efektifitas pemberian vitamin a pada ibu hamil

advertisement
EFEKTIFITAS PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
TERHADAP PRODUKSI ASI DI RSUD DR. M. HAULUSSY AMBON
THE EFFECTIVENESS OF GIVING VITAMIN A TO TRIMESTER III
PREGNANT WOMEN FOR THE PRODUCTION OF MOTHER’S MILK IN DR.
M. HAULUSSY REGIONAL PUBLIC HOSPITAL OF AMBON
1
Anthoneta J. Hitipeuw, 2Suryani As’ad, 3Nasrudin A. Mappawere
1
2
Jurusan Kebidanan Poltekkes Maluku
Bagian Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universistas Hasanuddin
3
Bagian Obgyn Gakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Alamat Koresponden:
Anthoneta J. Hitipeuw
Jl. Sahabat III No. 9
Makassar
Hp. 081344032335
Email: [email protected]
Abstrak
Vitamin A mempunyai aktivitas mirip hormon yaitu mengadakan interaksi dengan reseptor spesifik intraseluler pada
jaringan target yaitu merangsang pertumbuhan epitel-epitel pada seluruh tubuh diantaranya adalah epitel otak dan
payudara. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas pemberian kapsul vitamin A pada ibu hamil trimester III
terhadap produksi ASI di RSUD dr. M. Haulussy Ambon. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi
experimental . Sampel penalitian adalah ibu hamil trimester III sebanyak 55 orang yang terdiri dari kelompok
perlakuan sebanyak 27 orang dan kelompok control sebanyak 28 orang. Data diperoleh melalui observasi dan
dianalisis menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh umur
dengan produksi ASI (p=0.071), pendidikan dengan produksi ASI (p=0.079), pekerjaan dengan produksi ASI
(p=0.489). Namun ada pengaruh waktu mulai menyusui terhadap produksi ASI (p=0.010) pada kelompok perlakuan
sedangkan pada kelompok kontrol, baik umur, pendidikan, pekerjaantidak waktu mulai menyusui tidak berpengaruh
terhadap produksi ASI (p=0.826). Sedangkan antara antara ibu hamil trimester III yang diberikan vitamin A dengan
yang tidak diberikan vitamin A terdapat perbedaan yang signifikan pada produksi ASI post partum hari ke-empat
(p=0.001). Pemberian kapsul vitamin A pada ibu hamil trimester III efektif terhadap produksi ASI post partum.
Kata kunci : vitamin A, ibu hamil trimester III, produksi ASI
Abstract
Vitamin A has a hormone-like activity namely ability to interaction specitically intracellular receptors in target
tissues to stimulate the growth of epithelium in the entire body including the brain and breast epithelium. The aim of
the research was to find out the effectiveness of giving capsule of vitamin A to trimester III pregnant women for the
production of mother’s milk in dr. M. Haulussy Regional Public Hospital of Ambon. The research used quasi
experimental study. The samples were 55 trimester III pregnant women consisting of 27 people of treatment group
and 28 people of control group. The data were obtained through observation and analyzed using chi-square statistic
test. The results of the research indicate that there is no influence of age (p=0.071), education (p=0.079), and job
(p=0.071) on the production of mother’s milk. However, there is an influence of the beginning time of breastfeeding
on the production of mother’s milk (p=0.010) in the treatment group. In the control group, age, education, job, and
the beginning time of breastfeeding do not have an influence on the production of mother’s milk. Meanwhile, there
is a significant defference between trimester III pregnant women given vitamin A and the ones not given vitamin A in
the production of mother’s milk of post-partum in day 4 (p=0.001). giving capsule of vitamin A to trimester III
pregnant women is effective for the production of mother’s milk of post-partum.
Keywords: vitamin A, trimester III pregnant women, production of mother’s milk
PENDAHULUAN
Vitamin A mempunyai aktivitas mirip hormon yaitu mengadakan interaksi dengan
reseptor spesifik intraseluler pada jaringan target yaitu merangsang pertumbuhan epitel-epitel
pada seluruh tubuh diantaranya adalah epitel otak dan payudara. Pada epitel otak vitamin A
membantu hipofise anterior untuk merangsang sekresi hormon prolaktin, pada payudara vitamin
A bekerja mengaktifkan sel-sel epitel pada alveoli untuk menampung air susu. Selain itu vitamin
A berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi.
