3246

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN SIKAP
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR
0-6 BULAN DI DESA BANCAK KABUPATEN SEMARANG
Mei Eka Dikawati1), Widayati2), Ninik Christiani3)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : UP2M@AKBIDNgudiWaluyo
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN SIKAP
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 0 – 6
BULAN DI DESA BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG.
Cakupan ASI eksklusif di wilayah Kabupaten Semarang untuk bayi usia 1–3 sebesar 52% dan
yang berusia 3–6 bulan sebesar 42%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif di
Kabupaten Semarang pada tahun 2010 masih rendah. Rendahnya cakupan ASI eksklusif
dikarenakan ibu bekerja di luar rumah dan tidak memiliki cukup waktu serta informasi untuk
memberikan ASI eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan
ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap pemberian ASI eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi
umur 0-6 bulan di Desa Bancak, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional.
Populasinya adalah ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan di Desa Bancak Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling
sejumlah 32 responden. Analisis yang digunakan dengan analisis univariat menggunakan distibusi
frekuensi untuk menggambarkan setiap vatiabel dan analisis bivariat menggunakan uji Chi–Square.
Hasil penelitian semua pengetahuan responden tentang ASI eksklusif dalam kategori kurang
yaitu sejumlah 46,9% dan sebagian besar responden memiliki sikap negatif terhadap pemberian ASI
eksklusif yaitu sejumlah 59,4%. Hasil uji statistik dengan uji chi–square didapatkan nilai p value
sebesar (0.004) <α (0.05), Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
bermakna antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap pemberian ASI eksklusif
pada ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6 bulan di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang.
Tenaga kesehatan disarankan tetap melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya
pemberian ASI eksklusif kepada bayi sampai umur 6 bulan agar ibu memberikan ASI eksklusif
walaupun ibu sibuk bekerja.
Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, sikap pemberian ASI eksklusif
Kepustakaan : 24 (2003-2013)
ABSTRACT
THE RELATION BEETWIN MOTHER’S KNOWLADGE ABOUT EXCLUSIVE
BREASTFEDING AND THE ATTITUDE OF GIVING EXCLUSIVE BREASTFEDING
MOTHER’S HAFING A BABY AGE 0 – 6 AT BANCAK VILLAGE BANCAK DISCRITC
SEMARANG REGENCY. The coverage of exclusive breastfeeding at Semarang Regency for
infants aged 1-3 by 52% and the age of 3-6 months by 42%. This suggests that the exclusive
breastfeeding at Semarang Regency in 2010 was still low. The low coverage of exclusive
breastfeeding is caused by mothers work outside the home and do not have enough time and
information to give exclusive breastfeeding. The purpose of this study is to determine the
correlation beetwin mothers' knowledge about exclusive breastfeeding and the attitude of giving
exclusive breastfeeding mothers having a baby age 0 – 6 at Bancak Village Bancak District,
Semarang Regency.
This study used correlatin descriptive design with cross sectional plan. The population were
working mothers who have baby aged 0 – 6 months at Bancak village Bancak District, Semarang
Regency. The total sampling were 32 respondents. The analysis used univariate analysis by using
the frequency of food distribution to describe each variabel and bivariate analysis by using chisquare.
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif Dengan Sikap Pemberian ASI eksklusif Pada Ibu Yang
Mempunyai Bayi Umur 0-6 Ban di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
.
1
Breastfeeding in less categories is 46.9% and the majority of respondents
had a negative
attitude toward a number of exclusive breastfeeding is 59.4%. Results of the statistical chi-square
test obtain p value of (0.004) <α (0:05), Based on the results of statistical tests it can be concluded
that there is a significant correlation between mothers’ knowledge about exclusive breastfeeding
and the practice of giving exclusive breastfeeding for working mothers at Ngempon Village, Bergas
District, Semarang Regency.
Health workers are advised to conduct socialization to the community about the importance of
giving exclusive breastfeeding for infants up to age of 6 months to allow mothers to breastfeed
exclusively, although they’re busy working
Key words
Literatures
: Knowledge level, the attitute of exclusive breastfeeding
: 24 (2003-2013)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Angka Kematian Bayi dan balita di
Indonesia masih sangat tinggi diperkirakan
setiap jam 18 bayi dan 24 balita di Indonesia
meninggal dunia. Berdasarkan Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran. Sedangkan
angka kematian balita (AKABA) yaitu 46 dari
1000 balita meninggal setiap tahunnya.
Mellenium Development Goals (MDGs),
Indonesia menargetkan pada tahun 2015 AKB
turun menjadi 23 per 1000 balita. Menghadapi
tantangan dan target MDGs tersebut maka
perlu adanya program kesehatan bayi yang
mampu menurunkan angka kesakitan dan
kematian pada bayi. Beberapa program terkini
dalam proses pelaksanaan percepatan
penurunan AKB dan AKABA antara lain
adalah program pemberian ASI eksklusif
(Harjanti, 2010).
