Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia Berjangka 1

advertisement
PENGARUH TINGKAT BUNGA SERTIFIKAT BANK
INDONESIA BERJANGKA 1 BULAN TERHADAP
INVESTASI DOMESTIK INDONESIA, 2001-2009
Pendahuluan
Pada umumnya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
merupakan salah satu tujuan pembangunan yang harus dicapai di suatu negara.
Kemakmuran dan kesejahteraan di suatu negara tersebut dapat dilihat dari seberapa
besar pertumbuhan perekonomiannya (Setyowati dan Fatimah, 2007). Dalam
konteks perekonomian, merupakan salah satu variabel yang paling penting dalam
mendukung pertumbuhan perekonomian suatu negara adalah investasi. Selain itu
investasi juga mendorong pendapatan nasional (Nugroho, 2008).
Dalam menentukan pertumbuhan ekonomi investasi tidak serta merta berdiri
sendiri. Akan tetapi investasi memiliki beberapa faktor penentu. Salah satu faktor
yang paling menentukan dalam pertumbuhan investasi adalah Suku Bunga. Besar
kecilnya pertumbuhan investasi itu ditentukan oleh besar kecilnya suku bunga
berdasarkan kebijakan suku bunga yang telah ditetapkan dalam pemerintah disuatu
Negara (Nugroho, 2008).
Pada berbagai penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa suku bunga
berpengaruh negatif terhadap investasi baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang (Nugroho, 2008 di Indonesia; Setyowati dan Fatimah, 2007 di
Indonesia). Hal tersebut sesuai dengan teori Keynes yang menyatakan ketika suku
bunga tinggi maka investasi akan menurun,dan ketika suku bunga menurun maka
investasi akan meningkat (Mankiw, 2007). Berdasarkan studi penelitian lain yang
dilakukan oleh Larsen (2004) di Amerika Serikat menemukan bahwa tingkat suku
bunga rendah berakibat pada meningkatnya pertumbuhan investasi di negara
tersebut.
Disisi lain menurut Lukas (2009) dan Novianto (2011) yang menggunakan
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai variabel yang mempengaruhi
Invetasi mengemukakan bahwa suku bunga atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
adalah instrumen investasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) yang
1
bertujuan untuk menjaga stabilitas moneter Indonesia (Lukas 2009). Sedangkan
menurut Novianto (2011) dalam penelitiannya tentang Analisis Pengaruh Nilai
Tukar Dollar Amerika, Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, Jumlah Uang yang
beredar M2 terhadap IHSG di Bursa Efek Jakarta mengemukakan bahwa suku
bunga SBI mempunyai pengaruh negatif terhadap Investasi di Indonesia karena
tinggi rendahnya SBI mempengaruhi harga saham di Bursa Efek Jakarta.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terdiri dari SBI berjangka 1 bulan, SBI
berjangka 3 Bulan dan SBI berjangka 6 Bulan. Pada penelitian ini akan
menggunakan SBI berjangka 1 bulan serta investasi dalam negeri (PMDN). Dasar
alasan peneliti menggunakan variabel suku bunga SBI berjangka 1 bulan dan
Investasi dalam negeri karena suku bunga SBI berjangka 1 bulan dapat dijadikan
ukuran makroekonomi khususnya menyangkut kebijakan moneter serta sebagai
pedoman didalam menentukan tingkat investasi.
Alasan lain yang lebih spesifik mengapa peneliti memilih suku bunga SBI 1
(satu) bulan adalah terdapatnya perbedaan hasil penelitian yang tidak konsisten
dalam jangka panjang antara penelitian yang satu dengan yang lain. Perbedaan
ketidakkonsitenan tersebut adalah bahwa suku bunga SBI 1 (satu) bulan yang dapat
berpengaruh negatif terhadap investasi (Yusuf dan Widyastuti, 2008; Meynandors,
2004; Aquino dan Aloysius, 2011; Uslan, 2010; dan Ibrahim, 2008) dan dapat juga
berpengaruh positif terhadap investasi (Setyowati dan Fatimah, 2007) dalam jangka
panjang. Hal ini menjadi pertimbangan penelitian untuk mencoba menguji kembali
dengan periode penelitian yang berbeda untuk dapat melihat bagaimana pengaruh
SBI 1 terhadap investasi domestik di Indonesia, terutama dalam jangka panjang.
Menurut Yusuf dan Widyastuti (2008) dalam penelitiannya di Indonesia
memaparkan bahwa kenaikan suku bunga SBI 1 (satu) bulan dalam jangka panjang
membuat penurunan pada neraca perdagangan non-migas Indonesia. Meynandors
(2004) mengatakan bahwa investasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan tetapi
investasi banyak dipengaruhi oleh suku bunga riil. Suku bunga riil dipengaruhi oleh
Suku Bunga SBI. Dalam penelitian tersebut mengatakan Suku Bunga SBI memiliki
pengaruh pada investasi dalam negeri tahun 1989 hingga tahun 2003 di Indonesia.
Pengaruh tidak langsung dari penelitian ini adalah mempengaruhi pertumbuhan
2
perekonomian dalam negeri yang disebabkan oleh adanya Suku bunga SBI yang
yang dipakai sebagai acuan operasi pasar terbuka dalam menarik investor untuk
menanamkan investasi dalam negeri. Sedangkan menurut hasil penelitian Yusuf
dan Widyastuti (IPB, 2008) di Indonesia yang mengatakan bahwa suku bunga
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pergerakan neraca perdagangan
negara, artinya ketika suku bunga naik maka akan terjadi penurunan pada neraca
perdangan di suatu negara.
