BAYI RISIKO TINGGI GUSLIHAN DASA TJIPTA Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Sebagai salah satu bentuk pengamanan proses reproduksi pengawasan antenetal dapat dilaksanakan berbagai jenis tenaga kesehatan dalam berbagai tingkat sarana pelayanan kesehatan dan memberi berbagai tingkat keberhasilan. Tidak perlu diuraikan disini arti penting pengawasan antenatal dalam mengurangi jumlah kehamilan ibu dan anak dalam peristiwa kehamilan dan persalinan. Sebagai penyegar ingatan, dipaparkan disini pengaruh dari pengawasan antenatal dalam pengamanan ibu bersalin yang diungkap dalam "Maternal Mortality Rate/MMR" dan yang pengamanan kelahiran bayi, yang diungkapkan dalam "Perinatal Mortality Rate/PMR". Jelas dapat dikenal adanya pengaruh baik dari pengawasan antenatal meskipun hasil akhir dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya pula. Mudah pula untuk disadari, bahwa tidaknya pengawasan akan memberi pengaruh besar pada basil yang dicapai. Pengenalan kasus yang memerlukan pengawasan khusus, akan membantu pengarahan kegiatan pelayanan kesehatan dalam suatu program obstetrik. Dalam banyak tulisan disinggung tingginya tingkat patologik rata-rata yaitu berkisar antara 5-15 % atau dengan kata lain sebahagian terbesar dari kehamilan dan berlangsung secara fisiologik yang menjadi pusat perhatian ialah bagaimana mengenal jumlah 5- 15 % tadi agar mendapatkan perlindungan secara khusus sehingga batasan jumlah korban dapat ditekan serendah rendahnya. Keadaan diatas perlu disadari berkaitan erat dengan keadaan masyarakat yang kita hadapi bersama, yaitu bahwa kejadian patologik dari peristiwa dari peristiwa reproduksi dapat dijumpai pada semua lapisan masyarakat dan semua akan dihadapi hal berikut : 1. Makin mampu dan baik tingkat sosial ekonomi suatu kelompok masyarakat, makin berkurang jumlah kejadian patologik dan makin banyak kesempatan perlindungan yang baik dan dijangkaunya. 2. Makin rendah dan buruk tingkat sosial ekonomi kelompok masyarakat, makin banyak kemungkinan patologik yang dihadapi, dengan makin sedikit kemungkinan untuk memperoleh perlindungan obstetrik yang baik. Dengan demikian kiranya diperlukan ketajaman pengamat untuk memilih jenis kasus tertentu yang benar-benar membutuhkan perlindungan khusus; dan inipun tidak terdapat bagi para petugas kesehatan saja, tetapi bagi semua warga masyarakat. Suatu tantangan yang perlu dihayati secara baik, bahwa titik tolak kemungkinan diperolehnya perlindungan obstetrik yang baik berada ditengah masyarakat dan sarana pelayanan kesehatan sekedar "alat bantu" dari usaha perlindungan. Alat bantu perlindungan yang tersebut diatas, kiranya perlu pula untuk menyadari kebutuhan penerangan yang luas dan mendalam bagi warga masyarakat untuk tumbuhnya suatu yang menguntungkan usaha perlindungan obstetrik yang baik. Secara khusus pengertian jenis kasus dapat dikelompokkan dalam kehamilan resiko tinggi tidak hanya terbatas bagi petugas kesehatan saja, dan perlu © 2004 Digitized by USU digital library 1 disebarluaskan secara baik pula. Dan dari kehamilan resiko tinggi ini akan lahir pula bayi-bayi yang dapat dikelompokkan lagi dalam bayi resiko tinggi. Kehamilan Resiko Tinggi Dengan menganut tata cara pemeriksaan dalam pelayanan suatu usaha pengawasan antenatal yang baik dan teratur maka secara berturutan dapat dijumpai beberapa keterangan penting yang memberi petunjuk pengelompokan kasus dalam KRT. Dengan demikian dapat segera disusun rancangan pengawasan yang lebih ketal, dan dimana perlu langsung dilakukan rujukan yang bersesuaian dengan keadaan kasus serta keterbatasan kemampuan sarana pelayanan yang menanganinya. Hal demikian hendaknya tidak terbatas pada kasus dalam usia kehamilan lanjut saja, tetapi yang mencakup usia kehamilan muda, sehingga kesempatan bertindak masih cukup panjang dan memadai. Berikut ini disajikan keterangan mengenai KRT, yang wajib dikenal. 