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi
ASI saja tanpa tambahan cairan lain, dan
tanpa tambahan makanan lain yang diberikan
pada bayi sampai umur 6 bulan (Dinkes,
2008). ASI mengandung semua zat gizi yang
diperlukan bayi dan diproduksi khusus oleh
tubuh ibu untuk bayinya. Komposisi ASI
yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan
mengandung
zat
pelindung
dengan
kandungan terbanyak ada pada kolostrum.
Kolostrum adalah ASI yang berwarna
kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama
setelah bayi lahir.
Pemberian
ASI
eksklusif
dapat
menurunkan resiko bayi mengidap berbagai
penyakit seperti radang paru-paru, diare,
infeksi atau peradangan telinga, asma,
kencing manis, overweight dan beberapa
infeksi lainnya yang disebabkan oleh kuman.
Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif
mempunyai kemungkinan lebih besar
menderita kekurangan gizi, obesitas, kanker,
jantung, hipertensi dan diabetes (Ellsa, 2011).
Dilihat dari sudut ekonomi pemberian ASI
juga sangat menguntungkan baik bagi
keluarga maupun untuk Negara. Krisis
ekonomi
yang
berkepanjangan
telah
berdampak buruk bagi kondisi kesehatan dan
status gizi masyarakat, yang memprihatinkan
adalah bahwa 11,7% dari gizi buruk terdapat
pada bayi berumur kurang dari 6 bulan. Hal
ini tidak akan terjadi jika ASI diberikan
secara benar (Setiyowati dan Rania
Khilmiana, 2009).
Data dari hasil Riskesdas 2010, pemberian
ASI pada bayi di bawah 6 bulan belum
memuaskan. Pemberian ASI pada usia 0
sampai 1 bulan sebanyak 45,4%, usia 2
sampai 3 bulan sebanyak 38,3% dan pada usia
4 sampai 5 bulan sebanyak 31%. Keseluruhan
cakupan pemberian ASI eksklusif
di
Indonesia tahun 2010 hanya 20% jauh dari
target yang telah ditetapkan yaitu 80% (Ellsa,
2011).
Menurut data dari dinas kesehatan
kabupaten semarang tahun 2010 bahwa
cakupan ASI eksklusif di wilayah kabupaten
semarang untuk bayi usia 1 sampai 3 bulan
hanya sebesar 52%, yang berusia 3 sampai 6
bulan hanya 42%. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian asi eksklusif di Kabupaten
Semarang masih rendah. Sebagian besar
dikarenakan sikap ibu yang tidak mau
memberikan ASI eksklusif dan tidak memiliki
cukup waktu dan informasi cukup untuk
memberikan ASI eksklusif.
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2004, ditemukan berbagai
alasan ibu-ibu menghentikan pemberian ASI
eksklusif kepada bayinya, diantaranya
produksi ASI kurang (32%), ibu bekerja
(16%), ingin dianggap modern (4%), masalah
pada putting susu (28%), pengaruh iklan susu
formula (16%) dan pengaruh orang lain
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif Dengan Sikap Pemberian ASI eksklusif Pada Ibu Yang
Mempunyai Bayi Umur 0-6 Ban di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
.
2
terutama suami (4%) (Ellsa, 2011). Menurut
Prasetyono (2012:31), menyatakan bahwa
penyebab menurunnya pemberian ASI
eksklusif adalah kurangnya pengetahuan ibu
tentang pentingya pemberian ASI eksklusif,
pemasaran susu formula, faktor sosial,
ekonomi. Selain itu, masih banyak
masyarakat yang suka memberi MP-ASI
terlalu dini.
Berdasarkan hasil penelitian Iin Dwi
Yuniarti
(2010)
tentang
hubungan
pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku
pemberian ASI eksklusif, bahwa pemberian
ASI eksklusif dipengaruhi oleh pengetahuan
dan sikap ibu. Hasil penelitian menunjukkan,
secara proporsi ibu yang memberikan ASI
eksklusif, 57% mempunyai pengetahuan yang
baik.