Vitamin A merupakan zat gizi yang esensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat
penting dan konsumsi makanan kita cenderung belum mencukupi harus dipenuhi dari luar. Pada
anak akibat kekurangan vitamin A (KVA) akan meningkatkan kesakitan dan kematian, mudah
terkena penyakit infeksi seperti diare, kerusakan kornea, kebutaan, radang paru-paru, pneumonia,
dan akhirnya kematian (Regar, 2012).
Kekurangan berat badan, kurang gizi, meningkatnya risiko infeksi dan penyakit
reproduksi, serta menurunkan kelangsungan hidup ibu hingga dua tahun setelah melahirkan
(Regar, 2012). Selain itu menurut Gamiswarna (2000), bahwa vitamin A juga diperlukan untuk
pertumbuhan tulang, alat reproduksi dan perkembangan embrio.
Pemberian kapsul vitamin A dapat diberikan secara rutin pada waktu hamil dan laktasi
serta pada bayi dan anak-anak sampai usia 6 bulan. Pada masa hamil dan laktasi dianjurkan
untuk meningkatkan asupan vitamin A meskipun juga tergantung pada jenis makanan yang
dimakan. Tambahan kebutuhan vitamin A yang diperlukan pada masa hamil dan laktasi antara
5.000 – 6.000 IU sehari. WHO menganjurkan maksimal 8.000 IU sehari bagi ibu hamil
berhubung pada dosis tinggi (25.000 IU sehari atau lebih) resiko teratogen atau cacat pada janin
meningkat (Tjayapa & Rahardja, 2009).
Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin
A dalam ASI, sehingga pemberian kapsul vitamin A (200.000 unit) pada ibu nifas sangatlah
penting. Manfaat vitamin A selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat juga
meningkatkan kelangsungan hidup anak serta membantu pemulihan kesehatan ibu nifas . Hal ini
didukung juga oleh penelitian Soetarini (2009), di Polindes Kalisongo Dau Malang menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara vitamin A dengan pengeluaran ASI ibu postpartum.
Tercukupinya vitamin A dalam tubuh ibu akan meningkatkan kualitas ASI. Penelitian
yang dilakukan oleh Safitri dan Briawan (2013), menyatakan bahwa jumlah konsumsi vitamin A
berpengaruh terhadap kejadian sakit dimana ibu yang mengonsumsi 2 kapsul vitamin A dapat
terproteksi dari kejadian sakit 0.103 kali dibandingkan ibu yang mengkonsumsi 1 kapsul vitamin
A.
Fenomena yang terjadi di RSUD dr. M. Haulussy sebagai salah satu Rumah Sakit yang
menjalankan program pemberian vitamin A bagi ibu nifas masih banyak ibu yang mengeluh
produksi ASI-nya tidak lancar pada minggu pertama. Tujuan penelitian ini adlah untuk
Mengetahui efektifitas pemberian kapsul vitamin A pada ibu hamil trimester III terhadap
produksi ASI di RSUD dr. M. Haulussy Ambon.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design
yaitu jenis penelitian ekperimental klasik namun lebih membantu untuk melihat hubungan
kausal dari berbagai situasi (Prasetyo, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan produksi ASI pada ibu hamil trimester III yang diberikan kapsul vitamin A dengan
yang tidak diberikan kapsul vitamin A.
Populasi dan Teknik Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang bersedia melahirkan di
RSUD dr. M. Haulussy Ambon. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang
berjumlah 30 orang untuk kelompok perlakuan dan 30 orang untuk kelompok kontrol, sehingga
total sampel adalah 60 orang.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi
baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol untuk menilai produksi ASI pada ibu
nifas hari keempat. Lembar observasi berisi tentang data demografi, karakteristik, penilaian
produksi ASI yang meliputi berat badan bayi, frekwensi menyusui, lama menyusui, lama bayi
tidur setelah menyusui, keadaan payudara sebelum dan setelah menyusui.
Analisa Data
Setelah data terkumpul selanjutnya melakukan analisis data. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Univariat dan Analisis bivariat.
HASIL
Analisis Univariat
Pada table 1 terlihat bahwa Karakteristik subjek berdasarkan umur dikelompokkan
menjadi 3 kelompok umur masing-masing < 20 tahun, 20-30 tahun dan > 30 tahun.
Tabel
diatas dapat dilihat bahwa dari 55 subjek sebagian besar berumur 20-30 tahun yaitu pada
kelompok perlakuan sebanyak 20 orang (74,1%) dan kelompok kontrol sebanyak 21 orang (
75%).