1. Umur kurang dari 15 (20) tahun Belum dicapainya cukup kematangan fisik, mental dan fungsi sosial dari calon ibu serupa ini, tentu menimbulkan keraguan jaminan bagi keselamatan kehamilan yang didalamnya dan juga jaminan cinta kasih serta perawatan dan asuhan bagi anak yang akan dilahirkannya. Permasalah dari segi psikatri dan psikologi sosial banyak diulas pada golongan ibu-ibu muda dan hampir semua ulasan akan menekankan pentingnya usaha khusus untuk melindungi anak-anak yang dilahirkan kemudian. Pembinaan dan bimbingan yang lebih cermat dan mendalam perlu diperhatikan dokter ataupun bidan yang menghadapinya dan disejogyanya untuk menyertakan peranan orang tua ataupun sesepuh yang berpengaruh utusnya. 2.Umur lebih dari 35 (40) tahun Perubahan yang terjadi oleh karena proses menjadi tua dari jaringan alat reproduksi dan jalan lahir, cendrung untuk berakibat buruk pada proses kehamilan dan persalinannya lebih banyak dijumpai kelainan pada kelompok usia ini seperti yang banyak dilaporkan pada berbagai penelitian bermacam-macam penyulit kehamilan dan persalinan demikian pula dengan jumlah persen dari kematian yang terjadi. 3.Pendidikan dan kedudukan sosial ekonomi rendah : Cenderung untuk dijumpai bersikap "pasrah" dan kurang mempunyai dorongan untuk perbaikan keadaannya. Hal sedemikian merupakan hambatan bagi usaha pengamanan yang memudah, karena besarnya ketidak tahuan mengenal keadaan yang dialaminya dan juga tanda-tanda bahaya yang tumbuh selama masa kehamilannya. Sering dijumpai menderita kekurangan gizi, yang dapat merupakan penyebab keadaan anemia dan tingginya kernungkinan perdarahan pasca persalinan. Hal ini akan banyak berpengaruh pada persiapan hidup bagi anak yang akan dilahirkannya kemudian. 4.Status pemikahan yang buruk Mencakup kasus dengan kehamilan luar nikah atau (POW/pregnancy out wedlock), kasus dengan kegoyahan pernikahan, kasus kehamilan dari isteri simpanan dan sejenisnya. Pertanyaan yang terarah perlu dilakukan pada kasus yang dicurigai, untuk memperoleh keterangan dan petunjuk mengenal usaha yang akan dilakukannya. Terlebih lagi juka sudah menyatakancpenolakan terhadap kandungan yang dialaminya suatu cara "penggarapan" tertentu yang tidak jarang memerlukan perhatian segi psikiatri diperlukan untuk jenis kasus serupa ini demi tercapainya keamanan yang memadai untuk ibu clan anak yang akan dilahirkannya. Dapatkan © 2004 Digitized by USU digital library 2 kita menjamin adanya kehangatan penerimaan anak tersebut yang mampu memberinya kesempatan tumbuh dan berkembang secara baik. 5.Primigravida Tidak perlu disangsikan lagi, bahwa kekakuan jaringan panggul yang belum pernah menghadapi kehamilan akan banyak menentukan kelancaran proses kehamilan. Belum dicobakannya kemampuan panggul tersebut, mengharuskan penilaian yang cermat dari keseimbangan ukuran panggul dan kepala janin. Penilaian cermat perlu dikerjakan oleh seorang dokter pada minggu ke 34 usia kehamilannya. Keterampilan melakukan hal ini hanya dapat dicapai dengan latihan dan pengalaman yang memadai. 6.Grande multigravida Kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali diregangkan kehamilan, membatasi kemampuannya berkerut untuk menghentikan perdarahan sesudah persalinan. Disamping itu banyak pula dijumpai tidak cukupnya tenaga untuk mengeluarkan janin, yang dikenal dengan sebutan mertis uteri. Keadaan ini akan lebih buruk lagi pada kasus dengan jarak kehamilan yang singkat. Kemunduran keadaan jaringan, cendrung untuk menimbulkan kelainan letak ataupun kelainan pertumbuhan plucentu; dan akibat dijumpainya persalinan seperti placenta adhestiva dan sebagainya yang disertai perdarahan yang sangat berbahaya. 