Akibat yang mungkin terjadi apabila tidak
memberikan
ASI
eksklusif
dapat
menyebabkan gangguan pencernaan yang
biasa terjadi pada bayi mengalami diare,
gangguan menyusui karena bayi sudah merasa
kenyang sebelum menyusui ibunya, beban
ginjal yang meningkat, alergi terhadap
makanan, gangguan pengaturan selera makan
dan perubahan selera makan (Aliza, 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah
dilakukan di desa bancak yang terdiri dari 7
dusun terdapat 32 bayi yang berusia 0 sampai
6 bulan. Dari 10 ibu bayi yang digunakan
sebagai sampel terdapat 5 ibu (50.0%) yang
memiliki pengetahuan baik dan 5 ibu (50.0%)
lainnya memiliki pengetahuan kurang tentang
ASI eksklusif. Ibu yang mengetahui tentang
ASI eksklusif sebanyak 5 ibu, 1 (25%) ibu
diantaranya tidak memberikan ASI secara
eksklusif dan dari 5 ibu yang tidak
mengetahui tentang ASI eksklusif semuanya
(100%) tidak memberikan ASI secara
eksklusif. Alasan ibu tidak memberikan ASI
eksklusif yaitu: 2 Ibu tidak ada dukungan dari
suami ataupun keluarga sehingga ibu beralih
ke susu formula, 3 ibu karena memiliki
pemahaman dan pola pikir ibu yang salah
tentang ASI eksklusif, mereka menganggap
bahwa ASI tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi bayi, bayi cepat kenyang
dan tidak rewel apabila diberi susu formula
dan pisang dan tedapat 5 Ibu bekerja sehingga
menganggap susu formula adalah pilihan
yang efektif sebagai pengganti ASI.
Berdasarkan wawancara kepada Bidan bahwa
sebagian besar tidak memberikan ASI
ekslusif, akibat yang sering terjadi pada bayi
yang diberikan susu formula dan MPASI
adalah diare, sembelit, muntah, kembung dan
beberapa tahun yang lalu terjadi obtruksi
biliaris pada bayi yang diberi susu dan
MPASI.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Hubungan Pengetahuan Ibu tentang ASI
Eksklusif dengan Sikap Pemberian ASI
Eksklusif pada Ibu yang Mempunyai Bayi
Umur 0 sampai 6 Bulan di Desa Bancak
Kabupaten Semarang.”
Metode Penelitian
Definisi Operasional
Tabel 1 Definisi Operasional
Parameter
dan
Kategori
Pengetahu Hasil tahu ibu
Kuesioner
an ibu
yang
dengan 30
yang
mempunyai
pertanyaan
mempuny bayi 0 – 6
dengan tipe
ai bayi 0 – bulan tentang
soal positif
6 bulan
ASI eksklusif
dan negatifa.
tentang
yang diketahui dengan skor
ASI
dari menjawab jawaban : b.
eksklusif pertanyaan a. Tipe soal
dengan benar
positif : c.
tentang
Benar : 1
pengertian,
Salah : 0
komposisi, ASIb. Tipe soal
berdasarkan
negatif
stadium laktasi, Benar : 0
manfaat, faktor Salah : 1
yang
mempengaruhi
pemberian ASI
eksklusif,
keruagian dan
langkah-langkah
keberhasilan
pemberian ASI
eksklusif
Variabel
Sikap
pemberia
n ASI
eksklusif
Definisi
Operasional
Respons
tertutup
seseorang
terhadap
stimulus yang
melibatkan
faktor pendapat
dan emosi yang
bersangkutan
(senang- tidak
senang, setujutidak setuju,
baik-tidak baik,
dsb) terhadap
pengertian ASI,
komposisi, ASI
brdsarkan
stadium laktasi,
manfaat, faktor
yang
mempengaruhi,
Kuesioner
dengan 28
pertanyaan
yang dinilai
berdasarkan
Skala likert,
dengan 5
kategori
skor. Untuk
pernyataan
positif :
STS nilai
1,TS nilai
2,RAGU
nilai 3 , S
nilai 4,dan
SS nilai 5.
Untuk
pernyataan
negative:
STS nilai 5,
Hasil Ukur
Skala
Kategori
Ordinal
tingkat
pengetahua
n yang
digunakan:
Skor Baik :
23- 30
Skor Cukup
: 17 - 22
Skor
Kurang : 0
– 16
Jumlah skor Ordinal
jawaban
menunjukk
an
sikap
dengan
maksimal
dan
nilai140
minimal 28
Dikategorik
an:
Positif :85140
Negatif :2884
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif Dengan Sikap Pemberian ASI eksklusif Pada Ibu Yang
Mempunyai Bayi Umur 0-6 Ban di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
.
3
kerugian dan
langkah-langkah
keberhasilan
pemberian ASI
Eksklusif
TS nilai 4,
RAGU nilai
3, S nilai 2
dan SS nilai
1.
Penelitian ini menggunakan desain
deskriptif korelasi tentang hubungan antara
pengetahuan ibu dengan sikap pemberian ASI
eksklusif dengan menggunakan pendekatan
cross sectional yaitu suatu pendekatan
penelitian pada variabel-variabel yang
diobservasi sekaligus dalam waktu yang sama
(Notoatmodjo, 2010; h. 26).
