vitamin C

advertisement
Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat adalah suatu senyawa beratom karbon 6
yang dapat larut dalam air. Vitamin C merupakan vitamin yang disintesis dari
glukosa dalam hati dari semua jenis mamalia, kecuali manusia. Manusia tidak
memiliki enzim gulonolaktone oksidase, yang sangat penting untuk sintesis dari
prekursor vitamin C, yaitu 2-keto-1-gulonolakton, sehingga manusia tidak dapat
mensintesis vitamin C dalam tubuhnya sendiri(Padayatti, 2003).
Kekurangan vitamin C
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan gusi berdarah, sariawan, nyeri
otot atau gangguan syaraf. Kekurangan lebih lanjut mengakibatkan anemia, sering
mengalami infeksi dan kulit kasar. Sementara kelebihan vitamin C dapat
menyebabkan diare. Bila kelebihan vitamin C akibat penggunaan suplemen dalam
waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan batu ginjal, sedangkan bila
kelebihan vitamin C yang berasal dari buah-buahan umumnya tidak menimbulkan
efek samping(Murray, 2000).
Manfaat vitamin C
Vitamin C sebagai Obat Anti-penuaan
Vitamin C juga terkenal dengan fungsinya sebagai pencegah penuaan.
Menurut Hahn (1996), vitamin C bila dikonsumsi secara teratur dapat melindungi
kulit dari proses oksidasi ataupun sengatan sinar ultraviolet, yang merupakan
penyebab kerusakan kulit. Proses vitamin C dalam mencegah penuaan adalah
dengan terus-menerus mensintesis kolagen pada kulit, seperti yang akan
dijelaskan berikut.
Vitamin C sebagai Pensintesis Kolagen
Kolagen adalah protein terbanyak pada serat-serat jaringan ikat kulit,
tulang, dan kartilago. Kolagen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah dicerna
dan mudah larut dalam basa (Dorland, 2000).Seperti halnya protein lainnya,
kolagen juga mengandung rantai polipeptida. Rantai panjang dari molekulmolekul kolagen mengandung kira-kira seribu residu asam amino, sekitar enam
ribu atom. Proses sintesis kolagen dimulai dengan reaksi hidroksilasi, dimana
reaksi ini terjadi dalam tiga tahap, yaitu: (1) suatu struktur tiga dimensi terbentuk,
dengan asam amino prolin dan glisin sebagai komponen utamanya. struktur tiga
dimensi ini belum menjadi kolagen, tetapi masih berupa prekursornya yaitu
prokolagen. Karena vitamin C dibutuhkan pada proses ini, maka vitamin C ikut
berperan dalam proses pembentukan rantai peptida menjadi prokolagen. (2)
Proses konversi ini membutuhkan ion hidroksida (OH-) untuk bereaksi dengan
hidrogen (H+). (3) Reaksi katalisis. Reaksi hidroksilasi ini dikatalisis oleh enzim
prolyl-4-hidroksilase and lisil-hidrokslase (Padayatty,2003).Universitas Sumatera
Utara Penyakit skorbut menyerang struktur kolagen. Gejala utama dari penyakit
ini adalah perdarahan gusi, perdarahan subkutan, dan penyembuhan luka. Tandatanda ini mencerminkan gangguan sintesis kolagen yang disebabkan oleh
defisiensi prolil dan lisil hidroksilase, yang keduanya membutuhkan asam
askorbat sebagai kofaktor (Murray, 2000).
Makanan yang mengandung vitamin C umumnya adalah buah-buahan dan
sayuran. Buah yang mengandung vitamin C tidak selalu berwarna kuning,
misalnya pada jambu biji yang merupakan buah dengan kandungan vitamin C
paling tinggi yang dapat kita konsumsi. Bahkan, pada beberapa buah, kulitnya
mengandung vitamin C lebih tinggi daripada buahnya. Misalnya pada kulit
buah apel dan jeruk walaupun tidak semua kulit buah bisa dimakan.Untuk
mengetahui kandungan vitamin C pada buah, berikut adalah tabel kandungan pada
buah-buah yang umum kita temui dalam 100 gram(Murray, 2000).