Karakteristik subjek berdasarkan pendidikan dikelompokkan menjadi 3 yaitu Pendidikan
Dasar untuk SD dan SMP, Pendidikan Menengah untuk SMA dan Pendidikan Tinggi untuk
Diploma, S1, S2 dan S3. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 55 subjek sebagian besar
berpendidikan SMA yaitu pada kelompok perlakuan sebanyak 14 orang (51,9%) dan kelompok
kontrol sebanyak 16 orang (57,1%).
Karakteristik subjek berdasarkan pekerjaan dikelompokkan menjadi 2 yaitu bekerja dan
tidak bekerja. Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 55 subjek sebagian besar bekerja yaitu pada
kelompok perlakuan sebanyak 17 orang (63%) dan kelompok kontrol sebanyak 19 orang (
67,9%).
Analisis Bivariat
Tabel 2 memperlihatkan bahwa bila ditinjau dari
variabel umur ibu, pekerjaan,
pendidikan, maupun waktu mulai menyusui dengan produksi ASI pada hari keempat post partum
pada kelompok perlakuan tidak ditemukan perbedaan yang bermakna.
Hasil analisis
menunjukkan bahwa ibu yang berumur antara 20-35 tahun yang produksi ASInya adekuat
berjumlah 17 orang (85%) dengan
p value = 0.071, artinya tidak ada pengaruh umur ibu
terhadap produksi ASI post partum hari
ke-empat pada kelompok yang diberikan kapsul
vitamin A.
Berdasarkan pendidikan, ibu yang berpendidikan menengah (SMA) mempunyai produksi
ASI adekuat berjumlah 12 orang (85,7%) dengan
p value = 0.079. Hal ini berarti tidak ada
pengaruh pendidikan ibu terhadap produksi ASI post partum hari ke-empat um pada kelompok
ibu yang diberikan kapsul vitamin A. Ibu yang mempunyai produksi ASI adekuat sebagian besar
adalah ibu yang bekerja berjumlah 12 orang (70,6%) dengan p value = 0.489. Hal ini berarti
tidak ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap produksi ASI hari keempat post partum pada
kelompok ibu yang diberikan kapsul vitamin A.
Sedangkan berdasarkan waktu mulai menyusui, ibu yang mempunyai produksi ASI
adekuat sebagian besar berkisar antara 30-60 menit berjumlah 13 orang (86,7%) dengan p value
= 0.010. Hal ini berarti ada pengaruh waktu mulai menyusui terhadap produksi ASI hari keempat
post partum pada kelompok ibu yang diberikan vitamin A.
Pada table 3 menunjukkan bahwa kelompok ibu yang diberikan perlakuan sebagian besar
produksi ASI adekuat berjumlah 21 orang (77,8%), dengan p value = 0,001. Dengan demikian
nilai p lebih kecil dari nilai α (0,05) sehingga Ha diterima.
Berarti dapat disimpulkan bahwa
secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara ibu hamil trimester III yang diberikan
vitamin A dengan yang tidak diberikan vitamin A terhadap produksi ASI post partum hari keempat.
PEMBAHASAN
Pada penelitian terlihat bahwa pemberian kapsul vitamin A pada ibu hamil trimester III
efektif terhadap produksi ASI post partum hari ke-empat. Gunawan (2010), mengatakan bahwa
umur ibu hamil dibawah 20 tahun memiliki resiko yang cukup tinggi untuk melahirkan bayi
premature dengan manifestasi kliniks berat bayi lahir rendah, hipotermia dan gagal napas. Nelvi
(2004), juga mengatakan bahwa periode umur yang baik untuk menyusui adalah sekitar 20-35
tahun karena bila umur kurang dari 20 tahun wanita masih dalam pertumbuhan walaupun dari
segi biologisnya sudah siap namun aspek psikologisnya belum matang. Begitu pula jika ibu
menyusui pada umur lebih dari 35 tahun maka masalah kesehatan akan sering timbul dengan
komplikasi.
Pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan formal terakhir yang diikuti responden
dan mendapatkan ijasah. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah mendapatkan
informasi dan akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang. Pendidikan ibu berada pada
pendidikan menengah (SMS/sederajat) sebesar 54,5%, yang menurut beberapa penelitian ada
pengaruh pendidikan ibu terhadap pemberian ASI.
