitas, iklas dan tulus. sebuah karakter baru yang lebih baik yang Namun tidak menutup kemungkinan masih tertuang ke dalam Nilai-Nilai Revolusi Mental adanya beberapa pegawai yang masih belum harus dimulai dari mental dan karakter memiliki Rasa Ibah (Compassionate) akan individu dari Aparatur Sipil Negara. Salah melayani dan ada yang benar-benar tidak satu cara singkat dalam menilai prilaku dan memiliki Rasa Ibah (Compassionate) dalam mental melalui Rasa Ibah (Compassionate) memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang hal dimiliki oleh ASN. Rasa Ibah tersebut terbukti sesuai dengan (Compassionate) dari pegawai atau ASN pengamatan yang dilakukan peneliti seperti menjadi tolak ukur dalam menilai suatu ada beberapa pegawai yang benar-benar tidak prilaku dan mental pegawai memperdulikan kehadiran masyarakat yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Badan Kesatuan Bangsa dan datang di Bandan Kesatuan Bangsa dan Politik Politik Kabupaten Minahasa Utara seperti Kabupaten Minahasa Utara dalam penerapan sikap acuh tak acuh yang ditunjukkan pegawai Nilai-Nilai Revolusi Mental dapat dilihat atau ASN kepada masyarakat. melalui filososi yang ketiga yakni Harus Dapat ditarik kesimpulan dari hasil dimilikinya Rasa Ibah (Compassionate) dari penelitian pegawai atau ASN. Kenyataan yang terjadi di Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Badan Politik Minahasa Utara dalam menerapkan Nilai- Kabupaten Minahasa Utara hanya beberapa Nilai Revolusi Mental terhadap Rasa Ibah Kesatuan Bangsa dan yang dilakukan oleh Badan (Compassionate) yang dimiliki oleh pegawai masyarakat harus ditempatkan sebagai subjek atau ASN sudah cukup banyak pegawai yang dalam penerapannya bukan sebagau objek memiliki Rasa Ibah (Compassionate) dalam dari penerapan. Untuk itu ajakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat keterlibatan masyarakat dalam merealisasikan secara tulus dan iklas namun juga ada penerapan beberapa pegawai yang belum memiliki dan sangatlah penting. Nilai-Nilai Revolusi Mental ada yang benar-benar tidak memiliki Rasa Hal tersebut yang membuat Badan Ibah (Compassionate) dalam memberikan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten pelayanan kepada masyarakat. Minahasa Utara mengajak masyarakat untuk 4. Masyarakat sebagai subjek mau terlibat dalam menerapkan Nilai-Nilai Mengayunkan revolusi mental tidak akan Revolusi Mental. Salah satu tindakan nyata pernah berhasil kalau masyarakat tidak ikut yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa terlibat. Dan supaya berhasil, masyarakat dan Politik dalam melibatkan masyarakat tidak bisa diletakan sebagai objek revolusi, melalui pemahaman awal akan pentingnya tetapi ia harus menjadi subjek revolusi mental. Nilai-Nilai Revolusi mental. Dari berbagai Dengan filosofi seperti itu, barulah berbagai program yang disusun oleh Badan Kesatuan upaya untuk mengajak keterlibatan dan Bangsa dan Politik ada dua program utama kepesertaan akan berhasil. Jika menempatkan yang dikususkan dalam merealisasikan Nilai- masyarakat sebagai objek revolusi mental, Nilai maka masyarakat akan menjadi penonton, Terpeliharanya Persatuan dan Kesatuan dan yang ketika diperlukan. Jika ditempatkan Program sebagai subjek ia akan menjadi project owner. Beragama melalui sosialisasi yang diadakan Jika ditempatkan sebagai subjek akan timbul oleh Badan Kesbangpol. akuntabilitas terhadap keberhasilan program. Revolusi Mental Terciptanya yakni Program Kerukunan Umat Program Terpeliharanya Persatuan dan Menempatkan masyarakat sebagai subjek Kesatuan revolusi mental bukan hal mudah. Ia menuntut Kerukunan Umat Beragama menjadi program transformasi cara pandang dari pemimpin; yang dikhususkan terhadap penerapan Nilai- terlebih lagi birokrat pemerintahan, yang Nilai Revolusi Mental dalam melibatkan bertugas dalam pelayanan publik. masyarakat sebagai Subjek. Akan tetapi Masyarakat juga memiliki peran yang sangat penting dalam menyukseskan dan Program Terciptanya sebelum masyarakat dilibatkan, masyarakat harus mampu melaksanakan Nilai-Nilai penerapan Nilai-Nilai Revolusi Mental di Revolusi mental dalam memelihara hubungan Indonesia terlebih khusus penerapan Nilai- yang baik kesesama masyarakat lain. Program Nilai Revolusi Mental pada Aparatur Sipil Terpeliharaya Persatuan dan Kesatuan dan Negara di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Program Kabupaten Minahasa Utara. Untuk itulah Beragama yang diberikan dalam bentuk Terciptanya Kerukunan Umat sosialisasi pemahaman awal kepada masyarakat. melalui 4 Filosofi dasar Nilai-Nilai Revolusi Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Badan Menerapkan Nilai-Nilai Revolusi Mental Kesatuan Bangsa dan Politik Mental yakni sebagai berikut 