Akan tetapi perlu diketahui ada pandangan lain yang mengemukan bahwa
suku bunga bisa berpengaruh negatif tetapi bisa juga suku bunga berpengaruh
positif terhadap investasi dalam jangka panjang. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya hasil penelitian menurut (Uslan, 2010; Ibrahim, 2008)
yang
mengemukakan bahwa suku bunga berpengaruh positif terhadap investasi.
Pandangan lain tersebut menurut hasil penelitian di Jawa Timur (Uslan,
2010) Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mempunyai pengaruh yang
positif terhadap investasi di Jawa timur. Hal itu terjadi karena naiknya suku bunga
SBI mempengaruhi suku bunga riil sehingga secara tidak langsung juga
mempengaruhi investor untuk menanamkan modal dalam negeri. Begitu juga
dengan hasil penelitian di Bursa Efek Indonesia oleh Ibrahim (2008) yang juga
mengatakan bahwa suku bunga berpengaruh positif terhadap investasi. Namun
berbeda dengan penelitian Setyowati dan Fatimah (2007) di Indonesia yang
mengatakan bahwa suku bunga SBI juga bisa berpengaruh secara signifikansi
dalam artian berpengaruh secara negatif terhadap investasi dalam jangka panjang.
Jadi, berdasarkan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah
dipaparkan oleh peneliti diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar hasil
penelitian terdahulu menyimpulkan suku bunga berpengaruh secara negatif pada
investasi dalam jangka pendek akan tetapi dari hasil penelitian lain mengatakan
bahwa suku bunga bisa berpengaruh negatif bisa juga berpengaruh positif terhadap
investasi dalam jangka panjang. Dari perbedaan inilah yang menjadi latar belakang
peneliti mengapa penelitian ini dibuat karena untuk membahas pengaruh suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap investasi dalam negeri di Indonesia
pada periode tahun 2001-2009 baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
3
Sehingga penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap investasi dalam negeri
di Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan
manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi pemerintah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
yang menarik dan menjadi salah satu masukan dalam mempertimbangkan
menaikan atau menurunkan tingkat suku bunga.
2. Bagi akademisi dan peneliti di bidang keuangan di Indonesia, hasil studi ini
dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengetahui pengaruh suku bunga
terhadap investasi.
Tinjauan Literatur dan Pustaka
Pengertian dan Hubungan Suku Bunga dan Investasi;
 Pengertian Suku Bunga
Menurut teori Keynes definisi Suku bunga adalah balas jasa yang diterima
seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preference-nya. Makin
besar mengorbankan liquidity preference-nya maka makin besar pula suku bunga.
Selain itu Keynes mengemukankan bahwa Suku bunga merupakan suatu fenomena
moneter, yang artinya suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaaan akan
uang (Nopirin, 1992).
Dalam penelitian ini Suku bunga yang dimaksud adalah Suku Bunga SBI.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah Surat Berharga Bank Indonesia yang
digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Tingkat suku
bunga yang berlaku pada setiap penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
ditentukan berdasarkan mekanisme BI Rate, yaitu BI mengumumkan target suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diinginkan untuk pelelangan pada masa
periode tertentu. Sehingga, dengan adanya
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
diharapkan Bank Indonesia dapat menjaga agar tingkat suku bunga perbankan di
4
Indonesia wajar dan stabil serta menjadi acuan bank – bank di Indonesia dalam
menentukan suku bunga (www.bi.go.id).
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga sebagai pengakuan
utang berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia dengan system diskonto. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diterbitkan
dengan jangka waktu (tenor) 1 bulan sampai dengan 12 bulan dengan satuan unit
terkecil sebesar Rp1 juta. Saat ini Bank Indonesia menerbitkan SBI dengan tenor 1
bulan dan 3 bulan.Penerbitan SBI tenor 1 bulan dilakukan secara mingguan
sedangkan SBI tenor 3 bulan dilakukan secara triwulanan.
 Pengertian Invetasi
Investasi adalah barang-barang yang disimpan perusahaan di gudang,
termasuk adalah salah satu komponen GDP yang mengaitkan masa kini dan masa
depan. Peran investasi in mempunyai pengaruh besar dalam pertumbuan
perekonomian, baik secara jangka panjang maupun jangka pendek. (Mankiw,
2007).
Lebih lanjut, Investasi adalah tambahan bersih terhadap stock kapital yang
ada (net additional to existing capital stock), (Nanga, 2001). Istilah lain yang sering
dipakai untuk menjelaskan apakah investasi itu adalah akumulasi modal (capital
accumulation) dan pembentukan modal (capital formation).
Secara khusus, teori Keynes (Sukirno, 2005) mengemukakan secara
keseluruhan investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran yang dilakukan oleh para
pengusaha untuk membeli barang-barang modal. Dalam perhitungan pendapatan
nasional, investasi meliputi seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barangbarang modal dan perbelanjaan untuk mendirikan industri-industri, pengeluaran
masyarakat untuk mendirikan rumah-rumah tempat tinggal, dan pertambahna nilai
stok-stok barang perusahaan – berupa bahan mentah, barang yang belum selesai
diproses dan barang jadi. Dari keseluruhan nilai investasi tersebut maka investasi
5
itu disebut dengan investasi agregate bruto atau pembentukan modal bruto. Sebab
investasi bruto ini adalah seluruh jumlah investasi yang dilakukan sebelum
dikurangi penyusutan nilai dari alat-alat modal yang berlaku dalam tahun tersebut.
Artinya
pertambahan
jumlah
barang-barang
modal
yang
terjadi
dalam
perekonomian sebagai akibat dari investasi yang tidak sama besarnya dengan
pertambahan yang ditimbulkan oleh invetasi baru yang dilakukan. Sedangkan yang
disebut dengan investasi netto adalah pertambahan dari jumlah barang-barang
modal yang sebenarnya terjadi adalah sama dengan pertambahan dari barangbarang modal yang ditimbulkan oleh investasi baru yang dilakukan dikurangi
dengan penyusutan nilai atas barang- barang lama.