Kandungan Vitamin C pada Buah
Buah
Kandungan Vitamin C
(mg/100 gr)
Jambu Biji
183
Kiwi
100
Kelengkeng
84
Pepaya
62
Jeruk
53
Melon
42
Anggur
34
Jeruk Mandarin
31
Buah Sukun
29
Mangga
28
Nanas
15
Pisang
9
Alpukat
8
Buah-buahan yang ditemui ternyata banyak mengandung vitamin C.
Vitamin C memiliki banyak manfaat, khususnya untuk membantu ketahanan
tubuh. Penyimpanan pada suhu rendah dapat mengurangi kegiatan respirasi dan
metabolisme, memperlambat proses penuaan, mencegah kehilangan air dan
mencegah kelayuan. tetapi, walaupun dalam keadaan temperatur rendah dan
kelembaban terpelihara, 50% vitamin C akan hilang dalam 3-5 bulan.
Safaryani,dkk. 2007. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan
Kadar Vitamin C Brokoli. Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi
Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP. Jurnal Buletin Anatomi dan
Fisiologi Vol. XV, No.2.
Vitamin D atau Kalsiferol bukan cuma bermanfaat untuk kesehatan tulang,
namun juga dapat mencegah berbagai penyakit kronik seperti kanker, penyakit
jantung, diabetes, multipel sklerosis, serta penurunan daya ingat. Menurut WHO,
kebutuhan harian vitamin D adalah 400IU. Namun berdasarkan hasil riset terbaru
dari Albert Einstein College of Medicine di New York City, AS kebutuhan
vitamin D harian adalah 1700IU demi menjaga kesehatan tubuh.
Sumber vitamin D bisa didapatkan dengan mudah dan gratis, yaitu dari
sinar matahari. Namun, gaya hidup di zaman sekarang ini, kurang memungkinkan
bagi beberapa orang untuk dapat menikmati sinar matahari lebih banyak. Karena
itulah mau tidak mau mereka harus mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang
mengandung vitamin D agar kebutuhan harian vitamin D terpenuhi.
Vitamin D bisa diperoleh dari susu, sereal, jus jeruk (merek tertentu),
margarine untuk makanan instan cepat saji. Untuk makanan alami bisa diperoleh
di kuning telur dan hati. Diperhatikan juga untuk makanan cepat saji yang
biasanya mengandung vitamin D, lihat takaran vitamin D nya. Usahakan tidak
melebihi dari anjuran ataupun jika kekurangan tidak mengkonsumsinya berlebih.
Karena tetap diwaspadai bahaya dari zat pengawet dari makanan-makanan
tersebut.
Jika ternyata sulit memenuhi makanan alami seperti sayuran dan buah
yang mengandung vitamin D maka dianjurkan tetap mengkonsumsi suplemen.
Perlu diperhatikan lagi, konsumsi suplemen ini diwajibkan adanya kontrol dari
dokter ahli gizi di rumah sakit yang sering dikunjungi. Karena takaran yang tepat
pada konsumsi vitamin D akan membantu pemenuhan gizi harian.
Vitamin D mempunyai manfaat yaitu, membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menghancurkan
bakteri dan virus dalam tubuh, manfaat untuk kulit, kanker kolon dan kanker
prostat, memperlambat penambahan berat badan untuk wanita menopause,
mengurangi resiko diabetes tipe 1 untuk anak-anak, mencegah penyakit kanker
usus besar, dan menghindarkan dari gangguan infeksi pernafasan.
Kekurangan vitamin D? Kalau di Indonesia lebih sering mengalami
kekurangan gizi maupun vitamin. Berbeda di Negara maju yang mana lebih
banyak overdosis akibat suplemen makanan ataupun asupan suatu vitamin. Di
Indonesia
banyak
sekali
faktor
yang
mempengaruhi
seseorang
bisa
menderita defisiensi atau kekurangan vitamin D. Salah satu penyebab yang paling
sering kita jumpai adalah ibu hamil yang tidak mengkonsumsi nutrisi yang tepat
mengakibatkan saat bayinya lahir terjadilah kekurangan vitamin D. Inilah faktor
genetik. Asupan yang tidak memadai pada ibu hamil dan ibu menyusui menjadi
faktor utama yang mengakibatkan bayi tidak mendapatkan vitamin D secara tepat.
