Lembaran Informasi 559--Osteonekrosis

advertisement
Yayasan Spiritia
Lembaran Informasi 559
OSTEONEKROSIS
Apa Osteonekrosis Itu?
Tulang adalah bahan yang hidup dan
tumbuh. Tulang mempunyai kerangka
protein. Kalsium memperkuat kerangka
tersebut. Lapisan luar tulang mempunyai
saraf dan jaringan pembuluh darah yang
kecil. Tulang terus-menerus diuraikan
dan diperbarui.
Odha mengalami dua macam penyakit
tulang dengan angka yang luar biasa
tinggi: yaitu osteoporosis (lihat Lembaran
Informasi (LI) 557) dan osteonekrosis.
Masalah ini mungkin disebabkan oleh
infeksi HIV sendiri. Mungkin osteoporosis diburukkan oleh beberapa obat
yang dipakai untuk mengobati HIV.
Osteonekrosis berarti kematian tulang.
Kehilangan aliran darah “melaparkan”
sel yang membuat tulang baru. Osteonekrosis juga disebut nekrosis avaskular
(avascular necrosis/AVN).
Bila osteonekrosis melanjutkan, pembuatan tulang tidak cukup untuk mengganti tulang yang diuraikan. Bentuk
tulang berubah, dan sendi tidak lagi
bekerja dengan lembut. Hal ini menyebabkan radang (artritis) dan nyeri.
Osteonekrosis biasanya berpengaruh
pada tulang paha. Kepala (tombol) tulang
paha mendapatkan aliran darahnya dari
hanya satu pembuluh darah. Bila pembuluh ini tersumbat atau dihalangi, aliran
darah ini ditutup dengan akibat osteonekrosis. Hal serupa dapat berpengaruh
pada bahu dan lutut.
Osteonekrosis jarang terjadi. Penyakit
ini berpengaruh pada 10.000-20.000
orang di AS setiap tahun. Statistik untuk
Indonesia belum diketahui. Osteonekrosis umumnya ditemukan pada lakilaki dan perempuan berusia 30-an, 40an dan 50-an. Berbeda dengan osteoporosis, penyakit ini tidak menjadi lebih
lazim pada usia lanjut. Odha lebih sering
mengalami osteonekrosis dibandingkan
populasi umum.
Apa Penyebab Osteonekrosis?
Osteonekrosis disebabkan oleh kehilangan aliran darah pada tulang. Hal ini
dapat disebabkan oleh patah tulang atau
sambungan tulang terlepas. Tidak diketahui mengapa Odha cenderung mengalami osteonekrosis. Beberapa penyakit
dapat mengurangi aliran darah ke tulang.
Di beberapa kasus, lemak menyumbat
pembuluh darah dalam tulang. Infeksi
HIV dapat menyebabkan masalah dengan
metabolisme lemak. Tingkat lemak yang
tinggi dalam darah (lihat LI 123) dapat
menyumbang pada gumpalan darah.
Lebih banyak radang (LI 484) dapat
meningkatkan pembekuan darah dan juga
meningkatkan risiko gumpalan darah.
Obat yang dipakai untuk mengurangi
radang (kortikosteroid, mis. prednison
atau hidrokortison) dapat meningkatkan
risiko osteonekrosis bila dipakai secara
lama. Merokok dan konsumsi alkohol
secara berlebihan juga dikaitkan dengan
osteonekrosis.
Tidak ada bukti yang mengaitkan
penggunaan obat antiretroviral apa pun
dengan osteonekrosis.
Bagaimana Kita Tahu Kita
Osteonekrosis?
Osteonekrosis mengakibatkan rasa
sakit pada sendi. Rasa sakit pada daerah
pinggul mungkin tanda osteonekrosis.
Pada awal, rasa sakit mungkin terjadi
hanya waktu kita membebani sendi.
Dalam kasus lebih berat, rasa sakit dapat
terus-menerus. Bila osteonekrosis terus
berlanjut, berjalan kaki dapat menjadi
mustahil.
Pengamatan magnetic resonance imaging (MRI) dapat mendeteksi tahap awal
osteonekrosis. Rontgen dan pengamatan
lain dapat mendeteksi kasus lanjut.
Beberapa dokter memakai pembedahan
sebagai tes untuk osteonekrosis.
Bagaimana Kita Menghadapi
Osteonekrosis?
Osteonekrosis kadang kala dapat pulih
pada seorang yang sehat, terutama jika
penyakit diakibatkan cedera dari kecelakaan. Tubuh kita dapat memperbaiki
pembuluh darah yang rusak dan membangun kembali tulang yang rusak. Jika
osteonekrosis disebabkan konsumsi
alkohol atau steroid, tubuh mungkin
mampu memulihkan diri bila penggunaannya dihentikan.
Pengobatan pertama umumnya obat
antinyeri. Kita juga dapat mengurangi
beban pada sendi. Ini sebaliknya dengan
terapi yang dianjurkan untuk osteoporosis.
Pengobatan dengan obat bifosfonat
(mis. alendronat atau residronat) dapat
membantu membentuk tulang kembali,
sedikitnya untuk waktu yang singkat. Ada
laporan yang jarang mengenai osteonekrosis pada rahang pada orang yang
memakai alendronat selama lebih dari
lima tahun. Kebanyakan kasus ini berhubungan dengan penggunaan alendronat
secara infus, dan dengan pencabutan gigi
atau infeksi.
Pengobatan dapat bekerja dengan baik
untuk pasien dengan osteonekrosis dini
pada daerah tulang yang kecil. Namun,
pengobatan tidak berhasil bagi mereka
dengan osteonekrosis pinggul atau lutut
dan keruntuhan tulang progresif.
Tindakan bedah mungkin dianjurkan
untuk meringankan rasa sakit dan mencegah keruntuhan tulang. Tindakan yang
disebut dekompresi inti (core decompression) dapat dipakai untuk mencabut
sepotong (inti) tulang dari daerah yang
terkena dalam upaya untuk meningkatkan
aliran darah. Dalam kasus yang lebih
lanjut, ahli bedah dapat mencabut tulang
mati dan mengatur kembali tempat tulang
sehingga permukaan sendi yang menahan
beban didukung oleh tulang yang sehat.
Jika sendi sudah runtuh, mengganti
sendi mungkin satu-satunya cara untuk
mengurangi rasa sakit dan mengembalikan fungsi.
Garis Dasar
Odha mengalami osteonekrosis (juga
disebut sebagai AVN) dengan angka yang
luar biasa tinggi. HIV sendiri atau efek
samping ARV mungkin bertanggung
jawab.
Rasa sakit pada sendi, terutama pada
daerah pinggul, mungkin tanda osteonekrosis. Jika kita mengalami rasa sakit
pada sendi, kita sebaiknya bicara dengan
dokter sebelum meningkatkan program
olahraga kita. Kasus ringan mungkin
dapat diobati dengan penawar rasa sakit
dan pengurangan penggunaan sendi
tersebut. Kasus berat mungkin membutuhkan tindakan bedah.
Ditinjau 9 Desember 2014 berdasarkan FS 559 The
AIDS InfoNet 30 September 2014
Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org
Download