Dalam penelitian ini investasi yang dimaksud adalah Investasi dalam negeri
atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang
Penanaman Modal adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam
negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Penanam modal dalam negeri
adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara
Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah
negara Republik Indonesia, sedangkan modal dalam negeri adalah modal yang
dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia,
atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum (UU
No.25 1997).
 Hubungan Suku Bunga dan Investasi dalam jangka pendek
Hubungan suku bunga dan investasi dalam jangka pendek mempunyai
pengaruh yang negatif, artinya penurunan suku bunga mempengaruhi peningkatan
investasi. Hal tersebut dikarena investor melihat kondisi ekonomi pada suatu
Negara. Kondisi yang dimaksud oleh adalah kondisi sarana dan prasarana yang
baik, misalnya tersedianya transportasi dan tersedianya infrastruktur yang baik,
serta mendukungnya kondisi kualitas Sumber Daya Manusia yang baik (Nugroho,
2008). Menurut hasil dari penelitian Hadiati (2010) tentang Analisis Vector Error
6
Corection Model pada Penyaluran Kredit, kapasitas Pasar Modal, dan Suku Bunga
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia mengatakan tingkat suku bunga
berdampak pada perekonomian Indonesia yang salah satunya mempengaruhi
penurunan investasi di Indonesia dalam jangka pendek. Artinya variabel suku
bunga memberikan respon yang negatif terhadap investasi yang berdampak
pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut juga didukung olrh hasil
penelitian lain dari Greene dan Villanueva, (1990) di negara-negara berkembang
mengatakan bahwa secara umum suku bunga berpengaruh negatif terhadap
investasi di Negara berkembang. Studi Penelitian yang dilakukan oleh Greene dan
Villanueva (1990) ini menemukan bahwa suku bunga riil memiliki dampak negatif
pada investasi.
Selain itu naiknya suku bunga SBI berjangka 1 bulan yang ditentukan oleh
BI yang kemudian diikuti oleh naiknya suku bunga lain, mengakibatkan SBI
berjangka
1
bulan
mempunyai
pengaruh
pada
lambatnya
pertumbuhan
perekonomian Indonesia dan secara tidak langsung berdampak juga pada investasi
dalam negeri. (Nasir, 2006).
Sedangkan menurut Artikel KBS warta berita mengatakan bahwa
meningkatnya suku bunga akan meningkatkan beban terhadap dunia usaha dan
menurunkan investasi (KBS Warta Berita, 2004/11/01).
 Hubungan Suku Bunga dan Investasi dalam jangka panjang
Suku Bunga dan Investasi dalam jangka panjang bisa mempunyai hubungan
positif dan negatif. Dalam jangka Panjang, menurut Uslan (2010) mengemukan
bahwa hasil penelitiannya di Jawa Timur tidak sesuai dengan teori Keynes yang
mengatakan suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi, akan tetapi suku
bunga berpengaruh secara positif terhadap investasi dalam negeri. Menurut peneliti
hal tersebut disebabkan oleh penurunan tingkat suku bunga tidak serta merta diikuti
kenaikkan suku bunga lain dan investasi karena pergerakan suku bunga
mempengaruhi invetasi membutuhkan tenggang waktu atau rentang waktu.
7
Penelitian Uslan (2010) yang mengatakan suku bunga mempunyai pengaruh
positif terhadap investasi didukung juga oleh Kusumawati (2008), Putra (2010),
Hadiati (2010) dan Aquino dan Aloysius (2011). Menurut Kusumawati (2008)
mengatakan suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap kredit investasi karena
naiknya suku bunga SBI mempunyai pengaruh terhadap menurunnya jumlah uang
beredar sehingga berakibat pada menurunnya tingkat inflasi. Menurunan inflasi
yang artinya menurunnya tingkat harga yang berakibat pada meningkatkan agregat
demand sehingga mendorong investor untuk berinvestasi dan akan meningkatkan
pula permintaan kredit investasi. Kemudian, menurut Putra (2010) tentang studinya
Analisis Suku Bunga Kredit, PDB, Inflasi dan tingkat teknologi terhadap PMDN di
Indonesia periode 1986-2008 mengatakan bahwa suku bunga mempunyai pengaruh
positif terhadap PMDN. Penelitian tersebut juga didukung oleh Aquino dan
Aloysius (2011) yang mengemukakan bawah suku bunga SBI mempunyai
pengaruh secara negatif dan mempunyai peran didalam upaya meningkatkan
pertumbuhan investasi dalam negeri pada tahun 1998-2010 di Indonesia.
Selain itu menurut hasil penelitian Hadiati (2010) Analisis Vector Error
Corection Model pada Penyaluran Kredit, kapasitas Pasar Modal, dan Suku Bunga
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, juga mengemukakan bahwa tidak
selama suku bunga berpengaruh negative, tetapi hasil penelitiannya mengemukakan
bahwa suku bunga juga berpengaruh positif terhadap investasi dalam meningkatkan
pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa suku bunga juga bisa berpengaruh negatif
terhadap investasi. Pengaruh negatif dalam hubungan suku bunga terhadap investasi
dalam jangka panjang ini didukung oleh penelitian Setyowati dan Fatimah (2007)
yang menyatakan bahwa suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan
(berpengaruh negatif) terhadap investasi dalam jangka panjang.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan secara sementara
bahwa secara garis besar penelitian terdahulu menjelaskan keterkaitan antara suku
bunga terhadap investasi berdasarkan teori keynes. Menurut Keynes (Sadono
8
Sukirno, 2005) faktor yang mempengaruhi Investasi adalah Suku Bunga. Suku
Bunga merupakan salah satu variabel yang paling berpengaruh terhadap investasi,
karena ketika suku bunga turun, maka akan menyebabkan banyaknya investorinvestor yang melakukan investasi dalam negeri dan kemudian melakukan
investasi. Besarnya Suku bunga yang ditetapkan menentukan seberapa besar
investor melakukan investasi.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah
dipaparkan oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti menduga bahwa:
1. Suku Bunga SBI dalam jangka pendek berpengaruh secara signifikan negatif
terhadap investasi .