Pembentukan tulang yang tidak normal adalah gejala kekurangan vitamin
D yang mana bisa merembet menimbulkan penyakit lain yang lebih berat lagi.
Gejala kekurangan vitamin D ini adalah gelisah, dahi selalu berkeringat, gampang
tersinggung dan juga terjadi pembengkakan pada persendian dan tulang rawan
sehingga membentuk 2 lingkaran yang keras. Biasanya gejala ini jika menyerang
anak yang kekurangan vitamin D akan terlihat gemuk padahal kurus.
Gejala yang paling parah adalah pembentukan tulang kaki pada anak yang
tidak normal. Bisa cekung atau cembung. Perutnya akan seperti membesar dan
membusung ke depan serta diikuti dengan sembelit. Ini dikarenakan kekurangan
asupan vitamin D saat bayi. Kurangnya asupan susu menjadi penyebab gejala ini
timbul. Biasanya kekurangan fosfor dan zat kapur. Namun bisa jadi kekurangan
vitamin D lah yang lebih besar sehingga asupan fosfor dan zat kapur pun tidak
terpenuhi.
Cara mengatasi akibat serta penyakit yang ditimbulkan karena kekurangan
vitamin D, pertama tentu dengan mengkonsumsi makanan secara alami untuk
mencukupi kebutuhan vitamin D ini. Umumnya konsumsi vitamin D untuk
takaran medis adalah 400 sampai 800 IU perhari. Tidak dianjurkan berlebihan
juga.
Table : Recommended Dietary Allowances (RDAs) for Vitamin D [1]
Age
Male
Female
Pregnancy
Lactation
0–12 months*
400 IU
(10 mcg)
400 IU
(10 mcg)
1–13 years
600 IU
(15 mcg)
600 IU
(15 mcg)
14–18 years
600 IU
(15 mcg)
600 IU
(15 mcg)
600 IU
(15 mcg)
600 IU
(15 mcg)
19–50 years
600 IU
600 IU
600 IU
600 IU
(15 mcg)
(15 mcg)
(15 mcg)
(15 mcg)
51–70 years
600 IU
600 IU
(15 mcg)
(15 mcg)
>70 years
800 IU
800 IU
(20 mcg)
(20 mcg)
* Adequate Intake (AI)
Table : Selected Food Sources of Vitamin D [11]
Food
Cod liver oil, 1 tablespoon
IUs per
serving*
Percent
DV**
1,360
340
Swordfish, cooked, 3 ounces
566
142
Salmon (sockeye), cooked, 3 ounces
447
112
Tuna fish, canned in water, drained, 3 ounces
154
39
Orange juice fortified with vitamin D, 1 cup (check product
labels, as amount of added vitamin D varies)
137
34
Milk, nonfat, reduced fat, and whole, vitamin D-fortified, 1
cup
115-124
29-31
Yogurt, fortified with 20% of the DV for vitamin D, 6 ounces
(more heavily fortified yogurts provide more of the DV)
80
20
Margarine, fortified, 1 tablespoon
60
15
Sardines, canned in oil, drained, 2 sardines
46
12
Table : Selected Food Sources of Vitamin D [11]
Food
IUs per
serving*
Percent
DV**
Liver, beef, cooked, 3 ounces
42
11
Egg, 1 large (vitamin D is found in yolk)
41
10
Ready-to-eat cereal, fortified with 10% of the DV for
40
10
6
2
vitamin D, 0.75-1 cup (more heavily fortified cereals might
provide more of the DV)
Cheese, Swiss, 1 ounce
* IUs = International Units.