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang mempunyai bayi umur 0-6
bulan di Desa Bancak Kecamatan Bancak
pada bulan Juli 2013 sejumlah 32 ibu yang
memiliki bayi umur 0-6 bulan. Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai bayi di Desa Bancak Kecamatan
Bancak sejumlah 32 ibu yang mempunyai
bayi usia 0-6 bulan. Tehnik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah total populasi
yaitu sampel diambil dari keseluruhan
populasi yang ada yaitu sejumlah 32 orang.
Instrumen
penelitian
menggunakan
kuesioner dengan jumlah pertanyaan yaitu 30
pertanyaan pengetahuan dan 28 tentang sikap.
Peneliti menguji kuesioner dengan uji
validitas dan reabilitas dengan hasil uji
validitas di Desa Boto, Pada 20 responden
yaitu pada tanggal 25 Juli 2013 menunjukkan
hasil dari 35 pertanyaan kuesioner
pengetahuan, 5 diantaranya dinyatakan tidak
valid dan 31 pertanyaan kuesioner sikap 3
diantaranya tidak valid. 8 pertanyaan yang
tidak valid kemudian dihilangkan dan tidak
digunakan dalam kuesioner penelitian.
Keputusan uji dikatakan valid apabila
hasil uji r hitung (r pearson) lebih dari atau
sama dengan r tabel. Jumlah responden 20,
dengan taraf signifikannya 0,444 maka nilai r
hitung harus lebih besar atau sama besar dari
0.444 maka item tersebut dinyatakan valid
dan hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Alpha
Cronbach Apabila hasilnya (nilai korelasinya)
sama atau lebih dari angka kritis pada derajat
kemaknaan: P = 0,6, maka alat ukur atau
kuesioner tersebut reliable
Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat, data-data akan di
sajikan dengan tabel distribusi frekuensi,
sehingga akan tergambar fenomena yang
berhubungan dengan variabel yang di teliti.
2. Analisis Bivariat
Analisis data bersifat bivariat untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel.
Karena data penelitian ini adalah kategorik
yaitu ordinal, maka Analisa statistik yang
digunakan dengan menggunakan program
SPSS for windows versi 17 menggunakan
uji statistik korelasi dengan meggunakan
Uji
Chi-Square
untuk
mengetahui
hubungan variabel independen dengan
variabel dependen.
Etika Penelitian
Etika penelitian ini meliputi :
1. Informed Consent
Lembar persetujuan ini diberikan
kepada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi dan disertai
dengan
judul
penelitian.
Sebelum
dilakukan pengambilan data penelitian,
calon responden diberi penjelasan tentang
tujuan dan manfaat penelitian yang
dilakukan.
2. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaan responden
pada lembar pengumpulan data cukup
memberi urutan masing-masing lembar
tersebut.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi responden,
akan di jamin oleh peneliti. Data hanya di
gunakan untuk kepentingan penelitian.
Setelah selesai di gunakan, data akan di
musnahkan dengan cara di bakar
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
Sejumlah 32 orang ibu yang mempunyai
bayi umur 0-6 bulan sebagai subyek
penelitian
ini
(Responden).
Adapun
karakteristiknya adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan Umur Responden
Tabel 2 Distribusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Umur Responden di Desa
Bancak, Kecamatan Bancak
Umur Ibu
<20 tahun
≥20-35 tahun
>35 tahun
Total
Frekuensi
1
29
2
32
Persentase (%)
3,1
90,6
6,3
100,0
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif Dengan Sikap Pemberian ASI eksklusif Pada Ibu Yang
Mempunyai Bayi Umur 0-6 Ban di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
.
4
Tabel 2, Dapat diketahui bahwa dari
32 responden ibu yang mempunyai bayi
umur 0-6 bulan di Desa Bancak, Kec.
Bancak, Kab. Semarang, Sebagian besar
berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 29
orang (90,6%).
2. Berdasarkan Pendidikan Responden
Tabel 3 Distribusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Pendidikan Responden di Desa
Bancak, Kecamatan Bancak.
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Total
Frekuensi
4
16
12
32
Persentase (%)
12,5
50,0
37,5
100,0
Tabel 3, Dapat diketahui bahwa dari
32 responden ibu yang mempunyai bayi
umur 0-6 bulan di Desa Bancak, Kec.
Bancak, Kab. Semarang, Sebagian besar
berpendidikan SMP, yaitu sejumlah 16
orang (50,0%).
3. Berdasarkan Pekerjaan Responden
Tabel 4 Distribusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Pekerjaan Responden di Desa
Bancak, Kecamatan Bancak.
Pekerjaan Ibu
IRT
Karyawan/Swasta
Petani
Wiraswasta
Total
Frekuensi
17
7
7
1
32
Persentase (%)
53,1
21,9
21,9
3,1
100,0
Tabel 4, Dapat diketahui bahwa dari
32 responden ibu yang mempunyai bayi
umur 0-6 bulan di Desa Bancak, Kec.