2. Suku Bunga SBI dalam jangka panjang berpengaruh secara
signifikan
terhadap investasi. Hipotesis tersebut berdasarkan prediksi bahwa Suku Bunga
berpengaruh negatif terhadap investasi baik dalam waktu jangka pendek tetapi
dalam waktu jangka panjang dapat berpengaruh negative , bisa juga
berpengaruh positif.
Metodologi Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Data penelitian ini, data yang digunakan berupa data kuantitaif dalam
bentuk angka. Sedangkan menurut cara pengambilan data adalah data sekunder
yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan
sudah diolah. Menurut waktu pengumpullannya, data yang digunakan termasuk
times series data yaitu data yang nilai variabelnya berasal dari waktu ke waktu
untuk memberi gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan dengan waktu yang
berurutan dalam interval (harian, mingguan, bulanan, setengah tahunan, tahunan,
atau beberapa tahun). Dalam hal ini data times series yang digunakan adalah data
tingkat suku bunga riil Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Investasi Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN). Sumber data dan informasi data dalam penelitian
9
ini adalah Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia (BI) dan International Financial Statistic (IFS) yang diterbitkan
oleh International Monetery Fund (IMF).
Metode Pengumpulan
Dalam penelititian ini, pengumpulan yang dilakukan dengan teknik
Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan
dokumen-dokumen yang sudah ada serta berhubungan dengan variabel penelitian.
Metode pengumpulan data in juga menggunakan metode studi literatur yaitu studi
atau teknik
yang pengumpulan datanya dengan cara
memperoleh dan
mengumpulkan data-data dari buku, karya ilmiah berupa skripsi, artikel, jurnal,
internet, atau thesis dan sejenisnya.
Selanjutnya, data-data yang telah didapat dari data Bank Indonesia, diolah
dengan melakukan uji stasioner, uji derajat integrasi, kointegrasi test dan
menganalisis variabel dengan VECM (Vector Error Correlation Model) dan dengan
bantuan program eviews. Hasil dari analisis yang diperoleh dalam hal ini melihat
pengaruh suku bunga terhadap investasi dari tahun 2001-2009 (Times Series).
Model Analisis
Model analisis dalam penelitian ini adalah model yang dipergunakan untuk
mengetahui pengaruh suku bunga (i), terhadap investasi (I). Model ini variabel
terikat yaitu Investasi (I), dan variabel tidak terikat yaitu suku bunga (ir). Dalam
model analisis ini adalah analisis VECM :
Model VECM:
Variabel Independen:
(
)
(i)
Variabel dependen:
(
)
10
(ii)
Dimana α adalah Koefisien Regresi Jangka panjang, β merupakan Koefisien
RegresiJangka Pendek, λ adalah Paramater Koreksi Model, dan Persamaan tanda
kurung merupakan kointegrasi diantara variabel I dan ir.
Untuk Vector Error Corection model (VECM) adalah sebagai berikut:
∑
Sehingga, dalam penelitian ini menjadi:
∑
Varibabel Independent
Variabel dependent
∑
∑
∑
Dimana:
I = Investasi
Ir= suku bunga SBI
= Erorr term
Dengan hipotesa:
Ho: tidak adanya pengaruh suku bunga terhadap investasi
Ha: adanya pengaruh suku bunga terhadap investasi
Pembuatan model VECM ini betujuan meramalkan pengaruh suku bunga terhadap
investasi sehingga nantinya model VECM ini berguna untuk melihat pengaruh suku
bunga (ir) terhadap investasi (I) di Indonesia baik secara jangka pendek maupun
jangka panjang.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh suku bunga Sertifikat
Bank Indonesaia (SBI) 1 bulan terhadap investasi (PMDN) di Indonesia tahun
2001-2009.
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu:
1) Melakukan uji Stasioner / Unit Root Test. Uji stasioner data/ Unit Root Test
adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
11
stasioner atau tidak. Uji Unit Root Testdilakukan dengan menggunakan
Augment Dickey Fuller (ADF) Test.
Uji Stasioner adalah uji yang terpenting dalam menganalisis data.
Uji tersebut dilakukan dengan menguji akar-akar unit pada setiap variabel
yang akan diamati dalam analisis peneliti, apakah berada pada derajat yang
sama atau berbeda. Untuk mengetahuinya, dapat dilihat pada nilai
Augmented Dicky-Fuller (ADF) yang dibandingkan dengan nilai kritis McKinnon pada 1%, 5%, dan 10%. Jika nilai ADF > dari nilai kritis McKinnon maka dapat dikatakan data tersebut stasioner dan dapat diketahui
juga pada derajat keberapa data/variabel tersebut stasioner. Apabila tidak
maka data tersebut tidak mempunyai akar-akar unit dan tidak dapat
digunakan dalam analisis data.Hipotesis yang digunakan dalam uji Stasioner
ini, yaitu sebagai berikut :
H0 :Data tidak Stasioner
Ha : Data Stasioner
Apabila
data
tidak
stasioner
maka
dilakukan
uji
untuk
menstasionerkan data tersebut yaitu dengan melakukan uji derajat integrasi.