** DV = Daily Value.
Sunita, Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama
Coates, dkk. 2011. Dietary Supplement Fact Sheet: Vitamin D.
http://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminD-HealthProfessional/
Vitamin E atau yang dikenal dengan nama Tokoferol, merupakan vitamin
yang bermanfaat untuk kesehatan kulit. Diantaranya melindungi diri dari sinar
ultraviolet dan mencegah kerusakan kulit dari polusi serta radikal bebas. Namun
tentu saja fungsi vitamin E bukan cuma itu. Berdasarkan beberapa penelitian,
konsumsi vitamin dipercaya mampu menurunkan risiko kanker prostat dan
penyakit Alzheimer.
Sumber makanan yang mengandung vitamin E juga cukup banyak dan
bervariasi. Bukan cuma dari jenis kacang-kacangan tapi juga darisayuran dan
buah-buahan. Bahkan umbi-umbian seperti talas juga memiliki kandungan
vitamin E cukup tinggi.
Apa saja buah yang mengandung vitamin E? buah tersebut seperti,
alpukat, biji bunga matahari, tomat. Untuk konsumsi pemenuhan yang paling
mudah memang memakan buah alpukat atau tomat sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan vitamin E. Berapa harusnya konsumsi buah alpukat secara harian?
Berapa banyaknya?
Diketahui buah alpukat itu mengandung vitamin E sebesar 3,4 mg/100 gr.
Sedangkan konsumsi dalam darah yang dianjurkan adalah 10mg sampai 30 mg
vitamin E dalam darah. Sehingga untuk pemenuhan konsumsi harian, kita bisa
membeli buah alpukat dengan berat perbuahnya sebanyak 500 gr untuk
mendapatkan 17 mg vitamin E. Atau jika ingin lebih rendah, kita bisa
mengkonsumsinya sebanyak 300 mg buah alpukat dan mendapatkan 10,2 mg
vitamin E yang dibutuhkan dalam darah.
Untuk pemenuhan konsumsi dengan buah tomat ternyata ada dua jenis.
Yaitu pemanfaatan buah tomat segar dan buah tomat yang sudah menjadi bumbu.
Diketahui konsumsi harian setelah di survey di Indonesia, ternyata ibu rumah
tangga bisa mengkonsumsi buah tomat segar harian sebanyak 14,81% sedangkan
untuk konsumsi bumbu bisa sebanyak 82,39%. Perlu diperhatikan karena
konsumsi bumbu harian menggunakan tomat lebih banyak dibandingkan buah
segar, maka lihatlah perbandingan buah tomat dalam komposisi bumbu. Usahakan
memang mengandung takaran yang tepat untuk konsumsi harian agar tidak
kekurangan vitamin E dalam tubuh.
Sayur-sayuran yang bisa dimakan setiap hari juga banyak mengandung
vitamin. Salah satunya vitamin E pada sayuran hijau. Sayuran pun tentu
dikelompokkan menjadi dua. Yaitu sayuran dengan warna hijau muda dan hijau
tua. Untuk sayuran yang mengandung vitamin E adalah sayuran yang memiliki
warna hijau tua seperti pada bayam hijau. Sedangkan gabungan lengkap sejenis
kol, brokoli, kubis, kembang kol akan sangat memunculkan manfaat dengan
komponen fitokimia antikankernya. Kemudian kita juga dapat mengkonsumsi
kacang-kacangan seperti hazelnut, kacang polong memiliki fungsi fitosterol yang
membantu dalam menurunkan resiko kanker, menurunkan kolesterol darah, serta
meningkatkan imunitas.
Hazelnut atau walnut ini mengandung 2 jenis vitamin E. Yaitu alphatocopherol dan gamma-tocopherol yang kerjanya saling sinergi. Tentu untuk
konsumsi di Indonesia kacang jenis walnut akan sangat sulit dicari. Kalaupun ada
harganya bisa lebih mahal dari kacang polong biasa. Namun jika kita ingin yang
lebih sederhana, ubi jalar pun bisa melengkapi kebutuhan akan vitamin E yang
kita butuhkan ini setiap hari.