7.Riwayat obstetrik yang buruk Jelas atau cedera dalam alat kandungan ataupun jalan lahir dapat ditimbulkan oleh proses kehamilan terdahulu dan memberi akibat buruk pada kehamilan yang kuli ini dihadapi. 7.1. Pernah mengalami abortus; sengaja ataupun tidak dengan ataupun tanpa tindak pengerokan (curretugo) terlebih lagi bila mengalami ulangan abortus akan semakin besar kemungkinannya mengalami lagi pada kehamilan ini dan juga kemungkinan kejadian perdarahan. 7.2. Pernah mengalami gangguan organik daerah panggul disertai ataupun tanpa disertai tindak pembedahan, seperti adanya peralangan, infeksi, tumor ataupun kista. 7.3. Pernah mengalami penyulit kehamilan seperti : a. hiperemesis gravidarum b. pre-eklampsi dan eklampsi c. kelainan letak janin d. janin berganda (gemelli) e. kematian janin atau lahir mati f. fhidramnion g. kelainan janin bawaan 7.4. Pernah mengalami kelainan sistemik seperti : a. diabetes mellitus b. penyakit jantung c. asthma bronchial d. penyakit ginjal, hati,sendi dsb e. penyakit venerik ( syphilis) 7.5. Pernah mengalami persalinan dengan tindakan a. pemberian infusapitocin (oxitocicu) b. versi dan ekstraksi c. ekstraksi (berbagaijenis) d. embriotomi e. sectio caesarea © 2004 Digitized by USU digital library 3 f. 7.6. Penyulit a. b. c. d. e. pengeluaran placenta dengan tangan lain infertilitas pembedahan perut trauma berat daerah panggul kelainan kejiwaan dan tingkah laku fistula ginekologik 8. Tanda dan gejala berikut ini akan dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik yang baik terhadap seorang ibu hamil, dan untuk mendapat perhatian khusus serta diperlakukan sebagai KRT : 8.1. tinggi badab kurang dari 145 (150) cm 8.2. keadaan gizi kurang ataupun berat bdan kurang dari 40 kg 8.3. kelainan tulang belakang dan panggul termasuk untuk diperhatikan khusus adanya asimerti tungkai. 8.4. tekanan darah tinggi dengan ataupun tanpa medema 8.5. gangguan penglihatan serta keluhan subjektif lam 8.6. tanda-tanda dari kelainan sismetik 8.7. ketidak sesuai besar dan usia kehamilan pada keadaan molahydatiosa kehamilan ganda hydrammon 8.8. ketidak sesuaian besar panggul dan janin (CPD/cephalo pelvic disproportlon) 8.9. ketidak serasian golongan darah suami dan istri ataupun adanya reaksi positif dari pemeriksaan serologik venerik. 9. Dari daftar diatas, tidak boleh dilupakan untuk mengusut dengan cermat ada tidaknya penggunaan obat-obatan dalam kehamilan ini; bahkan disarankan untuk sejauh berusaha mengetahui jenis, jumlah serta lamanya pemakaian obat.Dewasa ini diketahui beberapa jenis obat yang berpengaruh bagi ibu dan anak dalam kehamilan. Disamping faktor-faktor yang langsung mempengaruhi terjadinya kehamilan resiko tinggi yang selanjutnya dapat menyebabkan timbulnya bayi-bayi lahir dengan resiko tinggi, terdapat juga faktor yang langsung dapat menyebabkan bayi dikelompokkan pada bayi-bayi resiko tinggi yaitu : 1. Bayi lahir dengan masa gestasi < 37 minggu atau > 42 minggu 2. Bayi dengan berat badan tahir < 2500 gram atau > 4000 gram 3. Bayi besar atau kecil untuk umur kehamilan 4. Bayi dengan riwayat penyakit neonatus yang beratatau dengan kematian saudaranya. 5. Bayi dengan keadaan lahir yang buruk (nilai Apgar 0-3 pada menit pertama) atau yang memerlukan resusitasi dikamar bersalin 6. Bayi lahir dengan penyakit infeksi, adanya riwayat penyakit selama kehamilan, ketuban pecah dini, riwayat masalah sosial yang berat seperti kehamilan dimasa remaja, tidak adanya perawatan prenatal, hampir tidak ada kenaikan berat badan selama kehamilan, lama tidak mempunyai bayi, mempunyai 4 atau lebih anak sebelumnya, ibu yang mempunyai anak pertama pada usia 35 tahun atau lebih, pecandu obat, peminum obat-obat atau tidak kawin. 