Pekerjaan merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan ibu diluar pekerjaan rutin
rumah tangga dengan tujuan mencari nafkah dan membantu suami. Subjek dalam penelitian ini
adalah ibu-ibu yang sebagian besar (65,5%) tidak bekerja (ibu rumah tangga). Bekerja bukan
sebagai alasan untuk tidak atau berhenti memberikan ASI. Ibu yang bekerja hanya memberi ASI
4 kali dalam sehari, sementara jika pada waktu siang hari diberikan susu formula oleh keluarga
atau pengasuhnya.
Waktu mulai menyusui dalam penelitian ini adalah waktu pertama kali sejak bayi lahir
menyusu pada payudara ibu. Ibu-ibu dalam penelitian ini memberikan ASI pertama kali pada
bayi dalam waktu 30-60 menit (45,5%) setelah melahirkan. Kondisi ini sejalan dengan pendapat
Evariny (2008), bahwa bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya bukan untuk
pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap putting susu dan
juga mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI.
Sesuai dengan penelitian Desmawati (2008), bahwa usia tidak berpengaruh terhadap
produksi ASI baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi. Ibu yang menghasilkan
cukup ASI yaitu ibu-ibu yang berumur 19-23 tahun dibandingkan dengan ibu-bu yang usianya
lebih dari 35 tahun. Ibu yang umurnya lebih muda lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan
dengan ibu yang lebih tua.
Berdasarkan hasil analisis uiji statistik menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pekerjaan
responden dengan produksi ASI post partum hari ke-empat. Ibu yang bekerja hanya memberikan
ASI 4 kali dalam sehari, sementara pada waktu siang hari diberikan susu formula oleh keluarga
atau pengasuhnya. Demikian juga dengan penelitian Mardeyanti (2007), bahwa 60% ibu yang
bekerja tidak patuh memberikan ASI pada bayinya.
Sesuai dengan pendapat Roesli (2005), bahwa bekerja bukan alasan untuk menghentikan
pemberian ASI. Ibu bekerja ternyata mempengaruhi produksi ASI karena mendapat informasi
dari lingkungan kerjanya yang memberikan pengetahuan tentang produksi ASI (Suradi, 2004).
Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin yang pada satu jam
persalinan hormon prolaktin akan menurun yang disebabkan oleh lepasnya plasenta dan untuk
mempertahankan prolaktin dibutuhkan oksitosin yang dapat dirangsang dengan isapan bayi
sehingga dapat merangsang pengeluaran ASI.
Hasil penelitian Indriyani (2006), menunjukkan bahwa perlakuan terhadap ibu-ibu post
partum dengan seksio sesarea untuk menyusui dini dan teratur akan mempengaruhi produksi ASI
menjadi optimal. Jadi dengan pemberian ASI dini atau menyusui dini dan teratur akan menjamin
kelangsungan produksi ASI.
Pada fase akhir kehamilan payudara memasuki fase laktogenesis I dimana saat itu
payudara memproduksi kolostrum. Saat itu tingkat progesterone yang tinggi mencegah produksi
ASI. Apabila pada masa ini ibu mendapatkan vitamin A maka berkaitan dengan
peranan
penting vitamin A pada kesempurnaan fungsi dan struktur sel epitel, dalam diferensiasi sel dan
proliferasi epitel, sehingga sel epitel basalis distimulasi untuk memproduksi mucus. vitamin A
mempunyai aktivitas mirip hormon yaitu mengadakan interaksi dengan reseptor spesifik
intraseluler pada jaringan target yaitu merangsang pertumbuhan epitel- epitel pada seluruh tubuh
diantaranya adalah epitel otak dan payudara. Pada epitel otak vitamin A membantu hipofise
anterior untuk merangsang sekresi hormon prolaktin, pada payudara vitamin A bekerja
mengaktifkan sel-sel epitel pada alveoli untuk menampung air susu. Segera setelah bayi
dilahirkan sekresi dari estrogen dan progesteron hilang dari placenta kemudian terjadi efek
laktogenik dari kelenjar hipofisis untuk mengambil peran dalam mem produksi ASI dan dalam
1 – 7 hari kelenjar payudara mulai mensekresikan kolostrum, kemudian berangsur produksinya
akan semakin banyak dan sebagai pengganti kolostrum maka keluarlah Air Susu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan maka dapat
disimpulkan bahwa pemberian kapsul vitamin A pada ibu hamil trimester III efektif terhadap
produksi ASI post partum hari ke-empat. Disarankan agar penelitian lanjutan dilakukan dengan
jumlah sampel penelitian yang lebih besar dengan memperhitungkan asupan vitamin A,
menggunakan uji statistik t-test.
serta
DAFTAR PUSTAKA
Desmawati. (2008). Efektifitas Kombinasi Areola Massage dengan Rolling Massage Terhadap
Pengeluaran Secara Dini Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Pamulang Dan Cikupa
Banten. Thesis. Depok. FIK-UI
Evariny A. (2008). Mitos-Mitos Menyusui. (www.hypnobirthing.web.id. diakses tanggal 18 Mei
2014)
Ganiswarna. (2000). Farmakologi dan Terapi. FK-UI. Jakarta
Gunawan. (2010). Pengaruh Kehamilan Diusia Muda Terhadap Kelahiran Prematur.