Uji ini digunakankan pada uji akar-akar unit dengan metode Augmented
Dicky-Fuller (ADF) yaitu dengan derajat stasioner pada derajat tingkat 1st
different, jika hasil ADF dari tingkat 1st Different dinyatakan tidak
stasioner, maka data tersebut distasionerkan dengan cara dengan derajat
tingkat 2nd Different dengan cara yang sama yaitu melihat nilai ADF
dibandingkan dengan nilai kritis Mc-Kinnon ( nilai ADF > nilai kritis McKinnon ). Setelah diketahui bahwa data/ variabel yang akan dipakai dalam
analisis bersifat stasioner maka data yang stasioner tersebut dapat digunakan
untuk pengujian selanjutnya.
2) Melakukan uji kointegrasi, uji ini menggunakan metode Johansen
Cointegration Test untuk mengetahui apakah variabel yang tidak stasioner
mempunyai kointegrasi atau tidak, serta untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan jangka panjang antar variabel yang telah memenuhi persyaratan
12
dimana semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu 1st
Different. Menurut uji Johansen, variabel dapat dikatakan berkointegrasi
satu dengan yang lain jika nilai trace statistic pada setiap variabel-variabel
yang dilihat
nilainya lebih besar dari pada critical value-nya (trace
statistic>critical value),sehingga dapat dinyatakan variabel-variabel tersebut
saling berkointegrasi atau mempunyai hubungan jangka panjang.
3) Langkah berikutnya adalah uji panjang lag / lag length criteria yang
betujuan untuk mengetahui pada kuartal keberapa perubahan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 bulan mempengaruhi Investasi (PMDN).
Selanjutnya baru melakukan uji Granger Causality yang bertujuan untuk
melihat apakah terdapat hubungan kausalitas atau tidak pada Sertifikat Bank
Indonesaia (SBI) 1 bulan dan investasi (PMDN).
Langkah paling penting yang harus dilakukan dalam menggunakan
model VAR/VECM adalah dalam menentukan jumlah lag yang optimal
yang digunakan dalam model. Dalam hal ini yang akan dibentuk terlebih
dahulu adalah persamaan VAR, kemudian baru mendapatkan lag optimal.
Pengujian lag ini mempunyai berfungsi untuk menghilangkan masalah
autokorelasi dalam system VAR. Sehingga dengan menggunakan lag
optimal ini
diharapkan tidak terjadi lagi masalah autokorelasi. Criteria
dalam penentuan lag optimal ini ditentukan berdasarkan lag terpendek dan
standart Akaike Information Criterion (AIC) terkecil. Setelah mendapatkan
lag optimal, lag tersebut digunakandalam model VECM-nya.
4) Langkah terakhir dalam pengujian data ini adalah melakukan estimasi
model Vector Error Corection Model (VECM). Vector Error Corection
Model (VECM) ini adalah kelanjutan dari Vector Auto Regression (VAR).
Syarat dari uji VAR adalah semua variabel harus berada pada stasioner
tingkat level, jika semua variabel tidak stasioner pada tingkat level maka
tidak dapat menggunakan model VAR tetapi menggunakan model VECM.
13
Syarat model VECM itu sendiri adalah semua variabel harus berada pada
tingkat stasioner yang sama dan berkointegrasi (Rosadi, 2011).
VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi. Retriksi tambahan
ini harus diberikan karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner
namun terkointegrasi.VECM kemudian memanfaatkan informasi retriksi
kointegrasi tersebut kedalam spesifikasinya.Karena itulah VECM sering
disebut sebagai desain VAR bagi series non stasioner yang memiliki
hubungan kointegrasi.
Spesifikasi VECM meretriksi hubungan jangka panjang variabelvariabel endogen agar konvergen kedalam hubungan kointegrasinya, namun
tetap membiarkan keberadaan dinamisasi jangka pendek. Istilah kointegrasi
dikenal juga sebagai error, karena deviasi terhadap keseimbangan jangka
panjang dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka
pendek. Dalam Model VECM ini, tentu mungkin terdapat keseimbangan
(disequlibrium) antara kedua variabel, baik variabel independent ataupun
variabel dependent. Berdasarkan teori yang disebut Granger Representation
Theorem, variabel dependen dan independen bersifat kointegrasi, dan
memiliki sifat hubungan jangka pendek diantara kedua Variabel. Sifat
hubungan jangka pendek antara variabel dependent dan independent dapat
dinyatakan dalam bentuk model Koreksi Kesalahan Vector Error
Correction Model (VECM).
Analisis Data
Apabila data masih dikatakan belum Stasioner maka langkah selanjutnya adalah
melakukan uji derajat integrasi.
Tabel 1
Hasil Uji Stasioneritas Pada Level
Variabel
Nilai ADF
PMDN (I)
-0.0893
Nilai Kritis Mc-Kinnon
1%
5%
10%
-4.27328 -3.55776 -3.21236
14
Keterangan
Tidak Stasioner Tingkat level
SBI (ir)
-3.4283
-4.28458
-3.56288
-3.21527
Stasioner Tingkat level
Pada Tabel 1 menunjukkan hasil dari pengujian akar unit pada tingkat level,
dari semua variabel yang diuji hanya ada satu yang stasioner yaitu variabel suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang telah stasioner. Hal tersebut
dtunjukkan nilai ADF (3.4283) lebih besar daripada derajat kepercayaan 10%,
sedangkan variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) belum bisa
dikatakan stasioner pada tingkat kepercayaan 1%, 5%, dan 10% karena nilai ADF
hitungnya (0.0893) lebih kecil dari nilai kritis Mc-Kinnon. Jadi, karena ada data
yang belum stastioner maka perlu dilanjutkan ke uji derajat integrasi pada 1st
Different.