7. Bayi yang lahir dengan kehamilan ganda atau ibu hamil lagi setelah 3 bulan melahirkan. © 2004 Digitized by USU digital library 4 8. Bayi yang lahir dengan bedah kaisar atau adanya komplikasi kehamilan seperti hidramnion, abrupsio plasenta, plasenta previa, atau letak plasenta tidak normal. 9. Bayi yang mempunyai satu pembuluh darah arteri tali pusat atau setiap kecurigaan akan cacat bawaan. 10. Bayi yang dikenal menderita anemi atau inkompatibilitas darah 11. Bayi lahir dari ibu yang sangat menderita selama hamil seperti masalah emosi yang berat,hiperemesis, kecelakaan yang membahayakan, anastesi umum Pengaruh penyakit ibu hamil infeksi pada janin ----------------------------------------------------------------------------------------------Penyakit ibu hamil Pengaruh pada janin atau neonatus ----------------------------------------------------------------------------------------------Rubella Cacat bawaan penyakit chagas Varisela Herpes zoster Abortus, KMK, cacat bawaan Herpes simplek Abortus, KMK, cacat bawaan Sitomegalo virus Abortus, KMK, cacat bawaan Coxsacki B virus Hepatitis Hepatitis Malaria Abortus, KMK Gondok Lahir mati Polio Abortus, paralisis bawaan ----------------------------------------------------------------------------------------------Penyakit ibu hamil Pengaruh pada janin atau neonatus ----------------------------------------------------------------------------------------------Campak Abortus, KMK, cacat bawaan Sifilis Abortus, KMK, cacat bawaan Toksoplasmosis Abortus, KMK, cacat bawaan Meningitis Meningitis Ensefalitis Ensefalitis ----------------------------------------------------------------------------------------------Pengaruh penyakit ibu hamil bukan infeksi pada janin ----------------------------------------------------------------------------------------------Penyakit ibu hamil Pengaruh pada janin atau neonatus ----------------------------------------------------------------------------------------------Anemi set sabit Retardasi pertumbuhan intra uterin Cacat jantung bawaan sianotik Retardasi pertumbuhan intra uterin Diabetes melitus BMK, hipoglikemi, hipokalsemi, imatur Distrofi miotoni Distrofi miotoni pada neonatus Fenilketonuria Mikrosefali, retardasi mental Goiter endemik Hipotiroidisme neonatus Hiperparatiroid Hipokalsemi Hipertensi Retardasi pertumbuhan intra uterin Hipoparatiroid Hiperkalsemi Kolestasis Kelahiran prematur Lupus eritematosus sistemik Blok jantung bawaan, anemi, lekopeni, trombositopeni Melanoma Metastasis pada plasenta © 2004 Digitized by USU digital library 5 Miastenia Penyakit ginjal Penyakit graves Preeklamsi, eklamsi Rakitis Trombositopeqi idiopatik gravis Miastenia gravis neonatus Retardasi pertumbuhan intra uterin, abortus Tirotoksikosis pacta neonatus Retardasi pertumbuhan intra uterin, lahir mati Hipokalsemi, rakitis Trombositopeni, diatesis hemoragik Pendekatan Menyadari keadaan masyarakat dengan berbagai keterbatasan dan kelangkaan yang dihadapi kiranya yang paling tepat ialah mengadakan cara pendekatan secara wilayah. Perhatian yang menyeluruh untuk memanfaatkan semua sumber yang ada, dan usaha untuk menjangkau sebagian terbesar dari ibu hamil, melahirkan dan menyusui perlu dilaksanakan bersama masyarakat Tidak saja terbatas pada sikap menunggu kasus datang pada bidan ataupun dokter, ditempat praktek, rumah bersalin ataupun puskesmas tatapi hendaknya pada kegiatan terjun ketengah masyarakat. Dari usaha penerangan, motivasi