Reksadana, Saham IPO, Warrant Reksa dana Dalam Bahasa Inggris, Reksa Dana dikenal dengan nama mutual fund. Reksa Dana adalah sebuah bentuk investasi yang dilakukan secara kolektif (bersama-sama) yang dikelola oleh sebuah perusahaan manajemen investasi. Dana reksa Fortis Investments Indonesia Reksa dana pratama Schroders Investment Management Indonesia Cara Kerja Reksa Dana Pertama-tama, manajer investasi (yang menerbitkan Reksa Dana) akan mengundang sejumlah pihak untuk menjadi sponsor/promotor dialokasikan ke sejumlah produk investasi seperti saham IPO (Initial Public Offering), obligasi, deposito Investasi dibagi dalam UP, 1 UP = 1000 Misal 1 triliun, ada 1 milyar UP UP akan diterbitkan dan dijual ke masyarakat. ada yang hanya membeli 100 UP, tetapi ada juga yang membeli 1.000, 5.000, atau bahkan 10.000 komisi untuk Perusahaan Reksa Dana, yang besarnya maksimal sekitar 0,75% sampai dengan 3% contoh, bila Anda membeli 1.000 UP dengan harga total Rp 1.000.000, maka Anda harus menambahkan sekitar Rp 7.500 sampai Rp 30.000 untuk komisi manajer investasi. Cocok bagi pemodal kecil Pemodal yang tidak memiliki banyak waktu Pemodal tanpa keahlian Pemodal pemula Mampu meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi. Hasil investasi yang lumayan bagus Jenis-jenis reksadana: Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds). Reksa Dana jenis ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang (obligasi Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Minimal 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya Berpeluang menghasilkan return yang tinggi. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang. Membeli dan Menjual Reksadana Membeli reksadana dikenakan selling fee tertentu. Misal suatu hari Anda membeli reksadana dengan investasi Rp 10 juta, NAB/NAV Rp 1.350/UP, dan selling fee sebesar 1%. Jumlah UP yang bisa diperoleh dapat dihitung dengan rumus: UP = [investasi (1 - fee)] : NAB/NAV = [Rp 10 jt (1 - 0,01)] : Rp 1.350/UP = 7.333,3333 unit Saat menjual reksadana, Anda akan dikenakan redemption fee. Misal hari ini Anda ingin menjual reksadana yang Anda beli di atas dengan NAB/NAV Rp 2.025/UP dan redemption fee sebesar 1,5%. Besarnya uang yang anda terima setelah dikurangi redemption fee dapat dihitung dengan rumus: Penerimaan= UP x NAB/NAV (1 – fee) = 7.333,3333 x Rp 2.025/UP (1 – 0,015) = Rp 14.627.250 Jadi besarnya keuntungan anda adalah sebesar Rp 4.627.250. Return on investment (ROI) investasi Anda sebesar 46,27%. peluang risiko Risko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan Risiko Likuiditas Risiko Wanprestasi Konsekuensinya, kita perlu membangun suatu portofolio aset, yakni sekumpulan aset dengan berbagai profil risiko yang berbeda seperti saham, obligasi, deposito, dan lainnya. Repotnya, untuk membangun portofolio ideal diperlukan dana yang relatif besar; hitung-hitungan, paling tidak perlu Rp 10 miliar. Saham IPO PT Bumi Citra Permai : IPO (Initial Public Ofering /IPO) atas saham mereka. Sebanyak 500 juta saham biasa dan 245 juta Waran seri I bonus berjangka waktu selama 3 tahun Harga Rp 110-125, dengan masa penawaran (bookbuilding ) di 2-3 Desember 2009. Nilai nominal Rp 100 untuk tiap saham Total dana hasil IPO ditaksir sebesar Rp 50-60 miliar. Bursa Efek Indonesia Warrant? Corporate Warrant adalah kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa adanya kewajiban) untuk membeli sebuah saham yang diterbitkan Emiten atau Perusahaan Publik pada harga tertentu (yang dikenal sbg Strike Price) dan dalam jangka waktu tertentu (waktu ekspirasi atau jatuh tempo). Contoh Warrant “Misalkan PT BCP melakukan penerbitan saham perdana (IPO) dengan harga saham saat penawaran Rp 100 per lembar. Kepada para pembeli saham di IPO itu, PT BCP memberikan Waran (BCP-W) secara cuma-cuma/gratis dengan rasio 2:1, artinya setiap pembelian 2 lembar saham , si pembeli berhak memperoleh 1 waran BCP-W dengan jangka waktu maturity 3 tahun. Strike-Price waran (biasanya di atas harga IPO) ditentukan pada harga Rp 150.“ Harga saham BCIP sekarang sekitar Rp 600 Keuntungan Ipo ? Keuntungan warrant ? Waran terstruktur saham BUMI Rp 412,8 per waran atau 29,64% dari harga referensi saham BUMI pada 20 Januari 2010 sebesar Rp 2.811,57. Waran berkode BUMIRES-C1 tersebut akan jatuh tempo pada 1 Oktober 2010. Harga eksekusinya sebesar Rp 2.500. Shortsell Short selling : aksi spekulatif meminjam dan menjual suatu saham pada harga tertentu, diikuti dengan melakukan pembelian saham pada harga yang lebih rendah beberapa waktu kemudian. Ilustrasi : investor A tidak memiliki saham X. Namun dia berspekulasi harga saham X akan turun. Investor A kemudian meminjam saham X. Biasanya saham yang dipinjamkan berasal dari fasilitas yang diberikan oleh lembaga kliring saham (PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia) kepada sekuritas. Opsi lainnya adalah saham investor tertentu di sebuah sekuritas yang tidak aktif diperdagangkan. Investor A pinjam saham X sebanyak 100 lot. Ia jual seharga 1.000. Jika 1 lot sama dengan 500 lembar saham, A akan memperoleh 50.000.000. Beberapa waktu kemudian... Anggap investor C bersedia menjual 100 lot saham X miliknya di harga 500 kepada investor A. A mendapat untung 25.000.000 Short-Sell memperoleh keuntungan tanpa modal berlawanan dengan hukum pasar , yaitu investor berharap harga saham akan turun Investor yang jeli membaca pasar, terutama ketika harga saham akan turun, bisa memanfaatkan fasilitas short selling untuk mendapatkan keuntungan. Naked Short Sell Naked short selling, investor yang ingin menjual saham X memasang posisi jual terlebih dahulu baru mencari saham X pinjaman. Biasanya aksi naked short selling dilakukan dalam keadaan saham pinjaman sedang sulit didapat, sehingga beberapa investor nekat mengambil jalan pintas dengan memasang posisi jual tanpa punya saham sama sekali. Transaksi short selling kerap dituding sebagai penyebab krisis mulai dari krisis di era Great Depression 1929 hingga krisis 2008. Wajar saja, aksi short selling pernah dituding sebagai salah satu penyebab terjadinya depresi besar di AS tahun 1929. Kejatuhan indeks saham di hampir seluruh negara di dunia menjelang akhir tahun 2008 juga disinyalir akibat adanya aksi short selling ilegal atau yang lebih dikenal dengan istilah naked short selling Short sell dipandang sebagai strategi yang ilegal, karena jika banyak orang menjual saham secara bersama-sama, maka pasar akan kisruh, orang-orang pada kuatir dan berpandangan jelek terhadap saham tersebut, sehingga harga saham cenderung turun. Setelah harga saham turun, investor rame-rame membeli... Suasana kondusif lagi... Harga merangkak naik... Aksi profit taking atau ambil untung lagi...