Uji Derajat Integrasi:
Tabel 2.
Uji Derajat Integrasi
Variabel
Nilai
ADF
PMDN (I) -4.3698
-4.4891
SBI (ir)
Nilai Kritis Mc-Kinnon
1%
5%
10%
-4.28458 -3.56288 -3.21527
-4.29673 -3.56838 -3.21838
Keterangan
Stasioner1st Different
Stasioner 1st Different
Table 2 menunjukkan bahwa pada derajat diferensi tingkat pertama atau
first difference, nilai ADF pada semua variabel-variabel yang diamati lebih besar
dari nilai kritis Mc-Kinnon baik pada derajat kepercayaan 1%, 5% dan10%. Hal ini
berarti bahwa semua data dari variabel-variabel yang diamati sudah stasioner pada
derajat yang sama. Sehingga dapat dinyatakan bahwa data-data tersebut yang
dipergunakan pada tahap penelitian selanjutnya.

UJi Kointegrasi
 Johansen Cointegration
Tabel 3
Uji Kointegrasi
Trace Statistic
0.05 Critical Value
15
22.00928
4.6828
15.49471
3.841466
Dari hasil Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa hasil analisis menunjukkan
nilai trace statistic dari semua variabel-variabel yang diamati lebih besar daripada
nilai critical value-nya, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel saling
berkointegrasi atau residual. Artinya, variabel Suku Bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) memiliki hubungan jangka panjang dan terkointegrasi dengan
variabel Investasi (PMDN). Hal ini sama dengan hasil uji kointegrasi yang juga
menunjukkan nilai trace statistic lebih besar dari critical value-nya. Artinya suku
bunga SBI mempunyai hubungan jangka panjang dan terkointegrasi dengan
investasi (Hadiati, 2010).

Pengujian Panjang Lag
Langkah Hasil dari Uji panjang lag adalah seperti yang dibawah ini:
Table 5
Uji Panjang Lag
Lag
0
1
2
3
4
5
AIC
25.74389
25.65597
25.7597
25.67787
25.59806*
25.76261
Dari table 5 dapat terlihat bahwa lag optimal berada pada Lag ke-4. Sehingga
dapat dikatakan, perubahan suku bunga mempengaruhi investasi pada rentang
waktu 4 kuartal berikutnya. Perubahan dalam waktu 4 kuartal berikutnya adalah
rentang waktu yang sedang, karena rata-rata perubahan rentang waktu untuk jangka
pendek adalah 1 - 2 kuartal (lending Indikator Investasi Indonesia, Bank Indonesia).

Koreksi Kesalahan Vector Error Correction Model (VECM)
Tabel 6.
16
Vector Error Correction Model (VECM)
Variabel
D(DSBI(-1))
D(DSBI(-2))
D(DSBI(-3))
D(DSBI(-4))
DSBI(-1)
Koefisien
Jangka pendek
-2720.973
-2315.956
-2382.4
-1300.808
Jangka Panjang
-73572.18
T-Statistik
-1.32714
-1.31648
-1.88768*
-1.33464
-2.84150*
Berdasarkan tabel 6 hasil estimasi di atas menunjukkan nilai t-statistik lebih
besar daripada t-Tabel dengan tingkat kepercayaan
10% yaitu 1,697.
Maka dalam jangka pendek dari table tersebut yang menujukkan t-statistik lebih
besar daripada t-tabel adalah pada DSBI 3 diperoleh adalah pada DSBI 3 yang
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara SBI terhadap PMDN. Terdapatnya tanda
negatif (-) didepan angka menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap PMDN.
Jadi jika disimpulkan berdasarkan analisis data yang telah diolah peneliti bahwa
dalam rentang waktu selama empat kuartal, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) berpengaruh negatif terhadap investasi (PMDN) pada kuartal ke tiga (ke-3).
Artinya dalam DSBI3 kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar
1 % dalam jangka pendek akan membuat penurunan pada investasi Penanaman
modal dalam negeri sebesar 2382.4 milyar pada Investasi. Kondisi ini sesuai teori,
sebab kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diikuti penurunan pada
investasi/ Penanaman modal dalam negeri. Sehingga untuk mendapatkan kembali
investor yang menanamkan modal dalam negeri di Indonesia, maka SBI akan
berusaha menurunkan tingkat suku bunganya untuk mendapatkan kembali
kepercayaan investor dalam melakukan investasi dalam negeri. Hal ini perlu
dipahami karena sesungguhnya investor telah memahami kondisi atau keadaan
suatu Negara tersebut, sehingga kebijakan apapun yang dilakukan di negara
tersebut berakibat pada penurunan investasi (Situmorang, 2011).
Sedangkan dalam jangka panjang dapat dilihat dari tabel 6 dapat dijelaskan
bahwa Setiap kenaikan suku bunga 1% maka terjadi penurunan sebesar 737572.18
milyar. Menurut Kusumawati (2008) mengatakan suku bunga SBI berpengaruh
17
positif terhadap kredit investasi karena naiknya suku bunga SBI mempunyai
pengaruh terhadap menurunnya jumlah uang beredar sehingga berakibat pada
menurunnya tingkat inflasi. Menurunan inflasi yang artinya menurunnya tingkat
harga yang berakibat pada meningkatkan agregat demand sehingga mendorong
investor untuk berinvestasi dan akan meningkatkan pula permintaan kredit
investasi. Artinya secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa dalam jangka pendek
suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi dan dalam jangka panjang suku
bunga juga berpengaruh negatif terhadap Investasi.