Bancak, Kab. Semarang, Sebagian besar
tidak bekerja, sebagai ibu rumah tangga,
yaitu sejumlah17 orang (53,1%).
Analisis Univariat
a. Pengetahuan Tentang ASI eksklusif
Tabel 5 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Pengetahuan Ibu
tentang ASI Eksklusif di Desa
Bancak, Kecamatan Bancak.
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Frekuensi
15
9
8
32
Persentase (%)
46,9
28,1
25,0
100,0
Tabel 5, Dapat diketahui bahwa
sebagian besar pengetahuan ibu tentang
ASI Eksklusif di Desa Bancak, Kec.
Bancak, Kab. Semarang dalam kategori
kurang, yaitu sejumlah 15 orang (46,9%).
b. Sikap pemberian ASI eksklusif
Tabel 6 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Sikap Pemberian
ASI Eksklusif di Desa Bancak,
Kecamatan Bancak.
Sikap
Negatif
Positif
Frekuensi
19
13
Total
32
Persentase (%)
59,4
40,6
100,0
Tabel 6, Dapat diketahui bahwa
sebagian besar sikap ibu memiliki sikap
negatif terhadap pemberian ASI eksklusif
di Desa Bancak, Kec. Bancak, Kab.
Semarang sejumlah 19 orang (59,4%).
Analisis Bivariat
Tabel 7 Hubungan
antara
Pengetahuan Ibu tentang ASI
Eksklusif
dengan
Sikap
Pemberian ASI Eksklusif
pada Ibu yang Mempunyai
Bayi Umur 0 sampai 6 Bulan
di Desa Bancak, Kecamatan
Bancak.
Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
Sikap Pemberian ASI
Eksklusif
Total
Negatif
Positif
f
%
F %
f
%
12 80,0 3 20,0 15 100
5
55,6 4 44,4 9 100
2
25,0 6 75,0 8 100
19 59,4 13 40,6 32 100
X2
0,032
Tabel 7, dapat diketahui bahwa ibu
dengan pengetahuan kurang sebagian besar
memiliki sikap negatif terhadap pemberian
ASI eksklusif sejumlah 12 orang (80,0%), dan
sebagian kecil ibu dengan pengetahuan baik
sebagian memiliki sikap negatif terhadap
pemberian ASI eksklusif sejumlah 2 orang
(25,0%).
Pembahasan
Bagian
ini,
disajikan
mengenai
pembahasan hasil penelitian yang meliputi
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, sikap
pemberian ASI ekskluisf dan hubungan
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
dengan sikap pemberian ASI eksklusif pada
ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan di
desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang.
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif Dengan Sikap Pemberian ASI eksklusif Pada Ibu Yang
Mempunyai Bayi Umur 0-6 Ban di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
.
5
Analisa Univariat
Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5
diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif adalah responden dengan tingkat
pengetahuan yang kurang sejumlah 15 orang
(46,9%),
responden
dengan
tingkat
pengetahuan cukup sejumlah 9 orang
(28,1%),
responden
dengan
tingkat
pengetahuan yang tinggi sejumlah 8 orang
(25,0%).
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi
ASI selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the,
dan air putih, serta tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, bubur susu, biscuit,
bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru
mulai diberikan makanan pendamping ASI
(MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak
berusia 2 tahun atau lebih (Kristiyanasari,
2009:23). Sebagian besar pengetahuan
responden dalam kategori kurang. Hal ini
dapat ditunjukkan dari hasil kuesioner yang
diberikan
kepada
responden
tentang
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. Hasil
kuesioner tersebut dapat dilihat bahwa
sebagian besar responden salah menjawab
soal nomor 29 sebanyak 18 ibu (56,25%)
yaitu tentang langkah-langkah keberhasilan
pemberian ASI eksklusif yang terdiri dari 7
langkah antara lain sebagai berikut:
mempersiapkan
payudara,
mempelajari
tatalaksana menyusui, menciptakan dukungan
keluarga,memilih tenaga kesehatan yang
mendukung ASI, mencari ahli tehnik laktasi,
menciptakan suatu sikap yang positif dan soal
nomor 10 dan 24 sebanyak 17 ibu (53,12%)
tentang ASI berdasarkan stadium laktasi yang
menurut Prasetyono (2009), menyatakan
bahwa stadium laktasi di bagi menjadi 3:
kolostrum, ASI transisi/peralihan, ASI
matur/matang.
Menurut Kristiyanasari (2009; h. 9)
mengatakan bahwa, ASI eksklusif adalah
pemberian ASI dengan ditambah makanan
pendamping ASI yang diberikan pada bayi
umur 0 – 6 bulan, ASI yang keluar pada hari
ke 14 sampai seterusnya mengumpal jika
dipanaskan, ASI tidak dapat melindungi bayi
dari penyakit, dan sebagian responden
mengatakan bahwa ASI tidak bermanfaat
dalam peningkatan kualitas generasi penerus.