Bul.Penelitian RSUD Dr. Soetomo. Surabaya
Indriyani. (2006). Pengaruh Menyusui ASI Dini dan Teratur Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Post Partum dengan Seksio Sesaria Di RSUD dr. Soebandi Jember dan dr. H. Koesnadi
Bondowoso. Thesis. FK-UI
Nelvi. (2004). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Inisiasi Pemberian ASI di Puskesmas
Jakarta Pusat. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok.
Maderyanti. (2007). Hubungan Faktor Pekerjaan dengan Kepatutan Ibu Memberikan ASI
Eksklusif di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Thesis.Yogyakarta
Prasetyo B. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Regar
P.
(2012).
Kapsul
Vitamin
A
Bagi
Ibu
Nifas.
(http://regar56putra.blogspot.com/2012/03/kapsul-vitamin-bagi-ibu-nifas.html. diakses
tanggal 11 Mei 2014)
Roesli U. (2005). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Pustaka Bunda. Jakarta.
Saftri dan Briawan. (2013). Hubungan Antara Suplementasi Vitamin A Pada Ibu Nifas dan
Morbiditas Bayi Umur 0-6 Bulan di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.
(www.journal.ipb.ac.id. diakses tanggal 8 Mei 2014).
Soetarini E. (2009). Pengaruh Pemberian Vitamin A dengan Pengeluaran Air Susu Iibu Post
Partum
di
Polindes
Kalisongo
Dau
Malang.
(http://poltekkesmalang.ac.id/bukafile.php?pillch=20091014. Diakses tanggal 18 Mei 2014)
Suradi R. (2004). Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
Jakarta
Tjayapa dan Rahardja. (2009). Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan & Efek Samping. PT
Alex Media Gramedia, Jakarta
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian di RSUD dr. M. Haulussy Ambon
Oktober-Desember 201(N=55)
Kelompok
Variabel
Perlakuan (27)
n
%
Kontrol (28)
N
%
Umur
< 20 tahun
20-35 tahun
> 35 tahun
5
20
2
18.5
74.1
7.4
7
21
0
25
75
0
Pendidikan
Dasar
Menengah
Tinggi
5
14
8
18.5
51.9
29.6
10
16
2
35.8
57.1
7.1
Pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja
17
10
63
37
19
9
67.9
32.1
Sumber: Data Primer (2014)
Tabel 2. Analisis Subjek Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Waktu Mulai
Menyusui Terhadap Produksi ASI Post Partum Hari Ke-empat pada Kelompok
Perlakuan di RSUD dr. M. Haulussy Ambon Oktober-Desember 2014
Variabel
Produksi ASI
Tidak Adekuat
Adekuat
n
%
N
%
p value
Umur
< 20 tahun
20-35 tahun
˃ 35 tahun
3
3
0
60
15
0
2
17
2
40
85
100
0.071
Pendidikan
Dasar
Menengah
Tinggi
3
2
1
60
14.3
12.5
2
12
7
40
85.7
87.5
0.079
Pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja
1
5
10
29.4
9
12
90
70.6
0.489
Waktu mulai menyusui
< 30 menit
30 -60 menit
˃ 60 menit
0
2
4
0
13.3
66.7
6
13
2
100
86.7
33.3
Sumber : Data Primer, 2014
0,010
Tabel 3. Analisis Perbedaan Produksi ASI Post Partum Hari Keempat pada Kelompok
Perlakuan dan Kontrol di RSUD dr. M. Haulussy Ambon Oktober-Desember
2014 (N=55)
Kelompok
Perlakuan
Produksi ASI
Tidak Adekuat
Adekuat
n
%
n
%
6
22,2
21
77,8
Kontrol
Sumber : Data Primer, 2014
19
67,9
9
32,1
Total
N
27
%
100
28
100
p value
0,001
Download