Secara garis besar hasil penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti sesuai
dengan hasil penelitian sebelumnya ( Ibrahim, 2008; Aquino dan Aloysius, 2011;
Meynandor, 2004) yang mengatakan bahwa suku bunga berpengaruh negatif
terhadap investasi dalam jangka pendek. Jadi kebijakan yang harus dilakukan di
dalam membantu meningkatkan invetasi dalam negeri adalah menurunkan tingkat
suku bunga yang rendah sehingga menarik investor untuk melakukan investasi
dalam negeri. Jadi penelitian ini tidak sesuai dengan penelitiannya sebelumnya
(Uslan, 2010; Kusumawati, 2008, Hadiati, 2010) yang menyatakan bahwa suku
bunga berpengaruh secara positif terhadap investasi. Akan tetapi, dalam jangka
panjang suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi. Temuan ini
mendukung dari penelitian dari Setyowati dan Fatimah (2007) yang mengatakan
bahwa suku bunga mempunyai pengaruh negative terhadap investasi baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Diskusi Kebijakan
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini yang menyatakan suku
bunga SBI mempunyai pengaruh yang negatif terhadap investasi baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang. Dengan demikian, kebijakan yang harus
dilakukan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang oleh Bank
Indonesia untuk mempengaruhi investasi adalah perlu adanya pencapaian target
suku bunga pasar terlebih dahulu dalam mempengaruhi investasi. Pencapaian target
18
suku bunga pasar tersebut dipengaruhi oleh jumlah uang beredar. Artinya, naik
turunnya suku bunga pasar dipengaruhi oleh jumlah uang beredar. Sebagai
konsekuensinya, jumlah uang beredar harus dikendalikan untuk mencapai target
suku bunga yang diharapkan.
Cara yang paling tepat untuk mengendalikan jumlah uang beredar, sesuai
dengan studi ini, adalah dengan menggunakan discount rate policy. Penjelasannya
adalah sebagai berikut. Ketika suku bunga pasar naik, hal ini mengurangi investasi
sektor bisnis. Oleh karena itu suku bunga pasar harus diturunkan untuk merangsang
masyarakat berinvestasi. Cara menurunkan suku bunga pasar tersebut adalah
dengan menambah jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar akan bertambah jika
Bank Sentral menurunkan suku bunga SBI 1 (satu) bulan. Ketika suku bunga SBI 1
(satu) bulan diturunkan, maka akan tidak menarik bagi masyarakat, dalam hal ini
terlebih khusus bank komersial untuk tidak menyimpan dananya dalam bentuk SBI.
Bank lebih tertarik untuk menyalurkan dananya kepada masyarakat. Akibatnya,
jumlah uang beredar di masyarakat bertambah. Selanjutnya, bertambahnya jumlah
uang beredar, akan mengakibatkan penurunan tingkat suku bunga SBI 1 (satu)
bulan yang berpengaruh terhadap kenaikan investasi.
Dengan demikian implikasi kebijakan dari studi ini adalah bahwa Bank
Indonesia tidak boleh menetapkan suku bunga SBI 1 (satu) bulan terlalu tinggi.
Sebab, ketika suku bunga SBI 1 (satu) bulan yang ditetapkan Bank Indonesia
terlalu tinggi, maka hal tersebut akan mengurangi investasi baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
Kesimpulan dan Saran
 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini menyimpulkan
bahwa baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 (satu) bulan mempunyai pengaruh yang negatif
terhadap invetasi dalam negeri. Jadi jika terjadi perubahan sedikit kenaikan suku
bunga SBI maka akan berdampak pada besarnya penurunan investasi yang terjadi
19
di Indonesia. Selain itu Bank Indonesia perlu menetapkan target suku bunga pasar
dalam mempengaruhi jumlah uang beredar dengan melakukan discount rate policy
untuk dapat mempengaruhi Investasi.

Saran dan Rekomendasi
Saran hasil penelitian ini secara garis besar adalah hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan pertimbangan Bank Indonesia didalam mengambil suatu kebijakan
yaitu discount rate policy. Penjelasan lebih lanjut, Bank Indonesia tidak boleh
menetapkan tingkat suku bunga SBI 1 (satu) bulan terlalu tinggi. Sebab hal tersebut
berdampak pada investasi yaitu dapat menurunkan investasi dalam negeri.
Selain itu saran peneliti untuk penelitian mendatang adalah menambahkan
variabel-variabel dependen yang mendukung di dalam melihat pengaruh suku
bunga terhadap investasi karena pada penelitian ini peneliti merasa kurang
banyaknya variabel yang mendukung dalam penelitian ini karena hanya
menggunakan satu variabel yang mempengaruhi investasi. Disamping itu,
diharapkan penelitian mendatang menggunakan data time series bulanan untuk
mengetahui lebih dalam pengaruh hubungan suku bunga terhadap investasi baik
dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang disuatu Negara. Serta,
diharapkan pula penelitian mendatang menjelaskna kontorvesi-kontorversi yang
terjadi dengan SBI berjangka 3 bulan dan SBI berjangka 6 bulan sebab, penelitian
ini belum membahas tentang kontroversi-kontroversi tersebut.
20
Daftar Pustaka
Artikel Pandangan Investasi Indonesia 2012 menurut DR. Bernd Gutting Chief
Invesment
Officer
Allianz
Invesment
Management-Asia
Pasific.
http://www.allianz.co.id/AZLIFE/Indonesian/Funds/FAQ/default.htm
Aquino, Benedictus dan Aloysius Deno Heryino. 2011. Pengaruh Suku Bunga SBI
Terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia Periode
Tahun 1998-2010. Program Studi Ekonomi Pembangunan. Fakultas
Ekonomi Unika Atma Jaya.
Bader, Majed dan Ahmad Ibrahim Malawi. 2010. Jurnal JKAU: Econ. & Adm,
Volume 24. The Impact of Interest rate on Invesment in Jordan; A
Cointegrasi Analyis. Department of Economics Mu’tah University: Jordan.