Beberapa pernyataan tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar responden mempunyai
tingkat pengetahuan yang kurang tentang
sikap pemberian ASI eksklusif bagi bayinya.
Kurangnya pengetahuan tentang ASI
eksklusif didominasi faktor minimnya
informasi mengenai ASI eksklusif baik
melalui penyuluhan tenaga kesehatan, media
cetak maupun media elektronik. Pada saat
penelitian, didapatkan pula informasi dari
salah satu responden yang mengatakan bahwa
dia merasa jarang mendapatkan penyuluhan
mengenai ASI eksklusif baik dari bidan
maupun
dari
puskesmas.
Seharusnya
informasi mengenai ASI Ekslusif, dapat
diakses oleh berbagai kalangan termasuk ibu
rumah tangga sekalipun. Kemauan serta minat
yang cukup tinggi akan membuat seseorang
untuk mampu berusaha mencari informasi
baik dari media cetak, maupun elektronik
khususnya informasi mengenai ASI Ekslusif.
Peran tenaga kesehatan khususnya Bidan juga
berperan penting dalam upaya peningkatan
pengetahuan ibu, khususnya dalam hal ASI
Ekslusif. Hal ini dapat didukung pendapat
dari Notoatmodjo (2003), bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan
adalah informasi. Informasi yang diperoleh
baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka
pendek
(immediate
impact)
sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Pemberian informasi baik
berupa penyuluhan, pendidikan formal
maupun non formal berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan ibu.
Menurut Wawan (2011), menyatakan
bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: pendidikan, pekerjaan,
umur, lingkungan dan budaya.
Tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Berdasarkan hasil tabulasi di
dapatkan bahwa sebagian besar responden
yang berpendidikan SMP memiliki tingkat
pengetahuan yang kurang karena dengan
tingkat pendidikan rendah yang dimiliki
seorang ibu tidak mudah menerima informasi
serta tidak membuat ibu terdorong untuk
mencari pengalaman baru yang ada di luar
lingkungan. Dengan adanya pengalaman dan
informasi yang didapatkan maka akan
menjadi pengetahuan.
Menurut
Wawan
(2011),
bahwa,
pendidikan diperlukan untuk mendapatkan
informasi misalnya hal-hal yang menunjang
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Makin tinggi tingkat
pendidikan
seseorang,
makin
mudah
menerima informasi, sehingga makin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif Dengan Sikap Pemberian ASI eksklusif Pada Ibu Yang
Mempunyai Bayi Umur 0-6 Ban di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
.
6
pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilainilai yang baru diperkenalkan.
Usia 20 – 35 tahun merupakan rentang
usia yang aman untuk bereproduksi. Semakin
cukup umur maka tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja (wawan, 2011). Hasil
penelitian yang dilakukan pada 32 ibu
didapatkan bahwa, sebagian besar ibu
berumur 20 – 35 tahun (90,6%) memiliki
pengetahuan yang baik.
Hasil penelitian ini berlawanan dengan
hasil penelitian Kusmiyati (2005), bahwa
semakin meningkat umur maka persentase
berpengetahuan
semakin
baik
karena
disebabkan oleh akses informasi, wawasan,
dan mobilitas yang masih rendah. Menurut
pendapat Hurlock (2002), bahwa semakin
meningkatnya umur dan tingkat kematangan
maka kekuatan seseorang dalam berfikir dan
bekerja juga akan lebih matang.
Pekerjaan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pengetahuan ibu. Dari
hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian
besar ibu rumah tangga 17 orang sebesar
(53,1%). Ibu rumah tangga cenderung tidak
mudah mendapatkan informasi dari luar
lingkungan, karena ibu rumah tangga lebih
sibuk di dalam rumah mengurusi kebutuhan
keluarga karena kesibukan itulah menjadikan
kurangnya informasi ibu sehingga ibu tidak
dapat memberikan ASI secara eksklusif
kepada bayinya.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian
Faizatun Nikma (2012), bahwa ada hubungan
yang bermakna antara status pekerjaan
terhadap pemberian ASI eksklusif.
Sikap pemberian ASI eksklusif
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui
bahwa sebagian besar sikap ibu memiliki
sikap negatif terhadap pemberian ASI
eksklusif di Desa Bancak, Kec. Bancak, Kab.
Semarang, yaitu sejumlah 19 orang (59,4%).
Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil kuesioner
yang diberikan kepada responden tentang
sikap pemberian ASI eksklusif. Hasil
kuesioner tersebut dapat dilihat bahwa
sebagian besar responden yang memiliki
sikap negatif terhadap pemberian ASI
eksklusif menyatakan sangat setuju pada soal
nomor 6 sebanyak 4 responden (21,05%), soal
nomor 6 merupakan soal negatif tentang
komposisi ASI.
Kandungan zat gizi dalam kolostrum dan
ASI mempunyai komposisi yang berbeda.
Kandungan protein dalam kolostrum jauh
lebih tinggi dari pada ASI. Hal ini
menguntungkan bayi baru lahir karena dengan
mendapatkan sedikit kolostrum bayi sudah
cukup protein yang dapat memenuhi
kebutuhan bayi pada minggu pertama.
Beberapa kandungan yang terdapat dalam
ASI adalah lemak, protein, mineral,
karbohidrat dan vitamin (Prasetyono,
2009:98-102).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa cukup banyak responden yang
berpendapat bahwa mereka tidak bisa
memberikan ASI pada bayinya karena adanya
masalah pada ASI salah satunya karena ASI
yang tidak keluar. Kepribadian setiap orang
yang berbeda, Adanya kebudayaan yang salah
misalkan apabila bayi itu rewel dan menangis
beranggapan bahwa ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi sehingga diberikan makanan
tambahan selain ASI dengan diberikan
pisang, ataupun bubur. Tempat kerja yang
tidak mendukung dalam pemberian ASI
misalnya tidak adanya pojok laktasi ataupun
tempat penyimpanan ASI yang sudah di perah
dan waktu istirahat yang relatif pendek untuk
memompa ASI. Selain itu, pengetahuan ibu
yang kurang tentang sikap pemberian ASI
eksklusif membuat ibu tidak memberikan ASI
kepada bayinya, sehingga selama ibu sibuk
dengan pekerjaan rumah bayi diberikan susu
formula.
Kenyataannya, pemberian ASI eksklusif
tidak sesederhana yang dibayangkan. Banyak
kendala
yang
timbul
dalam
upaya
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama kehidupan bayi diantaranya karena
faktor pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja
merupakan salah satu alasan banyaknya ibu
yang menghentikan pemberian ASI secara
eksklusif pada bayinya. Pada saat ini banyak
ibu-ibu yang tidak memberikan ASI pada
bayinya dengan alasan karena bekerja dan
menitih karir. Walaupun banyak ibu bekerja
mengalami dilema antara ingin memberikan
ASI eksklusif dengan memberikan susu
formula.dengan alasan yang tidak klasik ibuibu bekerja memilih untuk memberikan susu
formula kepada bayinya (Arini, 2012).
Sebagian besar sikap responden dalam
kategori negatif.
Menurut
Wawan
(2011),
sikap
dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain
yang dianggap penting, pengaruh kebudayan,
media massa, lembaga pendidikan dan agama
dan faktor emosional.
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif Dengan Sikap Pemberian ASI eksklusif Pada Ibu Yang
Mempunyai Bayi Umur 0-6 Ban di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
.
7
Analisa bivariat
Hubungan pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif dengan sikap pemberian ASI
eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi
umur 0-6 bulan di Desa Bancak K abupaten
Semarang.
Hasil uji statistik menggunakan Uji ChiSquare dengan taraf signifikansi 5 % (0,05)
didapatkan p value sebesar 0,032. Jika p value
= 0,032 dan α = 0,05 maka p value lebih kecil
dari α (p < 0,05), jadi H0 ditolak sehingga ada
hubungan antara pengetahuan Ibu tentang ASI
ekslusif dengan sikap pemberian ASI eklusif
pada Ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 6
bulan di Desa Bancak Kabupaten Semarang.
Hasil penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden yang
memiliki sikap negatif terhadap pemberian
ASI eksklusif, dengan tingkat pengetahuan
yang kurang sebanyak 12 orang (80,0%),
seseorang dengan tingkat pengetahuan yang
kurang tetapi memikili sikap negatif terhadap
pemberian ASI eksklusif dapat dikarenakan
pengaruh tingkat pengetahuan. Sesuai teori
Notoatmojdo
2005,
faktor
yang
mempengaruhi sikap diantaranya adalah
pengalaman pribadi dan media massa yang
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan.
Sebagian ibu yang memiliki pengetahuan
baik tentang ASI eksklusif memiliki sikap
negatif terhadap pemberian ASI eksklusif
yaitu sebanyak 2 Ibu (25,0%). 2 Ibu yang
memiliki pengetahuan baik tentang ASI
eksklusif memiliki sikap negatif dipengaruhi
oleh faktor kebudayaan, mengganggap
apabila bayi rewel dan menangis terus dengan
diberikan ASI saja belum cukup maka
beranggapan perlu untuk diberikan makanan
pendamping ASI misalkan pisang, bubur dan
sebagainya. Faktor lain yang mempengaruhi
adalah pengaruh orang lain yang dianggap
penting apabila dengan diberikan makanan
tambahan selain ASI dapat menjadikan bayi
lebih sehat dan bertambah berat badannya,
kurangnya kemauan ibu untuk memberikan
ASI karena tidak adanya dukungan dari
keluarga terdekat dan tenaga kesehatan. tivasi
ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif.