Tanda atau gejala kekurangan vitamin E pada tubuh memang jarang
terjadi. Biasanya hal yang akan kami bahas adalah tentang penderita penyakit
tertentu. Dimana penyakit ini menyebabkan penyerapan vitamin E untuk tubuh
tidaklah menjadi begitu optimal. Cystic fibrosis dan chron’s disease merupakan
penyakit dimana saat diderita, tidak dapat mencerna lemak yang masuk ke dalam
tubuh dengan baik dan juga menyebabkan penyerapan vitamin E pada usus tidak
optimal. Sehingga penderita penyakit ini cenderung kekurangan vitamin E
mereka.
Hal lain yang bisanya menjadi gejala kekurangan vitamin E adalah karena
seseorang tersebut sedang menjalani diet rendah lemak. Saat asupan lemak tidak
masuk ke dalam tubuh, maka vitamin E pun akan sulit larut dalam tubuh. Dengan
demikian dibutuhkan sedikit makanan berlemak untuk melarutkan vitamin E yang
sudah masuk dalam tubuh.
Jika memakai obat-obatan, seperti penurun lemak atau kolesterol, hal ini
bisa menyebabkan turunnya asupan vitamin E yang harus masuk dalam tubuh
kita. Tanda-tanda seseorang kekurangan vitamin E seperti luka lama sembuh,
tubuh mudah memar, varises, kurang gairah seks, infertilitas, hilangnya kekuatan
otot, dan masih banyak gejala dan penyakit yang akan kami bahas akibat
kekurangan vitamin E ini.
Jika asupan vitamin E kurang pada tubuh maka sel darah merah mudah
rusak kemudian terbelah. Pada keadaan ini terjadi kerusakan pada sistem otot dan
syaraf. Nantinya orang tersebut akan mengalami kesulitan dalam berjalan. Serta
terjadinya nyeri pada otot betis. Bahkan jika kekurangan vitamin E ini cukup
besar dan berkelanjutan, dapat berpotensi memicu adanya kanker baru dalam
tubuh yang menyerang paru-paru, saluran pencernaan, dan payudara.
Bagaimana jika terjadi pada bayi dan anak-anak? Penyakit pada bayi juga
banyak yang disebabkan kekurangan vitamin E. Apalagi pada bayi prematur yang
memang memiliki cadangan vitamin E yang sedikit. Sehingga pada bayi prematur
yang kekurangan vitamin E dalam tubuhnya akan mengalami gangguan
penglihatan. Pada anak yang memiliki usia yang lebih besar, kekurangan vitamin
E ini akan menimbulkan penyakit seperti kelainan saraf, refleks menurun,
gangguan penyerapan di usus, dan lemahnya otot.
Perlu adanya penanganan khusus jika seseorang sudah kekurangan vitamin
atau defisiensi vitamin E secara akut bahkan kronis. Untuk segera dilakukan
upaya pengobatan rumah sakit, Pemberian vitamin E secara kontinu agar tidak
timbul penyakit yang lebih besar seperti kanker usus, kanker payudara atau kanker
paru-paru tidak terjadi.
Bagaimana cara mengatasi kekurangan vitamin E ini? Agar tidak terjadi
penyakit seperti yang telah disebutkan diatas? Cara mengatasi defisiensi vitamin E
ini bisa dilakukan secara harian jika tidak akut atau kronis. Seperti langsung
mengkonsumsi pil, kapsul vitamin E atau suplemen vitamin E yang banyak dijual
di apotek atau toko obat. Namun kita bisa mengkonsumsi jenis makanan yang
lebih alami untuk mencegah tubuh terkena dampak karsinogen akibat bahanbahan sintesis vitamin E dalam kapsul yang diminum.
Bahan makanan yang bisa dimakan yaitu seperti daging ikan, daging
ayam, kuning telur, kecambah, minyak kacang, minyak kelapa, dan kacangkacangan. Perlu sekali melengkapi makanan sehat seperti 4 sehat 5 sempurna
yang sering diajarkan sewaktu masih di sekolah dasar dulu. Karena semakin
lengkap varian makanan semakin baik pemenuhan gizi makanannya termasuk
vitamin E.
Astawan,dkk. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Winarsi,Hery. 2007. Antioksidan Alamai dan Radikal Bebas. Yogyakarta:
Kanisius.
Download