Boediono.2008. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro.
BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Greene, J. and Villanueva, D. (1990) “Determinants of Private Investment in
LDCs”, Finance and Development, December.
Hadiati, Diah. 2010. Analisis Vector Error Corection Model pada Penyaluran
Kredit, Kapasitas Pasar modal, dan Suku bunga terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta.
Hadikusumah, Ismail. 2007.Analisis Efektifitas Penetapan Suku Bunga Srtifikat
Bank Indonesia (SBI) Terhadap Penyaluran Kredit Serta Implikasinya
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Institut Pertanian Bogor.
Ibrahim. Hadiasman. 2008. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Obligasi, Ukuran
Perusahaan dan Der terhadap Yield To Maturity Obligasi Korporasi di
Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2004-2006. Universitas Diponegoro.
Kusumawati, Dwi Endah. 2008. Pengaruh perubahan Giro Wajib Minimum dan
Infalsi Terhadap penyaluran kredit Investasi Serta Perannya Pada
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi. Institut
Pertanian Bogor.
Kusuma, Suryaningsih dan Siswanto. 2004. Leading Indikator Investasi. Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbangkan, Maret 2004. Jakarta.
21
Kusumaningrum, Adhitya. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Investasi di DKI Jakarta. Departemen Ilmu EKonomi, Fakultas Ekonomi
dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Larsen, J.E. (2004) “The Impact of Loan Rates on Direct Real Estate Investment
Holding Period Return", Financial Services Review.
Mankiw. N. Greogory. 2007. Makro Ekonomi, Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.
Mudara, I Made Yogatama Pande. 2011. Jurnal Pengaruh Produk Domestik Bruto,
Suku Bunga, Upah Kerja, dan Nilai Total Eksport terhadap Investasi Asing
Langsung di Indonesia (1990-2009). Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, Semarang.
Nanga, Muana. 2001. Makroekonomi Teori,Masalah dan Kebijakan. PT. Raja
grafindo Persada. Jakarta.
Nasir, Muhammad. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi
Sebelum dan Sesudah krisis Ekonomi Indonesia. Jurnal Komunikasi
Penelitian, Volume 6. 2006.
Nugroho. 2008. Evaluasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi di Indonesia
dan Implikasi Kebijakannya. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Semarang
Nugroho. 2008. Evaluasi terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi di
Indonesia dan Implikasi Kebijakannya. Riptek, Vol.2, No.1, Tahun 2008,
hal.: 18-21.
Peluang investasi pada saat BBM naik. Bisnis Keuangan. Kompas.7 Maret 2012.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/07/10183462/Peluang.Investasi.
di.Tengah.Kenaikan.Harga.BBM
Putra, Vio Achfuda. 2010. Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, PDB, Inflasi, dan
Tingkat Teknologi, Terhadap PMDN di Indonesia Periode 1986-2008.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Raharja, Sanitysa. 2011. Jurnal Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
suku bunga deposito bank umum di Indonesia Tahun 2007-2010. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
22
Rosadi. Dedi. 2011. Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan. Andi.
Yogyakarta.
Setyowati, Eni dan Siti Fatimah NH. 2007. Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi investasi dalam negeri di jawa tengah tahun 1980-2002.
Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol.8, No.1 Juni 2007, hal 62-84.
Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2002 Volume XII No. 12, Bank
Indonesia.
Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2003 Volume XII No. 12, Bank
Indonesia.
Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2004 Volume XII No. 12, Bank
Indonesia.
Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2005 Volume XII No. 12, Bank
Indonesia.
Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2006 Volume XII No. 12, Bank
Indonesia.
Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2007 Volume XII No. 12, Bank
Indonesia.
Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2008 Volume XII No. 12, Bank
Indonesia.
Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2009 Volume XII No. 12, Bank
Indonesia.
Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2010 Volume XII No. 12, Bank
Indonesia.
Sukirno, Sadono. 2005. Pengantar Teori Makroekonomi. Bina Grafika,Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Malaysia
Sulong, Zunaidah dan D. Agus Hardjito. 2000. Linkages Between Foreign Direct
Investment
and
Its
Determinants
in
Malaysia.
Jurnal
Ekonomi
Pembangunan, Volume 10: 1-11.
Sundari. 2011. Media Keuangan Transparansi Informasi Kebijakan Fiskal.
Sekretaris Jendaral Kementrian Keuangan. Jakarta.
23
Tim Studi Penelitian. 2008. Analisis Hubungan Kointegrasi dan Kausalitas serta Hubungan
Dinamis antara Aliran Modal Asing, Perubahan Nilai Tukar dan Pergerakan
IHSG di Pasar Modal Indonesia.Badan Pengawasa Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Tingginya suku bunga Cina dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan Korea Selatan. KBS
Warta
berita.
1
November
2011.
http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_issue_detail.htm?No=3082&id=issue
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2007
tentang
Penanaman
Modal.http://perundangan.deptan.go.id/admin/uu/UU-25-07.pdf
Witjaksono, Ardian Agung. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,
Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Emas Dunia, Kurs Rupiah,
Indeks Nikei 225, dan Indeks Dow jones terhadap IHSG (Studi Kasus pada
IHSG di BEI selama periode 2000-2009), Universitas Diponegoro,
Semarang.
Yusuf dan Widyastutik. 2008. Analisis Komoditas Eksport Impot Pangan Utama dan
Liberalisasi Perdagangan Terhadap Neraca perdagangan Indonesia. Institut
Pertanian Bogor (IPB).
Zuhair. 2008. Metode Numerik, Modul Interpolasi dan Regresi. Universitas Mercu
Buana. Jakarta
24
Download