Pemberian ASI eksklusif menurut responden
harus diberikan walaupun dalam keadaan
bekerja, karena bekerja bukan suatu
penghambat untuk tetap memberikan ASI
eksklusif.
Pengetahuan pada hakekatnya merupakan
segenap apa yang diketahui tentang suatu
obyek tertentu, termasuk di dalamnya adalah
ilmu. Ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang diketahui oleh manusia
disamping berbagi pengetahuan lainnya.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari dengan pengetahuan (Notoatmodjo,
2003). Pengetahuan yang baik tentang ASI
eksklusif akan menghasilkan sikap yang
positif terhadap pemberian ASI eksklusif.
Kesimpulan dari uji tersebut adalah ada
hubungan pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif dengan sikap pemberian ASI
eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi
umur 0-6 bulan di desa bancak kabupaten
Semarang.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Karakteristik responden berdasarkan ibu
yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan di
desa Bancak kabupaten Semarang,
sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu
90,6%,
Karakteristik
berdasarkan
pendidikan sebagian besar berpendidikan
SMP 50,0% sedangkan karakteristik
berdasarkan pekerjaan sebagian besar
adalah ibu rumah tangga 53,1%.
2. Tingkat
pengetahuan
ibu
yang
mempunyai bayi umur 0-6 bulan di desa
bancak kabupaten semarang adalah
responden dengan tingkat pengetahuan
yang kurang 46,9%,
3. Sikap pemberian ASI eksklusif oleh ibu
yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan
sebagian besar memiliki memiliki sikap
negatif terhadap pemberian ASI eksklusif
59,4%.
4. Ada
hubungan
bermakna
antara
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
dengan sikap pemberian ASI eksklusif
pada ibu yang mempunyai bayi umur 0-6
bulan di desa bancak kabupaten semarang,
dengan hasil p value sebesar 0,032. P
value kurang dari α=0,05 sehingga H0
ditolak yang artinya ada hubungan antara
pengetahuan tentang ASI eksklusif
dengan sikap pemberian ASI eksklusif.
Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan selalu
memberikan penyuluhan kepada ibu
tentang ASI eksklusif dan mengawasi
pemberian
ASI
eksklusif
secara
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif Dengan Sikap Pemberian ASI eksklusif Pada Ibu Yang
Mempunyai Bayi Umur 0-6 Ban di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
.
8
berkesinambungan agar ibu memiliki
pengetahuan dan sikap yang baik tentang
ASI eksklusif.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan
masyarakat
dapat
menambah wawasan khususnya tentang
ASI eksklusif sehingga masyarakat
mengerti dan mampu mengubah sikap
menjadi lebih baik dalam pemberian ASI
eksklusif kepada bayi.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya
dapat meneliti faktor-faktor yang lain
yang mempengaruhi sikap pemberian ASI
eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arini. (2012). Mengapa Seorang Ibu Harus
Menyusui. Yogyakarta: Flash Books
Ellsa. (2011). Pengaruh Dukungan Keluarga
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif.
[Akses tanggal 8 November 2012, pukul
18.
25
WIB].
Di
dapat
dari:http://www.univsum.org/wpcontent/2011/02/pdf.
Harjanti, Nur. (2010). Gambaran tentang
Perilaku Perawat Dalam Menejemen
Laktasi. [Akses tanggal 6 November
2012, pukul 18. 25 WIB]. Di dapat
dari:http//www.google.com.
Kristiyanasari, W. (2009). ASI, Menyusui Dan
Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan
Dan Ilmu Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta.
Notoatmodjo,
S.
(2012).
Metodologi
Penelitian Kesehaatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Prasetyono, D. S. (2009). Buku Pintar ASI
Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press.
Rahmawati, E. (2010). Kapita Selekta ASI
Dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Setiyowati dan Rania Khilmiana. (2009).
Hubungan Pengetahuan Tentang ASI
Eksklusif Pada Ibu Bekerja Dengan
pemberian ASI Eksklusif. [Akses tanggal
8
November
2012].
Di
dapat
dari:http://repository. ipb.ac.id/bitsteam/
Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: ALFABETA.
Suryoprajogo,
N.
(2009).
Keajaiban
Menyusui. Yogyakarta: Diva Press.
Wawan, A. (2011). Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif Dengan Sikap Pemberian ASI eksklusif Pada Ibu Yang
Mempunyai Bayi Umur 0-6 Ban di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
.
9
Download