pendidikan ataupun bimbingan kesemuanya akan menentukan corak kasus yang akan datang meminta pertolongan. Pemanfaatan tenaga penolong persalinan tradisional, harus dilaksanakan dengan memperhitungkan segala hambatan yang mungkin timbul. Dernikian pula suatu bentuk rujukan yang bersifat timbal balik akan memungkinkan tercapainya kasus yang secara medis teknis sukar, ditangani oleh tenaga yang paling trampil dan demikian pula sebaliknya. Penyertaan aktif warga masyarakat secara luas, dapat dipacu secara luwes sehingga dapat ditumbuhkan adanya kader kesehatan seperti yang sudah dibuktikan pada beberapa daerah. Dengan cara pendekatan yang tepat, kiranya dimungkinkan untuk : 1.Sebagian sebesar dari kehamilan diperiksa bidan, yaitu : 1.1. pada kehamilan muda (bulan ke-3 atau ke-4); untuk menyikirkan adanya tumor atau mola, yang dapat dicurigai dari pembesaran perut yang lebih dari biasa. 1.2. pada bulan ke-6 atau ke- 7 untuk mencari kasus anemi atau awal dari preeklampsi 1.3. pada kehamilan tua (bulan ke-8)untuk mengenal adanya kelainan letak ataupun kehamilan ganda. 2. Sebagian terbesar dari kasus KRT diperiksa dokter sekurang kurangnya sekali dalam masa kehamilannya, yaitu agar dapat direncanakan tempat persalinan yang seaman mungkin. Sejauh mungkin harus diusahakan agar kasus KRT mengalami persalinan diklmik; tetapi jika hal ini tidak dimungkinkan karena berbagai batasan yang dihadapi, maka pertolongan persalinan rumah yang sudah direncanakan dan persiapan harus dimungkinkan dengan mendapat dukungan rujukan yang cepat dan tepat, dimana diperlukan. Dan bagi bayi yang termasuk kedalam bayi resiko tinggi baik yang berasal dari ibu dengan kehamilan resiko tinggi maupun tidak harus mendapat penanganan dan pengawasan dari dokter. Sebaliknya kasus yang tidak termasuk KRT, harus dapat ditolong dengan tenaga yang kurang terdidik/terlatih; berkat adanya rujukan timbal balik. Hanya dengan caaR yang sedemikianlah dapat diharapkan adanya keserasian keadaan medis-teknis dengan kemampuan penolong persalinan ataupun tempat persalinan tersebut nantinya berlangsung tanpa mengorbankan keselamatan ibu dan anak. © 2004 Digitized by USU digital library 6 Penutup Dengan menyadari keadaan yang dipaparkan diatas diharapkan agar para dokter ataupun bidan, akan merubah sikapnya "menghadapi wanita hamil" menjadi lebih terbuka dan menyeluruh dalam menghadapi kebutuhan perlindungan obstetrik suatu masyarakat. Demikian pula dari sekedar memeriksa perut hamil, menjadi melayani suatu pengawasan kehamilan yang lengkap terhadap suatu kasus hamil beserta lingkungan dan masyarakat. Sikap sedemikianlah yang diharapkan dapat secara baik menjelang suatu proses persalinan yang aman dengan hasil ibu dan anak yang sehat. KEPUSTAKAAN Alisyahbana A : Bayi-bayi risiko tinggi. Naskah Lengkap Simposium Beberapa Masalah Pe rinatologi di Indonesia. Jakarta 1977 Browne, JC McClure, Dixon, Geoffiey : Browne's Antenatal Care, 10th ed. The English book Society and J & A Churchil London 1970 Harahap H dan Wiknjosastro G.H: Persalinan pada kehamilan fisiko tinggi. Naskah Lengkap Simposium Beberapa Masalah Perinatologi di Indonesia. Jakarta 1977 Prawirohatjo, Sarwono : Menuju kepelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu. Maj, Obstetrik.Ginek Indonesia 3:1 Jan, 1977. Reksoprodjo M: Kehamilan resiko tinggi. Naskah Lengkap Simposium Beberapa Masalah Perinatologi di Indonesia. Jakarta 1977 Rachimhadhi T : Deteksi dan penanganan kehamilan resiko tinggi. Naskah Kursus Prakongres Perinasia V, Mataram NTH, 3 September 1994. Wiknjonososro, Hanifa: Peningkatan Pelayanan Kebidanan Maj. Obstetrik Ginek Indon 3:2 Apr. 1977 © 2004 Digitized by USU digital library 7