1. Harapan (hope), dapat ditarik kesimpulan Kabupaten Minahasa Utara dalam penerapak dari penelitian yang dilakukan berdasarkan Nilai-Nilai sudah filosofi yang pertama yakni Harus ada dilaksanakan melalui Program Terpeliharanya Harapan (Hope) sudah cukup dimiliki di Persatuan Program Badan Kesatuan Bangsa dan Politik melalui Terciptanya Kerukunan Umat Beragama yang adanya janji perbaikan yang didasari dari menjadi salah sat poin dalam Nilai-Nilai berbagai kendala dan permasalahan yang ada Revolusi di Badan Kesbangpol Revolusi dan Mental Kesatuan Mental dan dan realisasinyapun mencapai 100%. Akan tetapi berdasarkan 2. Keyakinan (belief) dari penelitian yang kenyataan yang ada dua program mengenai dilakukan berdasarkan filosofi yang kedua Nilai-Nilai Revolusi Mental dalam yakni Harus ada Keyakinan (belief) yang pelaksanaan belum nampak dalam harus dimiliki para pegawai atau ASN di menciptakan pemahaman yang baru kepada Badan masyarakat. Sehingga yang menjadi masukan kesimpulan penerapan Nilai-Nilai Revolusi peneliti Terhadap Badan Kesatuan Bangsa Mental melalui Filosofi yang kedua yakni dan Politik lebih banyak menyusun program Keyakinan (belief) sudah dimiliki dan itu yang terbukti dari adanya perjanjian kerja yang Mental mengandung dan Nilai-Nilai hasilnyapun Revolusi harus mampu Kesbangpol, dirancang dan dan disusun dapat oleh ditarik Badan nampak hasilnya terlebih dalam membangun Kesbangpol dalam menanamkan Nilai-Nilai pemahaman Revolusi Mental dasar mengenai Nilai-Nilai Revolusi Mental di dalam masyarakat 3. Rasa iba (compassionate) dapat ditarik PENUTUP kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Kesimpulan berdasarkan filosofi yang ketiga yaitu Rasa Berdasarkan penelitian yang dilakukan iba (compassionate) sudah cukup dimiliki peneliti di Badan Kesatuan Bangsa dan oleh ASN di Badan Kesbangpol yang terbukti Politik Kabupaten Minahasa Utara yang dari cukup banyaknya pegawai yang memiliki diteliti melalui pengamatan, kenyataan serta Rasa iba (compassionate) dalam melanyani data ataupun dokumen seperti Laporan sehingga pekerjaan yang dikerjakan menjadi Kinerja Instansi Pemerintah, Rencana berkualitas, iklas dan tulus. Strategis, Rencana jangka panjang yang ada. 4. Subjek yakni masyarakat. dapat ditarik Dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian di kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik berdasarkan Kabupaten Minahasa Utara dalam Masyarakat sebagai filosofi yang keempat subjek, berdasarkan kenyataan yang ada Badan Kesbangpol sudah Sekretariat kabinet RI PresidenRI.go.id. 2015. ada tindakan dalam mengajak masyarakat sebagai subjek dalam penerapan Nilai-Nilai Revolusi Mental melalui Revolusi Mental Silalahi, Ulber.2012. Metodelogi Penelitian pembentukan Social. pemahaman dasar akan pentingnya penerapan Nilai-Nilai Revolusi Mental di lingkungan PT.Reflika. Aditama Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Masyarakat Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Sumodiningrat, Gunawan & Wulandari, Ari. DAFTAR PUSTAKA 2015. Draver, James. A Dictionary of Psychology . Agus. 2011. indonesia. Mengembalikan Jakarta: PT.Gramedia bangsa Yogyakarta: Media Bandung: Alfabeta F, Patty, dkk. 1982. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Usaha Nasional Hartono, Andreas 2016. Revolusi mental seni berperang mengalahkan diri sendiri. Medan: Sinergi Aksara Lim, Hendik dkk. 2016. Indonesia Baru Mental Baru Kerangka Implementasi Revolusi Mental. Jakarta: Defora Tim Penyusun Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. 1994. Jakarta: Balai Pustaka: 646 Wibowo. 2013. Perilaku dalam organisasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Sumber Lain: Makalah oleh Mulyono, Arif. Pengembangan Kapasitas Aparatur Sipil Negara Di Publisher Moleong, Lexy.j. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No.5 tentang Aparatur Sipil Negara, Jakarta: Direktorat Jenderal Peraturan Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri PAN dan RB No.11 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Nasional Jendral Peraturan Kabupaten Sidoarjo) Jalan Jaksa Sidoarjo: Makalah Patologi birokrasi oleh Luthfiyah Indah Rohanah. Malang. 2014 Salunusa, Ardiles.2016. Persepsi Mahasiswa Perundang-undangan Jakarta: daerah (Badan Kepegawaian Daerah Agung Suprapto No.1. Kecamatan Rosdakarya. Ofset undangan karakter Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kualitatif. Pustaka Utama 2015-2019, mental Pressindo kepercayaan publik melalui reformasi birokrasi. Revolusi pembentukan New York: Pengin Books, t.th. Dwiyanto Bandung: Direktorat Perundang- Kristen Di Badan Kerohanian Kristen Fispol Unsrat, program studi komunikasi: skirpsi tidak diterbitkan. Manado: Universitas Sam Ratulangi